Share

Part 88 Sadar Diri 1

last update Last Updated: 2023-08-05 15:25:58

Waktu yang Hilang

- Sadar Diri

Suasana pagi di kediaman Pak Wira begitu hangat. Mereka berkumpul untuk sarapan bersama. Wajah keriput orang tua yang selama bertahun-tahun diliputi duka, kini tampak berbinar bahagia. Meski Ariani tidak kembali, tapi ada Saga sebagai pengganti.

"Sering-seringlah kamu dan Melati datang ke mari. Nggak jauh to dari rumah kalian," kata Bu Salindri setelah mereka selesai makan.

"Insyallah, Mbah Putri."

"Katanya kamu juga kuliah, Le?"

"Ya."

"Syukurlah, semoga kamu sukses seperti saudara-saudaramu yang lain."

"Aamiin."

"Untuk acara resepsi kalian, biar nanti Bulekmu yang ngurusi. Ada WO yang menjadi langganan keluarga kami."

Saga hanya mengiyakan saja. Kakek dan sang nenek benar-benar perhatian terhadapnya dan Melati. Gama yang selama ini menjadi cucu kesayangan, hanya diam mendengarkan percakapan mereka. Sesekali menatap sekilas perempuan cantik yang menjadi istri sepupunya.

Sudah terbiasa dengan perempuan-perempuan liar yang ia kenal, melihat Melati yang kal
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
jangan jadi pelakor ya Alita
goodnovel comment avatar
istriyangdisyng
nyesel suka blakangan mba
goodnovel comment avatar
Indah Wirdianingsih
alita sama gama aja
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 89 Sadar Diri 2

    Meski sudah jam delapan pagi, sisa kabut masih melayang-layang di udara perkebunan. Menyapu pucuk-pucuk daun teh, yang akan meninggalkan jejak embun jika kabut memudar. Pagi itu Akbar mengajak mamanya pergi ke perkebunan. Biar Bu Rista mendapatkan hawa Segar untuk menenangkan pikiran. Ibunya hampir tidak pernah datang ke perkebunan mereka. Apalagi ikut mengurusi usaha. Bu Rista lebih suka janjian dan jalan dengan teman-temannya ke kota.Dengan udara yang masih segar dan fresh, melihat warna hijau yang membentang luas, Akbar berharap pikiran sang mama kembali jernih."Tangan dan kaki mama masih terasa kebas?" tanya Akbar pada Bu Rista yang duduk di kursi rotan depan kantor, menghadap ke hamparan tanaman teh."Masih agak berat buat jalan, Bar.""Mama, ingat pesan dokter 'kan? Obat itu hanya berapa persen bisa mengobati keluhan Mama. Selebihnya semangat dan kontrol pikiran yang dapat menunjang Mama kembali pulih." Sebenarnya Akbar sendiri lelah dengan sikap mamanya. Terlalu labil untuk

    Last Updated : 2023-08-05
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 90 Kaya Mendadak 1

    Waktu yang Hilang- Kaya Mendadak Pak Norman memandang putranya dan sang menantu yang tengah membuka kamar nomer W05. Entah ini kebetulan atau apa, kamar bersejarah itu kini ditempati putra dan menantunya. Sedangkan ia sendiri tidur di kamar sebelah kirinya dan Pak Slamet di sebelahnya lagi."Selamat malam, Pa," ucap Saga pada sang papa yang masih mematung di depan pintu kamarnya. "Malam," jawab Pak Norman sambil tersenyum, kemudian memutar handle pintu dan masuk ke dalam.Saga dan Melati disambut aroma musk ketika memasuki kamar. Ruangan sudah adem dari AC central, jadi mereka tidak menyalakan AC kamar."Aku ganti baju dan kita salat isya dulu, Mas." Melati meletakkan tas di meja yang ada di pojok kamar. Ia mengeluarkan baju tidur miliknya dan untuk sang suami lalu diletakkannya di atas ranjang. Mereka bergantian cuci muka, ganti baju lantas salat isya. Saga ternyata cukup sempurna menjadi imam salat bagi Melati. Mengingat dulu dia jarang sekali sembahyang.Setelah mencium tangan

    Last Updated : 2023-08-07
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 91 Kaya Mendadak 2

    Saga mengetuk pintu kamar Giri. Temannya itu muncul dari dalam dengan kondisi yang acak-acakan, baru bangun tidur. "Ga," panggilnya. "Kamu baru bangun?" Saga duduk di kursi depan kamar kos rekannya."Aku lembur tadi malam. Biasalah tiap akhir bulan selalu banyak kerjaan. Aku sempat makan malam di kafe istrimu, tapi kata karyawan di sana kalian sedang keluar." Giri duduk di sebelah Saga."Iya, aku sama Melati memang keluar tadi malam. Papaku datang dari Malang. Terus kuantar beliau ketemuan dengan keluarga ibuku.""Syukurlah, hubungan kalian bisa membaik. Itu mobil papamu?" Giri memandang mobil mewah yang terparkir di luar pagar kos."Iya. Aku mau mengajaknya jalan-jalan hari ini. Tapi aku pengen ketemu ibu kos dulu. Pagi ini beliau ada di rumah tak?""Ada kayaknya. Langsung saja kamu ke sana."Saga menatap rumah induk yang jendelanya sudah terbuka semua. "Rencananya aku juga langsung membawa barang-barangku pergi setelah aku pamitan.""Nanti kubantu berkemas.""Barangku tak banyak, R

    Last Updated : 2023-08-07
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 92 Semalam di Malang 1

    Waktu yang Hilang- Semalam di MalangMelati duduk sendirian di salah satu kursi mini bar. Suasana hening dengan cahaya lampu malam kekuningan. Tiga orang karyawan yang tidur di kafe, sudah terlelap berkelana ke alam mimpi semenjak tadi.Dia gelisah karena Saga belum pulang sejak pergi usai salat asar. Khawatir saja terjadi sesuatu di pertemuan keluarga mereka. Apalagi yang dibahas saat ini adalah hal yang sangat sensitif.Diperhatikannya aplikasi pesan. Nomer sang suami tidak aktif sejak jam enam sore tadi. Mungkin setelah mengirim pesan padanya ketika selesai salat Maghrib, Saga tak lagi membuka ponsel.Melati juga ingat Moana. Pasti pakaian dan mainan yang dititipkan pada mertuanya dua hari yang lalu sudah dipakai oleh bidadari kecilnya. Dan besok pagi, mereka akan melakukan perjalanan pulang ke Malang. Tidak sabar bertemu dengan Moana. Tapi apa Saga tidak capek jika mereka besok pagi langsung berangkat ke Malang? Sementara tengah malam juga belum pulang. Pikirkan Melati menjangkau

    Last Updated : 2023-08-08
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 93 Semalam di Malang 2

    "Sampai kapanpun, kamu, Saga, Melati, dan Moana akan terus saling berkaitan, Nak. Kamu dan Saga bersaudara. Melati ibunya anakmu. Dan papa tahu ini nggak gampang untuk dijalani. Tapi tuntutan hidup kalian memang seperti ini. Papa yakin kamu mampu." Akbar teringat ucapan papanya tadi pagi.Mampu sebatas mana? Apa mungkin ia sanggup bersikap biasa pada adik yang telah memiliki jiwa raga mantan istrinya? Membayangkan tentang kebersamaan mereka saja, nyaris membuat Akbar gila. Belum lagi hubungannya dengan Nara yang tidak jelas. Namun kemarin ia sudah menghubungi Pak Nayoan, pengacara yang dulu mengurusi perceraiannya dengan Melati. Akbar akan mengajukan gugatan cerai."Ambillah keputusan yang terbaik. Papa mendukungmu. Carilah kebahagiaan untukmu," jawaban Pak Norman, ketika Akbar mengutarakan niatnya ingin menceraikan Nara."Sebenarnya papa sendiri sudah bertahun-tahun nggak bahagia, kan? Beberapa hari aku bersama mama karena papa masih di Jogja, membuatku sadar dan mengerti akan sesua

    Last Updated : 2023-08-08
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 94 Saga Badra Alam 1

    Waktu yang Hilang- Saga Badra Alam "Ini ada obat Paracetamol yang baru saya beli tadi pagi, Mas." Pak Slamet memberikan obat yang diambilnya dari kotak obat. Kemudian membuka lemari tengah dan mengambil selimut bersih dari sana."Maaf, saya ngrepotin, Pak Slamet.""Ora opo-opo, Mas. Sebelum minum obat, Mbak Melati suruh makan roti dulu." Sebungkus roti tawar diberikan Pak Slamet pada Saga."Saya bikinkan teh panas." Sambil mengikat sarung di pinggangnya, Pak Slamet tergesa ke dapur untuk membuat minum.Saga kembali ke kamar. Diletakkannya roti dan obat di atas meja. Dia membangunkan Melati yang tengah meringkuk dengan tubuh menggigil."Sayang, bangun. Ayo minum obat dulu. Kamu demam ini." Saga bicara lirih seraya menyentuh kening istrinya.Melati membuka mata. Wajahnya pucat dan bibirnya bergetar karena tubuhnya terasa kedinginan, walaupun badannya panas.Pak Slamet mengetuk pintu kamar. Saga bangkit untuk membukanya. Laki-laki itu mengangsurkan segelas teh panas di atas nampan keci

    Last Updated : 2023-08-09
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 95 Saga Badra Alam 2

    "Kadang saya ini bilang sama Pak Norman, kenapa nggak pergi saja untuk sementara. Bisa ikut Mas Saga di Jogja atau ke rumah adiknya di Jember. Sementara tinggalkan Bu Rista. Coba lihat apa yang terjadi jika bapak nggak ada. Biar mamanya Mas itu sadar. Nggak semaunya sendiri. Saya kasihan banget sama bapak. Udah ngalah sedemikian rupa, tapi ibu nggak menghargai sama sekali. Jika orang lain, sudah lama ditinggalkan wanita seperti itu." Cerita Pak Slamet sambil makan."Saya rasa, sikap mama ini bukan karena ingin balas dendam pada papa saya, Pak. Mungkin memang begitu sifat asli Mama Rista. Tidak tahu bagaimana cara menghargai orang lain. Kenapa berdendam hingga sekarang ini, sedangkan perempuan yang ia benci pun sudah tiada.""Bapak sempat bilang, kalau mau membawa ibu ke psikiater. Tapi ibu mencak-mencak nggak mau. Malah marah dan bilang kalau dirinya nggak gila. Padahal yang ke psikiater belum tentu orang gila, 'kan, Mas."Saga menanggapi ucapan Pak Slamet dengan senyuman. Memang mama

    Last Updated : 2023-08-09
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 96 Dua Garis 1

    Waktu yang Hilang- Dua Garis Saga mencari suara yang memanggilnya. Ternyata Farhana tersenyum ceria seraya melambaikan tangan padanya. Gadis itu bangkit lantas menghampiri Saga yang hendak melangkah ke samping kafe. Farhana meninggalkan dua teman yang duduk satu meja dengannya."Apa kabar, Mas Saga?" Farhana mengulurkan tangan untuk menyalami. "Baik.""Nggak nyangka ketemu Mas di sini. Papa yang ngasih tahu kalau Mas Saga pindah.""Aku minta maaf karena belum sempat bertemu ibu."Farhana tersenyum. "Nggak apa-apa. Oh ya, duduklah bersama kami. Mas Saga, mau minum apa biar aku yang pesenenin." Farhana mengira, Saga ke kafe untuk makan atau pun minum."Terima kasih banyak, aku tidak ingin minum." Saga hendak melangkah, tapi Farhana mencegah. "Mas Saga, sekarang tinggal di mana?""Di sini.""Di sini?" Farhana tampak bingung."Ya. Aku tinggal di kafe ini.""Oh, jadi kafe ini milik Mas Saga?" Gadis itu makin kebingungan. Karena selama beberapa kali datang bersama teman-temannya. Bukanka

    Last Updated : 2023-08-10

Latest chapter

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 173 Best Moment 2

    Saga meletakkan ponsel di jok samping. Beberapa kali membunyikan klakson tapi juga percuma. Kemacetan sudah memanjang mulai dari depan. Macet total karena ada perbaikan jalan. Bisa jalan hanya bergerak maju sendikit, lantas berhenti lagi.Sabar sabar. Ini bukan di film India yang dia bisa meninggalkan mobilnya di sana dan lari secepat Cetah yang melompat dari mobil ke mobil lainnya, bahkan melangkahi bangunan tinggi. Adegan film yang rasanya sangat mustahil dan tidak masuk akal itu, ingin rasanya di tiru saat ini.Melihat ponselnya kembali berpendar, membuat Saga menyambar benda itu. "Halo, Sayang. Bagaimana?""Aku sudah sampai rumah sakit, Mas. Barusan di periksa dokter.""Lalu ....""Ternyata ini sudah bukaan lima. Dan aku bisa lahiran normal.""Loh, katanya beresiko kalau lahiran normal? Mana dokternya biar mas ngomong sama dia.""Dokternya sudah kembali ke kantor. Katanya nggak apa-apa aku lahiran normal. Barusan di cek semua baik-baik saja. Tensiku juga normal. Mas, jangan khawati

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 172 Best Moment 1

    Waktu yang Hilang- Best MomentSaga membantu Melati menyiapkan segala perlengkapan untuk persalinan Minggu depan. Dokter kandungan sudah menyarankan supaya Melati melahirkan secara cesar saja untuk persalinan bayi kembarnya. Melati menolak, tapi Saga memintanya untuk menyetujui. Mengingat dua bulan terakhir ini Melati dua kali opname karena demam tinggi. Minggu depan genap 38 minggu usia kehamilannya. Dokter kandungan sudah menetapkan jadwal operasi untuknya.Kedua janinnya sehat. Masing-masing memiliki plasenta dan air ketuban. Jadi sudah siap dilahirkan di Minggu ke 38."Budhe Tami sampai sini sekitar jam setengah tiga sore, Mas. Tadi siang beliau ngabari," kata Melati sambil melipat baju yang hendak di masukkan ke dalam travel bag."Oke, besok mas akan pulang lebih awal dan langsung jemput budhe ke stasiun."Budhe Tami memang akan menemani Melati pada persalinan nanti. Rencananya wanita itu akan tinggal di Jogja sampai si kembar umur selapan."Mulai besok nggak usah lama-lama di

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 171 Gama dan Perempuan Itu 2

    Melati tersenyum. Jagoan kecilnya sudah tebar pesona. Melihat Shaka, ia jadi teringat masa kecil suaminya. Begitulah Saga waktu kecil. Tapi Shaka memang lebih bersih dan terawat, karena jarang bermain di kebun. Kalau Saga dulu, keluyuran di kebun sampai kulitnya lecet-lecet. Berenang di kali bersama teman-teman, termasuk dirinya juga. Melati paling kecil di antara mereka."Kenapa senyum-senyum?" senggol Saga."Aku ingat masa kecilmu, Mas."Saga hendak menggoda sang istri, tapi mereka dikejutkan oleh suara salam dari pintu depan."Itu Gama datang!" Bu Ariana bangkit dari duduknya dan melangkah ke ruang tamu. Wanita itu tercekat sejenak saat melihat Gama datang bersama seorang wanita tinggi semampai. Memakai celana bahan warna krem dan blouse warna putih. Diakah pacar Saga? Gadis itu tersenyum ramah dan mencium tangan Bu Ariana. "Selamat malam, Tante.""Selamat malam.""Namanya Alita, Bulek." Gama memperkenalkan gadis itu pada sang bulek. Membuat Bu Ariana kaget, tapi tidak menunjukkan

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 170 Gama dan Perempuan Itu 1

    Waktu yang Hilang- Gama dan Perempuan ItuAkbar melongok ke luar jendela. Meninggalkan sejenak laptopnya untuk melihat apa yang tengah dilakukan oleh Moana dan Shaka di luar sana.Tampak dua bocah itu sedang duduk di bawah pohon mangga. Bermain masak-masakan. Moana menuangkan sesuatu dari teko kecil ke dalam cangkir mainan. Shaka lantas pura-pura meminumnya. "Manis?"Shaka mengangguk-angguk. Moana kemudian memberikan piring kecil berisi biji-bijian. "Di makan, ya!"Bocah laki-laki itu mengikuti perintah sang kakak. Pura-pura memakan benda di piring kecil yang sama sekali memang tidak boleh di konsumsi.Pertama kali diajak bermain masak-masakan oleh Moana, Shaka sempat bingung. Dia tidak pernah bermain seperti itu, bahkan melihatnya pun belum pernah, karena mainannya di rumah hanya mobil-mobilan, robot, puzzle, dan buku mewarnai.Akbar tersenyum melihat tingkah mereka. Bahagia karena mereka sangat rukun. Shaka juga penurut. Dia juga kerasan tinggal di Malang. Tapi di Jogja sana, Saga

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 169 Terbongkarnya Rahasia 2

    Sebenarnya Melati berharap kalau Moana yang akan tinggal di Jogja selama liburan. Ternyata Shaka yang justru ingin ikut ke Malang. Baik Saga maupun Melati hanya khawatir kalau anak itu tiba-tiba rewel dan minta pulang. Sebab selama ini jarang sekali berjauhan dari kedua orang tuanya. Paling seharian main ke rumah Bu Ariana dan sorenya sudah di antar pulang."Lasmi kamu suruh ikut?""Ya, Bulek. Mak Lasmi sendiri juga pengen ke Malang.""Uti bakalan kangen sama kamu." Bu Ariana mengusap kepala Shaka."Uti, mau ikut?" Ah, malah ditawari pula."Enggak. Uti nunggu Shaka di sini saja."Bu Ariana mengusap permukaan perut Melati. "Kemarin jadi pergi ke dokter?""Ya.""Cowok apa cewek?""Cowok lagi dua-duanya," jawab Melati sambil tersenyum."MasyaAllah. Moana bakalan cantik sendiri."Melati tersenyum. Akbar yang duduk tidak jauh dari mereka mendengar jelas percakapan itu. Dia juga tidak sabar ingin segera melihat bayi kembar Melati lahir ke dunia. Dalam hati turut juga merasakan kebahagiaan i

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 168 Terbongkarnya Rahasia 1

    Waktu yang Hilang- Terbongkarnya Rahasia "Aku paham bagaimana perasaan Mbak Melati, Mas. Dulu saja dia sempat stres saat berpisah dengan Moana, setelah kalian resmi bercerai." Tini berusaha memberikan pengertian pada Akbar. Sebab dia tahu betul bagaimana sedihnya Melati kala itu."Kamu tahu?""Ya, aku tahu." Tini menarik diri dan duduk tegak menghadap sang suami. "Maafkan aku. Dulu aku diam-diam membalas pesan yang dikirimkan Mbak Melati. Hampir tiap saat aku mengirimkan foto kegiatan Moana."Akbar juga menegakkan duduknya. Serius mendengarkan istrinya bicara. Baru kali ini ia tahu kenyataan yang sudah lewat kurang lebih empat tahun yang lalu."Aku nggak sampe hati melihat Mbak Melati menangis setiap hari dan menderita, Mas. Tiap malam telepon aku dengan suaranya yang serak. Aku bisa merasakan bagaimana sakitnya berpisah dari anak. Aku saja yang hanya pengasuh Moana, selalu terbayang-bayang jika aku izin pulang. "Dia cerita mengalami hal tersulit setelah meninggalkan Wonosari. Data

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 167 Keputusan Saga 2

    "Mas, cepetnya dapat buah ini!" Melati berbinar-binar melihat dua pack nectarin di atas meja makan setelah ia turun dari lantai dua.Saga tersenyum menghampiri. Tubuh laki-laki itu basah berkeringat setelah joging dan push up di teras samping.Melati membuka bungkusnya dan langsung meletakkan di wadah untuk dicuci. Kembali duduk dan menikmati buah yang semalam membuatnya ngiler saat melihat review seorang food vlogger."Sayang, kamu nggak sarapan dulu. Kamu bisa mules nanti.""Habis ini aku langsung sarapan.""Gimana, manis?" tanya Saga yang duduk di depan sang istri dan memerhatikan Melati yang tengah menikmati buah yang diidamkan."Manis, juicy, padet, tapi masih ada sedikit asemnya. Mas, coba saja!" Melati menyodorkan wadah buah ke hadapan sang suami.Saga tersenyum. Lagak istrinya sudah meniru seperti seorang food vlogger yang tengah bikin konten. Diambilnya sebiji dan memperhatikannya sebelum digigit. Donut Nectarine. Memang bentuknya seperti donat, tapi tidak berlubang tengahnya

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 166 Keputusan Saga 1

    Waktu yang Hilang- Keputusan SagaSaga meletakkan ponselnya setelah mengetik balasan untuk pesan dari sang kakak. Laki-laki itu menatakan bantal agar sang istri lekas berbaring.Dibantunya Melati merebahkan diri. Begitu payahnya kehamilan kali ini. Untuk berbaring saja kesulitan. Tiap tidur berulang kali merubah posisi karena terasa engap."Gimana, nyaman begini?" tanya Saga setelah meletakkan satu bantal di belakang punggung Melati dan meletakkan bantal tipis sebagai penyangga perut, karena Melati tidur agak miring."Ya."Saga juga berbaring setelah menarik selimut hingga sebatas perut Melati. Mereka saling berhadapan."Tadi yang ngirim pesan Mas Akbar. Besok keluarga Malang datang ke sini karena Moana sudah mulai libur sekolah." Saga bicara dengan nada lembut, khawatir Melati kaget.Kalau dulu mereka pasti bahagia jika keluarga dari Malang datang berkunjung. Mungkin kali ini berbeda setelah Melati mengetahui keinginan kakak ipar sekaligus mantan suaminya.Tampak ada binar bahagia s

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 165 Twin 2

    Tiga tahun kemudian ....Seorang bocah laki-laki umur tiga tahun setengah tengah asyik bermain mobil balap. Duduk anteng di bangku besi sebelah kanan sang papa. Seorang wanita yang tengah hamil duduk di sebelah kiri dari pria tampan itu.Saga dan Melati memang tengah antri di dokter kandungan. Malam ini jadwal pemeriksaan kehamilannya yang ketiga. Makanya Saga mengusahakan pulang lebih awal, supaya bisa menemani sang istri ke dokter.Kehamilan Melati sudah memasuki usia lima bulan. Namun besar perutnya seperti tengah mengandung usia tujuh bulan. Sejak awal pemeriksaan, dokter sudah memberitahu kalau mereka akan memiliki bayi kembar. Dan pemeriksaan kali ini, mereka sepakat ingin mengetahui jenis kelamin kedua calon anak kembarnya.Bapaknya Melati juga terlahir kembar. Tapi kembarannya meninggal sehari setelah dilahirkan.Ketika diberitahu tengah mengandung janin kembar. Kebahagiaan Saga dan Melati tiada terlukiskan. Rasa syukur tiada tara di ucapkan nyaris setiap waktu. Janin kembar y

DMCA.com Protection Status