“Akira sayang ... Bibi merasa jika kau sudah lama tidak pulang ke rumahmu, Nak.”Akira terkekeh kecil, membiarkan paras cantiknya terangkum dalam kedua telapak tangan Nyonya Erdem. Ia merasakan kehangatan saat bibir wanita itu menempel di keningnya. Penuh kasih sayang.“Ayo, masuklah, Nak.”Can mengulum senyum dan mengikuti keduanya masuk ke dalam rumah Akira. Rumah dari mendiang Keluarga Muammer, orangtua Akira yang dijaga—dirawat—oleh Paman dan Bibi Akira.Nyonya Erdem adalah Adik dari mendiang Tuan Muammer. Wanita itu pun tidak dikaruniai seorang anak, bahkan diusianya yang akan mendekati usia lima puluh tahun. Jadi, sebagai gantinya, wanita itu merawat sepenuh hatinya pada Akira Muammer.“Jadi, kalian akan berpindah ke mari sementara waktu?” tanyanya melihat tas jinjing yang dibawa Can, diletakkannya di atas sofa.“Tidak, Bibi,” sahut Akira menoleh pada wanita yang m
Baca selengkapnya