“Karena itu terjadi begitu saja, maksudku aku tidak pernah berencana untuk suka padamu dan hal-hal seperti itu. Kau hanya datang di saat yang tepat ketika aku butuh seseorang disisiku. Tapi setelah itu….”“Kau lari seperti seorang pecundang. Memberiku liontin dan berkata bahwa kita bisa melanjutkan hubungan ini ke pernikahan. Tapi setelah itu kau menghilang tanpa kabar dan aku mendapati fakta kau menikah dengan perempuan lain. Pernikahan palsu untuk tidak menghilangkan pamor-mu.”“Kau boleh mengatakan apapun padaku sekarang Raellyn. Ya, aku tahu bahwa aku adalah pria yang buruk. Aku memang yang terburuk. Tapi aku bersumpah demi Tuhan bahwa aku tidak pernah punya pikiran untuk mempermainkan perasaanmu. Aku jatuh cinta padamu saat itu, aku memang sungguhan merasakan itu padamu. Tapi kemudian aku merasa bahwa itu tidak benar. Aku terlalu terbuai dan membuat banyak kesalahan. Aku akan menjadi seorang ayah, tapi aku malah bersamamu saat itu. Hati nuraniku kemudian memikirkan segalanya dan
“Dia adalah perempuan yang sabar, dan kau pria yang nakal. Kalian adalah kombinasi yang bagus, kurasa. Jika di bandingkan dengan aku, kurasa aku bukan sosok yang cocok untuk mengisi posisi penyabar.” Senyuman di wajah Arsene sedikit terkikis, dia menautkan kesepuluh jarinya di depan perutnya begitu saja. Menatap Raellyn dengan cara yang tidak terdefinisikan. Tapi Raellyn tahu bahwa pria itu kini sedang membawa sisi seriusnya lagi. “Well, sejak aku menghabiskan waktu bersamamu dulu, aku selalu berpikir tentang bagaimana hubungan ini akan berjalan ke depannya. Aku bahkan ragu bahwa kau benar-benar ingin menikahiku jika aku memutuskan menceraikan Sylvia. Kau adalah perempuan yang paling bebas, mandiri dan pemberani. Terkadang aku selalu ragu apa kau membutuhkan aku atau tidak. Terkadang dalam beberapa situasi aku jadi takut saat bersamamu. Kau terlihat bersinar, tapi saat aku bersamamu aku merasa menjadi pihak yang menghalangi sinar itu,” jelasnya panjang lebar. Raellyn hanya tersenyum
Raellyn tidak menyangka bahwa kini dia bisa berada di sebuah kafe yang lumayan nyaman dengan seseorang yang tidak dia sangka mau bertemu dengannya. Tadinya Raellyn ingin berkunjung langsung ke kediamannya, namun tanpa dia duga wanita itu justru meminta Raellyn untuk menunggu di sebuah kafe yang tidak jauh dari kediamannya.Sejujurnya Raellyn tidak pernah menduga bahwa seluruh urusannya akan berangsur-angsur begini. Selepas dia menyudahi kisahnya dengan putra bungsu si wanita, kini dia mulai lagi berurusan dengan Nyonya Chyntia. Wanita yang adalah ibu dari suami dan mantan pacarnya. Raellyn mendapatkan sebuah pesan yang lumayan menarik di malam hari sebelum pertemuan mereka. Pesan yang berisikan ajakan untuk bertemu sekaligus perkenalan diri singkat dari wanita itu sebagai ibu mertuanya. Intinya dia mendapatkan kontak Raellyn dari putra bungsunya Arsene. Itu memang masuk akal karena Raellyn memang tidak pernah mengganti nomor ponselnya. Hanya saja dia tidak menyangka bahwa pria itu mas
Terima kasih atas waktu serta sambutan hangatmu, Nona Raellyn. Aku dan suamiku akan dengan senang hati menerima undangan jamuan makanmu. Aku sangat berterima kasih juga mendengar fakta bahwa putraku Arnav mau menerima kami di rumahnya, meskipun harus aku akui bahwa aku cukup terkejut. Tapi, yang pasti aku sangat menantikan pertemuan kita kembali dengan suka cita.Salam,Chyntia.Ibu kandung Arnav. Ibu yang telah lama dia tak acuhkan keberadaannya. Perempuan yang telah dia buang dari lingkup hidupnya semenjak dia tahu penghianatan yang telah sang ibu lakukan pada ayahnya.Raellyn benar-benar sudah melanggar batasan dan tidak mendengarkan perintahnya dengan mengunjungi perempuan itu diam-diam bahkan sampai mengundangnya ke rumah untuk acara jamuan keluarga. Sebenarnya apa saja yang dia lakukan saat Arnav berpikir berulang kali tentang mengatakan kebenarannya kepada Raellyn atau tidak.Perempuan itu terlalu terburu-buru dan terkesan tidak sabar membuat Arnav jadi muak sendiri. Mengapa di
Meskipun Arnav setengah membentaknya dan begitu jelasnya dia menunjukan amarah, Raellyn tampak tenang-tenang saja.“Apa boleh buat, ini terjadi karena kau tidak memberiku pilihan,” tukasnya. “Aku tidak bisa mendekatimu sama sekali, kau memasang jarak denganku bahkan enggan untuk aku hampiri. Ada ketegangan diantara kita berhari-hari dan kau memilih membiarkan segalanya menggantung begitu saja tanpa ada ketegasan dan itikad baik darimu. Aku sudah mencoba berbagai cara untuk memperbaiki keadaan kita, melibatkan Mrs. Maddy, mendekatimu sendiri, berhenti dari pekerjaanku, mencoba mengubah diriku untukmu. Tapi tidak ada perkembangan apa-apa. Kau bahkan makin menutup dirimu sendiri dariku sejak aku menyatakan bagaimana perasaanku terhadapmu. Kau berharap aku bagaimana? duduk manis dan menantimu? Kau tahu betul bahwa aku bukan tipikal orang seperti itu,” tutup perempuan itu dengan tegas. Dia seolah tidak memberikan sedikit pun kesempatan bagi Arnav untuk masuk ke dalam pembicaraannya sebelum
Arnav memberikan sebuah ciuman terhadap istrinya dengan kuat, membuat Raellyn terkejut dengan seberapa cepat perubahan suasana hati yang terbilang mendadak tersebut.Intensitas ciuman Arnav di bibir perempuan itu menyulut gairah serta cukup menanamkan dan membuat hasrat yang telah lama di bendung kembali terpatik. Seluruh rasa itu dengan cepat menyebar memenuhi sekujur tubuhnya dengan mudah. Maka kini Raellyn tanpa perlu berpikir langsung membalas ciuman suaminya dengan intensitas yang sama, begitu membara seraya meremas rambut pria itu dengan kencang.“Oh yes!” desahnya ketika Arnav dengan kuat menarik gaun yang dia kenakan hingga terlepas ke bawah dengan begitu mudah. Seolah-olah gaun berpotongan rendah tersebut itu memang sengaja tercipta khusus untuk pemenuhan kebutuhan gairah Arnav yang telah lama tidak mendapatkan penyaluran. Karena hanya berselang beberapa detik saja dari sana, pria itu telah langsung mengulum puncak Raellyn yang telah mengeras hanya karena sedikit sentuhan uda
“Diam dan dengarkan aku secara seksama, Raellyn!” Titah Arnav seraya menggigit-gigit kecil bibir Raellyn yang berada dalam jangkauannya. “Kau masuk ke dalam hidupku begitu saja, menjungkirbalikan seluruh kestabilan yang ada ketika sesungguhnya aku sedang mencari seorang istri penurut yang bisa memberikan aku seorang putra.”Mendengar hal itu harapan yang baru saja tumbuh dari dalam diri Raellyn mulai menguap begitu saja bersama udara yang keluar dari dalam mulutnya. Sisanya hanyalah segenggam gumaman penuh derita yang dia gaungkan berikut sebuah kalimat umpatan.Arnav tidak mencintainya, dan dia tidak memiliki intensi untuk mengubah hubungan mereka menjadi cinta secara murni. Pria itu juga sepertinya tidak punya pikiran untuk memberinya sebuah balasan yang sepadan atas perasaan. Tapi memang bukankah sudah jelas akan begitu? Hanya Raellyn saja disini yang oleng hingga memutar balik jalannya yang pertama berdasarkan amarah menjadi sesuatu yang bernama cinta. Itu adalah hal yang tidak di
Arnav menyeringai ketika raut muka Raellyn sedikit berubah menjadi agak tegang, semua otot Raellyn mengencang termasuk bagian bawahnya. Hal tersebut tentu saja mengirim getaran nikmat pada bukti gairahnya yang masih terbenam di dalam. Raellyn sedikit menggeliat, dia berusaha untuk bangkit dan menjauh. Tapi Arnav tentu akan menjadi penghalang terbesar bagi perempuan itu. “Jangan bergerak!” Arnav menggeram, jari-jarinya kontan menancap pada pinggul sang istri dan membawanya kembali ke pada posisi terduduk kembali. Dia memangku Raellyn dalam kondisi miliknya masih berada di dalam. Sangat protektif. “Tidak! Aku—” Arnav menggelengkan kepala. “Dengarkan saja aku!” Dia mengerang ketika Raellyn bergerak-gerak, semakin nyaman di atas pangkuannya, menyukai sensasi yang mengalir deras dari Raellyn, memberinya sebuah gagasan baru dan juga pemahaman soal betapa dirinya teramat menginginkan Raellyn tanpa batas waktu. Meski sangat di sayangkan, sebab dia masih perlu menuntaskan pembicaraan seriu