Share

Part 89 Sadar Diri 2

Meski sudah jam delapan pagi, sisa kabut masih melayang-layang di udara perkebunan. Menyapu pucuk-pucuk daun teh, yang akan meninggalkan jejak embun jika kabut memudar.

Pagi itu Akbar mengajak mamanya pergi ke perkebunan. Biar Bu Rista mendapatkan hawa Segar untuk menenangkan pikiran. Ibunya hampir tidak pernah datang ke perkebunan mereka. Apalagi ikut mengurusi usaha. Bu Rista lebih suka janjian dan jalan dengan teman-temannya ke kota.

Dengan udara yang masih segar dan fresh, melihat warna hijau yang membentang luas, Akbar berharap pikiran sang mama kembali jernih.

"Tangan dan kaki mama masih terasa kebas?" tanya Akbar pada Bu Rista yang duduk di kursi rotan depan kantor, menghadap ke hamparan tanaman teh.

"Masih agak berat buat jalan, Bar."

"Mama, ingat pesan dokter 'kan? Obat itu hanya berapa persen bisa mengobati keluhan Mama. Selebihnya semangat dan kontrol pikiran yang dapat menunjang Mama kembali pulih."

Sebenarnya Akbar sendiri lelah dengan sikap mamanya. Terlalu labil untuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (18)
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
Gama disini lagi gila²nya ya ga inget anak sama mantan istrinya... kasihan pak Norman selalu disalahkan atas kisah masa lalunya udah deh pak tinggalkan aja bu rista toh apa yg dia mau sudah dia dapatkan
goodnovel comment avatar
Erthrino Ihsan Cahyono
ceritanya selalu keren kak lis...
goodnovel comment avatar
Nunyelis
felingku memang benar klo gama diam2 mengagumi melati.......kasihan saga di malang dimusuhi ibu tirinya sedangkan di Jogja dimusuhi gama sepupunya......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status