Share

Bab 45. Rasa Kecewa

"Sebaiknya kau memutuskan perasaanmu segera." Alan langsung mengatakan hal itu setelah mendaratkan pantatnya di sofa kecil di sudut ruang kerja Sean Arthur. Mereka mulai membuka obrolan terkait hubungan Sean dan Salwa yang tampaknya semakin serius.

Sean duduk di kursi putarnya, menyandarkan punggung dengan nyaman di sana. Ia belum juga mengenakan pakaian, masih setia dengan handuknya yang dililit di batas pinggang. "Kenapa harus buru-buru? Aku masih menikmatinya."

"Ini bukan masalah kau menikmati atau tidak." Alan berkata kesal. "Jika Salwa tidak hamil, itu tidak jadi soal. Akan tetapi, jika Salwa hamil, kau harus melakukan peranmu yang sesungguhnya sebagai seorang suami." Lelaki bermata sipit menatap lurus ke arah Sean, menunjukkan betapa seriusnya dia. Masalah nyawa bagi Alan adalah hal yang utama dan tidak boleh dianggap main-main.

"Aku sudah melakukan tugasku sebagai suami. Apa kau tidak lihat, aku sudah merawatnya belakangan ini."

"Tapi kau masih menggantungkan perasaannya, bukan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status