"Operasinya berjalan dengan lancar dan keadaan ibu kamu juga membaik. Tapi untuk saat ini saya akan membawa ibu anda ke ruang ICU agar di pantau 24 jam karena memang keadaannya yang belum begitu stabil karena harus mengalami operasi besar jadi kita harus pantau dulu keadaan ibu kamu untuk beberapa kedepan," kata dokter menjelaskan.
Ada rasa lega yang Lana rasakan ketika mendengar apa yang dikatakan oleh dokter Budi. Walaupun keadaan sang ibu belum stabil tapi setidaknya sang ibu sudah menjalani operasi. Hanya perlu waktu untuk bisa melihat keadaan sang ibu pulhh kembali.
"Terima kasih dokter. Saya tidak tahu harus berkata apa lagi dengan dokter. Selama ini dokter Budi sudah sangat baik terhadap ibu saya. Dan sekali lagi saya mempercayakan ibu saya kepada dokter," pinta Lana dengan mata yang berkaca-kaca.
"Kamu tidak usah khawatir dengan keadaan ibu kamu walaupun masa pemulihannya akan membutuhkan waktu tapi setidaknya kondisi ibu kamu sudah dalam keadaan tak kritis lagi. Jadi kita sama-sama lihat bagaimana keadaan ibu kamu kedepannya. Dan tidak perlu mengucapkan terima kasih karena sudah menjadi tugas saya sebagai dokter untuk menyelematkan pasien," jawab dokter Budi dengan bijak.
Lagi-lagi Lana dibuat terharu oleh perkataan dari dokter Budi. Lana selalu bersyukur ketika ia merasa hidupnya mengalami banyak kesusahan tapi masih banyak orang yang mau membantunya dengan tulus. Salah satunya adalah dokter Budi yang selalu membantu merawat ibunya. Walaupun dokter Budi tahu jika dirinya tak memiliki banyak uang maka sering kali dokter Budi memberikan alternatif ataupun proses pengobatan untuk sang ibu dengan harga yang tak mahal dan masih bisa Lana jangkau dan juga bisa dibayar asuransi milik pemerintah yang dimiliki oleh sang ibu. Jadi sejauh ini untuk biaya pengobatan sang ibu tak terlalu memberatkan Lana. Hanya saja biaya operasi yang dibutuhkan memang tak di tanggung oleh pihak asuransi sehingga Lana harus mencari uang untuk bisa membayar biaya operasi sang ibu. Dan untung saja ia bisa mendapatkan uang itu sehingga sang ibu bisa menjalani operasi tersebut. Jadi Lana benar-benar merasa bersyukur tentang apa yang terjadi pada dirinya.
Setelah itu dokter Budi pun masuk lagi ke ruang operasi untuk membereskan semuanya. Dokter Budi adalah salah satu dokter jantung terbaik di rumah sakit ini jadi Lana sangat bersyukur sudah bertemu dengan dokter itu. Sekarang Lana hanya tinggal menunggu pemulihan dari sang ibu saja. Walaupun kata dokter mungkin sang ibu akan membutuhkan waktu yang lumayan lama Lana akan tetap setia menemani masa-masa penyembuhan sang ibu.
"Kamu sudah melakukan yang terbaik Lana. Sekarang ibu sudah baik-baik saja jadi kamu gak perlu khawatir. Dan apa yang kamu lakukan kemarin gak perlu kamu sesali karena apa yang kamu lakukan itu adalah demi kebaikan ibu," puji Lana pada dirinya sendiri.
Tadinya Lana merasakan rasa bersalah karena sudah memberikan uang yang tak baik untuk biaya operasi sang ibu. Ia takut jika ibunya akan merasa kecewa dengan apa yang ia lakukan. Jadi sebisa mungkin Lana aja menyimpan rapat-rapat rahasia ini kepada sang ibu. Tapi satu hal yang pasti Lana berjanji kepada sang ibu jika setelah ini ia akan mendapatkan uang dengan cara yang benar. Bahkan Lana berencana akan keluar dari pekerjaannya di club itu karena ia tak mau sampai bertemu dengan laki-laki yang telah menghabiskan malam bersamanya. Sebisa mungkin Lana akan memutuskan interaksi atau hubungan dan hal-hal yang mungkin akan mempertemukan dirinya dengan laki-laki laki-laki. Ia akan menganggap jika apa yang ia lakukan dengan laki-laki itu adalah masa lalu yang seharusnya tak ia ingat sama sekali. Karena mulai saat ini Lana akan memulai hidupnya yang baru.
Sementara itu Dante masih berada di apartemennya dan belum kembali ke rumahnya seperti apa yang sang mommy inginkan. Dante masih penasaran dengan sosok wanita yang menghangatkan ranjangnya semalam. Entah kenapa wajahnya terus berputar di kepala Dante dan itu membuat Dante frustasi karena tak tahu apapun tentang identitas wanita itu. Maka dari itu Dante ingin mencari tahu sebenarnya siapa wanita itu. Dante pun menelepon seseorang yang mungkin tahu siapa wanita itu. Karena memang ia mendapatkan wanita itu dari orang ini. Jadi mau tak mau ia harus bertanya dengan orang itu.
Dante menunggu cukup lama hingga akhirnya orang yang ia telepon mengangkat teleponnya.
"Dante kenapa kamu menelpon aku di akhir pekan? Kalau mau bahas soal pekerjaan maka aku akan menutup teleponnya langsung. Karena aku akan langsung menutup telepon dari kamu," kata Ryan dengan tegas.
"Siapa wanita yang kamu kirimkan ke apartemen saya? Dimana dia tinggal saat ini?" tanya Dante secara langsung.
Di ujung telepon Ryan mengerutkan keningnya ketika bos sekaligus sahabatnya itu menanyakan seorang wanita untuk pertama kalinya. Dan itu cukup membuat Ryan kaget dibuatnya.
"Ada apa bos kita menanyakan soal wanita malam itu? Apa jangan-jangan bos suka dengan pelayanannya? Apakah perlu aku mencari wanita yang lainnya?" tanya Ryan balik.
"Ryan jawab saja pertanyaan saya. Apa kamu tahu identitas dari wanita itu? Dan saya mau malam ini wanita itu datang lagi ke apartemen saya," perintah Dante dengan nada yang tegas.
"Hahahaha....."
Di seberang telepon Ryan tertawa dengan kencangnya ketika mendengar permintaan dari bosnya ini. Ia tak menyangka seorang Dante Alfonso yang dingin tak tersentuh wanita tiba-tiba saja menginginkan seorang wanita malam untuk kembali menghangatkan ranjangnya. Ryan sendiri jadi penasaran seperti apa wanita yang bisa menaklukkan bos dinginnya itu. Karena jujur saja Ryan sendiri tak melihat wajah dari wanita yang memang dirinya sendiri yang memesankan untuk sang bos.
"Hmmm sepertinya ada yang puas dengan pelayanan wanita semalam. Siap bos saya akan mencari tahu identitas dari wanita itu dan saya usahakan malam ini wanita itu datang lagi ke apartemen bos," jawab Ryan berkata-kata formal.
"Lakukan saja perintah saya dan jangan banyak bertanya," kata Dante tetap dengan suara yang tegas.
Tanpa banyak kata Dante langsung menutup teleponnya. Entah kenapa Dante ingin sekali mengulang apa yang terjadi semalam karena ia masih penasaran dengan wanita itu. Wanita semalam benar-benar bisa membangkitkan gairah yang selama ini Dante kubur dalam-dalam setelah kisah cintanya kandas. Walaupun setelah Dante pernah melakukan one night stand dengan beberapa wanita tapi rasanya hambar. Tapi semalam adalah malam yang begitu menggairahkan bagi Dante jadi ia ingin melihat lebih jelas lagi wajah dari wanita yang sudah bisa mengubahnya menjadi seperti ini.
"Aku pasti akan menemukan kamu dan setelah ini aku akan melihat secara jelas siapa kamu sebenarnya," kata Dante sambil menerawang jauh.
Sementara Lana hanya bisa melihat ibunya dari arah luar karena memang ibunya belum bisa di jenguk ataupun ada orang luar selain dokter dan juga perawat yang boleh masuk. Tapi walaupun begitu Lana sudah merasa lega karena sang ibu di tangani oleh orang-orang yang tepat. Sekarang hanya tinggal menunggu sang ibu sadar setelah itu tinggal menjalani masa-masa pemulihan. Jadi sekarang Lana bisa lebih fokus dengan masa depannya dengan ibu.
Setelah melihat keadaan sang ibu yang memang memilih untuk pulang ke rumahnya karena percuma saja menunggu disini jika ia tak boleh masuk lagipula ia masih merasakan badannya sakit jadi ia butuh istirahat sebelum besok ia akan kembali lagi ke rumah sakit untuk melihat keadaan sang ibu. Ketika Lana sedang berjalan menuju keluar dari rumah sakit tiba-tiba ponselnya berbunyi dan nama Fina tertera di layar ponselnya. Tanpa pikir panjang Lana pun langsung mengangkat telepon dari Fina.
"Iya Fin," jawab Lana ketika mengangkat telepon dari Fina.
"Lana sekarang kamu ada dimana?" tanya Fina langsung.
"Aku ada di rumah sakit tapi ini mau perjalanan menuju ke rumah. Memangnya ada apa?" tanya Lana bingung.
"Kalau gitu aku ke rumah kamu sekarang. Ada hal yang ingin aku bicarakan sama kamu tapi lebih baik kita bicarakan ketika aku sampai di rumah kamu," jawab Fina dengan nada yang terburu-buru.
Lana menghentikan langkahnya ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Fina. Kenapa tiba-tiba Fina ingin bertemu dengan dirinya dan yang membuat Lana bingung ketika mendengar nada bicaranya yang terburu-buru seperti itu membuat Lana jadi merasa takut dibuatnya.
"Fina sebenarnya ada apa? Apa ada hal buruk yang terjadi?" tanya Lana yang kini merasa takut.
"Aku gak bisa menjelaskannya saat ini tapi aku akan bicara ketika sampai di rumah kamu. Kita bicara disana nanti," jawab Fina yang tidak mau bercerita saat ini.
Mau tak mau Lana pun hanya mengiyakan perkataan dari Fina. Entah apa yang akan di katakan oleh Fina tapi Lana merasa ada hal buruk yang terjadi dan itu membuat Lana merasa takut.
"Apa??"
Dante langsung berdiri dari duduknya ketika mendengar penjelasan dari Ryan.
"Apa maksud kamu dengan tak tahu identitas dari wanita semalam? Bukannya kamu yang mencarikan wanita itu untuk aku tapi kenapa sekarang kamu bilang jika tak tahu identitas asli dari wanita itu?" Teriak Dante dengan nada yang emosi.
"Sorry brother. Aku juga mendapatkan wanita itu dari kenalan aku jadi aku tidak tahu tentang identitas aslinya. Yang pasti kenalan aku bilang jika ia punya seorang wanita yang bisa dipakai dan dia juga minta jumlah yang lumayan besar dan ketika itu kamu bilang membutuhkan seorang wanita jadi aku langsung mengiyakan penawaran itu dan mengirimkan wanita itu kepada kamu. Tadi aku juga sudah menanyakan kepada kenalan aku itu jika wanita itu tidak akan pernah melakukan hal itu lagi. Jadi harapan kamu untuk bisa menikmati malam bersama dengan wanita itu tak akan bisa tercapai karena wanita itu sudah tak ada kabar lagi. Apa mau aku berikan wanita yang lain. Aku jamin wanita itu akan lebih bisa memuaskan kamu?" tanya Ryan berhati-hati.
Ryan harus berkata hati-hati dengan bosnya ini karena memang benar jika suasana hati sang bos sedang tak baik-baik saja jadi ia harus lebih berhati-hati. Sedangkan Dante sendiri terlihat sangat marah karena tak bisa bertemu dengan wanita itu lagi. Tapi walaupun begitu ia semakin penasaran dengan sosok wanita itu.
"Tak perlu kamu kirim wanita lain karena saya sudah tak tertarik sama sekali," kata Dante langsung menutup teleponnya.
Setelah itu Dante langsung menutup telepon dari Ryan. Ia benar-benar masih merasa penasaran dengan siapa wanita itu sebenarnya.
"Aku pasti akan menemukan kamu," kata Dante penuh tekad.
" Maksud kamu apa Fina?" tanya Lana bingung ketika mendengar apa.yang dikatakan oleh Fina. Saat ini Fina memang berada di rumah Lana. Tadi Fina sempat menghubungi dirinya dan berkata jika ia ingin menemui dirinya karena Fina bilang jika ada hal penting yang ingin ia katakan. Dan Lana begitu kaget ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Fina."Kenapa laki-laki itu mencari aku? Dan tadi kamu bilang jika laki-laki itu menginginkan aku kembali? Apa aku berbuat salah sehingga laki-laki itu meminta aku datang kembali? Atau jangan-jangan dia menginginkan uangnya kembali karena tak puas dengan pelayanan yang aku lakukan?" tanya Lana dengan suara yang gugup. "Aku juga gak tahu apa yang dicari laki-laki itu. Tapi tadi aku mendapatkan permintaan dari orang yang meminta kamu untuk menghangatkan ranjangnya bahwa dia meminta kamu datang lagi ke tempatnya malam ini. Sekarang aku mau tanya sama kamu. Apa yang terjadi malam itu? Coba kamu ingat apakah mungkin berbuat salah?" tanya Fina yang memanda
Beberapa hari ini hidup Lana sudah kembali seperti ini. Bahkan sekarang kondisi sang ibu sudah jauh lebih baik walaupun masih belum dipindahkan ke ruangan rawat biasa tapi dokter Budi mengatakan jika pemulihan kondisi sang ibu sudah membaik. Kalau kondisi sang ibu terus membaik seperti ini maka awal Minggu depan sang ibu sudah dipindahkan ke ruang rawat biasa. Karena memang sang ibu baru saja melakukan operasi jantung yang pastinya tak mudah jadi dokter Budi harus memastikan keadaan sang ibu baik-baik saja. Dan Lana pun hanya mengiyakan saja semua perkataan dokter Budi. Lana sendiri sudah mulai terbiasa bekerja di tempat kerjanya yang baru. Walaupun ia hanya seorang admin saja tapi Lana mau belajar hal-hal yang baru sehingga dengan cepat ia bisa beradaptasi dengan baik. Seperti saat ini Lana sedang mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh sang bos. Ia selalu melakukan semua pekerjaan dengan sebaik mungkin dan sebisa mungkin tak melakukan kesalahan. Bahkan terkadang ia harus melewatk
Lana benar-benar mulai menyesuaikan diri dengan beberapa rekan kerjanya. Setelah atasannya mengatakan untuk mencoba berinteraksi dengan sesama rekan kerjanya akhirnya perlahan-lahan Lana mulai diterima oleh beberapa rekan kerjanya. Dan soal keadaan sang ibu juga mulai membaik bahkan sekarang sang ibu sudah berada di ruang perawatan biasa dan sudah tidak di ruang ICU lagi. Tentu saja itu kabar yang sangat menggembirakan buat Lana. Seperti sore ini Lana sudah selesai menyelesaikan semua pekerjaannya dan ia berencana untuk pergi langsung ke rumah sakit untuk bisa menjaga sang ibu. Memang setelah pulang kerja Lana selalu menyiapkan waktu untuk menemani sang ibu walaupun ketika malam ia akan pulang ke rumah karena esok harinya ia akan bekerja. Tapi terkadang Lana juga memilih untuk menginap bersama sang ibu di rumah sakit. Ketika Lana sedang membereskan barang-barang bawaannya tiba-tiba rekan kerjanya yang bernama Anita memanggil namanya."Lana kamu mau pulang sekarang?" tanya Anita ketik
Lana akhirnya bisa tersenyum dengan lebih besar ketika mendengar apa yang baru saja dokter Budi katakan kepada dirinya. Dokter Budi mengatakan jika proses pemulihan sang ibu berjalan dengan lancar bahkan sudah semakin membaik dari hari ke hari. Tentu saja itu adalah kabar yang membahagiakan bagi Lana. Jadi sekarang Lana tinggal menemani sang ibu hingga pulih total. Dan juga ia akan bekerja lebih keras lagi agar bisa memenuhi semua kebutuhan sang ibu. Dengan membawa makanan yang ia beli di kantin Lana berjalan menuju kearah kamar perawatan sang ibu. Malam ini rencananya ia akan menginap di rumah sakit karena memang besok hari Sabtu jadi ia tak harus pergi ke kantor. Bahkan tadi ia sudah membawa beberapa bajunya yang akan ia gunakan untuk menginap sampai hari Minggu. Ketika ia sampai di ruang perawatan sang ibu ia masih melihat sang ibu tertidur karena sebelum meninggalkan sang ibu tadi ada perawat yang memberikan obat untuk sang ibu sehingga sekarang sang ibu sudah terlelap tidur. Se
Saat ini Dante sedang bersiap-siap untuk kembali ke Indonesia setelah hampir satu bulan lamanya ia tinggal di Amerika. Kenapa Dante bisa selama ini berada di Amerika selain karena sang mommy meminta dirinya untuk tinggal lebih lama disini dan juga menikmati liburan keluarga yang jarang terjadi tapi Dante juga melakukan beberapa pertemuan dengan klien-klien penting yang kebetulan berada di Amerika. Jadi bisa dibilang Dante berlibur sambil bekerja. Tapi ia tak bisa lagi menunda lagi kepulangannya karena begitu banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan. Maka dari itu hari ini ia harus segera kembali ke Indonesia walaupun sang mommy masih saja meminta dirinya untuk tinggal disini lebih lama lagi. "Apa kamu tidak bisa menunda lagi kepulangan kamu Dante?" tanya Wanda yang sedang membantu sang putra sulung beres-beres. "Come on mom kita sudah membicarakan ini dan aku sudah bilang sama mama kan kalau aku gak bisa menunda lagi kepulangan aku ke Indonesia. Aku sudah terlalu lama disini dan di
Lana masih mencoba untuk mengatur nafasnya setelah tadi ia mendapatkan mimpi yang sangat buruk. Walaupun itu hanya mimpi tapi Lana merasa jika itu seperti kenyataan. Di dalam mimpi itu Lana kembali bertemu dengan laki-laki yang membelinya. Laki-laki itu menatapnya dengan tajam seakan-akan ia melihatnya dirinya seakan-akan menelanjanginya. Dan yang membuat Lana sangat ketakutan ketika laki-laki itu mendekat kearahnya dan mengatakan kata-kata yang membuat Lana sangat ketakutan. Laki-laki itu mengatakan jika hidup Lana berada dalam genggamannya dan pastinya laki-laki itu akan menjadikan Lana sebagai pelampiasan gairahnya sampai laki-laki itulah bosan. Tentu saja Lana sangat ketakutan ketika mendengar kata-kata ancaman seperti itu. Ketika ia mencoba lari dari laki-laki itu tapi tangan laki-laki itu langsung memegangnya dan mengancam Lana kalau ia pasti akan segera menemukan Lana dan akan mengurungnya di bawah kungkungan laki-laki itu. Keringat masih menetes dari kening Lana ketika mengin
Senyum tak bisa hilang dari wajah Lana ketika ia bisa melihat keadaan sang ibu yang sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya. Bahkan saat ini Lana sudah menyuapkan sarapan pagi untuk sang ibu. Untung saja harus ini adalah hari Sabtu jadi Lana bisa menghabiskan waktu untuk merawat sang ibu. Dengan sangat telaten Lana menyuapkan makanan kedalam mulut sang ibu. Karena dokter Budi mengatakan kepada Lana untuk membantu sang ibu untuk makan walaupun sedikit jadi dengan begitu sang ibu memiliki tenaga untuk bisa kembali menjalani pemulihan dengan lebih cepat. "Lana ibu udah kenyang," tolak sang ibu ketika akan disuapkan bibir ke mulut sang ibu. "Dikit lagi Bu. Ibu baru aja makan 2 sedok. Jadi ibu makan sedikit lagi ya setelah itu ibu minum obat," bujuk Lana. "Tapi makanannya gak enak ibu gak suka," kata sang ibu yang masih saja menolak. Lana tahu jika makanan yang di berikan untuk sang ibu tidak enak. Tapi mau gimana lagi karena memang makanan yang diperuntukkan untuk sang ibu di buat s
Dante sudah sampai di Indonesia setelah menempuh perjalanan yang panjang dari Amerika. Dan sekarang ia sedang dalam perjalanan menuju rumahnya untuk beristirahat sejenak sebelum besok ia kembali ke kantor. Jujur saja Dante masih ingin memperpanjang liburannya tapi dengan begitu banyaknya pekerjaan yang ada membuat Dante tak bisa lama-lama mengambil cuti kerja. Sebenarnya bukan masalah pekerjaan yang membuat Dante ingin segera masuk kerja. Tapi ia tak sabar untuk melihat wajah gadis yang telah membuatnya penasaran beberapa waktu terakhir. Entah kenapa Dante merasa sangat penasaran dengan sosok gadis yang menghabiskan malam bersamanya. Padahal secara fisik gadis itu sama sekali bukan kriterianya tapi Dante merasa ada hal lain yang membuat Dante begitu tertarik untuk mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya. Maka dari itu ia ingin cepat-cepat bisa melihat secara langsung gadis itu. Selama perjalanan menuju rumah Dante memilih untuk menutup matanya karena ia masih merasa lelah karena mem
5 tahun kemudian....Tahun berganti dan kehidupan Lana serta Dante pun berjalan dengan baik-baik saja. Walaupun dalam perjalanannya tetap saja banyak kendala yang harus mereka hadapi. Tapi tetap saja mereka bisa mendapatkan kebahagiaan yang begitu besarnya. Bagi mereka bisa dapat berkumpul bersama anak-anaknya sudah lebih dari cukup. Seperti hari ini tampak seorang wanita dengan penampilan yang cukup berantakan sedang menyiapkan barang-barang keperluan milik anak-anaknya karena hari ini wanita itu ingin menitipkan anak-anaknya di rumah Mama mertuanya karena malam nanti ia ingin merayakan aniversary pernikahanannya dengan sang suami berdua saja. Maka dari itu ia ingin menitipkan anak-anaknya di rumah mertuanya. "Ibu, Alex menangis lagi," teriak Alden dari arah ruang main. "Hahhhh....."Lana hanya bisa menghela napasnya berat karena menjadi seorang ibu ternyata tak mudah. Apalagi sekarang Lana sudah menjadi ibu dari empat orang anak sekaligus. Anak pertama dan keduanya merupakan anak
Beberapa hari kemudian....Lana sedang melihat penampilannya di cermin. Dan ia merqsa tak percaya percaya dengan bentuk tubuhnya yang belum sepenuhnya kembali dan malam ini ada acara ulang tahun sang Opa sekaligus akan memperkenalkan dirinya sebagai cucu dari keluarga Atmaja. Sebenarnya Lana sudah mengatatakan kepada sang Opa untuk tidak melakukan pesta penyambutan dirinya tapi sang Opa menolak dengan alasan beliau ingin orang-orang tahu jika Lana berasal dari keluarga Atmaja. Dan sekarang Lana bingung harus memakai baju apa karena ia tak membawa gaun apapun kesini. Dan kalau pun membeli baju baru tak ada waktu untuk Lana hanya sekedar untuk membelinya karena ia selalu diikuti oleh kedua putranya yang sepanjang hari selalu mencari keberadaannya. Tapi untung saja sang Opa menunjukkan lemari pakaian milik sang Oma dan setelah Lana mencoba memilih beberapa baju akhirnya ia mendapatkan sebuah gaun yang simple berwarna hitam. Dan sekarang ia merasa tak percaya diri dengan penampilannya."A
Ternyata melakukan perjalanan yang panjang menuju Canada bersama balita sangat tak mudah bagi orang tua baru seperti Dante dan juga Lana. Walaupun mereka sudah memakai class bisnis tapi tetap saja ia mereka harus bergantian menenangkan kedua putranya yang tiba-tiba saja rewel. Tapi sejauh ini baik Dante dan juga Lana menikmati perjalanan ini walaupun harus diikuti dengan banyak hal-hal yang menarik yang bisa dijadikan sebuah kenangan. Jadi baik Lana maupun Dante tak mengeluh sama sekali. Saat ini mereka sudah sampai di di Canada dengan keadaan yang dingin karena sekarang sudah masuk musim dingin. Maka dari itu sebelum keluar dari pesawat Lana sudah memakaikan pakaian yang tebal untuk kedua putranya agar tidak kedinginan. Dan sekarang Lana sedang menunggu Dante untuk mengambil koper mereka. "Kita tunggu Daddy dulu setelah itu kita baru bertemu dengan Opa. Jadi ibu kasih cookies untuk kalian berdua karena sudah bersikap baik selama perjalanan," ucap Lana yang memberikan cookies. "Bu.
"Dante semua koper punya Aiden dan Alden sudah masuk mobil kan?" tanya Lana yang sedang menyiapkan kedua putranya. "Sudah semua sayang jadi kamu gak perlu khawatir," jawab Dante yang sudah bergabung bersama dengan Lana. Saat ini Lana baru saja selesai memandikan kedua anaknya karena hari ini mereka akan terbang ke Canada untuk menghadiri acara ulang tahun sang Opa dan juga untuk mempertemukan Aiden dan juga Alden dengan sang Opa. Hubungan Lana dengan Edwin Atmaja berjalan dengan baik dan sekarang hubungan mereka sudah lebih dekat walaupun butuh waktu untuk bisa menjadi seorang kakek dan cucu. Tapi setidaknya Lana sudah bisa menerima kehadiran sang Opa dan juga Lana sudah setuju untuk menyandang nama Atmaja dibelakang namanya. Maka dari itu sekarang ia akan berangkat kesana untuk bisa bertemu dengan sang Opa. Sebenarnya sang Opa sudah lama ingin bertemu dengan Lana dan juga kedua anaknya tapi karena masalah kesehatan sehingga membuatnya tak bisa melakukan penerbangan jarak jauh. Jadi
Suasana di sebuah rumah yang tadi meriah sekarang berubah menjadi lebih tenang karena para tamu undangan sudah pulang meninggalkan rumah yang besar dan juga mewah milik Dante Alfonso. Dan sekarang mereka sedang duduk santai di ruang keluarga dengan nyaman. "Mommy gak menyangka jika acara tadi sukses dan banyak tamu yang datang juga. Terus Aiden dan juga Alden juga terlihat senang mengikuti acara tadi walaupun tak mengerti," kata Wanda yang terlihat bahagia. Dante menganggukkan kepalanya setuju dengan apa yang dikatakan oleh sang Mommy. "Mommy benar tadi Aiden dan juga Alden terlihat sangat bahagia walaupun belum terlalu mengerti dan sekarang mereka sudah langsung tidur setelah Lana mandikan dan ganti bajunya," jawab Lana yang ikut bergabung dengan Dante dan mertuanya. "Senang Mommy mendengarnya. Rasanya Mommy masih terasa seperti mimpi bisa melihat kamu ada disini dan juga melihat cucu-cucu Mommy dalam keadaan sehat. Dulu sekitar setahun yang lalu Mommy masih ingat bagaimana Mommy
Satu tahun kedepan......Di ruang kerjanya Dante sedang mengerjakan beberapa pekerjaan yang harus segera ia kerjakan sebelum akhirnya ia harus pulang kerja rumah karena ada acara penting yang akan diadakan di rumah. Jadi hari ini ia akan pulang lebih awal dari biasanya. Jam sudah menunjukkan pukul empat sore dan Dante harus segera jalan sekarang karena ia harus datang keacara penting itu. "Rika, batalkan jadwal saya semuanya dan jika ada pekerjaan yang mendadak maka harus ditunda sampai saya kembali dari melakukan cuti," perintah Dante dengan ekspresi datar. "Baik pak Dante," jawab Rika yang merupakan sekretaris Dante. Setelah mengatakan perintahnya Dante langsung bangkit dari kursi kerjanya dan berusia meninggalkan kantornya. Hari ini adalah hari yang membahagiakan bagi Dante sehingga senyum terus mengembang di wajahnya yang tampan. Walaupun usia Dante sudah memasuki kepala tiga tapi tak membuat ketampanannya luntur. Tapi ketampanannya semakin terlihat hingga saat ini. Dengan la
Hampir 24 jam lamanya Dante melakukan perjalanan dari Canada hingga akhirnya ia sampai di Indonesia. Seharusnya ia sudah sampai beberapa jam yang lalu ia sudah sampai di Indonesia tapi ia ketika ia sampai di Dubai pesawatnya sempat delay hampir 2 jam lamanya hingga membuatnya terhambat. Padahal Dante benar-benar ingin bisa mengetahui keadaan dari sang istri. Tadi Dante sudah menghubungi sang Daddy untuk menanyakan keadaan Lana tapi sang Daddy bilang jika Lana sedang menjalani operasi. Dan setelah itu Dante tak tahu lagi dengan keadaan Lana saat ini karena ia sudah harus melakukan penerbangan. Jadi sekarang yang ada di kepalanya benar-benar hanya ada Lana seorang. Ia benar-benar takut terjadi hal yang buruk kepada Lana maka dari itu ekspresi wajah Dante sudah benar-benar terlihat sangat takut. Tak berapa lama Dante sampai juga di parkiran mobil dan ia sudah disambut oleh beberapa pengawal milik keluarga Alfonso. "Selamat malam tuan Dante," sapa salah satu pengawal. "Tunjukkan dimana
Air mata terus mengalir dari mata Wanda ketika melihat kondisi Lana yang sangat mengkhawatirkan. Ia masih ingat bagaimana darah keluar dari sela-sela pahanya dan membuatnya sangat takut terjadi hal buruk kepada sang menantu dan juga calon cucunya. "Sayang, bagaimana jika terjadi hal yang buruk kepada Lana dan calon cucu kita. Seharusnya tadi aku ikut menemani Lana ketika di toilet bukannya malah belanja. Aku benar-benar sangat menyesal," ungkap Wanda menyesal. "Ssssttt....."Tommy mencoba menenangkan sang istri yang dari tadi terus menyalahkan dirinya sendiri. "Ini bukan salah kamu sayang. Dan kamu gak perlu khawatir tentang keadaan Lana. Dokter pasti akan menyelamatkan Lana dan calon cucu kita. Jadi kamu berhenti menyalahkan diri kamu sendiri," pinta Tommy menenangkan dirinya sendiri. Wanda hanya bisa menangis dalam pelukan sang suami sambil menunggu Lana sedang dilakukan tindakan diluar sana. Tadi ketika Lana ditemukan tak sadarkan di toilet dengan cepat Lisa pengawal pribadinya
Lana berjalan dengan perlahan dengan Mama mertuanya setelah mereka pergi dari rumah sakit. Dengan perlahan sang Mama mertua mengandeng tangan Lana karena beliau melihat jika dirinya memang sudah agak susah jalan cepat karena memang perutnya yang sudah membesar. "Lana sayang kamu pasti capek jalan dari depan lobby tadi. Apa perlu Mommy carikan kursi roda untuk kamu?" tanya Wanda penuh perhatian. "Gak usah Mom. Aku juga ingin banyak jalan biar nanti ketika melahirkan bisa lebih nyaman. Lagipula dokter meminta aku untuk banyak olahraga biar kondisi aku tetap stabil jadi tak akan masalah kalau cuma jalan seperti ini," tolak Lana sambil tersenyum. "Ya udah kalau kamu maunya gitu. Kalau gitu kita cari makan dulu baru kalau kamu mau beli yang lain baru kita cari lagi," kata Wanda mengambil keputusan. Lana menganggukan kepalanya setuju dengan apa yang dikatakan oleh mama mertuanya. Mereka pun kembali melangkahkan kakinya sambil mencari restoran yang tepat yang akan dijadikan makan siang m