Arnav pikir Arsene tidak akan mengikuti, dia juga mengira bahwa adiknya akan berada di pub sedikit lebih lama. Tapi seluruh pemikiran itu langsung pergi seketika ketika dia tiba-tiba mendengar suara langkah kaki dari belakang. Di susul rangkulan di lehernya sebagai bentuk keakraban antara saudara. Arnav tidak menolaknya sama sekali. Malah dia membiarkan Arsene melakukan semua hal yang dia inginkan, sesekali pria itu mengoceh walaupun Arnav tidak tanggapi. Sesungguhnya Arnav berharap bahwa udara dingin yang mengigit ini bisa sedikit memberinya keringanan rasa. Dia berharap dinginnya udara akan membantu meneguhkan hati dan dirinya dalam melawan serbuan emosi semenjak Raellyn tiba-tiba mengutarakan perasaannya cintanya. Tutur kata dan ekspresi perempuan itu masih cukup tergambar jelas di kepala. Dia sungguh berharap bahwa itu hanya mimpi belaka atau hal lainnya. Tapi tentu saja itu adalah kenyataan dan Raellyn tidak sedang berdusta akan rasa cinta yang dia miliki di dalam hatinya.Sudah
20 Januari Hari ini adalah hari perayaan ulang tahun Arnav yang ke tiga belas. Sayang sekali aku tidak bisa menyaksikannya karena tidak di perbolehkan datang. Aku berharap bisa datang, tapi aku tahu bahwa Jullian akan mengusirku dari kediamannya jika aku bersikeras dan dia mungkin akan semakin bertindak jauh sehingga aku tidak bisa melihat putraku sendiri. Sungguh, terkadang aku berpikir bahwa pengasingan akan jauh lebih baik di bandingkan sikap dingin yang harus aku hadapi dari suami dan juga putraku. Aku sudah berulang kali mencoba sebisaku untuk bisa menjalin hubungan yang baik dengan putraku yang tampan. Tapi aku harus tahu diri bahwa anak itu tidak akan mau menganggapku sebagai ibunya lagi. Cara dia memandangku penuh dengan kebencian. Ini sangat menyedihkan. Betapa besar harapanku untuk bisa memeluknya seperti saat dia kecil dulu, dan memberitahu dia seberapa besar cinta yang aku miliki untuknya. Aku selalu bangga pada Arnav. Aku selalu mencintai dia meskipun ada banyak prahara
Setelah insiden pengakuan terjadi, semakin sedikit pula moment yang Raellyn punya untuk berhadapan dengan suaminya. Arnav terkesan menjauhinya dan perempuan itu tahu bahwa dia terlalu tidak sabar untuk yang satu itu. Arnav yang egois dan tidak punya perasaan begitulah hatinya menyumpahi pria itu, tapi di sisi lain hatinya malah mengerti bahwa barangkali tidak mudah bagi seorang yang pernah di khianati untuk dapat mempercayai cinta lagi. Bahkan dia mungkin tidak tahu apa itu cinta karena dia sendiri bahkan bermasalah dengan ibunya.Raellyn menyadari betul dan tahu bahwa meskipun dia telah jatuh cinta pada suaminya, tapi dia tidak bisa memaksakan. Pada akhirnya apa yang dia rasakan mungkin malah akan menjadi beban bagi Arnav.Raellyn mendesah lelah. Arnav benar-benar telah menguras tenaganya. Pikirannya kerap kali di hantui oleh pria itu. Dia tahu bahwa dia telah jatuh cinta pada pria itu. Dia telah memastikan hal itu sebelum benar-benar mengungkapkannya karena takut keliru. Tapi memang
Hai, sudah lama ya? Atau mungkin baru sebentar dan hanya aku yang merasa demikian. Aku tiba-tiba menjadi rindu padamu, bisa kita bertemu? sepertinya kita berdua akan memiliki banyak percakapan menarik nantinya. Aku akan menunggu di tempat pertemuan pertama kita malam ini. Itu pun kalau kau masih ingat. Dari Arsene, kekasihmu. Oh atau mungkin sekarang tepatnya sudah mantan, iya kan?Raellyn memandang deretan kalimat yang dia dapatkan dari pesan masuk di ponselnya. Dari nomor yang beberapa waktu lalu selalu terlihat indah dan selalu dia nantikan balasan pesannya. Kenapa orang itu tiba-tiba saja menawarkan bertemu saat rumah tangganya dengan Arnav saja sekarang sedang carut marut?Dia benar-benar sangat emosional sekarang. Lebih tepatnya dia memang tidak mengira akan mendapatkan pesan seperti ini dari Arsene yang telah kabur mengkhianati dan menghinanya beberapa waktu lalu. Ketika pria itu muncul lagi di hidupnya setelah semua yang berlalu, sesuatu yang terkubur tiba-tiba saja muncul ke
“Karena itu terjadi begitu saja, maksudku aku tidak pernah berencana untuk suka padamu dan hal-hal seperti itu. Kau hanya datang di saat yang tepat ketika aku butuh seseorang disisiku. Tapi setelah itu….”“Kau lari seperti seorang pecundang. Memberiku liontin dan berkata bahwa kita bisa melanjutkan hubungan ini ke pernikahan. Tapi setelah itu kau menghilang tanpa kabar dan aku mendapati fakta kau menikah dengan perempuan lain. Pernikahan palsu untuk tidak menghilangkan pamor-mu.”“Kau boleh mengatakan apapun padaku sekarang Raellyn. Ya, aku tahu bahwa aku adalah pria yang buruk. Aku memang yang terburuk. Tapi aku bersumpah demi Tuhan bahwa aku tidak pernah punya pikiran untuk mempermainkan perasaanmu. Aku jatuh cinta padamu saat itu, aku memang sungguhan merasakan itu padamu. Tapi kemudian aku merasa bahwa itu tidak benar. Aku terlalu terbuai dan membuat banyak kesalahan. Aku akan menjadi seorang ayah, tapi aku malah bersamamu saat itu. Hati nuraniku kemudian memikirkan segalanya dan
“Dia adalah perempuan yang sabar, dan kau pria yang nakal. Kalian adalah kombinasi yang bagus, kurasa. Jika di bandingkan dengan aku, kurasa aku bukan sosok yang cocok untuk mengisi posisi penyabar.” Senyuman di wajah Arsene sedikit terkikis, dia menautkan kesepuluh jarinya di depan perutnya begitu saja. Menatap Raellyn dengan cara yang tidak terdefinisikan. Tapi Raellyn tahu bahwa pria itu kini sedang membawa sisi seriusnya lagi. “Well, sejak aku menghabiskan waktu bersamamu dulu, aku selalu berpikir tentang bagaimana hubungan ini akan berjalan ke depannya. Aku bahkan ragu bahwa kau benar-benar ingin menikahiku jika aku memutuskan menceraikan Sylvia. Kau adalah perempuan yang paling bebas, mandiri dan pemberani. Terkadang aku selalu ragu apa kau membutuhkan aku atau tidak. Terkadang dalam beberapa situasi aku jadi takut saat bersamamu. Kau terlihat bersinar, tapi saat aku bersamamu aku merasa menjadi pihak yang menghalangi sinar itu,” jelasnya panjang lebar. Raellyn hanya tersenyum
Raellyn tidak menyangka bahwa kini dia bisa berada di sebuah kafe yang lumayan nyaman dengan seseorang yang tidak dia sangka mau bertemu dengannya. Tadinya Raellyn ingin berkunjung langsung ke kediamannya, namun tanpa dia duga wanita itu justru meminta Raellyn untuk menunggu di sebuah kafe yang tidak jauh dari kediamannya.Sejujurnya Raellyn tidak pernah menduga bahwa seluruh urusannya akan berangsur-angsur begini. Selepas dia menyudahi kisahnya dengan putra bungsu si wanita, kini dia mulai lagi berurusan dengan Nyonya Chyntia. Wanita yang adalah ibu dari suami dan mantan pacarnya. Raellyn mendapatkan sebuah pesan yang lumayan menarik di malam hari sebelum pertemuan mereka. Pesan yang berisikan ajakan untuk bertemu sekaligus perkenalan diri singkat dari wanita itu sebagai ibu mertuanya. Intinya dia mendapatkan kontak Raellyn dari putra bungsunya Arsene. Itu memang masuk akal karena Raellyn memang tidak pernah mengganti nomor ponselnya. Hanya saja dia tidak menyangka bahwa pria itu mas
Terima kasih atas waktu serta sambutan hangatmu, Nona Raellyn. Aku dan suamiku akan dengan senang hati menerima undangan jamuan makanmu. Aku sangat berterima kasih juga mendengar fakta bahwa putraku Arnav mau menerima kami di rumahnya, meskipun harus aku akui bahwa aku cukup terkejut. Tapi, yang pasti aku sangat menantikan pertemuan kita kembali dengan suka cita.Salam,Chyntia.Ibu kandung Arnav. Ibu yang telah lama dia tak acuhkan keberadaannya. Perempuan yang telah dia buang dari lingkup hidupnya semenjak dia tahu penghianatan yang telah sang ibu lakukan pada ayahnya.Raellyn benar-benar sudah melanggar batasan dan tidak mendengarkan perintahnya dengan mengunjungi perempuan itu diam-diam bahkan sampai mengundangnya ke rumah untuk acara jamuan keluarga. Sebenarnya apa saja yang dia lakukan saat Arnav berpikir berulang kali tentang mengatakan kebenarannya kepada Raellyn atau tidak.Perempuan itu terlalu terburu-buru dan terkesan tidak sabar membuat Arnav jadi muak sendiri. Mengapa di
Satu pekan kemudian, resepsi pernikahan digelar. Tidak banyak persiapan yang dilakukan, karena Arnav telah menyerahkan seluruh urusan tersebut kepada wedding orgaziner terkemuka dan professional dibidangnya. Sehingga, meskipun serba dadakan tapi hasilnya terkesan seperti sebuah pesta yang telah direncanakan jauh-jauh hari dan ini lebih seperti pertama kalinya Raellyn dinikahi. Belum lagi keramaian ini juga karena ada beberapa wartawan yang meliput acara pesta dan bahkan disiarkan secara langsung. Memang benar pengaruh seorang Arnav bisa mengguncangkan layar kaca dan semua orang. Padahal ini hanyalah acara resepsi tapi makna yang terkandung di dalamnya terasa seperti sebuah pernikahan yang memang selalu Raellyn impikan. Seolah Arnav memang memahami betul dirinya dan Raellyn terkejut karena detail-detailnya sesuai sekali dengan pernikahan impiannya. Padahal obrolan mengenai acara resepsi hanya berlangsung sekali dan itu pun tidak terlalu mendalam karena mereka berdua langsung sibuk deng
“Tolong jangan merusak itikad baikku malam ini. Aku tidak memanggil kalian kemari untuk berdebat dan menuding istriku dengan sesuatu yang tidak masuk akal,” ujar Arnav yang seketika menghentikan perdebatan hanya dalam sekejap mata.Pandangan mata Sylvia berubah, wanita itu langsung menunduk begitu pula dengan adik Arnav yang baru Raellyn ingat bernama Louisa. Keduanya tidak mampu mengatakan sepatah kata pun dan kondisi meja kembali tertib.Raellyn memang sangat menyangkan situasi yang berjalan tidak seharusnya. Sebagai satu keluarga dan di dominasi oleh orang dewasa semestinya mereka memiliki pemikiran yang matang dan bisa menentukan mata yang pantas dan tidak pantas di lakukan. Toh, untuk apa pula berdebat dan mempermasalhkan hal yang tidak benar adanya? Menunjukan siapa yang paling benar dan pantas mendapatkan dukungan dan simpati? Cerita lama.“Nyonya Chyntia alasan aku memanggilmu kemari karena aku ingin minta maaf.”Semua orang di meja langsung menatap Arnav dengan pandangan tida
Seminggu berlalu sejak moment dimana Arnav bilang ingin meminta maaf pada Nyonya Chyntia dan ingin melepaskan beban masa lalu. Raellyn memang senang mendengarnya, tapi ketika hari dimana suaminya mengajaknya untuk melakukan sebuah pertemuan dengan sang ibu mertua saat itu pula pikiran Raellyn malah tidak tenang.Restaurant mewah yang mereka datangi malah membuat Raellyn dejavu. Suasana ini nyaris serupa dengan saat pertama kali dia bertemu dengan sang ibu mertua. Yang berbeda adalah dia tidak begitu mengenal ibu mertuanya saat itu dan punya tujuan untuk ikut campur bak super hero bijaksana. Tapi sekarang Raellyn hanya menjadi seorang pengamat dan dia tidak di perkenankan ikut campur sebelum Arnav menyelesaikan urusannya. Raellyn sekarang memang sudah berubah, dia sudah bisa memahami posisinya dan tidak lagi keras kepala seperti dulu. Maka beginilah yang terjadi dia menanti dengan sabar sebelum keluarga baru suaminya tiba.Kemarin, Arnav kembali menyinggung soal niatannya dan saat itu
Suara pintu dibuka dan sedikit mengejutkan bagi kedua insan di dalam ruangan ketika seorang pria paruh baya masuk kesana.“Paman,” panggil Raellyn begitu menyadari orang yang datang berkunjung adalah sang paman. Dia melirik kearah Arnav yang tersenyum kearahnya. Raellyn benar-benar terharu, dia pikir pria itu tidak akan membagi kabar ini kepada kerabat ataupun keluarga. Raellyn juga tidak memaksanya karena dia tahu pria itu sudah cukup sibuk dan lelah selama seharian kemarin. Makanya ketika dia melihat pamannya datang Raellyn senang bukan main. Keluarganya menjadi yang pertama mengetahui soal kelahiran putranya.“Dimana cucuku, Raellyn? Aku ingin melihatnya,” ujar sang paman dengan penuh pancaran kebahagiaan. Dia benar-benar menampakan sebuah ekspresi tak sabar untuk melihat cucunya. Perasaan bahagia itu tidak bisa dia sembunyikan setelah mendengar bahwa keponakannya baru saja melahirkan. Tentu saja pria itu langsung melesat ke rumah sakit tanpa perlu memikirkan apapun.“Ini cucumu, p
Operasi caesar telah usai dan berjalan dengan sangat lancar. Kini Raellyn dibawa menuju ke ruang pemulihan khusus dan dia berada di bawah pantauan tim dokter dengan sangat teratur. Tentu saja hal ini tidak lepas dari kuasa sang suami yang memberikan seluruh akses istimewa sehingga Raellyn mendapatkan perawatan secara paripurna. Infus masih terpasang di lengan kiri Raellyn selama istrinya itu masih belum bisa makan dan juga minum dengan sempurna.Arnav, dengan seluruh kuasa yang dia miliki juga meminta agar anaknya berada di dalam satu ruangan yang sama dengan Raellyn. Hal itu tidak terlalu banyak menyita waktu karena memang bayinya sehat dan tidak membutuhkan tindakan medis lebih lanjut.“Berapa lama masa penyembuhan istri saya, dok?” tanya Arnav, saat ini dia berada di ruangan sang dokter muda yang menangani persalinan istrinya.“Kurang lebih sekitar empat sampai dengan enam minggu untuk sembuh total dan bisa beraktifitas seperti biasa. Saya sangat menyarankan istri anda jangan sampa
Memasuki jadwal kontrol bulanan, di fase bulan ke sembilan. Raellyn seperti biasa di dampingi oleh Arnav kembali mengunjungi sebuah klinik yang telah di percayai untuk berkonsultasi mengenai kelahiran buah hati mereka pada dokter yang menanganinya. Bahkan Arnav sendiri juga sudah sampai pada titik melakukan reservasi sebuah kamar VVIP di sebuah rumah sakit untuk berjaga-jaga, karena dari yang dia ketahui melalui pengalaman asisten pria-nya terkadang kelahiran dapat terjadi secara tiba-tiba dan melenceng dari hari yang sudah di jadwalkan. Dalam hati terutama untuk Raellyn sendiri, tentu saja dia terkadang kerap kali di hantui oleh rasa cemas dan juga takut yang berlebih selama menantikan hari persalinan.“Arnav, aku tiba-tiba jadi merasa takut.”Arnav sendiri biar pun tampangnya terlihat tenang, tapi jauh di lubuk hati dia juga cemas bukan kepalang. Dia sangat khawatir kepada istri dan juga calon buah hati mereka. “Tenanglah, sayangku. Apapun yang terjadi nanti aku ada disampingmu.”Ra
Sayangnya sejak hari itu Arnav tidak pernah buka suara tentang apa yang terjadi. Arsene juga sudah tidak pernah terlihat lagi batang hidungnya. Raellyn memang penasaran dengan apa yang terjadi, tapi untuk sekarang dia merasa tidak perlu mengulik atau pun mencari tahu. Dia sudah mempercayai Arnav dan tidak lagi meragukan dirinya yang dulu. Kedua pria itu pasti punya alasan, dan Raellyn tidak akan mengusik hal tersebut.Waktu sudah berlalu, menginjak bulan ke sembilan dari kehamilannya. Raellyn makin hari makin di manjakan saja. Sesungguhnya Raellyn hanya bisa berdoa agar dia tidak meleleh setiap paginya karena pria itu selalu saja punya cara untuk memanjakannya dengan penuh cinta. Apalagi saat perutnya dibelai sambil dibisiki kata-kata mesra. Ah… sungguh, apakah Arnav memang seperti ini? rasanya dia benar-benar seperti tokoh pria fiksi idamannya jika begini terus.“Raellyn sayang, bangun.”“Tidak mau.” Raellyn masih merasa sangat berat, semalam mereka bermain cukup lama. Ini karena Arn
Lita dan Raellyn kini asyik berceloteh ria di ruang tamu kediaman sang paman. Sepupunya itu langsung melonjak gembira begitu membuka pintu dan mendapati Raellyn ada disana dengan perut buncitnya. Padahal sedari tadi dia kata Sharon, Lita hanya menatap ponselnya tanpa memiliki niatan beranjak sedikit pun. Raellyn hanya terkikik mendengarkan celotehan adik sepupunya itu sambil sesekali Lita akan angkat bicara untuk menyanggah apa yang adiknya katakan. Reuni kecil setelah sekian lama memang membawa sedikit rasa nostalgia.Kini setelah ditinggal oleh Sharon, kedua wanita itu mulai bercerita banyak hal. Terutama topik mengenai kehamilan Raellyn yang sejak tadi selalu diungkit oleh Lita.“Kau sudah siapkan nama untuk calon anakmu belum?”Raellyn hanya menggeleng. “Aku belum punya nama untuk bayiku, tapi aku rasa Arnav sudah punya beberapa. Dia sangat antusias sejak dokter bilang bahwa calon bayi kami akan lahir sebagai bayi laki-laki.” Raellyn mengujar seraya mengusap perut besarnya dengan
Mendengar suara Mrs. Maddy dari balik pintu Raellyn tersedak saliva-nya sendiri dan terbatuk-batuk. Muka wanita itu langsung merah padam tak tertahankan ketika melihat ke arah pintu kamar yang sudah terbuka dan menampakan si kepala pelayan. Sementara Arnav susah payah untuk menggeram menahan hasratnya yang harus dia tenangkan. Kehadiran Mrs. Maddy benar-benar sangat tidak tepat.“A-ah ya Mrs. Maddy ada apa?” Raellyn menghampiri wanita itu untuk mengurangi kecanggungan meskipun tentu saja kesalah tingkahannya tidak benar-benar bisa dia sembunyikan.“Maaf bila saya mengganggu aktivitas pagi Anda. Tapi ada tamu.”Mati aku! Raellyn sempat merutuk sebelum akhirnya dia terhenti dan menatap Mrs. Maddy dengan tatapan tidak percaya.“Tamu? Pagi-pagi begini?” tanya Raellyn yang sekarang benar-benar murni telah melepaskan seluruh kecanggungannya beberapa saat lalu menjadi sebuah tanda tanya besar di kepala.Mrs. Maddy diam sejenak, wanita itu bergantian memandangi wajah Raellyn yang ada di hadap