Di sebuah kamar yang masih tertutup tirai tampak seorang laki-laki yang bertelanjang dada dan hanya memakai celana pendeknya. Ia tampak terlelap tidur karena semalam lagi-lagi ia harus begadang gara-gara banyak pekerjaan yang harus ia kerjakan. Ketika jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi ia masih enggan untuk bangun dari tidurnya. Sampai sebuah ketukan pintu membuat tidurnya terganggu. Berhubung pintunya tak kunjung hingga akhirnya orang yang ada di depan pintu itu masuk tanpa permisi. Dan tampak seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik walaupun usianya sudah menginjak 56 tahun. Wanita itu masuk ke dalam kamar dan melangkahkan kakinya menuju ranjang dimana ada laki-laki yang masih terlelap tidurnya. Sang wanita itu tersenyum melihat bagaimana laki-laki yang ternyata putranya tampak masih terlelap tidur. Ia pun mencoba untuk membangunkan sang putra sulung yang masih enggan untuk bangun dari tidurnya.
"Dante wake up," kata Wanda mencoba membangunkan sang putra.
"Hhhhmmmm..."
Hanya suara deheman terdengar dari mulut laki-laki bernama Dante itu. Ia seakan enggan untuk bangun karena merasa sangat mengantuk. Wanda pun duduk di samping ranjang dan mengelus kepala sang putra dengan penuh sayang. Ia tak menyangka jika putra sulungnya sudah berusia 30 tahun tapi bagi Wanda, ia masih mengganggap sang putra seperti anak kecil. Ia tahu jika sang putra pasti merasa lelah karena semenjak sang suami memilih untuk pensiun dari perusahaan yang sudah dia bangun sejak masa mudanya dan sekarang ia memilih untuk menyerahkan kepemimpinan kepada putra sulungnya. Jadi wajar saja jika saat ini Dante terlihat susah untuk bangun karena ia semalam pulang larut karena harus menyelesaikan pekerjaannya dan Wanda bisa mengerti akan hal itu.
"Kalau kamu masih mengantuk lebih baik tidur aja. Mommy cuma mau membangunkan kamu takutnya kamu terlambat masuk ke kantor tapi kalau kamu masih mengantuk maka tidur lagi aja," kata Wanda sambil membelai kepala sang putra.
Dante yang merasakan nyaman ketika sang Mommy mengelus kepalanya pun perlahan membuka matanya dan ketika ia membuka matanya pertama kali yang ia lihat adalah wajah cantik wanita yang paling berarti dalam hidupnya. Dante pun tersenyum ketika melihat wajah sang Mommy yang selalu bisa membuatnya tenang. Bagi Dante sang Mommy adalah orang paling Dante jaga dan juga paling ia sayangi di dunia ini. Ia akan melakukan apapun untuk bisa membuat sang Mommy bahagia.
Dante pun mendudukkan tubuhnya di ranjang sehingga memperlihatkan tubuh bagian atasnya yang seksi dan juga sangat menggoda.
"Maaf Mom kalau Mommy harus membangunkan aku segala. Biasanya aku sudah bangun pagi tapi semalam aku kerja lembur jadi pagi ini aku memutuskan untuk berangkat ke kantor lebih siang," jawab Dante dengan suara khas bangun tidur.
"Tidak apa-apa sayang. Mommy tahu kalau setelah kamu mengambil alih perusahaan kamu jadi lebih sibuk dan pastinya banyak pekerjaan yang harus kamu kerjakan. Tapi walaupun kamu sibuk seperti itu kamu harus tetap menjaga kesehatan kamu dan juga makan teratur. Jangan sampai gara-gara sibuk bekerja maka kamu jadi sakit," pesan Wanda kepada sang putra.
"I know Mom. Aku pasti akan menjaga kesehatan dan gak akan mudah sakit. Lagipula aku masih rutin berolahraga di tengah-tengah kesibukan aku yang tak ada habisnya serta aku juga masih meminum vitamin yang Mommy berikan untuk aku," jawab Dante yang mengerti apa yang dimaksud sang Mommy.
"Good. Dan satu lagi mommy nanti sore akan terbang ke Amerika untuk menemani adik kamu Dyandra yang sebentar lagi melahirkan. Jadi kamu akan tinggal di rumah ini sendirian selama mommy dan Daddy pergi ke Amerika. Tapi kamu gak usah khawatir Mommy sudah memerintahkan para pelayan untuk menyiapkan segala kebutuhan kamu selama Mommy gak ada di rumah," kata Wanda memberitahukan kepada sang putra.
"Mommy dan Daddy akan pergi ke Amerika sore ini memang kapan perkiraan Dyandra melahirkan? Bukannya masih sekitar Minggu depan tapi kenapa Mommy dan Daddy sudah berangkat sekarang dari sekarang?" tanya Dante bingung.
"Adik kamu sudah terus menelpon agar mommy datang kesana karena ini adalah kehamilannya yang pertama jadi ia masih merasa takut ketika harus menjalani persalinan sendiri dan dia mau Mommy ada disana saat adik kamu melahirkan. Sedangkan kamu tahu sendiri jika George kurang mengerti soal seperti itu jadi Mommy yang harus menemani Dyandra selama berada disana," jawab Wanda menjelaskan.
Dante menganggukkan kepalanya mengerti. Ia memang memiliki seorang adik perempuan berusia 25 tahun yang sekarang tinggal di Amerika karena mengikuti suaminya yang memang bekerja disana. Dan yang membuat Dante cukup heran ketika sang adik yang manja itu mengatakan ingin menikah dan bahkan setelah menikah ia akan mengikuti suaminya tinggal di Amerika. Awalnya Mommy dan Daddynya kaget dengan apa yang dikatakan oleh sang adik tapi sang adik mengatakan jika ia ingin bisa hidup mandiri bersama George dan ternyata sang adik bisa membuktikan apa yang ia katakan. Walaupun awalnya memang sulit tapi setelah hampir setahun tinggal disana Dante bisa melihat sang adik baik-baik. Apalagi ketika sang adik dinyatakan hamil maka membuat Mommy dan Daddynya menjadi jauh lebih bahagia lagi.
"Kapan kamu menyusul Dyandra untuk menikah? Usia kamu sudah menginjak 30 tahun dan mommy merasa sudah saatnya kamu memiliki keluarga sendiri. Tapi kenyataannya kamu masih terlalu asik dengan dunia pekerjaan kamu sendiri. Apa perlu mommy mencarikan wanita yang tepat buat kamu?" tanya Wanda yang sangat ingin putranya menikah juga.
"Aku masih belum memikirkan hal itu Mom. Dan Mommy gak usah mencarikan aku wanita manapun untuk menjadi istri aku karena memang aku sedang ingin fokus kerja aja," tolak Dante dengan halus.
"Ini bukan karena wanita bernama Alicia itu kan? Bukannya Mommy gak suka dengan wanita itu tapi entah kenapa Mommy merasa jika dia bukan pasangan yang tepat untuk kamu. Kamu tahu sendiri Mommy dan Daddy tak pernah mempermasalahkan soal status sosial menantu Mommy. Bagi Mommy siapapun menantu Mommy nantinya harus bisa membuat anak-anak Mommy bahagia. Dulu saja ketika Dyandra membawa George kesini Mommy merasa gak yakin jika George serius dengan adik kamu. Tapi George benar - benar membuktikan jika dia benar - benar serius dengan Dyandra bahkan akan bertanggung jawab penuh terhadap adik kamu. Walaupun saat itu pekerjaan George belum pasti tapi Mommy dan Daddy tak mempermasalahkan hal itu karena Mommy dan Daddy bisa melihat kebahagiaan di mata Dyandra dan juga tanggung jawab yang George tunjukan kepada Mommy dan Daddy. Dan ternyata keputusan Mommy dan Daddy untuk menerima George benar. Tapi ketika kamu membawa Alicia kesini entah kenapa Mommy merasakan jika wanita itu tidak benar-benar mencintai kamu dan hanya memanfaatkan kamu jadi Mommy menentang dengan tegas hubungan kalian berdua. Tapi jika melihat kamu terus sendiri seperti ini membuat Mommy sedih dan Mommy merasa bersalah sudah menentang hubungan kamu dan juga Alicia," kata Wanda memperlihatkan ekspresi sedih.
"Mommy gak perlu menyalahkan diri Mommy sendiri. Hubungan aku dan Alicia juga sudah lama berakhir jadi Mommy tak perlu mengingat kembali soal hal itu. Sekarang yang paling penting mommy tak perlu mengingat masalah itu dan fokus dengan apa yang ada dan soal kapan aku akan menikah aku hanya minta waktu Mommy. Aku gak mau terburu-buru hidup dengan seorang wanita yang tak aku kenal di sisa hidup aku. Banyak hal yang perlu aku pertimbangan selain itu seperti apa yang aku bilang tadi jika aku masih ingin fokus bekerja untuk saat ini," jawab Dante jujur.
Wanda tersenyum mendengar jawaban dari sang putra. Ia tahu sang putra memang butuh waktu untuk bisa melangkah ke jenjang serius dengan seorang wanita. Maka dari itu sebagai seorang ibu Wanda tak akan memaksa kehendaknya.
"Ya sudah kamu mau tidur lagi atau mau bangun? Kalau mau bangun biar Mommy siapkan sarapan buat kamu. Gimana mau tidur atau sarapan dengan Mommy dan Daddy?" tanya Wanda dengan lembut.
"Aku mau tidur sebentar lagi setelah itu aku akan siap-siap pergi ke kantor," jawab Dante dengan suara yang masih serak.
"Ya sudah kalau gitu nanti kamu bilang aja sama Mommy kalau mau sarapan. Kalau gitu Mommy mau turun dulu soalnya Daddy kamu belum minum obat kalau Mommy gak menyiapkannya jadi Mommy harus menyiapkan obat-obatan buat Daddy kamu," kata Wanda yang sudah beranjak dari ranjang sang putra.
Setelah itu Wanda pun memilih keluar dari kamar sang putri. Sedangkan Dante masih memikirkan apa yang dikatakan oleh sang Mommy. Apa benar ia belum bisa melupakan Alicia? Entahlah Dante tak mau memikirkan soal hal itu. Ia lebih memilih untuk kembali tidur karena masih merasa mengantuk.
Sekitar pukul sepuluh pagi Dante sudah menginjakkan kakinya di perusahaan yang dibangun oleh sang Daddy selatan hampir 30 tahun lebih. Sebenarnya perusahaan ini sendiri merupakan warisan dari kakeknya yang memang sudah merintis sejak awal dan sang Daddy yang melanjutkannya. Perusahaan Alfonso memiliki banyak usaha. Tapi bisnis utamanya adalah di bidang otomotif dan juga barang-barang elektronik. Perusahaan Alfonso merupakan perusahaan yang memegang lesensi dari beberapa brand mobil terkenal dan mewah di seluruh dunia. Selain itu perusahaan Alfonso juga membuat beberapa barang elektronik yang dibutuhkan untuk kebutuhan sehari-hari dan tak lupa juga mereka juga memproduksi telepon seluler yang penjualannya sedang sangat bagus.
Dan setelah Tommy Alfonso yang merupakan Daddynya Dante memilih pensiun maka Dante sebagai putra sulung melanjutkan bisnis keluarga ini. Ditangan Dante perusahaan jauh lebih berkembang lagi. Bahkan Dante sudah melebarkan sayap bisnis mereka di bidang retail dan saat ini ia sedang mempersiapkan untuk meluncur maskapai pesawatnya sendiri. Tapi semuanya masih dalam tahap pengerjaan dan diskusi panjang yang pastinya membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak.
Jadi dengan segala kelebihan yang dimiliki Dante Alfonso tak heran banyak wanita yang ingin mendapatkan laki-laki berusia 30 tahun itu. Tapi sayangnya Dante sedang tak ingin menjalin hubungan dengan wanita manapun untuk saat ini. Hal itu dikarenakan dengan kenangan masa lalunya dengan mantan kekasihnya bernama Alicia Jasmine. Mungkin jika Alicia tak berbuat sesuatu yang membuat Dante marah dan kecewa mungkin sekarang ia sudah menikah dengan Alicia. Tapi sayangnya semuanya sia-sia dan Dante masih betah melajang.
Sesampainya di ruang kerjanya Dante langsung terhanyut dengan pekerjaan yang ada di mejanya sampai ia tak sadar jika sahabat sekaligus rekan kerjanya di kantor ini masuk ke ruang kerjanya.
"Wah big boss kita baru datang ternyata. Apa gara-gara semalam kelelahan setelah bermalam dengan wanita yang aku berikan?" tanya Ryan dengan wajah yang super mesum.
Dante yang sedang menatap dokumennya pun mengehentikan kegiatannya dan menatap kearah Ryan.
"Aku gak memakai wanita yang kamu kirimkan buat aku. Dan berhenti mengirimkan wanita tidak jelas seperti itu lagi. Aku gak berminat sana sekali," tolak Dante tegas.
"Ya sayang sekali kalau kamu gak memakai wanita itu. Padahal dia wanita terbaik di tempatnya bekerja. Tapi kamu masih bergairah bila bersama dengan wanita seksi itu? Dante kamu masih normal kan?" tanya Ryan penuh selidik.
Dante menatap kearah Ryan dengan sorot marah ketika mengatakan hal itu. Tentu saja ia masih normal hanya saja ia tak bereaksi dengan wanita seperti itu. Entah kenapa sejak berpisah dengan Alicia gairahnya seakan mati. Walaupun begitu Dante masih bisa bilang jika dirinya normal.
"Sorry brother bukannya aku meragukan kamu hanya saja kamu gak bergairah dengan wanita seksi yang aku kirim. Dan itu membuat aku penasaran. Kalau begitu aku akan mencari wanita yang tepat yang bisa membangkitkan gairah kamu. Kamu tunggu saja nanti," kata Ryan penuh janji.
Setelah mengatakan hal itu Ryan pun pergi dari ruang kerja Dante. Sedangkan Dante memilih tak menggubris apa yang dikatakan oleh Ryan dan kembali bekerja. Padahal tanpa Dante sadari jika apa yang akan dilakukan oleh Ryan akan benar-benar mengubah hidupnya.
Seorang gadis berumur 21 tahun tampak sedang sibuk menyiapkan sarapan pagi untuk dirinya dan juga sang ibu sebelum ia berangkat kerja. Hari ini adalah hari pertamanya bekerja di sebuah perusahaan yang besar. Walaupun ia hanya bekerja di bagian administrasi saja tapi ia sudah sangat senang karena setidaknya ia bisa mendapatkan uang yang lebih banyak lagi. Saat ini ia memang kesehatan sang ibu sedang tidak baik. Sang ibu sering keluar masuk rumah sakit karena sang ibu memiliki penyakit jantung yang akut dan dokter sudah mengatakan untuk segera menjalani operasi. Tapi sampai detik ini ia belum bisa mendapatkan sejumlah uang yang dibutuhkan. Ia harus bekerja lebih keras lagi untuk bisa mengumpulkan biaya operasi sang ibu. "Lana seharusnya kamu tidak usah repot-repot menyiapkan sarapan buat ibu dan kamu. Seharusnya biarkan ibu saja yang menyiapkan sarapan buat kita," kata Linda yang ikut masuk ke dapur. Gadis yang bernama Lana pun hanya tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh sang i
Sejak pembicaraannya dengan Fina tadi tentang menjual keperawanannya untuk biaya operasi sang ibu entah kenapa kata-kata penawaran dari Fina. Apakah dia sanggup mengorbankan harga dirinya dengan sejumlah uang? Selama ini ia tak memiliki apapun untuk di banggakan karena selama ini kehidupannya benar-benar sangat sulit. Lana hanya hidup bersama dengan ibunya saja bahkan setelah sang ayah meninggal sang ibu yang berjuang untuk bisa menghidupi mereka berdua. Walaupun kehidupan mereka tak mewah bahkan bisa dibilang susah tapi Lana tak pernah merasa mengeluh dengan semua itu. Ia masih sangat bersyukur dan bahagia bisa hidup dengan sang ibu hingga detik ini. Walaupun beberapa waktu terakhir kesehatan sang ibu tidak baik-baik saja tapi Lana masih bersyukur bisa melewati waktu bersama dengan sang ibu. Tapi sekarang kesehatan sang ibu semakin terpuruk dan itu benar-benar membuat Lana bingung apakah tawaran yang diberikan oleh Fina harus ia ambil? Dengan uang itu ia bisa membayar biaya operasi s
Dante berjalan menuju apartemennya yang memang tak jauh dari kantornya berada. Sering kali Dante menginap di apartemennya bila ia merasa lelah dan malas untuk kembali ke rumahnya. Jadi apartemennya ini adalah solusi yang tepat untuk dirinya. Dan malam ini entah apa yang ada di pikiran Dante tiba-tiba ia menginginkan seorang wanita yang bisa menghangatkan ranjangnya. Selama ini Dante tak pernah memakai jasa wanita penghibur seperti ini untuk bisa menyalurkan gairahnya karena setelah ia mengakhiri hubungannya dengan mantan kekasihnya ia tak pernah tertarik lagi dengan urusan ranjang. Ia lebih memilih menyibukkan dirinya dengan segudang pekerjaan yang ada. Tapi entah kenapa tadi tiba-tiba ia merasa menginginkan seorang wanita yang bisa menghangatkan ranjangnya. Jadi ia meminta sahabatnya Ryan yang memang suka terlibat dengan dunia seperti itu untuk mencarikan dirinya seorang wanita yang bisa menemani dirinya malam ini. Walaupun ia harus mengeluarkan uang yang tak sedikit tapi Dante tak p
Di sebuah kamar tampak sangat berantakan tampak seorang wanita dan laki-laki yang masih terlelap tidur. Dengan tubuh yang tak mengenakan sehelai kain pun dan hanya di tutupi selimut saja tak membuat mereka merasa kedinginan karena mereka tidur saling berpelukan satu sama lain. Setelah semalam mereka berpacu dengan gairah mereka masing-masing sekarang mereka tampak masih terlelap tidur dan enggan untuk bangun karena rasa lelah yang ia rasakan. Tapi tak berapa lama sang wanita tampak mulai mengerjapkan matanya dan perlahan mulai membuka matanya. Dan pemandangan pertama yang ia lihat ketika membuka matanya adalah wajah seorang laki-laki tampan yang tidur di sampingnya. Mengingat hal itu wanita itu jadi ingat apa yang terjadi kepada dirinya semalam. Ia juga menyadari jika saat ini semuanya tak lagi sama. Semalam ia sudah memberikan keperawanannya kepada seorang laki-laki asing yang tak ia kenal. Tapi laki-laki itu berhak mendapatkan keperawanannya karena sudah membayarnya dengan harga ya
Setelah membayar uang taksi Lana langsung berjalan menuju ke ruang operasi dimana sang ibu berada. Tadi ia sudah diberitahu oleh pihak rumah sakit jika sang ibu sedang menjalani proses operasi jantung. Dan pihak rumah sakit mengatakan jika operasi jantung ini akan memakan waktu yang tak sebentar jadi Lana tak perlu datang untuk menemui sang ibu. Jadi ketika tadi ia pergi dari apartemen laki-laki itu ia memilih untuk pulang ke rumahnya terlebih dahulu. Ia tak mungkin berpenampilan kacau dan juga berantakan seperti itu. Dan sekarang ia sudah berpenampilan jauh lebih sopan dan pastinya ia juga merasa jauh lebih baik walaupun ia masih merasakan sakit di beberapa bagian tubuhnya terutama daerah selangkangannya. Tapi lagi-lagi Lana tak menggubrisnya. Secepat mungkin ia harus segera ke rumah sakit untuk melihat keadaan sang ibu. Ia benar-benar berharap jika keadaan sang ibu akan baik-baik saja setelah menjalani operasi. Dan pastinya ia sangat berharap jika operasi yang dilakukan dokter untuk
"Operasinya berjalan dengan lancar dan keadaan ibu kamu juga membaik. Tapi untuk saat ini saya akan membawa ibu anda ke ruang ICU agar di pantau 24 jam karena memang keadaannya yang belum begitu stabil karena harus mengalami operasi besar jadi kita harus pantau dulu keadaan ibu kamu untuk beberapa kedepan," kata dokter menjelaskan. Ada rasa lega yang Lana rasakan ketika mendengar apa yang dikatakan oleh dokter Budi. Walaupun keadaan sang ibu belum stabil tapi setidaknya sang ibu sudah menjalani operasi. Hanya perlu waktu untuk bisa melihat keadaan sang ibu pulhh kembali. "Terima kasih dokter. Saya tidak tahu harus berkata apa lagi dengan dokter. Selama ini dokter Budi sudah sangat baik terhadap ibu saya. Dan sekali lagi saya mempercayakan ibu saya kepada dokter," pinta Lana dengan mata yang berkaca-kaca. "Kamu tidak usah khawatir dengan keadaan ibu kamu walaupun masa pemulihannya akan membutuhkan waktu tapi setidaknya kondisi ibu kamu sudah dalam keadaan tak kritis lagi. Jadi kita
" Maksud kamu apa Fina?" tanya Lana bingung ketika mendengar apa.yang dikatakan oleh Fina. Saat ini Fina memang berada di rumah Lana. Tadi Fina sempat menghubungi dirinya dan berkata jika ia ingin menemui dirinya karena Fina bilang jika ada hal penting yang ingin ia katakan. Dan Lana begitu kaget ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Fina."Kenapa laki-laki itu mencari aku? Dan tadi kamu bilang jika laki-laki itu menginginkan aku kembali? Apa aku berbuat salah sehingga laki-laki itu meminta aku datang kembali? Atau jangan-jangan dia menginginkan uangnya kembali karena tak puas dengan pelayanan yang aku lakukan?" tanya Lana dengan suara yang gugup. "Aku juga gak tahu apa yang dicari laki-laki itu. Tapi tadi aku mendapatkan permintaan dari orang yang meminta kamu untuk menghangatkan ranjangnya bahwa dia meminta kamu datang lagi ke tempatnya malam ini. Sekarang aku mau tanya sama kamu. Apa yang terjadi malam itu? Coba kamu ingat apakah mungkin berbuat salah?" tanya Fina yang memanda
Beberapa hari ini hidup Lana sudah kembali seperti ini. Bahkan sekarang kondisi sang ibu sudah jauh lebih baik walaupun masih belum dipindahkan ke ruangan rawat biasa tapi dokter Budi mengatakan jika pemulihan kondisi sang ibu sudah membaik. Kalau kondisi sang ibu terus membaik seperti ini maka awal Minggu depan sang ibu sudah dipindahkan ke ruang rawat biasa. Karena memang sang ibu baru saja melakukan operasi jantung yang pastinya tak mudah jadi dokter Budi harus memastikan keadaan sang ibu baik-baik saja. Dan Lana pun hanya mengiyakan saja semua perkataan dokter Budi. Lana sendiri sudah mulai terbiasa bekerja di tempat kerjanya yang baru. Walaupun ia hanya seorang admin saja tapi Lana mau belajar hal-hal yang baru sehingga dengan cepat ia bisa beradaptasi dengan baik. Seperti saat ini Lana sedang mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh sang bos. Ia selalu melakukan semua pekerjaan dengan sebaik mungkin dan sebisa mungkin tak melakukan kesalahan. Bahkan terkadang ia harus melewatk
5 tahun kemudian....Tahun berganti dan kehidupan Lana serta Dante pun berjalan dengan baik-baik saja. Walaupun dalam perjalanannya tetap saja banyak kendala yang harus mereka hadapi. Tapi tetap saja mereka bisa mendapatkan kebahagiaan yang begitu besarnya. Bagi mereka bisa dapat berkumpul bersama anak-anaknya sudah lebih dari cukup. Seperti hari ini tampak seorang wanita dengan penampilan yang cukup berantakan sedang menyiapkan barang-barang keperluan milik anak-anaknya karena hari ini wanita itu ingin menitipkan anak-anaknya di rumah Mama mertuanya karena malam nanti ia ingin merayakan aniversary pernikahanannya dengan sang suami berdua saja. Maka dari itu ia ingin menitipkan anak-anaknya di rumah mertuanya. "Ibu, Alex menangis lagi," teriak Alden dari arah ruang main. "Hahhhh....."Lana hanya bisa menghela napasnya berat karena menjadi seorang ibu ternyata tak mudah. Apalagi sekarang Lana sudah menjadi ibu dari empat orang anak sekaligus. Anak pertama dan keduanya merupakan anak
Beberapa hari kemudian....Lana sedang melihat penampilannya di cermin. Dan ia merqsa tak percaya percaya dengan bentuk tubuhnya yang belum sepenuhnya kembali dan malam ini ada acara ulang tahun sang Opa sekaligus akan memperkenalkan dirinya sebagai cucu dari keluarga Atmaja. Sebenarnya Lana sudah mengatatakan kepada sang Opa untuk tidak melakukan pesta penyambutan dirinya tapi sang Opa menolak dengan alasan beliau ingin orang-orang tahu jika Lana berasal dari keluarga Atmaja. Dan sekarang Lana bingung harus memakai baju apa karena ia tak membawa gaun apapun kesini. Dan kalau pun membeli baju baru tak ada waktu untuk Lana hanya sekedar untuk membelinya karena ia selalu diikuti oleh kedua putranya yang sepanjang hari selalu mencari keberadaannya. Tapi untung saja sang Opa menunjukkan lemari pakaian milik sang Oma dan setelah Lana mencoba memilih beberapa baju akhirnya ia mendapatkan sebuah gaun yang simple berwarna hitam. Dan sekarang ia merasa tak percaya diri dengan penampilannya."A
Ternyata melakukan perjalanan yang panjang menuju Canada bersama balita sangat tak mudah bagi orang tua baru seperti Dante dan juga Lana. Walaupun mereka sudah memakai class bisnis tapi tetap saja ia mereka harus bergantian menenangkan kedua putranya yang tiba-tiba saja rewel. Tapi sejauh ini baik Dante dan juga Lana menikmati perjalanan ini walaupun harus diikuti dengan banyak hal-hal yang menarik yang bisa dijadikan sebuah kenangan. Jadi baik Lana maupun Dante tak mengeluh sama sekali. Saat ini mereka sudah sampai di di Canada dengan keadaan yang dingin karena sekarang sudah masuk musim dingin. Maka dari itu sebelum keluar dari pesawat Lana sudah memakaikan pakaian yang tebal untuk kedua putranya agar tidak kedinginan. Dan sekarang Lana sedang menunggu Dante untuk mengambil koper mereka. "Kita tunggu Daddy dulu setelah itu kita baru bertemu dengan Opa. Jadi ibu kasih cookies untuk kalian berdua karena sudah bersikap baik selama perjalanan," ucap Lana yang memberikan cookies. "Bu.
"Dante semua koper punya Aiden dan Alden sudah masuk mobil kan?" tanya Lana yang sedang menyiapkan kedua putranya. "Sudah semua sayang jadi kamu gak perlu khawatir," jawab Dante yang sudah bergabung bersama dengan Lana. Saat ini Lana baru saja selesai memandikan kedua anaknya karena hari ini mereka akan terbang ke Canada untuk menghadiri acara ulang tahun sang Opa dan juga untuk mempertemukan Aiden dan juga Alden dengan sang Opa. Hubungan Lana dengan Edwin Atmaja berjalan dengan baik dan sekarang hubungan mereka sudah lebih dekat walaupun butuh waktu untuk bisa menjadi seorang kakek dan cucu. Tapi setidaknya Lana sudah bisa menerima kehadiran sang Opa dan juga Lana sudah setuju untuk menyandang nama Atmaja dibelakang namanya. Maka dari itu sekarang ia akan berangkat kesana untuk bisa bertemu dengan sang Opa. Sebenarnya sang Opa sudah lama ingin bertemu dengan Lana dan juga kedua anaknya tapi karena masalah kesehatan sehingga membuatnya tak bisa melakukan penerbangan jarak jauh. Jadi
Suasana di sebuah rumah yang tadi meriah sekarang berubah menjadi lebih tenang karena para tamu undangan sudah pulang meninggalkan rumah yang besar dan juga mewah milik Dante Alfonso. Dan sekarang mereka sedang duduk santai di ruang keluarga dengan nyaman. "Mommy gak menyangka jika acara tadi sukses dan banyak tamu yang datang juga. Terus Aiden dan juga Alden juga terlihat senang mengikuti acara tadi walaupun tak mengerti," kata Wanda yang terlihat bahagia. Dante menganggukkan kepalanya setuju dengan apa yang dikatakan oleh sang Mommy. "Mommy benar tadi Aiden dan juga Alden terlihat sangat bahagia walaupun belum terlalu mengerti dan sekarang mereka sudah langsung tidur setelah Lana mandikan dan ganti bajunya," jawab Lana yang ikut bergabung dengan Dante dan mertuanya. "Senang Mommy mendengarnya. Rasanya Mommy masih terasa seperti mimpi bisa melihat kamu ada disini dan juga melihat cucu-cucu Mommy dalam keadaan sehat. Dulu sekitar setahun yang lalu Mommy masih ingat bagaimana Mommy
Satu tahun kedepan......Di ruang kerjanya Dante sedang mengerjakan beberapa pekerjaan yang harus segera ia kerjakan sebelum akhirnya ia harus pulang kerja rumah karena ada acara penting yang akan diadakan di rumah. Jadi hari ini ia akan pulang lebih awal dari biasanya. Jam sudah menunjukkan pukul empat sore dan Dante harus segera jalan sekarang karena ia harus datang keacara penting itu. "Rika, batalkan jadwal saya semuanya dan jika ada pekerjaan yang mendadak maka harus ditunda sampai saya kembali dari melakukan cuti," perintah Dante dengan ekspresi datar. "Baik pak Dante," jawab Rika yang merupakan sekretaris Dante. Setelah mengatakan perintahnya Dante langsung bangkit dari kursi kerjanya dan berusia meninggalkan kantornya. Hari ini adalah hari yang membahagiakan bagi Dante sehingga senyum terus mengembang di wajahnya yang tampan. Walaupun usia Dante sudah memasuki kepala tiga tapi tak membuat ketampanannya luntur. Tapi ketampanannya semakin terlihat hingga saat ini. Dengan la
Hampir 24 jam lamanya Dante melakukan perjalanan dari Canada hingga akhirnya ia sampai di Indonesia. Seharusnya ia sudah sampai beberapa jam yang lalu ia sudah sampai di Indonesia tapi ia ketika ia sampai di Dubai pesawatnya sempat delay hampir 2 jam lamanya hingga membuatnya terhambat. Padahal Dante benar-benar ingin bisa mengetahui keadaan dari sang istri. Tadi Dante sudah menghubungi sang Daddy untuk menanyakan keadaan Lana tapi sang Daddy bilang jika Lana sedang menjalani operasi. Dan setelah itu Dante tak tahu lagi dengan keadaan Lana saat ini karena ia sudah harus melakukan penerbangan. Jadi sekarang yang ada di kepalanya benar-benar hanya ada Lana seorang. Ia benar-benar takut terjadi hal yang buruk kepada Lana maka dari itu ekspresi wajah Dante sudah benar-benar terlihat sangat takut. Tak berapa lama Dante sampai juga di parkiran mobil dan ia sudah disambut oleh beberapa pengawal milik keluarga Alfonso. "Selamat malam tuan Dante," sapa salah satu pengawal. "Tunjukkan dimana
Air mata terus mengalir dari mata Wanda ketika melihat kondisi Lana yang sangat mengkhawatirkan. Ia masih ingat bagaimana darah keluar dari sela-sela pahanya dan membuatnya sangat takut terjadi hal buruk kepada sang menantu dan juga calon cucunya. "Sayang, bagaimana jika terjadi hal yang buruk kepada Lana dan calon cucu kita. Seharusnya tadi aku ikut menemani Lana ketika di toilet bukannya malah belanja. Aku benar-benar sangat menyesal," ungkap Wanda menyesal. "Ssssttt....."Tommy mencoba menenangkan sang istri yang dari tadi terus menyalahkan dirinya sendiri. "Ini bukan salah kamu sayang. Dan kamu gak perlu khawatir tentang keadaan Lana. Dokter pasti akan menyelamatkan Lana dan calon cucu kita. Jadi kamu berhenti menyalahkan diri kamu sendiri," pinta Tommy menenangkan dirinya sendiri. Wanda hanya bisa menangis dalam pelukan sang suami sambil menunggu Lana sedang dilakukan tindakan diluar sana. Tadi ketika Lana ditemukan tak sadarkan di toilet dengan cepat Lisa pengawal pribadinya
Lana berjalan dengan perlahan dengan Mama mertuanya setelah mereka pergi dari rumah sakit. Dengan perlahan sang Mama mertua mengandeng tangan Lana karena beliau melihat jika dirinya memang sudah agak susah jalan cepat karena memang perutnya yang sudah membesar. "Lana sayang kamu pasti capek jalan dari depan lobby tadi. Apa perlu Mommy carikan kursi roda untuk kamu?" tanya Wanda penuh perhatian. "Gak usah Mom. Aku juga ingin banyak jalan biar nanti ketika melahirkan bisa lebih nyaman. Lagipula dokter meminta aku untuk banyak olahraga biar kondisi aku tetap stabil jadi tak akan masalah kalau cuma jalan seperti ini," tolak Lana sambil tersenyum. "Ya udah kalau kamu maunya gitu. Kalau gitu kita cari makan dulu baru kalau kamu mau beli yang lain baru kita cari lagi," kata Wanda mengambil keputusan. Lana menganggukan kepalanya setuju dengan apa yang dikatakan oleh mama mertuanya. Mereka pun kembali melangkahkan kakinya sambil mencari restoran yang tepat yang akan dijadikan makan siang m