Share

Malam Yang Kelam

Belia masih terdiam dan meremas jari jemarinya antara satu sama lain. Air mata yang ada di pelupuk matanya sebentar lagi pasti akan tumpah ketakutan tak ada tara.

"A-apa y-yang T-Tuan ingin saya lakukan?" Akhirnya Belia memberanikan diri untuk bertanya meski dengan nada bergetar hebat. Suaranya tidak begitu jelas di pendengaran.

"Kau tidak tahu apa yang ingin kau lakukan? Kau tidak tahu cara melayani seorang laki-laki di atas ranjang? Lalu apa yang kau tahu?" Elvan menyorot tajam Belia.

"M-maafkan saya, Tuan..." Belia semakin bergetar.

"Buka pakaianmu!" perintah Elvan dingin. Matanya menatap Belia lurus dan dingin.

Refleks Belia mundur ke belakang dan menutup tubuh menggunakan tangannya. "Tidak! Apa yang ingin Anda lakukan!"

"Kau masih ingin membuang-buang waktu saya?" Elvan mulai tampak hilang kesabaran dan mulai muak.

Belia tersadar dengan penolakannya dan kembali teringat apa yang dikatakan suaminya tadi sebelum dia masuk ke dalam kamar pria dihadapannya.

Air mata mulai kembali berjatuhan membasahi pipi mulusnya ketika berhadapan dengan situasi dimana dia langsung tidak bisa menolak ataupun memilih.

Ia kembali berdiri dihadapan Elvan dengan tangan bergetar mulai menyingkapi pakaiannya, perasaan malu, hancur, takut, bercampur aduk menjadi satu. Tiba-tiba dia menghentikan tangan ketika gamis yang sudah terbuka.

"T-tolong Tuan, jangan lakukan ini pada saya... Saya tidak bisa melakukan ini..." Lirih Belia masih memohon agar dia tidak akan menyesal seumur hidup.

"Buka! Tanpa sisa!" Tak peduli dengan perasaan wanita itu, Elvan kembali menyuruh Belia untuk membuka sisa pakaiannya.

Dengan tangis yang semakin deras Belia mulai membuka satu persatu pakaiannya tanpa sisa. Sekarang, dia tidak mengenakan sehelai benang pun. Ia berdiri di hadapan Elvan dengan perasaan yang malu luar biasa.

Belia menutup kedua netra dengan air mata semakin deras tak sanggup melihat dirinya yang benar-benar menyedihkan.

Elvan yang melihat kemulusan tubuh gadis yang berada di hadapannya mulai menyentuh tubuh wanita itu yang membuat nafas Belia memburu terasa jantungnya seperti ini copot dari tempat.

Air mata tak bisa dijelaskan lagi, rasa hancur dan tak ada arti dalam menjalani kehidupan.

***

Malam itu dihabiskan dengan panas dan penuh air mata. Belia merasa sangat tidak berdaya. Hidupnya sudah kotor.

Sambil menangis dan meremas selimut yang membalut tubuhnya, ia melihat Elvan memakai pakaiannya. Suara isak tangis menyedihkan terdengar pilu dari bibir mungil wanita polos duduk di atas ranjang memprihatinkan itu.

Elvan melirik Belia dan mulai melangkah kedua kalinya mendekati gadis yang menutupi wajahnya sembari menangis. Langkah kaki pria itu membuat Belia ketakutan, berpikir laki-laki tersebut ingin kembali menjamahnya.

Kasur tempat Belia duduk sedikit bergerak ketika pria itu duduk di pinggir kasur tersebut.

"J-angan... Cukup..." Lirihnya masih terdengar jelas.

Pria itu merogoh saku dan mengeluarkan sisa uang yang sudah dia janjikan pada Lion akan membayar lebih saat Belia masih seorang perawan.

"Ini sisa bayaran mu." kata Elvan menyimpan sisa uang di dekat Belia dengan mata menatap dalam wajah wanita yang terus ditutupi itu.

Tak ada jawaban dari Belia. Wanita itu tenggelam dalam tangisannya yang terdengar menyedihkan.

Elvan memilih kembali berdiri dari pinggir ranjang keluar dari kamar.

"Ya Allah... Aku tidak sanggup lagi untuk meneruskan hidup ini Ya Allah... Aku tidak ingin hidup dengan tubuh kotor ini..."

Belia masih menangis putus asa, lalu turun dari ranjang. Ia memakai kembali pakaiannya yang berserakan di lantai dengan tangan gemetar. Dengan pandangan kosong ia menatap ke arah jendela kamar hotel.

Ia berjalan dengan langkah kesulitan akibat sakit di bagian kewanitaannya. Kamar hotel ini berada di lantai 8. Pemandangan di bawah sana tampak ramai dari ketinggian ini.

Hidupnya sudah tidak berharga. Lebih baik, ia mengakhirinya di sini. Ia sudah tidak bisa memikirkan nasib kakaknya yang cacat, hidupnya sudah terlalu putus asa sekarang. Ia hanya ingin mengakhirinya di sini.

Belia meremas baju gamis lusuh yang dipakainya, lalu naik ke pembatas jendela. Setelah ini… hidupnya yang menyedihkan ini akan segera berakhir.

Brugh!

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Liajumalia Jumalia200
Jangan putus asa Belia...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status