Share

Bab 39. Pengakuan Salwa

Waktu terasa berhenti di satu angka. Pukul delapan malam dan langit pias di antara bumbungan hasil apa saja yang telah berkobar terbakar. Asap kendaraan bermotor bergelung bersamaan dengan debu-debu jalanan yang membuat napas sesak bagi siapa saja yang tengah berada di sana.

Sean memandang keluar dari jendela kaca di mana menampilkan pemandangan malam kota Kowloon. Salwa masih tertidur, dengan napas turun naik teratur. Perasanan bersalah Sean semakin menjadi-jadi melihat bagaimana kondisi psikis Salwa yang menyedihkan.

Perempuan pertama yang mampu membuat hatinya gelisah, cemas, dan tidak bisa tidur, malah takut kepadanya. Tatapan Salwa yang begitu mengenaskan ketika memandangnya membuat hati Sean meringis pilu. Salwa takut kepadanya. Salwa membencinya.

Banyak hal yang menjadi misteri, dan sampai saat ini masih belum bisa ia mengerti, yaitu bagaimana arti keberadaan perempuan itu di hatinya.

Apakah yang Alan katakan benar adanya, jika dirinya bergantung pada Salwa?

Mana mungkin dirin
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status