Setelah membayar uang taksi Lana langsung berjalan menuju ke ruang operasi dimana sang ibu berada. Tadi ia sudah diberitahu oleh pihak rumah sakit jika sang ibu sedang menjalani proses operasi jantung. Dan pihak rumah sakit mengatakan jika operasi jantung ini akan memakan waktu yang tak sebentar jadi Lana tak perlu datang untuk menemui sang ibu. Jadi ketika tadi ia pergi dari apartemen laki-laki itu ia memilih untuk pulang ke rumahnya terlebih dahulu. Ia tak mungkin berpenampilan kacau dan juga berantakan seperti itu. Dan sekarang ia sudah berpenampilan jauh lebih sopan dan pastinya ia juga merasa jauh lebih baik walaupun ia masih merasakan sakit di beberapa bagian tubuhnya terutama daerah selangkangannya. Tapi lagi-lagi Lana tak menggubrisnya. Secepat mungkin ia harus segera ke rumah sakit untuk melihat keadaan sang ibu. Ia benar-benar berharap jika keadaan sang ibu akan baik-baik saja setelah menjalani operasi. Dan pastinya ia sangat berharap jika operasi yang dilakukan dokter untuk sang ibu bisa berjalan dengan lancar. Karena untuk bisa membuat sang ibu bisa operasi Lana harus mengorbankan sesuatu yang sangat berharga bagi dirinya.
Dengan langkah yang perlahan karena bagian selangkangannya yang masih sakit Lana berjalan menuju ruang operasi sang ibu. Ia tahu saat ini sang ibu masih di operasi dan dirinya tak diijinkan untuk masuk tapi tetap saja ia ingin selalu dekat dengan ibunya. Untung saja hari ini adalah akhir pekan jadi Lana tak perlu masuk kerja. Kemarin ia sudah ijin ke kantornya kalau ia tidak masuk karena harus menjaga sang ibu operasi dan untung saja atasannya sangat baik dan mengizinkannya tapi Senin besok ia harus kembali bekerja seperti biasa. Dan Lana sudah bertekad pada dirinya sendiri ia akan bekerja dengan giat agar bisa mendapatkan uang yang lebih banyak lagi. Ia juga akan melupakan apa yang terjadi kemarin dan memulai hidup yang baru bersama dengan ibunya.
Sudah hampir satu jam lamanya Lana menunggu di depan ruang operasi dan sampai detik ini sang ibu belum juga selesai di operasi. Lana pun tetap setia menunggu sang ibu selesai operasi. Ketika ia sedang menunggu sambil menikmati secangkir teh hangat yang tadi ia beli di kantin rumah sakit tiba-tiba ponselnya berbunyi. Ketika tahu siapa yang menelponnya Lana langsung mengangkat telepon itu.
"Halo Fin," jawab Lana ketika mengangkat telepon dari Fina.
"Lana kamu dimana sekarang? Kamu baik-baik aja kan? Gak terjadi sesuatu yang buruk kan sama kamu?" tanya Fina dengan nada yang sangat khawatir.
Lana tersenyum ketika mendengar sang sahabat bertanya banyak sekali dengan nada yang sangat khawatir. Walaupun Fina bukan wanita yang baik-baik bahkan ia juga menawarkan pekerjaan yang tak baik untuk dirinya tapi Lana sangat paham jika Fina adalah orang yang baik. Kalau bukan karena bantuan dari Fina mungkin ia tak bisa mendapatkan biaya operasi sang ibu. Walaupun caranya salah tapi Lana tak menyesalinya. Ia sudah sangat senang jika uang yang ia dapat ini bisa membantu menyembuhkan sang ibu.
"Aku baik-baik aja Fin. Kamu gak usah khawatir. Sekarang aku udah ada di rumah sakit buat nunggu ibu selesai di operasi. Dan juga gak ada hal-hal yang mengkhawatirkan terjadi sama aku. Sekali lagi aku kau bilang terima kasih karena gara-gara bantuan kamu aku bisa membayar biaya operasi ibu dan berharap ibu akan pulih kembali," jawab Lana dengan suara yang lembut.
"Ahhh... Syukurlah kalau kamu sudah ada di rumah sakit. Sepanjang malam aku gak bisa tidur dengan nyenyak memikirkan apakah laki-laki yang membayar kamu itu memperlakukan kamu dengan baik? Apakah dia melakukan kekerasan sama kamu? Pokoknya banyak hal yang aku khawatirkan karena kamu selama ini gak pernah dekat dengan laki-laki manapun dan sekarang tiba-tiba bersama dengan laki-laki yang gak di kenal. Makanya aku benar-benar takut jadinya kalau laki-laki itu berbuat hal-hal yang aneh sama kamu," jawab Fina jujur.
"Ya ampun Fin aku gak nyangka kamu sampai begitu khawatirnya sama aku. Kamu bisa dengar sendiri jika aku udah ada sampai di rumah sakit dan gak ada yang perlu kamu khawatirkan. Walaupun sekarang tubuh aku rasa sakit semua tapi laki-laki itu memperlakukan aku dengan sangat baik. Bahkan ketika aku datang ke apartemen itu aku sempat kaget ketika melihat siapa laki-laki yang membeli tubuh aku. Aku pikir yang bakal tidur dengan aku adalah laki-laki paruh baya yang mungkin usianya sudah tua. Tapi pada kenyataannya laki-laki itu masih terlihat muda dan juga tampan. Jadi awalnya aku merasa kaget ketika melihatnya. Aku juga mengatakan jika ini pengalaman pertama aku dan dia sepertinya mengerti sehingga memperlakukan aku dengan baik walaupun tadi ketika aku melihat keadaan aku begitu banyak tanda yang laki-laki itu berikan di tubuh aku dan itu benar-benar membuat aku malu rasanya," kata Lana yang jujur kepada Fina.
"Syukurlah kalau kamu baik-baik saja. Tapi kamu gak lupa minum obat yang aku berikan sama kamu kan?" tanya Fina lagi.
"Iya aku udah minum obat yang kamu berikan buat aku. Aku gak mau sampai hamil setelah melakukan apa yang aku lakukan kemarin. Jadi sebisa mungkin aku harus mencegahnya," jawab Lana sambil mengatakan alasannya.
"Bagus kalau kamu bisa mengerti. Kita sama-sama tahu jika kita tak mungkin mau hamil anak dari laki-laki yang tak mungkin kita gapai. Jadi amannya seperti ini saja. Terus setelah ini apa yang kamu lakukan? Kamu gak akan pernah mengulangi apa yang kamu lakukan kemarin kan? Karena jika kamu melakukan apa yang kemarin maka aku orang pertama yang akan langsung menentang kamu. Jangan pernah mau untuk melakukan hal hina itu lakukan. Aku aja kalau sangat berharap bisa segera terbebas dari pekerjaan hina ini jadi tapi sayangnya aku masih belum menemukan pekerjaan yang sesuai. Sedangkan kamu punya kesempatan yang lebih baik daripada aku jadi jangan pernah mau kembali ke dunia gelap itu lagi." Fina memberikan nasihatnya kepada Lana.
"Kamu gak usah khawatir kalau soal itu karena aku tidak akan pernah mau kembali melakukan hal hina itu lagi. Cukup pertama dan terakhir kalinya aku melakukannya. Setelah ini aku akan lebih giat bekerja untuk bisa membahagiakan ibu karena memang tujuan aku adalah membuat ibu bahagia. Jadi aku akan mulai serius bekerja di tempat kerja aku yang baru agar atasan aku suka dengan pekerjaan aku sehingga aku mungkin bisa di promosikan ke tingkatan yang lebih baik lagi. Dan aku juga yakin kamu pasti bisa terbebas dari hal-hal yang hina itu Fin. Karena kamu adalah wanita yang paling kuat dan mandiri yang pernah kamu kenal. Aku juga yakin suatu saat nanti kamu pasti akan menemukan pekerjaan yang jauh lebih baik lagi," kata Lana memberikan semangatnya.
"Makasih Lana buat semangatnya. Mendengar semangat dari kamu membuat aku yakin jika semuanya akan baik-baik saja. Dan aku juga semakin yakin untuk meninggalkan pekerjaan yang hina lagi," janji Fina kepada Lana.
Untuk beberapa saat kedua sahabat itu saling bercerita satu sama lain. Mereka berdua memang saling menguatkan satu sama lain karena mereka memikul beban kehidupan yang sangat berat. Tapi keduanya sama-sama berjanji akan memulai kehidupan yang baru setelah ini dan akan menjalani hidup yang lebih baik lagi.
Sementara itu di apartemennya Dante terlihat gusar dan kesal karena tak berhasil menemukan wanita yang sudah memanaskan ranjangnya kembali. Ia pikir wanita seperti itu akan terus memanfaatkan situasi yang ada untuk bisa mendapatkan uang yang lebih besar lagi. Tapi pada kenyataannya wanita itu lebih memilih pergi begitu saja dan meninggalkan Dante dalam keadaan tidur lelapnya. Padahal semalam keduanya berhasil melakukan malam yang sangat panas dan penuh gairah. Walaupun semalam adalah malam pertama untuk wanita itu tapi entah kenapa Dante merasa jika tubuh wanita itu begitu pas dengan dirinya. Wanita itu bisa mengimbangi gairahnya yang begitu besar sehingga ia benar-benar merasa puas. Bahkan sebelum akhirnya terlelap tidur Dante sempat berpikir jika esok harinya ia bisa mengulang apa yang mereka lakukan sebelumnya. Tapi semua harapan yang Dante inginkan tak bisa terealisasi karena wanita itu sudah pergi meninggalkannya. Dan itu benar-benar membuatnya frustasi dan semakin penasaran untuk mencari tahu dimana wanita itu berada.
"Aku pasti akan menemukan kamu dan aku akan membayar kamu kembali untuk mengulang apa yang kita lakukan semalam. Karena tubuh kamu benar-benar membuat aku candu," kata Dante dengan ekspresi yang sangat serius.
"Operasinya berjalan dengan lancar dan keadaan ibu kamu juga membaik. Tapi untuk saat ini saya akan membawa ibu anda ke ruang ICU agar di pantau 24 jam karena memang keadaannya yang belum begitu stabil karena harus mengalami operasi besar jadi kita harus pantau dulu keadaan ibu kamu untuk beberapa kedepan," kata dokter menjelaskan. Ada rasa lega yang Lana rasakan ketika mendengar apa yang dikatakan oleh dokter Budi. Walaupun keadaan sang ibu belum stabil tapi setidaknya sang ibu sudah menjalani operasi. Hanya perlu waktu untuk bisa melihat keadaan sang ibu pulhh kembali. "Terima kasih dokter. Saya tidak tahu harus berkata apa lagi dengan dokter. Selama ini dokter Budi sudah sangat baik terhadap ibu saya. Dan sekali lagi saya mempercayakan ibu saya kepada dokter," pinta Lana dengan mata yang berkaca-kaca. "Kamu tidak usah khawatir dengan keadaan ibu kamu walaupun masa pemulihannya akan membutuhkan waktu tapi setidaknya kondisi ibu kamu sudah dalam keadaan tak kritis lagi. Jadi kita
" Maksud kamu apa Fina?" tanya Lana bingung ketika mendengar apa.yang dikatakan oleh Fina. Saat ini Fina memang berada di rumah Lana. Tadi Fina sempat menghubungi dirinya dan berkata jika ia ingin menemui dirinya karena Fina bilang jika ada hal penting yang ingin ia katakan. Dan Lana begitu kaget ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Fina."Kenapa laki-laki itu mencari aku? Dan tadi kamu bilang jika laki-laki itu menginginkan aku kembali? Apa aku berbuat salah sehingga laki-laki itu meminta aku datang kembali? Atau jangan-jangan dia menginginkan uangnya kembali karena tak puas dengan pelayanan yang aku lakukan?" tanya Lana dengan suara yang gugup. "Aku juga gak tahu apa yang dicari laki-laki itu. Tapi tadi aku mendapatkan permintaan dari orang yang meminta kamu untuk menghangatkan ranjangnya bahwa dia meminta kamu datang lagi ke tempatnya malam ini. Sekarang aku mau tanya sama kamu. Apa yang terjadi malam itu? Coba kamu ingat apakah mungkin berbuat salah?" tanya Fina yang memanda
Beberapa hari ini hidup Lana sudah kembali seperti ini. Bahkan sekarang kondisi sang ibu sudah jauh lebih baik walaupun masih belum dipindahkan ke ruangan rawat biasa tapi dokter Budi mengatakan jika pemulihan kondisi sang ibu sudah membaik. Kalau kondisi sang ibu terus membaik seperti ini maka awal Minggu depan sang ibu sudah dipindahkan ke ruang rawat biasa. Karena memang sang ibu baru saja melakukan operasi jantung yang pastinya tak mudah jadi dokter Budi harus memastikan keadaan sang ibu baik-baik saja. Dan Lana pun hanya mengiyakan saja semua perkataan dokter Budi. Lana sendiri sudah mulai terbiasa bekerja di tempat kerjanya yang baru. Walaupun ia hanya seorang admin saja tapi Lana mau belajar hal-hal yang baru sehingga dengan cepat ia bisa beradaptasi dengan baik. Seperti saat ini Lana sedang mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh sang bos. Ia selalu melakukan semua pekerjaan dengan sebaik mungkin dan sebisa mungkin tak melakukan kesalahan. Bahkan terkadang ia harus melewatk
Lana benar-benar mulai menyesuaikan diri dengan beberapa rekan kerjanya. Setelah atasannya mengatakan untuk mencoba berinteraksi dengan sesama rekan kerjanya akhirnya perlahan-lahan Lana mulai diterima oleh beberapa rekan kerjanya. Dan soal keadaan sang ibu juga mulai membaik bahkan sekarang sang ibu sudah berada di ruang perawatan biasa dan sudah tidak di ruang ICU lagi. Tentu saja itu kabar yang sangat menggembirakan buat Lana. Seperti sore ini Lana sudah selesai menyelesaikan semua pekerjaannya dan ia berencana untuk pergi langsung ke rumah sakit untuk bisa menjaga sang ibu. Memang setelah pulang kerja Lana selalu menyiapkan waktu untuk menemani sang ibu walaupun ketika malam ia akan pulang ke rumah karena esok harinya ia akan bekerja. Tapi terkadang Lana juga memilih untuk menginap bersama sang ibu di rumah sakit. Ketika Lana sedang membereskan barang-barang bawaannya tiba-tiba rekan kerjanya yang bernama Anita memanggil namanya."Lana kamu mau pulang sekarang?" tanya Anita ketik
Lana akhirnya bisa tersenyum dengan lebih besar ketika mendengar apa yang baru saja dokter Budi katakan kepada dirinya. Dokter Budi mengatakan jika proses pemulihan sang ibu berjalan dengan lancar bahkan sudah semakin membaik dari hari ke hari. Tentu saja itu adalah kabar yang membahagiakan bagi Lana. Jadi sekarang Lana tinggal menemani sang ibu hingga pulih total. Dan juga ia akan bekerja lebih keras lagi agar bisa memenuhi semua kebutuhan sang ibu. Dengan membawa makanan yang ia beli di kantin Lana berjalan menuju kearah kamar perawatan sang ibu. Malam ini rencananya ia akan menginap di rumah sakit karena memang besok hari Sabtu jadi ia tak harus pergi ke kantor. Bahkan tadi ia sudah membawa beberapa bajunya yang akan ia gunakan untuk menginap sampai hari Minggu. Ketika ia sampai di ruang perawatan sang ibu ia masih melihat sang ibu tertidur karena sebelum meninggalkan sang ibu tadi ada perawat yang memberikan obat untuk sang ibu sehingga sekarang sang ibu sudah terlelap tidur. Se
Saat ini Dante sedang bersiap-siap untuk kembali ke Indonesia setelah hampir satu bulan lamanya ia tinggal di Amerika. Kenapa Dante bisa selama ini berada di Amerika selain karena sang mommy meminta dirinya untuk tinggal lebih lama disini dan juga menikmati liburan keluarga yang jarang terjadi tapi Dante juga melakukan beberapa pertemuan dengan klien-klien penting yang kebetulan berada di Amerika. Jadi bisa dibilang Dante berlibur sambil bekerja. Tapi ia tak bisa lagi menunda lagi kepulangannya karena begitu banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan. Maka dari itu hari ini ia harus segera kembali ke Indonesia walaupun sang mommy masih saja meminta dirinya untuk tinggal disini lebih lama lagi. "Apa kamu tidak bisa menunda lagi kepulangan kamu Dante?" tanya Wanda yang sedang membantu sang putra sulung beres-beres. "Come on mom kita sudah membicarakan ini dan aku sudah bilang sama mama kan kalau aku gak bisa menunda lagi kepulangan aku ke Indonesia. Aku sudah terlalu lama disini dan di
Lana masih mencoba untuk mengatur nafasnya setelah tadi ia mendapatkan mimpi yang sangat buruk. Walaupun itu hanya mimpi tapi Lana merasa jika itu seperti kenyataan. Di dalam mimpi itu Lana kembali bertemu dengan laki-laki yang membelinya. Laki-laki itu menatapnya dengan tajam seakan-akan ia melihatnya dirinya seakan-akan menelanjanginya. Dan yang membuat Lana sangat ketakutan ketika laki-laki itu mendekat kearahnya dan mengatakan kata-kata yang membuat Lana sangat ketakutan. Laki-laki itu mengatakan jika hidup Lana berada dalam genggamannya dan pastinya laki-laki itu akan menjadikan Lana sebagai pelampiasan gairahnya sampai laki-laki itulah bosan. Tentu saja Lana sangat ketakutan ketika mendengar kata-kata ancaman seperti itu. Ketika ia mencoba lari dari laki-laki itu tapi tangan laki-laki itu langsung memegangnya dan mengancam Lana kalau ia pasti akan segera menemukan Lana dan akan mengurungnya di bawah kungkungan laki-laki itu. Keringat masih menetes dari kening Lana ketika mengin
Senyum tak bisa hilang dari wajah Lana ketika ia bisa melihat keadaan sang ibu yang sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya. Bahkan saat ini Lana sudah menyuapkan sarapan pagi untuk sang ibu. Untung saja harus ini adalah hari Sabtu jadi Lana bisa menghabiskan waktu untuk merawat sang ibu. Dengan sangat telaten Lana menyuapkan makanan kedalam mulut sang ibu. Karena dokter Budi mengatakan kepada Lana untuk membantu sang ibu untuk makan walaupun sedikit jadi dengan begitu sang ibu memiliki tenaga untuk bisa kembali menjalani pemulihan dengan lebih cepat. "Lana ibu udah kenyang," tolak sang ibu ketika akan disuapkan bibir ke mulut sang ibu. "Dikit lagi Bu. Ibu baru aja makan 2 sedok. Jadi ibu makan sedikit lagi ya setelah itu ibu minum obat," bujuk Lana. "Tapi makanannya gak enak ibu gak suka," kata sang ibu yang masih saja menolak. Lana tahu jika makanan yang di berikan untuk sang ibu tidak enak. Tapi mau gimana lagi karena memang makanan yang diperuntukkan untuk sang ibu di buat s
5 tahun kemudian....Tahun berganti dan kehidupan Lana serta Dante pun berjalan dengan baik-baik saja. Walaupun dalam perjalanannya tetap saja banyak kendala yang harus mereka hadapi. Tapi tetap saja mereka bisa mendapatkan kebahagiaan yang begitu besarnya. Bagi mereka bisa dapat berkumpul bersama anak-anaknya sudah lebih dari cukup. Seperti hari ini tampak seorang wanita dengan penampilan yang cukup berantakan sedang menyiapkan barang-barang keperluan milik anak-anaknya karena hari ini wanita itu ingin menitipkan anak-anaknya di rumah Mama mertuanya karena malam nanti ia ingin merayakan aniversary pernikahanannya dengan sang suami berdua saja. Maka dari itu ia ingin menitipkan anak-anaknya di rumah mertuanya. "Ibu, Alex menangis lagi," teriak Alden dari arah ruang main. "Hahhhh....."Lana hanya bisa menghela napasnya berat karena menjadi seorang ibu ternyata tak mudah. Apalagi sekarang Lana sudah menjadi ibu dari empat orang anak sekaligus. Anak pertama dan keduanya merupakan anak
Beberapa hari kemudian....Lana sedang melihat penampilannya di cermin. Dan ia merqsa tak percaya percaya dengan bentuk tubuhnya yang belum sepenuhnya kembali dan malam ini ada acara ulang tahun sang Opa sekaligus akan memperkenalkan dirinya sebagai cucu dari keluarga Atmaja. Sebenarnya Lana sudah mengatatakan kepada sang Opa untuk tidak melakukan pesta penyambutan dirinya tapi sang Opa menolak dengan alasan beliau ingin orang-orang tahu jika Lana berasal dari keluarga Atmaja. Dan sekarang Lana bingung harus memakai baju apa karena ia tak membawa gaun apapun kesini. Dan kalau pun membeli baju baru tak ada waktu untuk Lana hanya sekedar untuk membelinya karena ia selalu diikuti oleh kedua putranya yang sepanjang hari selalu mencari keberadaannya. Tapi untung saja sang Opa menunjukkan lemari pakaian milik sang Oma dan setelah Lana mencoba memilih beberapa baju akhirnya ia mendapatkan sebuah gaun yang simple berwarna hitam. Dan sekarang ia merasa tak percaya diri dengan penampilannya."A
Ternyata melakukan perjalanan yang panjang menuju Canada bersama balita sangat tak mudah bagi orang tua baru seperti Dante dan juga Lana. Walaupun mereka sudah memakai class bisnis tapi tetap saja ia mereka harus bergantian menenangkan kedua putranya yang tiba-tiba saja rewel. Tapi sejauh ini baik Dante dan juga Lana menikmati perjalanan ini walaupun harus diikuti dengan banyak hal-hal yang menarik yang bisa dijadikan sebuah kenangan. Jadi baik Lana maupun Dante tak mengeluh sama sekali. Saat ini mereka sudah sampai di di Canada dengan keadaan yang dingin karena sekarang sudah masuk musim dingin. Maka dari itu sebelum keluar dari pesawat Lana sudah memakaikan pakaian yang tebal untuk kedua putranya agar tidak kedinginan. Dan sekarang Lana sedang menunggu Dante untuk mengambil koper mereka. "Kita tunggu Daddy dulu setelah itu kita baru bertemu dengan Opa. Jadi ibu kasih cookies untuk kalian berdua karena sudah bersikap baik selama perjalanan," ucap Lana yang memberikan cookies. "Bu.
"Dante semua koper punya Aiden dan Alden sudah masuk mobil kan?" tanya Lana yang sedang menyiapkan kedua putranya. "Sudah semua sayang jadi kamu gak perlu khawatir," jawab Dante yang sudah bergabung bersama dengan Lana. Saat ini Lana baru saja selesai memandikan kedua anaknya karena hari ini mereka akan terbang ke Canada untuk menghadiri acara ulang tahun sang Opa dan juga untuk mempertemukan Aiden dan juga Alden dengan sang Opa. Hubungan Lana dengan Edwin Atmaja berjalan dengan baik dan sekarang hubungan mereka sudah lebih dekat walaupun butuh waktu untuk bisa menjadi seorang kakek dan cucu. Tapi setidaknya Lana sudah bisa menerima kehadiran sang Opa dan juga Lana sudah setuju untuk menyandang nama Atmaja dibelakang namanya. Maka dari itu sekarang ia akan berangkat kesana untuk bisa bertemu dengan sang Opa. Sebenarnya sang Opa sudah lama ingin bertemu dengan Lana dan juga kedua anaknya tapi karena masalah kesehatan sehingga membuatnya tak bisa melakukan penerbangan jarak jauh. Jadi
Suasana di sebuah rumah yang tadi meriah sekarang berubah menjadi lebih tenang karena para tamu undangan sudah pulang meninggalkan rumah yang besar dan juga mewah milik Dante Alfonso. Dan sekarang mereka sedang duduk santai di ruang keluarga dengan nyaman. "Mommy gak menyangka jika acara tadi sukses dan banyak tamu yang datang juga. Terus Aiden dan juga Alden juga terlihat senang mengikuti acara tadi walaupun tak mengerti," kata Wanda yang terlihat bahagia. Dante menganggukkan kepalanya setuju dengan apa yang dikatakan oleh sang Mommy. "Mommy benar tadi Aiden dan juga Alden terlihat sangat bahagia walaupun belum terlalu mengerti dan sekarang mereka sudah langsung tidur setelah Lana mandikan dan ganti bajunya," jawab Lana yang ikut bergabung dengan Dante dan mertuanya. "Senang Mommy mendengarnya. Rasanya Mommy masih terasa seperti mimpi bisa melihat kamu ada disini dan juga melihat cucu-cucu Mommy dalam keadaan sehat. Dulu sekitar setahun yang lalu Mommy masih ingat bagaimana Mommy
Satu tahun kedepan......Di ruang kerjanya Dante sedang mengerjakan beberapa pekerjaan yang harus segera ia kerjakan sebelum akhirnya ia harus pulang kerja rumah karena ada acara penting yang akan diadakan di rumah. Jadi hari ini ia akan pulang lebih awal dari biasanya. Jam sudah menunjukkan pukul empat sore dan Dante harus segera jalan sekarang karena ia harus datang keacara penting itu. "Rika, batalkan jadwal saya semuanya dan jika ada pekerjaan yang mendadak maka harus ditunda sampai saya kembali dari melakukan cuti," perintah Dante dengan ekspresi datar. "Baik pak Dante," jawab Rika yang merupakan sekretaris Dante. Setelah mengatakan perintahnya Dante langsung bangkit dari kursi kerjanya dan berusia meninggalkan kantornya. Hari ini adalah hari yang membahagiakan bagi Dante sehingga senyum terus mengembang di wajahnya yang tampan. Walaupun usia Dante sudah memasuki kepala tiga tapi tak membuat ketampanannya luntur. Tapi ketampanannya semakin terlihat hingga saat ini. Dengan la
Hampir 24 jam lamanya Dante melakukan perjalanan dari Canada hingga akhirnya ia sampai di Indonesia. Seharusnya ia sudah sampai beberapa jam yang lalu ia sudah sampai di Indonesia tapi ia ketika ia sampai di Dubai pesawatnya sempat delay hampir 2 jam lamanya hingga membuatnya terhambat. Padahal Dante benar-benar ingin bisa mengetahui keadaan dari sang istri. Tadi Dante sudah menghubungi sang Daddy untuk menanyakan keadaan Lana tapi sang Daddy bilang jika Lana sedang menjalani operasi. Dan setelah itu Dante tak tahu lagi dengan keadaan Lana saat ini karena ia sudah harus melakukan penerbangan. Jadi sekarang yang ada di kepalanya benar-benar hanya ada Lana seorang. Ia benar-benar takut terjadi hal yang buruk kepada Lana maka dari itu ekspresi wajah Dante sudah benar-benar terlihat sangat takut. Tak berapa lama Dante sampai juga di parkiran mobil dan ia sudah disambut oleh beberapa pengawal milik keluarga Alfonso. "Selamat malam tuan Dante," sapa salah satu pengawal. "Tunjukkan dimana
Air mata terus mengalir dari mata Wanda ketika melihat kondisi Lana yang sangat mengkhawatirkan. Ia masih ingat bagaimana darah keluar dari sela-sela pahanya dan membuatnya sangat takut terjadi hal buruk kepada sang menantu dan juga calon cucunya. "Sayang, bagaimana jika terjadi hal yang buruk kepada Lana dan calon cucu kita. Seharusnya tadi aku ikut menemani Lana ketika di toilet bukannya malah belanja. Aku benar-benar sangat menyesal," ungkap Wanda menyesal. "Ssssttt....."Tommy mencoba menenangkan sang istri yang dari tadi terus menyalahkan dirinya sendiri. "Ini bukan salah kamu sayang. Dan kamu gak perlu khawatir tentang keadaan Lana. Dokter pasti akan menyelamatkan Lana dan calon cucu kita. Jadi kamu berhenti menyalahkan diri kamu sendiri," pinta Tommy menenangkan dirinya sendiri. Wanda hanya bisa menangis dalam pelukan sang suami sambil menunggu Lana sedang dilakukan tindakan diluar sana. Tadi ketika Lana ditemukan tak sadarkan di toilet dengan cepat Lisa pengawal pribadinya
Lana berjalan dengan perlahan dengan Mama mertuanya setelah mereka pergi dari rumah sakit. Dengan perlahan sang Mama mertua mengandeng tangan Lana karena beliau melihat jika dirinya memang sudah agak susah jalan cepat karena memang perutnya yang sudah membesar. "Lana sayang kamu pasti capek jalan dari depan lobby tadi. Apa perlu Mommy carikan kursi roda untuk kamu?" tanya Wanda penuh perhatian. "Gak usah Mom. Aku juga ingin banyak jalan biar nanti ketika melahirkan bisa lebih nyaman. Lagipula dokter meminta aku untuk banyak olahraga biar kondisi aku tetap stabil jadi tak akan masalah kalau cuma jalan seperti ini," tolak Lana sambil tersenyum. "Ya udah kalau kamu maunya gitu. Kalau gitu kita cari makan dulu baru kalau kamu mau beli yang lain baru kita cari lagi," kata Wanda mengambil keputusan. Lana menganggukan kepalanya setuju dengan apa yang dikatakan oleh mama mertuanya. Mereka pun kembali melangkahkan kakinya sambil mencari restoran yang tepat yang akan dijadikan makan siang m