Share

Bab 43. Salah Obat

"Alan!" Suara itu terdengar menggema, ketika Sean masuk ke ruang kerjanya. Pria yang biasanya lengkap mengenakan sneli putihnya itu kini tampak berpakaian bebas, kaus berlengan pendek, celana panjang dengan jam tangan melingkar di lengan kanannya.

Alan datang hanya untuk memeriksa kondisi Salwa sekaligus memberikan obat untuk mengurangi rasa nyeri pada luka yang hampir mengering itu.

"Kau masih menjaga jarak dengan Salwa, bukan?" Alan tampak mengangkat kedua alisnya sembari menunggu jawaban dari Sean. "Tidak berhubungan dengannya?"

Sean mengempaskan tubuhnya di kursi putar, lalu bersandar dengan nyaman. "Aku masih waras dengan tidak menyentuhnya. Setidaknya sampai lukanya mengering." Terlihat wajah merah lelaki itu ketika mengucapkannya seolah sedang menahan sesuatu yang menggebu di sana.

"Ah, syukurlah." Alan bernapas lega. "Harusnya semalam aku memberinya suntikan kontrasepsi sesuai jadwal. Dan kau harus menahannya hingga esok hari. Aku akan datang pagi-pagi untuk memberikan suntika
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status