Seorang gadis berumur 21 tahun tampak sedang sibuk menyiapkan sarapan pagi untuk dirinya dan juga sang ibu sebelum ia berangkat kerja. Hari ini adalah hari pertamanya bekerja di sebuah perusahaan yang besar. Walaupun ia hanya bekerja di bagian administrasi saja tapi ia sudah sangat senang karena setidaknya ia bisa mendapatkan uang yang lebih banyak lagi. Saat ini ia memang kesehatan sang ibu sedang tidak baik. Sang ibu sering keluar masuk rumah sakit karena sang ibu memiliki penyakit jantung yang akut dan dokter sudah mengatakan untuk segera menjalani operasi. Tapi sampai detik ini ia belum bisa mendapatkan sejumlah uang yang dibutuhkan. Ia harus bekerja lebih keras lagi untuk bisa mengumpulkan biaya operasi sang ibu.
"Lana seharusnya kamu tidak usah repot-repot menyiapkan sarapan buat ibu dan kamu. Seharusnya biarkan ibu saja yang menyiapkan sarapan buat kita," kata Linda yang ikut masuk ke dapur.
Gadis yang bernama Lana pun hanya tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh sang ibu. Ia senang melihat keadaan sang ibu yang sudah jauh lebih baik saat ini. Tentu saja Lana sangat senang melihat hal itu membuat Lana bisa lebih bisa mengulur waktu lagi untuk bisa mendapatkan uang untuk bisa membayar operasi sang ibu.
"Gak apa-apa Bu. Sekalian aku juga masak buat makan siang jadi gak apa-apa kalau aku masak. Lagipula ibu gak ingat kalau dokter meminta ibu untuk istirahat total? Ibu gak mau kan kalau diopname lagi. Jadi lebih baik ibu banyak istirahat agar ibu bisa segera sehat kembali. Kalau ibu sehat ibu bisa melakukan apapun yang mau ibu lakukan," kata Lana mengingatkan sang ibu.
"Iya ibu mengerti sekali sayang. Ibu juga ingin bisa segera sembuh dan bisa kembali bekerja lagi. Terkadang ibu merasa kasihan kepada kamu gara-gara ibu sakit seperti ini kamu harus bekerja keras bahkan kamu tidak bisa melanjutkan kuliah kamu serta tidak bisa merasakan kehidupan remaja seumuran kamu. Tapi kamu malah sibuk dengan dunia dewasa yang seharusnya belum harus kamu lalui. Ibu benar-benar minta maaf karena selama ini selalu menyusahkan kamu saja," jawab Linda yang merasa sedih terhadap sang putri.
Lana yang baru selesai mematikan kompor pun langsung membalikkan tubuhnya untuk menghadap kearah sang ibu. Ia tak suka jika ibunya berkata seperti itu. Selama ini apa yang Lana lakukan tidak pernah membuatnya merasa tertekan ataupun merasa sedih karena tak bisa melakukan apapun yang dilakukan oleh gadis seusianya. Ia melakukan semua itu hanya ingin agar sang ibu bisa sehat kembali. Jadi ia tak masalah harus bekerja lebih keras daripada orang lain seusianya. Karena ia melakukan semua itu demi kesehatan sang ibu.
"Ibu tidak usah memikirkan soal itu. Biarkan semuanya Lana yang mengurus. Dan ibu tidak perlu juga meminta maaf kepada Lana karena Lana harus bekerja lebih keras atau tidak bisa melanjutkan kuliah. Bahkan Lana juga tidak merasa sedih tidak seperti teman-teman Lana di luar sana. Sekarang yang ada dipikiran Lana adalah bagaimana caranya Lana bisa membuat ibu sembuh. Karena ibu adalah orang yang paling Lana miliki di dunia ini. Jadi yang harus ibu pikirkan adalah ibu harus bisa sehat kembali," pinta Lana kepada sang ibu.
Linda pun mengelus wajah putrinya yang sangat cantik itu. Ia benar-benar beruntung memiliki Lana dalam hidupnya. Ia berharap jika dirinya bisa segera sembuh dan bisa kembali bekerja untuk bisa membantu sang putri. Setidaknya ia tak mau sampai melihat sang putri bekerja keras terus.
"Ya udah kita sarapan dulu soalnya aku mau berangkat agak awal. Hari ini adalah hari pertama kali bekerja di kantor yang baru. Doain aku ya Bu semoga saja semuanya berjalan dengan lancar dan aku bisa bekerja disitu karena perusahaan ini adalah perusahaan yang besar. Selain itu aku yang hanya lulusan SMA bisa bekerja disana. Aku berharap ini adalah awal yang baik untuk hidup kita kedepannya," kata Lana yang benar-benar merasa bersemangat.
"Pasti sayang. Ibu akan mendoakan yang terbaik buat kamu," jawab ibu dengan penuh cinta.
Perasaan Lana pun berubah menjadi sangat lega karena setidaknya ia bisa melangkah lebih percaya diri lagi. Karena baginya ini awal yang baik untuk kehidupannya kedepan.
Setelah itu Lana pun sarapan bersama sang ibu lalu ia pun bersiap-siap menuju ke kantor barunya. Lana benar-benar bersemangat untuk menjemput hari yang barunya. Dengan mengendarai angkutan umum untuk sampai ke kantor barunya akhirnya Lana sampai juga di perusahaan Alfonso dimana ia akan memulai pekerjaannya.
Sebelum Lana diterima di perusahaan ini Lana sudah bekerja di beberapa tempat yang lain. Setelah lulus SMA Lana tidak bisa melanjutkan sekolahnya hingga ke jenjang kuliah. Keterbatasan dana membuat Lana tak bisa kuliah apalagi saat itu sang ibu sudah sakit-sakitan sehingga Lana mengubur mimpinya untuk melanjutkan kuliahnya. Padahal dari dulu Lana memiliki cita-cita untuk bisa berkuliah di jurusan kedokteran tapi ia harus mengubur semua cita-citanya karena ia sangat sadar diri bahwa dia bukan dari kalangan keluarga yang kaya raya. Selain itu Lana juga harus realistis bahwa ia membutuhkan banyak uang untuk biaya dirinya dan sang ibu serta biaya berobat sang ibu. Tapi walaupun begitu Lana tak pernah menyesali keputusannya untuk merelakan cita-citanya karena ia yakin ia bisa meraih cita-cita serta mimpinya yang lain. Lana selalu berprinsip jika ia akan menemukan mimpinya yang lain ketika kehidupannya jauh lebih baik lagi.
"Lana kamu pasti bisa menjalani semuanya jadi semangat Lana," kata Lana menyemangati dirinya sendiri.
Dan hari-hari Lana menjadi pegawai baru di perusahaan Alfonso pun dimulai. Selama bekerja di perusahaan Alfonso Lana bisa beradaptasi dengan sangat cepat bahkan ia dengan mudah disukai oleh beberapa teman kerjanya. Walaupun latar pendidikan yang dimiliki oleh Lana jauh berbeda dengan yang lain tapi tak membuat Lana kalah dari mereka. Lana sangat cepat belajar sehingga semua pekerjaan yang diberikan kepada Lana pasti ia menyelesaikan semuanya dengan sangat baik dan pastinya para atasannya sangat suka dengan hasil kinerja yang dilakukan oleh Lana. Lana sendiri merasa senang bisa bekerja di perusahaan ini. Setidaknya ia dengan bekerja disini membuat Lana mendapatkan gaji yang lumayan besar. Tapi walaupun begitu sebenarnya Lana memiliki pekerjaan lain setelah selesai bekerja. Pekerjaan yang gajinya yang bisa ia pakai untuk menambah biaya operasi sang ibu. Dan pekerjaan tambahan yang dijalani oleh Lana saat ini adalah pelayan di sebuah club malam yang cukup terkenal di kota ini. Awalnya Lana tak mau melakukan pekerjaan ini tapi pekerjaan ini benar-benar memberikan upah yang lumayan besar untuk biaya pengobatan sang ibu. Walaupun sang ibu memakai pembiayaan dari pemerintah tapi tak semuanya di bayar oleh pemerintah ada beberapa pengobatan yang harus dilakukan sendiri. Maka dari itu Lana mencari tempat tambahan untuk bisa membayar biaya pengobatan sang ibu.
"Ra gimana biaya operasi buat ibu kamu? Apa sudah terkumpul?" tanya Fina pekerja di club ini.
"Belum. Kamu tahu sendiri jika biaya pengobatan untuk penyakit jantung sangat mahal. Sebenarnya dokter sudah meminta aku untuk segera memberikan pengobatan lanjutan untuk ibu tapi lagi-lagi kendala uang yang membuat aku belum bisa membawa ibu buat operasi. Tapi untung aja keadaan ibu sekarang jauh lebih baik jadi setidaknya aku punya sedikit waktu untuk bisa mengumpulkan uang itu," jawab Lana yang sedang istirahat.
Fina tentu saja tahu cerita dibalik Lana bisa bekerja disini. Padahal ia tahu jika Lana adalah anak yang baik-baik hanya saja keadaan yang membuatnya bekerja di club malam ini walaupun hanya sebatas pelayan saja.
"Sebenarnya aku punya cara yang cepat buat kamu bisa dapat uang yang banyak dalam satu malam. Kamu masih perawan kan?" tanya Fina penuh selidik.
"Tentu aja aku masih menjaga keperawananku untuk suami aku nanti. Maksud kamu pekerjaan yang mudah itu apa?" tanya Lana bingung.
"Kalau kamu mau sih kamu bisa menjual keperawanan kamu kepada laki-laki hidung belang yang berani membayar mahal untuk bisa tidur dengan gadis yang masih perawan. Walaupun ini kesannya tak bermoral tapi jika kamu dalam keadaan rumit dan butuh uang yang cepat maka cara ini bisa kamu lakukan," jawab Fina dengan ekspresi yang sulit diartikan.
Lana kaget ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Fina. Walaupun ia tahu apa pekerjaan asli dari Fina tapi sampai sejauh ini ia tak pernah mengambil keputusan yang ekstrim seperti itu. Walaupun ia cukup tergiur dengan apa yang dikatakan oleh Fina tapi tetap saja ia tak mau menjual keperawanan dan juga harga dirinya kepada orang yang tak dikenal. Ia akan berusaha bekerja sekuat tenaga untuk bisa mendapatkan biaya pengobatan sang ibu.
Sejak pembicaraannya dengan Fina tadi tentang menjual keperawanannya untuk biaya operasi sang ibu entah kenapa kata-kata penawaran dari Fina. Apakah dia sanggup mengorbankan harga dirinya dengan sejumlah uang? Selama ini ia tak memiliki apapun untuk di banggakan karena selama ini kehidupannya benar-benar sangat sulit. Lana hanya hidup bersama dengan ibunya saja bahkan setelah sang ayah meninggal sang ibu yang berjuang untuk bisa menghidupi mereka berdua. Walaupun kehidupan mereka tak mewah bahkan bisa dibilang susah tapi Lana tak pernah merasa mengeluh dengan semua itu. Ia masih sangat bersyukur dan bahagia bisa hidup dengan sang ibu hingga detik ini. Walaupun beberapa waktu terakhir kesehatan sang ibu tidak baik-baik saja tapi Lana masih bersyukur bisa melewati waktu bersama dengan sang ibu. Tapi sekarang kesehatan sang ibu semakin terpuruk dan itu benar-benar membuat Lana bingung apakah tawaran yang diberikan oleh Fina harus ia ambil? Dengan uang itu ia bisa membayar biaya operasi s
Dante berjalan menuju apartemennya yang memang tak jauh dari kantornya berada. Sering kali Dante menginap di apartemennya bila ia merasa lelah dan malas untuk kembali ke rumahnya. Jadi apartemennya ini adalah solusi yang tepat untuk dirinya. Dan malam ini entah apa yang ada di pikiran Dante tiba-tiba ia menginginkan seorang wanita yang bisa menghangatkan ranjangnya. Selama ini Dante tak pernah memakai jasa wanita penghibur seperti ini untuk bisa menyalurkan gairahnya karena setelah ia mengakhiri hubungannya dengan mantan kekasihnya ia tak pernah tertarik lagi dengan urusan ranjang. Ia lebih memilih menyibukkan dirinya dengan segudang pekerjaan yang ada. Tapi entah kenapa tadi tiba-tiba ia merasa menginginkan seorang wanita yang bisa menghangatkan ranjangnya. Jadi ia meminta sahabatnya Ryan yang memang suka terlibat dengan dunia seperti itu untuk mencarikan dirinya seorang wanita yang bisa menemani dirinya malam ini. Walaupun ia harus mengeluarkan uang yang tak sedikit tapi Dante tak p
Di sebuah kamar tampak sangat berantakan tampak seorang wanita dan laki-laki yang masih terlelap tidur. Dengan tubuh yang tak mengenakan sehelai kain pun dan hanya di tutupi selimut saja tak membuat mereka merasa kedinginan karena mereka tidur saling berpelukan satu sama lain. Setelah semalam mereka berpacu dengan gairah mereka masing-masing sekarang mereka tampak masih terlelap tidur dan enggan untuk bangun karena rasa lelah yang ia rasakan. Tapi tak berapa lama sang wanita tampak mulai mengerjapkan matanya dan perlahan mulai membuka matanya. Dan pemandangan pertama yang ia lihat ketika membuka matanya adalah wajah seorang laki-laki tampan yang tidur di sampingnya. Mengingat hal itu wanita itu jadi ingat apa yang terjadi kepada dirinya semalam. Ia juga menyadari jika saat ini semuanya tak lagi sama. Semalam ia sudah memberikan keperawanannya kepada seorang laki-laki asing yang tak ia kenal. Tapi laki-laki itu berhak mendapatkan keperawanannya karena sudah membayarnya dengan harga ya
Setelah membayar uang taksi Lana langsung berjalan menuju ke ruang operasi dimana sang ibu berada. Tadi ia sudah diberitahu oleh pihak rumah sakit jika sang ibu sedang menjalani proses operasi jantung. Dan pihak rumah sakit mengatakan jika operasi jantung ini akan memakan waktu yang tak sebentar jadi Lana tak perlu datang untuk menemui sang ibu. Jadi ketika tadi ia pergi dari apartemen laki-laki itu ia memilih untuk pulang ke rumahnya terlebih dahulu. Ia tak mungkin berpenampilan kacau dan juga berantakan seperti itu. Dan sekarang ia sudah berpenampilan jauh lebih sopan dan pastinya ia juga merasa jauh lebih baik walaupun ia masih merasakan sakit di beberapa bagian tubuhnya terutama daerah selangkangannya. Tapi lagi-lagi Lana tak menggubrisnya. Secepat mungkin ia harus segera ke rumah sakit untuk melihat keadaan sang ibu. Ia benar-benar berharap jika keadaan sang ibu akan baik-baik saja setelah menjalani operasi. Dan pastinya ia sangat berharap jika operasi yang dilakukan dokter untuk
"Operasinya berjalan dengan lancar dan keadaan ibu kamu juga membaik. Tapi untuk saat ini saya akan membawa ibu anda ke ruang ICU agar di pantau 24 jam karena memang keadaannya yang belum begitu stabil karena harus mengalami operasi besar jadi kita harus pantau dulu keadaan ibu kamu untuk beberapa kedepan," kata dokter menjelaskan. Ada rasa lega yang Lana rasakan ketika mendengar apa yang dikatakan oleh dokter Budi. Walaupun keadaan sang ibu belum stabil tapi setidaknya sang ibu sudah menjalani operasi. Hanya perlu waktu untuk bisa melihat keadaan sang ibu pulhh kembali. "Terima kasih dokter. Saya tidak tahu harus berkata apa lagi dengan dokter. Selama ini dokter Budi sudah sangat baik terhadap ibu saya. Dan sekali lagi saya mempercayakan ibu saya kepada dokter," pinta Lana dengan mata yang berkaca-kaca. "Kamu tidak usah khawatir dengan keadaan ibu kamu walaupun masa pemulihannya akan membutuhkan waktu tapi setidaknya kondisi ibu kamu sudah dalam keadaan tak kritis lagi. Jadi kita
" Maksud kamu apa Fina?" tanya Lana bingung ketika mendengar apa.yang dikatakan oleh Fina. Saat ini Fina memang berada di rumah Lana. Tadi Fina sempat menghubungi dirinya dan berkata jika ia ingin menemui dirinya karena Fina bilang jika ada hal penting yang ingin ia katakan. Dan Lana begitu kaget ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Fina."Kenapa laki-laki itu mencari aku? Dan tadi kamu bilang jika laki-laki itu menginginkan aku kembali? Apa aku berbuat salah sehingga laki-laki itu meminta aku datang kembali? Atau jangan-jangan dia menginginkan uangnya kembali karena tak puas dengan pelayanan yang aku lakukan?" tanya Lana dengan suara yang gugup. "Aku juga gak tahu apa yang dicari laki-laki itu. Tapi tadi aku mendapatkan permintaan dari orang yang meminta kamu untuk menghangatkan ranjangnya bahwa dia meminta kamu datang lagi ke tempatnya malam ini. Sekarang aku mau tanya sama kamu. Apa yang terjadi malam itu? Coba kamu ingat apakah mungkin berbuat salah?" tanya Fina yang memanda
Beberapa hari ini hidup Lana sudah kembali seperti ini. Bahkan sekarang kondisi sang ibu sudah jauh lebih baik walaupun masih belum dipindahkan ke ruangan rawat biasa tapi dokter Budi mengatakan jika pemulihan kondisi sang ibu sudah membaik. Kalau kondisi sang ibu terus membaik seperti ini maka awal Minggu depan sang ibu sudah dipindahkan ke ruang rawat biasa. Karena memang sang ibu baru saja melakukan operasi jantung yang pastinya tak mudah jadi dokter Budi harus memastikan keadaan sang ibu baik-baik saja. Dan Lana pun hanya mengiyakan saja semua perkataan dokter Budi. Lana sendiri sudah mulai terbiasa bekerja di tempat kerjanya yang baru. Walaupun ia hanya seorang admin saja tapi Lana mau belajar hal-hal yang baru sehingga dengan cepat ia bisa beradaptasi dengan baik. Seperti saat ini Lana sedang mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh sang bos. Ia selalu melakukan semua pekerjaan dengan sebaik mungkin dan sebisa mungkin tak melakukan kesalahan. Bahkan terkadang ia harus melewatk
Lana benar-benar mulai menyesuaikan diri dengan beberapa rekan kerjanya. Setelah atasannya mengatakan untuk mencoba berinteraksi dengan sesama rekan kerjanya akhirnya perlahan-lahan Lana mulai diterima oleh beberapa rekan kerjanya. Dan soal keadaan sang ibu juga mulai membaik bahkan sekarang sang ibu sudah berada di ruang perawatan biasa dan sudah tidak di ruang ICU lagi. Tentu saja itu kabar yang sangat menggembirakan buat Lana. Seperti sore ini Lana sudah selesai menyelesaikan semua pekerjaannya dan ia berencana untuk pergi langsung ke rumah sakit untuk bisa menjaga sang ibu. Memang setelah pulang kerja Lana selalu menyiapkan waktu untuk menemani sang ibu walaupun ketika malam ia akan pulang ke rumah karena esok harinya ia akan bekerja. Tapi terkadang Lana juga memilih untuk menginap bersama sang ibu di rumah sakit. Ketika Lana sedang membereskan barang-barang bawaannya tiba-tiba rekan kerjanya yang bernama Anita memanggil namanya."Lana kamu mau pulang sekarang?" tanya Anita ketik