Keringat bercucuran dari dahi seorang gadis berusia 21 tahun itu ketika ia mendengar jika keadaan sang ibu memburuk. Dari tempatnya bekerja ia berlari secepat tenaga untuk bisa sampai ke rumah sakit. Air mata pun sudah mulai menggenang di pelupuk matanya hingga tanpa terasa air mata itu tumpah. Gadis itu segera mempercepat langkahnya untuk menuju tempat dimana sang ibu berada. Dan tak lama ia sudah sampai di depan kamar perawatan sang ibu dan ketika ia akan masuk ia melihat dokter dan beberapa perawat yang sedang berusaha memberikan pertolongan kepada sang ibu. Melihat bagaimana para dokter dan perawat sedang berusaha untuk menyelamatkan sang ibu air mata tak kuasa ia tahan dan terus mengalir dari matanya. Ia benar-benar tak tega melihat ibunya sedang dibantu dengan berbagai macam alat bantu sedang berusaha untuk di selamatkan oleh dokter yang merawat sang ibu. Beberapa hari terakhir memang keadaan sang ibu sedang sangat buruk. Kondisi jantungnya juga semakin memburuk dan dokter sudah berulang kali meminta untuk segera dilakukan operasi tapi sayangnya sampai detik ini ia tak memiliki cukup uang untuk bisa melakukan operasi untuk sang ibu. Mereka sendiri berasal dari keluarga yang miskin dan tak punya uang untuk bisa melakukan operasi jantung yang harganya sangat mahal untuk sang ibu. Padahal saat ini dia sudah melakukan 2 pekerjaan untuk bisa menutup biaya perawatan sang ibu di rumah sakit. Tapi walaupun ia sudah melakukan banyak pekerjaan tambahan masih belum cukup untuk membayar biaya operasi sang ibu dan itu membuat hatinya hancur. Kenapa ia harus melihat sang ibu menderita seperti ini? Andai saja ia punya banyak uang maka ia tak perlu melihat sang ibu menderita seperti ini. Begitu banyak penyesalan yang ia rasakan dan itu membuat hatinya sangat sakit.
Untuk beberapa saat gadis itu hanya bisa menangis dan menunggu di luar karena memang ia tidak boleh masuk karena dokter sedang melakukan tindakan. Dalam hati ia terus berdoa agar sang ibu baik-baik aja dan tak pergi meninggalkan dirinya. Karena jika sang ibu meninggal maka ia tak memiliki siapapun untuk bisa bertahan hidup. Karena di dunia ini ia hanya tinggal bersama sang ibu sedangkan sang ayah sudah lama meninggal dunia dan untuk soal keluarga lain yang kira-kira bisa membantunya gadis itu tak tahu keluarga sang ibu ataupun sang ayah karena selama ini kedua orang tuanya tak pernah mengatakan tentang keluarga mereka masing-masing. Jadi ia pun tak banyak bertanya tentang hal itu sehingga sekarang ia hanya berusaha sekuat tenaga untuk bisa menyelamatkan sang ibu.
Setelah menunggu beberapa waktu akhirnya dokter keluar dari ruang perawatan sang ibu dan langsung menemui gadis itu.
"Dokter Budi bagaimana keadaan ibu saya? Kenapa kondisi ibu kembali memburuk?" tanya Alana terlihat sangat panik.
"Alana seperti yang sudah saya katakan sebelumnya jika ibu kamu harus segera menjalankan operasi secepat mungkin. Karena kondisi jantung ibu kamu sudah sangat memburuk dan dibutuhkan tindakan operasi secepat mungkin. Jika operasi itu tidak di lakukan mungkin nyawa ibu kamu tak akan selamat," jawab dokter Budi menjelaskan.
Lana seakan tertampar dengan kenyataan dengan apa dikatakan oleh dokter tentang keadaan sang ibu. Keadaan sang ibu benar-benar sudah gawat dan sangat butuh operasi sesegera mungkin. Sedangkan sampai detik ini Lana belum juga mendapatkan uang untuk membayar biaya operasi sang ibu.
"Saya tahu dokter kalau ibu butuh operasi secepat mungkin tapi saya belum mempunyai uang untuk bisa membayar operasinya. Karena biayanya sangat besar dan saya tidak punya uang sebanyak itu," jawab Lana yang sudah berlinang air mata.
"Coba kamu tanyakan ke pihak administrasi tentang tata cara pembayarannya karena kita tak punya waktu lagi untuk saat ini. Ibu kamu benar-benar harus segera dioperasi. Jadi kamu harus mengusahakan secepat mungkin agar ibu kamu bisa segera di operasi," kata dokter Budi lagi.
Lana benar-benar tak tahu harus bagaimana saat ini karena ia bingung harus mencari uang sebanyak itu darimana untuk bisa membayar biaya operasi sang ibu. Sampai tiba-tiba ia teringat tawaran seorang teman kerjanya di club tentang bagaimana bisa mendapatkan uang yang cepat dan banyak dalam waktu yang tak lama. Walaupun cara yang diambil salah tapi untuk saat ini Lana tak punya pilihan lain. Ia akan melakukan berbagai macam cara untuk bisa menyelamatkan sang ibu.
"Saya akan segera mendapatkan uang untuk biaya operasi ibu dokter. Tapi tolong segera lakukan operasi," pinta Lana dengan wajah memelas.
"Kalau begitu saya akan mempersiapkan operasi tapi tetap kamu sebelumnya harus ke bagian administrasi untuk bisa menanyakan perihal biaya operasi ibu kamu. Karena saya hanya akan melakukan operasi bila semuanya sudah beres," jawab dokter Budi yang tak mau menyalahi aturan.
"Baik dokter saya akan segera menyelesaikan semua biaya administrasinya," jawab Lana sambil menghapus air matanya.
Setelah itu dokter itu dokter Budi pun meninggalkan ruang perawatan ibunya Lana. Dan setelah melihat dokter Budi pergi pun mengambil ponselnya dan mencari nomer telepon teman kerjanya di club. Untuk beberapa waktu Lana menunggu hingga teleponnya diangkat oleh seseorang di ujung telepon.
"Halo Fina aku mau ambil tawaran kamu. Aku mau kamu mencari orang yang mau membayar tubuh aku dengan sangat mahal. Aku benar-benar butuh uang saat ini untuk biaya operasi ibu aku. Aku akan melayani siapapun orang yang membayar aku dengan mahal dan aku rela melepas keperawanan aku asal mereka mau membayar dengan mahal. Kamu bisa bantu aku Fina?" tanya Lana dengan suara yang tegas.
"Lana kamu yakin dengan keputusan yang kamu ambil? Karena ketika kamu mengambil keputusan ini maka hidup kamu akan berubah total dan kamu gak akan menjadi Lana yang sama lagi. Jadi lebih baik kamu pikirkan matang-matang soal hal ini," pinta Fina yang ingin Lana berpikir ulang.
"Aku gak punya jalan lain Fina. Ini jalan satu-satunya agar aku bisa mendapatkan uang untuk biaya operasi ibu aku. Sekarang keadaan ibu aku benar-benar kritis dan butuh banyak biaya untuk bisa melakukan operasi. Jika ibu aku gak segera melakukan operasi maka bisa-bisa ibu aku akan meninggal dan aku gak akan mau itu terjadi. Aku juga cuma akan melakukan hal itu satu kali saja. Setelah itu aku gak akan pernah melakukannya lagi. Jadi Fina kamu bisa bantu aku?" tanya Lana dengan nada yang putus asa.
"Aku akan mencoba mencari orang yang mau membayar kamu mahal. Semoga saja ada yang mau membayar kamu mahal. Nanti aku kabarin kamu lagi ketika sudah mendapatkan orang yang tepat," jawab Fina yang akhirnya setuju untuk membantu.
"Aku minta tolong jangan terlalu lama karena aku butuh uangnya secepat mungkin. Jadi aku benar-benar minta tolong sama kamu," pinta Lana lagi.
"Lana aku akan mengusahakannya secepat mungkin. Sekarang kamu harus tenang dan jaga ibu kamu. Tadi aku sudah sampaikan kepada bos kalau kamu izin malam ini tidak berangkat kerja. Kamu sekarang fokus sama ibu kamu dulu. Nanti aku kabarin kamu lagi jika sudah menemukan orang yang tepat," jawab Fina dengan nada yang lembut.
"Terima kasih Fina. Aku tunggu kabar kamu secepatnya," kata Lana dengan nada penuh harap.
Setelah itu sambungan telepon berakhir dan menyisakan Lana yang terduduk di depan ruang tunggu yang ada di kamar perawatan sang ibu. Ia benar-benar tak tahu harus berkata apa lagi. Entah apa keputusan yang ia ambil benar atau salah tapi ia tak punya pilihan lain selain melakukan semua hal ini. Ia rela menjual tubuhnya kepada laki-laki hidung belang di luar sana dan bahkan ia rela menyerahkan mahkotanya kepada laki-laki yang bukan suaminya. Semua itu Lana lakukan untuk bisa membuat sang ibu segera dioperasi. Walaupun ini keputusan yang sulit tapi Lana akan mencoba melakukannya.
Dan tanpa Lana sadari jika keputusan yang ia ambil ini akan mengubah seluruh kehidupannya. Apalagi ketika ia bertemu dengan seorang laki-laki yang akan mengubah hidupnya menjadi lebih berwarna dan juga seperti rollercoaster yang membuat hidupnya terlibat dengan segala intrik dan juga tipuan kehidupan yang lagi-lagi mengurung Lana pada sebuah keadaan yang tak menguntungkan dirinya.
Di sebuah kamar yang masih tertutup tirai tampak seorang laki-laki yang bertelanjang dada dan hanya memakai celana pendeknya. Ia tampak terlelap tidur karena semalam lagi-lagi ia harus begadang gara-gara banyak pekerjaan yang harus ia kerjakan. Ketika jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi ia masih enggan untuk bangun dari tidurnya. Sampai sebuah ketukan pintu membuat tidurnya terganggu. Berhubung pintunya tak kunjung hingga akhirnya orang yang ada di depan pintu itu masuk tanpa permisi. Dan tampak seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik walaupun usianya sudah menginjak 56 tahun. Wanita itu masuk ke dalam kamar dan melangkahkan kakinya menuju ranjang dimana ada laki-laki yang masih terlelap tidurnya. Sang wanita itu tersenyum melihat bagaimana laki-laki yang ternyata putranya tampak masih terlelap tidur. Ia pun mencoba untuk membangunkan sang putra sulung yang masih enggan untuk bangun dari tidurnya. "Dante wake up," kata Wanda mencoba membangunkan sang putra. "Hhhhmm
Seorang gadis berumur 21 tahun tampak sedang sibuk menyiapkan sarapan pagi untuk dirinya dan juga sang ibu sebelum ia berangkat kerja. Hari ini adalah hari pertamanya bekerja di sebuah perusahaan yang besar. Walaupun ia hanya bekerja di bagian administrasi saja tapi ia sudah sangat senang karena setidaknya ia bisa mendapatkan uang yang lebih banyak lagi. Saat ini ia memang kesehatan sang ibu sedang tidak baik. Sang ibu sering keluar masuk rumah sakit karena sang ibu memiliki penyakit jantung yang akut dan dokter sudah mengatakan untuk segera menjalani operasi. Tapi sampai detik ini ia belum bisa mendapatkan sejumlah uang yang dibutuhkan. Ia harus bekerja lebih keras lagi untuk bisa mengumpulkan biaya operasi sang ibu. "Lana seharusnya kamu tidak usah repot-repot menyiapkan sarapan buat ibu dan kamu. Seharusnya biarkan ibu saja yang menyiapkan sarapan buat kita," kata Linda yang ikut masuk ke dapur. Gadis yang bernama Lana pun hanya tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh sang i
Sejak pembicaraannya dengan Fina tadi tentang menjual keperawanannya untuk biaya operasi sang ibu entah kenapa kata-kata penawaran dari Fina. Apakah dia sanggup mengorbankan harga dirinya dengan sejumlah uang? Selama ini ia tak memiliki apapun untuk di banggakan karena selama ini kehidupannya benar-benar sangat sulit. Lana hanya hidup bersama dengan ibunya saja bahkan setelah sang ayah meninggal sang ibu yang berjuang untuk bisa menghidupi mereka berdua. Walaupun kehidupan mereka tak mewah bahkan bisa dibilang susah tapi Lana tak pernah merasa mengeluh dengan semua itu. Ia masih sangat bersyukur dan bahagia bisa hidup dengan sang ibu hingga detik ini. Walaupun beberapa waktu terakhir kesehatan sang ibu tidak baik-baik saja tapi Lana masih bersyukur bisa melewati waktu bersama dengan sang ibu. Tapi sekarang kesehatan sang ibu semakin terpuruk dan itu benar-benar membuat Lana bingung apakah tawaran yang diberikan oleh Fina harus ia ambil? Dengan uang itu ia bisa membayar biaya operasi s
Dante berjalan menuju apartemennya yang memang tak jauh dari kantornya berada. Sering kali Dante menginap di apartemennya bila ia merasa lelah dan malas untuk kembali ke rumahnya. Jadi apartemennya ini adalah solusi yang tepat untuk dirinya. Dan malam ini entah apa yang ada di pikiran Dante tiba-tiba ia menginginkan seorang wanita yang bisa menghangatkan ranjangnya. Selama ini Dante tak pernah memakai jasa wanita penghibur seperti ini untuk bisa menyalurkan gairahnya karena setelah ia mengakhiri hubungannya dengan mantan kekasihnya ia tak pernah tertarik lagi dengan urusan ranjang. Ia lebih memilih menyibukkan dirinya dengan segudang pekerjaan yang ada. Tapi entah kenapa tadi tiba-tiba ia merasa menginginkan seorang wanita yang bisa menghangatkan ranjangnya. Jadi ia meminta sahabatnya Ryan yang memang suka terlibat dengan dunia seperti itu untuk mencarikan dirinya seorang wanita yang bisa menemani dirinya malam ini. Walaupun ia harus mengeluarkan uang yang tak sedikit tapi Dante tak p
Di sebuah kamar tampak sangat berantakan tampak seorang wanita dan laki-laki yang masih terlelap tidur. Dengan tubuh yang tak mengenakan sehelai kain pun dan hanya di tutupi selimut saja tak membuat mereka merasa kedinginan karena mereka tidur saling berpelukan satu sama lain. Setelah semalam mereka berpacu dengan gairah mereka masing-masing sekarang mereka tampak masih terlelap tidur dan enggan untuk bangun karena rasa lelah yang ia rasakan. Tapi tak berapa lama sang wanita tampak mulai mengerjapkan matanya dan perlahan mulai membuka matanya. Dan pemandangan pertama yang ia lihat ketika membuka matanya adalah wajah seorang laki-laki tampan yang tidur di sampingnya. Mengingat hal itu wanita itu jadi ingat apa yang terjadi kepada dirinya semalam. Ia juga menyadari jika saat ini semuanya tak lagi sama. Semalam ia sudah memberikan keperawanannya kepada seorang laki-laki asing yang tak ia kenal. Tapi laki-laki itu berhak mendapatkan keperawanannya karena sudah membayarnya dengan harga ya
Setelah membayar uang taksi Lana langsung berjalan menuju ke ruang operasi dimana sang ibu berada. Tadi ia sudah diberitahu oleh pihak rumah sakit jika sang ibu sedang menjalani proses operasi jantung. Dan pihak rumah sakit mengatakan jika operasi jantung ini akan memakan waktu yang tak sebentar jadi Lana tak perlu datang untuk menemui sang ibu. Jadi ketika tadi ia pergi dari apartemen laki-laki itu ia memilih untuk pulang ke rumahnya terlebih dahulu. Ia tak mungkin berpenampilan kacau dan juga berantakan seperti itu. Dan sekarang ia sudah berpenampilan jauh lebih sopan dan pastinya ia juga merasa jauh lebih baik walaupun ia masih merasakan sakit di beberapa bagian tubuhnya terutama daerah selangkangannya. Tapi lagi-lagi Lana tak menggubrisnya. Secepat mungkin ia harus segera ke rumah sakit untuk melihat keadaan sang ibu. Ia benar-benar berharap jika keadaan sang ibu akan baik-baik saja setelah menjalani operasi. Dan pastinya ia sangat berharap jika operasi yang dilakukan dokter untuk
"Operasinya berjalan dengan lancar dan keadaan ibu kamu juga membaik. Tapi untuk saat ini saya akan membawa ibu anda ke ruang ICU agar di pantau 24 jam karena memang keadaannya yang belum begitu stabil karena harus mengalami operasi besar jadi kita harus pantau dulu keadaan ibu kamu untuk beberapa kedepan," kata dokter menjelaskan. Ada rasa lega yang Lana rasakan ketika mendengar apa yang dikatakan oleh dokter Budi. Walaupun keadaan sang ibu belum stabil tapi setidaknya sang ibu sudah menjalani operasi. Hanya perlu waktu untuk bisa melihat keadaan sang ibu pulhh kembali. "Terima kasih dokter. Saya tidak tahu harus berkata apa lagi dengan dokter. Selama ini dokter Budi sudah sangat baik terhadap ibu saya. Dan sekali lagi saya mempercayakan ibu saya kepada dokter," pinta Lana dengan mata yang berkaca-kaca. "Kamu tidak usah khawatir dengan keadaan ibu kamu walaupun masa pemulihannya akan membutuhkan waktu tapi setidaknya kondisi ibu kamu sudah dalam keadaan tak kritis lagi. Jadi kita
" Maksud kamu apa Fina?" tanya Lana bingung ketika mendengar apa.yang dikatakan oleh Fina. Saat ini Fina memang berada di rumah Lana. Tadi Fina sempat menghubungi dirinya dan berkata jika ia ingin menemui dirinya karena Fina bilang jika ada hal penting yang ingin ia katakan. Dan Lana begitu kaget ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Fina."Kenapa laki-laki itu mencari aku? Dan tadi kamu bilang jika laki-laki itu menginginkan aku kembali? Apa aku berbuat salah sehingga laki-laki itu meminta aku datang kembali? Atau jangan-jangan dia menginginkan uangnya kembali karena tak puas dengan pelayanan yang aku lakukan?" tanya Lana dengan suara yang gugup. "Aku juga gak tahu apa yang dicari laki-laki itu. Tapi tadi aku mendapatkan permintaan dari orang yang meminta kamu untuk menghangatkan ranjangnya bahwa dia meminta kamu datang lagi ke tempatnya malam ini. Sekarang aku mau tanya sama kamu. Apa yang terjadi malam itu? Coba kamu ingat apakah mungkin berbuat salah?" tanya Fina yang memanda