Semua Bab MY STEPBROTHER : Crazy, Sexy, Cool: Bab 101 - Bab 110

190 Bab

101. Rasa Iba

"Aksa Mahendra Abinaya." Sesekali mengeja namanya dengan tegas. Menatap remaja jangkung yang ada di depannya dengan penuh keseriusan. Ia adalah pemilik ruangan ini. Segala kalimat yang diucap akan menjadi kekuatan tersendiri yang tak mampu di bantah oleh siapapun. "Itu namamu bukan?" tanyanya kembali membuka suara. Aksa menganggukkan kepalanya ringan. Tersenyum tipis lalu kembali menyapu setiap bagian ruangan yang ada di sekitarnya. Ini lebih nyaman ketimbang sel tahanan di balik jeruji besi yang pernah ia singgahi selama beberapa bulan menetap. Sebagai seorang tersangka bersalah. Kasus penganiayaan yang ia lakukan pada teman sebaya. Percobaan pembunuh bahkan kasus pencurian yabg menyertakan namanya. Aksa pernah merasakan semua itu. Dingin dan penuh ketidakadilan kala ia datang sebagai seorang tersangka muda di balik jeruji besi. Tempat ini sedikit lain. Sepi suasananya, hanya berisikan seorang wanita tua berkerudung yang senada warnanya akan dengan seragam f
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-18
Baca selengkapnya

102. Tentang Aksa Mahendra Abinaya

Xena menundukkan pandangannya. Ia tak kuasa menatap wajah penuh luka memar milik remaja jangkung yang terus saja menatapnya dengan tajam. Aksa tak pernah absen dari segala aktivitas yang dilakukan oleh Xena siang ini. Gadis itu mendustai sang guru dengan beralasan ingin pergi ke UKS sekolah sebab sakit ia rasakan di bagian sisi perutnya. Ia meninggalkan semua kegiatan yang ada di dalam kelas. Memilih untuk menunggu Aksa keluar dari ruang bimbingan konseling dan membawanya pergi ke taman belakang sekolah. Damai dirasa. Semilir hawa bayu yang berembus membelai setiap inci permukaan kulit gadis cantik itu seakan menjadi point penyempurna betapa syahdunya suasana hari ini.Pohon besar menjadi payung peneduh yang melindungi tubuh keduanya dari sengatan sinar sang surya siang ini. Hawa panas memang sedang ganas-ganasnya, membawa angin panas yang sesekali dirasa oleh Xena juga Aksa. Namun, semesta tak sejahat untuk siang ini. Pohon hijau di atas mereka membantu untuk menyediakan udar
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-18
Baca selengkapnya

103. Niskala dan Nuraga

Kerikan jangkrik menjadi pemecah keheningan yang ada di sekitarnya sekarang ini. Cahaya rembulan indah menghiasi cakrawala. Langit gelap menjadi point penyempurna betapa syahdunya malam ini. Bintang tak terlihat banyak bertabur di atas sana. Sepi, sebab dewi malam sendirian.Remaja jangkung itu tak kuasa lagi memaksa otaknya untuk bekerja lebih banyak dan lebih keras dalam memecahkan teka-teki kalimat berteori yang ada di atas lembar kertas dalam genggamannya. Persetanan gila, pikirannya benar-benar tak bisa fokus malam ini. Banyak adegan sisa tadi pagi dan siang yang kini melekat di dalam ingatannya. Malik sungguh tak bisa menyangka semua akan kembali seperti kala itu. Kematian Tara membawa banyak dendam dan misteri yang belum terpecahkan. Ia bersalah! Bukan sebab membunuh gadis cantik itu, akan tetapi dirinya bersalah sebab tak datang malam itu. Jika saja Malik datang dan memberi pengertian padanya, Tara masih hidup hingga saat ini. Ia mungkin sudah menjadi seorang ibu muda.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-19
Baca selengkapnya

104. Renjana Malam

"Lo percaya kalau gue bilang Bara yang membunuh Tara?" Malik mulai mengimbuhkan. Melirik gadis yang terdiam sembari menatap awan hitam di atasnya. Bintang mulai redup, bukan menghilang. Namun, tertutup oleh awan hitam di atas sana. Malam ini mendung datang. Bersama ribuan rasa yang tak tenang, Xena menatap jauh di angkasa lepas. Ia tak bisa mempercayai siapa untuk sekarang, bahkan seorang Abian Malik Guinandra pun. Semua tersangka akan membela posisi mereka sendiri bukan? Ya, tak ada tersangka yang berteriak dan mengatakan bahwa dirinya adalah seorang pembunuh. Xena menghela napasnya. Pandangannya turun seiring dengan tetes hujan yang mulai datang membasahi bumi malam ini. Suara rintikan itu kian tegas. Hawa dingin datang bersama angin basah sebab hujan mulai benar-benar menampakkan kehadirannya. Gadis itu menghela napasnya. Semesta seakan tahu bagaimana caranya masuk ke dalam sebuah suasana. Ia ikut menangis bersama hati Xena malam ini. Jujur saja, Xena tak pernah menya
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-19
Baca selengkapnya

105. Pengakuan Terburuk!

Suasana sedikit ramai. Jalanan Kota Jakarta memang tak pernah mati dengan aktivitas para manusia. Tempat ini begitu terlihat padat terkadang sumpek dan berdesak. Polusi udara sudah menyambut kalau fajar datang. Sinarnya hangat, terkadang terasa membakar di permukaan kulit. Abian Malik Guinandra, sengaja meninggalkan moge kesayangan di dalam bagasi rumah. Ia tak ingin menggunakan kuda besi kesayangan itu. Malik kali ini berjalan dan memutuskan untuk berangkat dengan kedua kakinya. Toh juga, ia tak sendiri. Di depannya ada seorang gadis yang berjalan ringan. Turun dari halte bus selepas berangkat bersama dirinya dari dalam kawasan komplek tempat mereka tinggal. Xena Ayudi Bridella. Awalnya menolaknya tentu. Xena tak ingin banyak mata memandang keduanya datang bersama. Malik mengusik ketenangannya sekarang. Xena sudah nyaman dengan kesehariannya. Berangkat dengan bus dan pulang dengan bus pula. Sendiri tak bersama siapapun!"Xena ..." Malik memanggil. Mempercepat langkahnya untuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-21
Baca selengkapnya

106. Dua Rasa Dua Hati.

Helaan napas keluar dari celah bibir merah mudanya. Ia menatap ujung sepatu gadis yang duduk rapi sembari merapatkan kedua kakinya untuk menahan udara yang membelai lembut permukaan betisnya. Gadis itu tak berucap sedikitpun. Ia masing memandangi apapun yang ada di depannya. Nanar lensa itu tegas ia berikan pada lalu lalang orang yang ada di depannya. Luka memar ada di sisi siku tangan kirinya saat ini. Seseorang baru saja membanting tubuhnya mengenai sisi aspal jalanan yang menjadi alas pijakannya kedua kakinya. Lagi, Malik datang untuk menyelematkan dirinya dari sang kakak kandung. Pria berengsek yang menjadi pencandu alkohol selama satu tahun terakhir ini. Hela bisa saja terluka lebih dari sekarang ini jika saja Malik tak datang dan melayangkan satu bogem mentah di sisi wajah tampannya tadi. Hela menghela napasnya kasar. Mulai menundukkan pandangannya ikut menatap gerakan kakinya yang kasar menggesek permukaan aspal di bawahnya."Lo harus lapor polisi. Kalau beg
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-22
Baca selengkapnya

107. Lembaran Yang Baru

"Bukankah itu Malik?" Seseorang menyela langkahnya. Gadis itu terhenti sejenak sembari menatap jauh ke tengah lapangan. Seorang remaja jangkung sedang berlari di sana. Ia mengintari setiap sisi lapangan berumput hijau sembari sesekali mengibaskan kerah bajunya sebab panas mulai dirasa menguasai di dalam diri. "Dia sedang dihukum?" tanya seseorang melanjutkan. Sukses menarik pandangan Xena untuk kembali menatap paras cantiknya siang ini. Langkah keduanya terhenti. Sejenak sama-sama mengarahkan pandangan untuk menatap remaja jangkung itu. "Sepertinya." Xena menyahut. Nada bicaranya ringan sedikit lirih. Tatapannya berubah. Tak lagi sayu nan teduh, terapi malas tak bermakna. Kembali gadis itu melangkahkan kakinya. Ia meninggalkan pemandangan yang sukses mencuri perhatian beberapa gadis sebaya dengannya itu. Pesona remaja tampan ada di tengah lapangan. Orang paling populer karena paras yang terlukis begitu sempurna sedang berada di tengah lapangan sekarang. Kerin
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-23
Baca selengkapnya

108. Kekasih Nyata dan Kekasih Semu

"Xena Ayudi Bridella adalah saudara tiri yang tinggal satu atap dengan Abian Malik Guinandra. Bukankah itu mengejutkan?" Seseorang berbisik. Melirik langkah gadis yang kini mulai memelan sebab rasa aneh mulai dirasa menyelimuti di dalam dirinya. Xena melirik semua orang yang ada di sekitarnya. Ia tak mengerti mengapa semua teman-temannya memberi tatapan aneh seperti itu. Jika hanya pasal dirinya dan Bara yang sudah meresmikan hubungannya pagi ini, itu akan terasa sangat aneh. Mereka tak berhak mencampuri urusannya."Xena Ayudi Bridella adalah saudara tiri dari Abian Malik Guinandra!" Seseorang berteriak lantang. Ia menarik pasangan semua mata agar tertuju pada gadis yang kini menghentikan langkahnya. Xena menoleh. Ia tajam memberi tatapan pada gadis berambut pendek sebahu yang baru saja menyebutkan namanya juga Malik. Dirinya sukses memancing fokus dan keributan di lorong sekolah siang ini. "Benarkah!?" tanyanya menatap Xena dengan tajam. Sigap jari jemarinya m
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-24
Baca selengkapnya

109. Dua Tikus Bodoh!

Malik melempar kasar tas hitam yang sedari tadi menggantung di atas pundak lebarnya. Ia mendorong tubuh Bara untuk jatuh tersungkur di atas tanah. Tak ada yang bisa menjangkau keduanya sekarang ini. Tempat yang dipilihnya begitu strategis untuk menghabisi nyawa seseorang. Tak banyak orang berlalu lalang di lapangan tua sisi gang sempit yang ada di belakang sekolah mereka. Tempat ini ditinggalkan oleh semuanya selepas gedung-gedung bertingkat mulai indah menghiasi hiruk-pikuk Kota Jakarta sekarang ini. Malik bisa melakukan apapun yang ia inginkan. Mengerahkan semua tenaga dan keahliannya untuk menghabisi remaja sialan di depannya itu. "Sekarang katakan semuanya!" Malik mulai menggebu-gebu. Ia menatap tajam remaja sebaya yang mulai bangkit selepas satu jejakan kaki mengotori seragam yang ia kenakan.Bara menyeringai. Ia menatap Malik dengan penuh teka teki. Remaja itu bodoh, ia terlalu lama dalam menyimpulkan situasi yang terjadi. Dirinya hanya pengecut murahan yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-25
Baca selengkapnya

110. Senja Yang Berat

Gerak sepasang kaki itu tak tegas membelah trotoar jalanan yang menjadi pihaknya sore ini. Tatapan Xena tak bisa benar-benar fokus pada satu objek saja. Sepasang bola mata indah itu terus saja menyapu setiap sisi jalan raya juga beberapa bangunan yang ada di samping kanan juga kirinya. Percayalah, Xena sudah mencoba membuat panggilan untuk saudara tirinya itu. Namun, hasilnya nihil tak ada jawaban sama sekali. Bahkan spam pesan yang ia kirimkan pada nomor yang sama itu tak mendapat satu balasan satu kata pun. Malik tak membaca pesannya. Satu pertanyaan sempat terlontar keluar dari celah bibir gadis itu perihal keberadaan Abian Malik Guinandra. Ia bertanya-tanya pada semua teman sekelas Malik untuk mendapat satu informasi yang menjadi pondasi dasar untuk mencari keberadaan remaja jangkung sialan itu. Seseorang hanya berkata, ia melihat Malik pergi dengan menarik kerah baju anak baru berwajah tampan, tetapi asing untuk dilihat. Kiranya mereka sedang berdebat sebelum menghila
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
19
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status