Beberapa hari ini hidup Lana sudah kembali seperti ini. Bahkan sekarang kondisi sang ibu sudah jauh lebih baik walaupun masih belum dipindahkan ke ruangan rawat biasa tapi dokter Budi mengatakan jika pemulihan kondisi sang ibu sudah membaik. Kalau kondisi sang ibu terus membaik seperti ini maka awal Minggu depan sang ibu sudah dipindahkan ke ruang rawat biasa. Karena memang sang ibu baru saja melakukan operasi jantung yang pastinya tak mudah jadi dokter Budi harus memastikan keadaan sang ibu baik-baik saja. Dan Lana pun hanya mengiyakan saja semua perkataan dokter Budi. Lana sendiri sudah mulai terbiasa bekerja di tempat kerjanya yang baru. Walaupun ia hanya seorang admin saja tapi Lana mau belajar hal-hal yang baru sehingga dengan cepat ia bisa beradaptasi dengan baik. Seperti saat ini Lana sedang mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh sang bos. Ia selalu melakukan semua pekerjaan dengan sebaik mungkin dan sebisa mungkin tak melakukan kesalahan. Bahkan terkadang ia harus melewatk
Lana benar-benar mulai menyesuaikan diri dengan beberapa rekan kerjanya. Setelah atasannya mengatakan untuk mencoba berinteraksi dengan sesama rekan kerjanya akhirnya perlahan-lahan Lana mulai diterima oleh beberapa rekan kerjanya. Dan soal keadaan sang ibu juga mulai membaik bahkan sekarang sang ibu sudah berada di ruang perawatan biasa dan sudah tidak di ruang ICU lagi. Tentu saja itu kabar yang sangat menggembirakan buat Lana. Seperti sore ini Lana sudah selesai menyelesaikan semua pekerjaannya dan ia berencana untuk pergi langsung ke rumah sakit untuk bisa menjaga sang ibu. Memang setelah pulang kerja Lana selalu menyiapkan waktu untuk menemani sang ibu walaupun ketika malam ia akan pulang ke rumah karena esok harinya ia akan bekerja. Tapi terkadang Lana juga memilih untuk menginap bersama sang ibu di rumah sakit. Ketika Lana sedang membereskan barang-barang bawaannya tiba-tiba rekan kerjanya yang bernama Anita memanggil namanya."Lana kamu mau pulang sekarang?" tanya Anita ketik
Lana akhirnya bisa tersenyum dengan lebih besar ketika mendengar apa yang baru saja dokter Budi katakan kepada dirinya. Dokter Budi mengatakan jika proses pemulihan sang ibu berjalan dengan lancar bahkan sudah semakin membaik dari hari ke hari. Tentu saja itu adalah kabar yang membahagiakan bagi Lana. Jadi sekarang Lana tinggal menemani sang ibu hingga pulih total. Dan juga ia akan bekerja lebih keras lagi agar bisa memenuhi semua kebutuhan sang ibu. Dengan membawa makanan yang ia beli di kantin Lana berjalan menuju kearah kamar perawatan sang ibu. Malam ini rencananya ia akan menginap di rumah sakit karena memang besok hari Sabtu jadi ia tak harus pergi ke kantor. Bahkan tadi ia sudah membawa beberapa bajunya yang akan ia gunakan untuk menginap sampai hari Minggu. Ketika ia sampai di ruang perawatan sang ibu ia masih melihat sang ibu tertidur karena sebelum meninggalkan sang ibu tadi ada perawat yang memberikan obat untuk sang ibu sehingga sekarang sang ibu sudah terlelap tidur. Se
Saat ini Dante sedang bersiap-siap untuk kembali ke Indonesia setelah hampir satu bulan lamanya ia tinggal di Amerika. Kenapa Dante bisa selama ini berada di Amerika selain karena sang mommy meminta dirinya untuk tinggal lebih lama disini dan juga menikmati liburan keluarga yang jarang terjadi tapi Dante juga melakukan beberapa pertemuan dengan klien-klien penting yang kebetulan berada di Amerika. Jadi bisa dibilang Dante berlibur sambil bekerja. Tapi ia tak bisa lagi menunda lagi kepulangannya karena begitu banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan. Maka dari itu hari ini ia harus segera kembali ke Indonesia walaupun sang mommy masih saja meminta dirinya untuk tinggal disini lebih lama lagi. "Apa kamu tidak bisa menunda lagi kepulangan kamu Dante?" tanya Wanda yang sedang membantu sang putra sulung beres-beres. "Come on mom kita sudah membicarakan ini dan aku sudah bilang sama mama kan kalau aku gak bisa menunda lagi kepulangan aku ke Indonesia. Aku sudah terlalu lama disini dan di
Lana masih mencoba untuk mengatur nafasnya setelah tadi ia mendapatkan mimpi yang sangat buruk. Walaupun itu hanya mimpi tapi Lana merasa jika itu seperti kenyataan. Di dalam mimpi itu Lana kembali bertemu dengan laki-laki yang membelinya. Laki-laki itu menatapnya dengan tajam seakan-akan ia melihatnya dirinya seakan-akan menelanjanginya. Dan yang membuat Lana sangat ketakutan ketika laki-laki itu mendekat kearahnya dan mengatakan kata-kata yang membuat Lana sangat ketakutan. Laki-laki itu mengatakan jika hidup Lana berada dalam genggamannya dan pastinya laki-laki itu akan menjadikan Lana sebagai pelampiasan gairahnya sampai laki-laki itulah bosan. Tentu saja Lana sangat ketakutan ketika mendengar kata-kata ancaman seperti itu. Ketika ia mencoba lari dari laki-laki itu tapi tangan laki-laki itu langsung memegangnya dan mengancam Lana kalau ia pasti akan segera menemukan Lana dan akan mengurungnya di bawah kungkungan laki-laki itu. Keringat masih menetes dari kening Lana ketika mengin
Senyum tak bisa hilang dari wajah Lana ketika ia bisa melihat keadaan sang ibu yang sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya. Bahkan saat ini Lana sudah menyuapkan sarapan pagi untuk sang ibu. Untung saja harus ini adalah hari Sabtu jadi Lana bisa menghabiskan waktu untuk merawat sang ibu. Dengan sangat telaten Lana menyuapkan makanan kedalam mulut sang ibu. Karena dokter Budi mengatakan kepada Lana untuk membantu sang ibu untuk makan walaupun sedikit jadi dengan begitu sang ibu memiliki tenaga untuk bisa kembali menjalani pemulihan dengan lebih cepat. "Lana ibu udah kenyang," tolak sang ibu ketika akan disuapkan bibir ke mulut sang ibu. "Dikit lagi Bu. Ibu baru aja makan 2 sedok. Jadi ibu makan sedikit lagi ya setelah itu ibu minum obat," bujuk Lana. "Tapi makanannya gak enak ibu gak suka," kata sang ibu yang masih saja menolak. Lana tahu jika makanan yang di berikan untuk sang ibu tidak enak. Tapi mau gimana lagi karena memang makanan yang diperuntukkan untuk sang ibu di buat s
Dante sudah sampai di Indonesia setelah menempuh perjalanan yang panjang dari Amerika. Dan sekarang ia sedang dalam perjalanan menuju rumahnya untuk beristirahat sejenak sebelum besok ia kembali ke kantor. Jujur saja Dante masih ingin memperpanjang liburannya tapi dengan begitu banyaknya pekerjaan yang ada membuat Dante tak bisa lama-lama mengambil cuti kerja. Sebenarnya bukan masalah pekerjaan yang membuat Dante ingin segera masuk kerja. Tapi ia tak sabar untuk melihat wajah gadis yang telah membuatnya penasaran beberapa waktu terakhir. Entah kenapa Dante merasa sangat penasaran dengan sosok gadis yang menghabiskan malam bersamanya. Padahal secara fisik gadis itu sama sekali bukan kriterianya tapi Dante merasa ada hal lain yang membuat Dante begitu tertarik untuk mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya. Maka dari itu ia ingin cepat-cepat bisa melihat secara langsung gadis itu. Selama perjalanan menuju rumah Dante memilih untuk menutup matanya karena ia masih merasa lelah karena mem
Lana akhirnya sampai juga di kantornya. Untung saja masih ada waktu 10 menit sebelum pukul 08.00 dimana waktu kerjanya di mulai. Tadi di jalan lumayan macet di tambah lagi tadi ia harus menunggu angkutan umum agak lama. Sebenarnya tadi ia mendapatkan tawaran dari dokter Fandi yang merupakan dokter pengganti sang ibu tapi Lana menolaknya karena memang Lana tak nyaman berada satu mobil bersama dengan orang yang tak di kenal. Jadi lebih baik Lana memilih naik angkutan umum daripada nantinya menjadi bahan pergunjingan orang-orang di rumah sakit. Setelah absen Lana pun segera naik ke lantai dimana ia bekerja dan ia pun sedikit mempercepat langkahnya agar tak terlambat. Sesampai di lantai dimana tempatnta bekerja ia melihat ada suasana yang berbeda pagi ini. Ada segerombolan karyawan yang sepertinya sedang membicarakan sesuatu yang serius. Entah apa yang mereka bicarakan tapi yang pasti mereka tampak sangat serius. Lana sendiri memilih untuk tak ikut campur karena ia bukan tipe orang yang s