Setelah insiden pengakuan terjadi, semakin sedikit pula moment yang Raellyn punya untuk berhadapan dengan suaminya. Arnav terkesan menjauhinya dan perempuan itu tahu bahwa dia terlalu tidak sabar untuk yang satu itu. Arnav yang egois dan tidak punya perasaan begitulah hatinya menyumpahi pria itu, tapi di sisi lain hatinya malah mengerti bahwa barangkali tidak mudah bagi seorang yang pernah di khianati untuk dapat mempercayai cinta lagi. Bahkan dia mungkin tidak tahu apa itu cinta karena dia sendiri bahkan bermasalah dengan ibunya.Raellyn menyadari betul dan tahu bahwa meskipun dia telah jatuh cinta pada suaminya, tapi dia tidak bisa memaksakan. Pada akhirnya apa yang dia rasakan mungkin malah akan menjadi beban bagi Arnav.Raellyn mendesah lelah. Arnav benar-benar telah menguras tenaganya. Pikirannya kerap kali di hantui oleh pria itu. Dia tahu bahwa dia telah jatuh cinta pada pria itu. Dia telah memastikan hal itu sebelum benar-benar mengungkapkannya karena takut keliru. Tapi memang
Hai, sudah lama ya? Atau mungkin baru sebentar dan hanya aku yang merasa demikian. Aku tiba-tiba menjadi rindu padamu, bisa kita bertemu? sepertinya kita berdua akan memiliki banyak percakapan menarik nantinya. Aku akan menunggu di tempat pertemuan pertama kita malam ini. Itu pun kalau kau masih ingat. Dari Arsene, kekasihmu. Oh atau mungkin sekarang tepatnya sudah mantan, iya kan?Raellyn memandang deretan kalimat yang dia dapatkan dari pesan masuk di ponselnya. Dari nomor yang beberapa waktu lalu selalu terlihat indah dan selalu dia nantikan balasan pesannya. Kenapa orang itu tiba-tiba saja menawarkan bertemu saat rumah tangganya dengan Arnav saja sekarang sedang carut marut?Dia benar-benar sangat emosional sekarang. Lebih tepatnya dia memang tidak mengira akan mendapatkan pesan seperti ini dari Arsene yang telah kabur mengkhianati dan menghinanya beberapa waktu lalu. Ketika pria itu muncul lagi di hidupnya setelah semua yang berlalu, sesuatu yang terkubur tiba-tiba saja muncul ke
“Karena itu terjadi begitu saja, maksudku aku tidak pernah berencana untuk suka padamu dan hal-hal seperti itu. Kau hanya datang di saat yang tepat ketika aku butuh seseorang disisiku. Tapi setelah itu….”“Kau lari seperti seorang pecundang. Memberiku liontin dan berkata bahwa kita bisa melanjutkan hubungan ini ke pernikahan. Tapi setelah itu kau menghilang tanpa kabar dan aku mendapati fakta kau menikah dengan perempuan lain. Pernikahan palsu untuk tidak menghilangkan pamor-mu.”“Kau boleh mengatakan apapun padaku sekarang Raellyn. Ya, aku tahu bahwa aku adalah pria yang buruk. Aku memang yang terburuk. Tapi aku bersumpah demi Tuhan bahwa aku tidak pernah punya pikiran untuk mempermainkan perasaanmu. Aku jatuh cinta padamu saat itu, aku memang sungguhan merasakan itu padamu. Tapi kemudian aku merasa bahwa itu tidak benar. Aku terlalu terbuai dan membuat banyak kesalahan. Aku akan menjadi seorang ayah, tapi aku malah bersamamu saat itu. Hati nuraniku kemudian memikirkan segalanya dan
“Dia adalah perempuan yang sabar, dan kau pria yang nakal. Kalian adalah kombinasi yang bagus, kurasa. Jika di bandingkan dengan aku, kurasa aku bukan sosok yang cocok untuk mengisi posisi penyabar.” Senyuman di wajah Arsene sedikit terkikis, dia menautkan kesepuluh jarinya di depan perutnya begitu saja. Menatap Raellyn dengan cara yang tidak terdefinisikan. Tapi Raellyn tahu bahwa pria itu kini sedang membawa sisi seriusnya lagi. “Well, sejak aku menghabiskan waktu bersamamu dulu, aku selalu berpikir tentang bagaimana hubungan ini akan berjalan ke depannya. Aku bahkan ragu bahwa kau benar-benar ingin menikahiku jika aku memutuskan menceraikan Sylvia. Kau adalah perempuan yang paling bebas, mandiri dan pemberani. Terkadang aku selalu ragu apa kau membutuhkan aku atau tidak. Terkadang dalam beberapa situasi aku jadi takut saat bersamamu. Kau terlihat bersinar, tapi saat aku bersamamu aku merasa menjadi pihak yang menghalangi sinar itu,” jelasnya panjang lebar. Raellyn hanya tersenyum
Raellyn tidak menyangka bahwa kini dia bisa berada di sebuah kafe yang lumayan nyaman dengan seseorang yang tidak dia sangka mau bertemu dengannya. Tadinya Raellyn ingin berkunjung langsung ke kediamannya, namun tanpa dia duga wanita itu justru meminta Raellyn untuk menunggu di sebuah kafe yang tidak jauh dari kediamannya.Sejujurnya Raellyn tidak pernah menduga bahwa seluruh urusannya akan berangsur-angsur begini. Selepas dia menyudahi kisahnya dengan putra bungsu si wanita, kini dia mulai lagi berurusan dengan Nyonya Chyntia. Wanita yang adalah ibu dari suami dan mantan pacarnya. Raellyn mendapatkan sebuah pesan yang lumayan menarik di malam hari sebelum pertemuan mereka. Pesan yang berisikan ajakan untuk bertemu sekaligus perkenalan diri singkat dari wanita itu sebagai ibu mertuanya. Intinya dia mendapatkan kontak Raellyn dari putra bungsunya Arsene. Itu memang masuk akal karena Raellyn memang tidak pernah mengganti nomor ponselnya. Hanya saja dia tidak menyangka bahwa pria itu mas
Terima kasih atas waktu serta sambutan hangatmu, Nona Raellyn. Aku dan suamiku akan dengan senang hati menerima undangan jamuan makanmu. Aku sangat berterima kasih juga mendengar fakta bahwa putraku Arnav mau menerima kami di rumahnya, meskipun harus aku akui bahwa aku cukup terkejut. Tapi, yang pasti aku sangat menantikan pertemuan kita kembali dengan suka cita.Salam,Chyntia.Ibu kandung Arnav. Ibu yang telah lama dia tak acuhkan keberadaannya. Perempuan yang telah dia buang dari lingkup hidupnya semenjak dia tahu penghianatan yang telah sang ibu lakukan pada ayahnya.Raellyn benar-benar sudah melanggar batasan dan tidak mendengarkan perintahnya dengan mengunjungi perempuan itu diam-diam bahkan sampai mengundangnya ke rumah untuk acara jamuan keluarga. Sebenarnya apa saja yang dia lakukan saat Arnav berpikir berulang kali tentang mengatakan kebenarannya kepada Raellyn atau tidak.Perempuan itu terlalu terburu-buru dan terkesan tidak sabar membuat Arnav jadi muak sendiri. Mengapa di
Meskipun Arnav setengah membentaknya dan begitu jelasnya dia menunjukan amarah, Raellyn tampak tenang-tenang saja.“Apa boleh buat, ini terjadi karena kau tidak memberiku pilihan,” tukasnya. “Aku tidak bisa mendekatimu sama sekali, kau memasang jarak denganku bahkan enggan untuk aku hampiri. Ada ketegangan diantara kita berhari-hari dan kau memilih membiarkan segalanya menggantung begitu saja tanpa ada ketegasan dan itikad baik darimu. Aku sudah mencoba berbagai cara untuk memperbaiki keadaan kita, melibatkan Mrs. Maddy, mendekatimu sendiri, berhenti dari pekerjaanku, mencoba mengubah diriku untukmu. Tapi tidak ada perkembangan apa-apa. Kau bahkan makin menutup dirimu sendiri dariku sejak aku menyatakan bagaimana perasaanku terhadapmu. Kau berharap aku bagaimana? duduk manis dan menantimu? Kau tahu betul bahwa aku bukan tipikal orang seperti itu,” tutup perempuan itu dengan tegas. Dia seolah tidak memberikan sedikit pun kesempatan bagi Arnav untuk masuk ke dalam pembicaraannya sebelum
Arnav memberikan sebuah ciuman terhadap istrinya dengan kuat, membuat Raellyn terkejut dengan seberapa cepat perubahan suasana hati yang terbilang mendadak tersebut.Intensitas ciuman Arnav di bibir perempuan itu menyulut gairah serta cukup menanamkan dan membuat hasrat yang telah lama di bendung kembali terpatik. Seluruh rasa itu dengan cepat menyebar memenuhi sekujur tubuhnya dengan mudah. Maka kini Raellyn tanpa perlu berpikir langsung membalas ciuman suaminya dengan intensitas yang sama, begitu membara seraya meremas rambut pria itu dengan kencang.“Oh yes!” desahnya ketika Arnav dengan kuat menarik gaun yang dia kenakan hingga terlepas ke bawah dengan begitu mudah. Seolah-olah gaun berpotongan rendah tersebut itu memang sengaja tercipta khusus untuk pemenuhan kebutuhan gairah Arnav yang telah lama tidak mendapatkan penyaluran. Karena hanya berselang beberapa detik saja dari sana, pria itu telah langsung mengulum puncak Raellyn yang telah mengeras hanya karena sedikit sentuhan uda