Share

Part 96 Dua Garis 1

Penulis: Lis Susanawati
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-10 16:33:02

Waktu yang Hilang

- Dua Garis

Saga mencari suara yang memanggilnya. Ternyata Farhana tersenyum ceria seraya melambaikan tangan padanya. Gadis itu bangkit lantas menghampiri Saga yang hendak melangkah ke samping kafe. Farhana meninggalkan dua teman yang duduk satu meja dengannya.

"Apa kabar, Mas Saga?" Farhana mengulurkan tangan untuk menyalami.

"Baik."

"Nggak nyangka ketemu Mas di sini. Papa yang ngasih tahu kalau Mas Saga pindah."

"Aku minta maaf karena belum sempat bertemu ibu."

Farhana tersenyum. "Nggak apa-apa. Oh ya, duduklah bersama kami. Mas Saga, mau minum apa biar aku yang pesenenin." Farhana mengira, Saga ke kafe untuk makan atau pun minum.

"Terima kasih banyak, aku tidak ingin minum." Saga hendak melangkah, tapi Farhana mencegah. "Mas Saga, sekarang tinggal di mana?"

"Di sini."

"Di sini?" Farhana tampak bingung.

"Ya. Aku tinggal di kafe ini."

"Oh, jadi kafe ini milik Mas Saga?" Gadis itu makin kebingungan. Karena selama beberapa kali datang bersama teman-temannya. Bukanka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Mely Mj
Ternyata dokter Farhana pernah suka sama Saga ya sebelum menikah dengan dokter Bumi ...
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
Farhana jangan nekat jadi pelakor ya... cintanya Saga udah mentok ke Melati seorang
goodnovel comment avatar
Anggra
percayalah mba Mel..mas saga tak akn pernah brpling drimu..cinta mas saga ke kamu udah kyak lem setan..sulit buat dilepas kalo dah lengket..heheee
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 97 Dua Garis 2

    "Hai." Ketika tengah asyik berbincang, tiba-tiba muncul Alita menyapa mereka. Gadis yang masih memakai setelan kerja itu, tersenyum pada Saga dan Melati."Mbak, baru pulang kerja?" tanya Melati. Lagi-lagi menahan gejolak dalam benaknya. Ia yakin, kedatangan gadis itu tidak sekedar untuk minum atau memesan makanan. Dia butuh teman seperti yang ia ceritakan beberapa waktu yang lalu. Bisa juga ingin bertemu Saga. Dugaan yang terakhir ini membuat Melati was-was."Iya, dari kantor aku langsung belok ke sini. Mau nganterin undangan buat Saga. Habis Salat Maghrib nanti ada acara tasyakuran di rumah nenekku. Kamu datang, ya!" Melati menyodorkan kertas undangan warna putih pada Saga."Keluargaku dari Surabaya sore tadi juga baru nyampe sini," tambah Alita lantas berdiri lagi. "Aku pamit dulu. Mari, Mel.""Tunggu!" tahan Saga.Alita tidak jadi melangkah. "Maaf, aku tak bisa datang.""Kenapa?" Dahi Alita mengernyit heran. Melati juga menatap suaminya."Aku dan Melati mau keluar habis maghrib na

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-10
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 98 Bangunlah, Sayang! 1

    Waktu yang Hilang- Bangunlah, Sayang.Saga diam merasakan sesaknya napas yang menyekat tenggorokan. Saat menyaksikan wanita yang paling dicintainya terbaring diam, tertusuk serangkaian alat yang ia tidak tahu sama sekali cara kerjanya. Cairan infus menetes dari selang yang hilir mudik di tangan Melati. Napasnya juga terlihat sangat lemah.Pesan dari Mbak Harti tadi yang membuatnya melesat dengan kecepatan entah berapa agar segera sampai di rumah sakit. Mbak Harti tadi mengirimkan foto pintu ruang ICU dengan keterangan Melati mengalami kecelakaan.Melati terbaring diam dengan beberapa luka yang terbalut perban.Melati pamitan hendak membeli buah di toko seberang jalan. Tiba-tiba saja ada mobil dengan kecepatan tinggi menyenggolnya hingga wanita itu terpental. Dan pelakunya melesat pergi melarikan diri."Melihat posisi Mbak Mel tadi, saksi mata dan orang-orang yang ada di sana meragukan kalau itu hal yang nggak sengaja, Mas. Wong Mbak Mel masih di pinggir belum menyeberang." Cerita Mba

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-11
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 99 Bangunlah, Sayang! 2

    Tiga hari setelah mendapatkan perawatan, Melati diizinkan untuk pulang. Dokter menyarankan agar bed rest total mengingat dirinya tengah mengandung. "Kamu mau makan apa, biar kubelikan?" tanya Saga yang duduk di samping Melati.Wanita yang tengah terbaring itu menggeleng. "Mas, harus masuk kerja kan hari ini.""Aku masih cuti. Besok baru masuk kerja. Itu pun kalau kamu benar-benar sudah sehat.""Aku sudah sehat ini. Lecet-lecet di tangan dan kakiku juga sudah mengering. Mas, tinggal saja nggak apa-apa. Di sini ada Mbak Harti dan anak-anak."Saga mengangguk. "Hari ini aku akan ke kantor polisi untuk menindaklanjuti laporan kemarin. Aku harus tahu siapa yang menabrakmu.""Tapi aku sudah sehat kan, Mas.""Tak bisa, Sayang. Aku harus tahu siapa orang itu. Kamu istirahat, ya. Nanti kalau butuh apa-apa telepon saja." Saga menyelimuti kaki Melati. Setelah mengecup kening istrinya, Saga tergesa keluar kamar.Baru saja turun dari tangga paling bawah, Bu Ariana masuk lewat pintu samping. "Kam

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-11
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 100 Batas Lelah 1

    Waktu yang Hilang- Batas Lelah"Melati sedang hamil empat minggu sekarang." Pak Norman menjawab dengan hati-hati. Dia harus menjaga perasaan Akbar. Putranya yang sekarang juga sedang tidak baik-baik saja.Akbar mengalihkan perhatian pada gerimis yang turun malam itu. Ada yang mengguris dalam hatinya. Tentang kelakuan sang mama, tentang Saga dan Melati. Dengannya perlu waktu hampir tiga tahun untuk Melati bisa hamil. Karena kesuburannya yang sedang bermasalah. Sekarang dinikahi Saga, tidak menunggu berganti bulan Melati langsung hamil. Tentu mereka sangat berbahagia sekarang.Hening. Akbar diam. Merasakan hatinya yang campur aduk. Luka, kecewa, dan jika ada kata di atas penyesalan, begitulah gambaran hatinya sekarang. Satu lagi, benarkah Saga akan melanjutkan proses hukum terhadap mamanya?Bingung. Membela sang mama, jelas kalau dia salah. Akbar pun sudah lelah dengan sikap mamanya yang sudah kelewat batas. Dibiarkan, mana tega seorang anak melihat ibunya terjerat kasus besar begini.

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-12
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 101 Batas Lelah 2

    Bu Rista menatap marah pada putranya saat mendengar Akbar membela ibu tirinya. "Kamu membelanya? Membela perempuan binal itu?""Astaghfirullah. Istighfar, Ma. Bu Ariani nggak tahu saat menerima papa dulu. Ma, kalau Mama ingin aku tetap waras dan bertahan di sini. Tolong berubah, Ma. Aku capek, papa juga capek. Hidupku berantakan saat ini, jangan tambahi bebanku lagi." Akbar menangis. Mamanya tidak juga mengakui kesalahan dan menyesal, kendati sekarang berada dalam masalah besar."Aku lelah, Ma." Akbar bangkit kemudian meninggalkan mamanya sendirian. Niat hati ingin membicarakan kasus yang akan mereka hadapi, berharap sang mama untuk kali ini saja mau meminta maaf pada Saga, agar kasusnya dihentikan. Tapi ternyata Bu Rista memang berkepala batu.Saat Akbar keluar, masuk Mbok Kiyem yang membawakan teh di nampan. Apa kurangnya sang papa memperlakukan mamanya? Sejak dulu selalu dilayani bak ratu. Sekarang Akbar sadar, kenapa papanya sampai mendua. Walaupun itu tetaplah sebuah kesalahan,

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-12
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 102 Babak Final 1

    Waktu yang Hilang- Babak Final Malang.Saga duduk berhadapan dengan sang kakak dan papanya di sebuah rumah makan. Mereka memang janjian bertemu di luar rumah. Tepat di jam makan siang Saga sampai di Malang.Walaupun bicara cukup lama, tapi tidak ada satu kata pun keluar dari mulut Akbar yang memintanya untuk menghentikan kasus hukum yang sedang di proses untuk Bu Rista. Padahal dalam minggu ini, mungkin sang mama akan mendapatkan panggilan untuk penyelidikan.Namun Saga tahu, maksud dari Akbar yang menceritakan kondisi mamanya. Tentu saja supaya Saga bersimpati. Bagaimanapun juga Akbar mana tega jika ibunya meringkuk dibalik jeruji besi. Selelah apapun dia menghadapi kelakuan sang mama, tapi apa mungkin sebagai seorang anak tidak mengupayakan untuk membantu ibu kandungnya sendiri."Sekarang Mama nggak ingin berinteraksi dengan siapapun, kecuali dengan Mbok Kiyem. Mama hanya menangis, meracau, kadang teriak-teriak. Dokter bilang, mama dalam kondisi stres berat. Terlebih setelah Papa

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-14
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 103 Babak Final 2

    Pak Norman spontan menggeleng. "Berpuluh tahun, apapun masalah di antara kami, nggak pernah terlintas sedikitpun hendak bercerai dari mama kalian. Papa berharap, seiring berjalannya waktu semua akan pulih dan baik-baik saja. Papa berpikir mungkin bukan tahun ini, mungkin tahun depannya lagi. Terus seperti itu hingga lima tahun, sepuluh, lima belas, hingga dua puluh tahun. Papa kurang sabar apa coba. Kurang lelah apa. Kalau kepala ini bukan bikinan Gusti Allah, mungkin sudah lama meledak."Papa selalu berpikir seribu kali untuk berpisah. Talak juga bukan hal yang bisa dibuat main-main. Tapi hingga detik ini papa benar-benar sudah menyerah. Mungkin hidup sendiri-sendiri lebih baik. Papa harap, kalian berdua memahami ini. Sekian lama papa bertahan dan keputusan kali ini sudah final. Mungkin papa dan mama hanya bisa menjadi teman. Kami masih bisa menjalin silaturahmi sebagai saudara saja. Papa akan menempati rumah almarhumah ibu kalian."Pak Norman memandang Akbar. "Urus perkebunan dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-14
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 104 Jangan Ambil Moana 1

    Waktu yang Hilang- Jangan Ambil MoanaAkbar mengangguk pada Melati yang memandang ke arahnya. Dia menenteng paper bag ukuran besar. Lantas muncul Pak Norman. Melati mengandeng Moana seraya menghampiri mereka. "Mari masuk, Pa. Mas Akbar." Melati mencium tangan papa mertua dan menyalami mantan suami yang sekarang menjadi kakak iparnya. Lantas mengajak mereka masuk ke belakang duduk dekat mini bar. Melati menyuruh Mbak Harti untuk membuatkan minum dan menyiapkan cemilan.Melihat Melati dengan perutnya yang membuncit, dada Akbar penuh oleh rasa yang entah apa namanya. Campur aduk tidak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata.Moana menempel terus pada sang mama. Mengusap perut bulat Melati. "Kata papa, aku mau punya adek ya, Ma!"Melati mengangguk sambil tersenyum. "Iya, Sayang.""Adiknya laki-laki apa perempuan, Ma?""Belum tahu. Tunggu sampai adiknya lahir dulu, ya."Moana mengangguk kemudian mencium permukaan perut bulat sang ibu. Kebahagiaan Melati tiada terkira saat itu. Dia memang seda

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-15

Bab terbaru

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 173 Best Moment 2

    Saga meletakkan ponsel di jok samping. Beberapa kali membunyikan klakson tapi juga percuma. Kemacetan sudah memanjang mulai dari depan. Macet total karena ada perbaikan jalan. Bisa jalan hanya bergerak maju sendikit, lantas berhenti lagi.Sabar sabar. Ini bukan di film India yang dia bisa meninggalkan mobilnya di sana dan lari secepat Cetah yang melompat dari mobil ke mobil lainnya, bahkan melangkahi bangunan tinggi. Adegan film yang rasanya sangat mustahil dan tidak masuk akal itu, ingin rasanya di tiru saat ini.Melihat ponselnya kembali berpendar, membuat Saga menyambar benda itu. "Halo, Sayang. Bagaimana?""Aku sudah sampai rumah sakit, Mas. Barusan di periksa dokter.""Lalu ....""Ternyata ini sudah bukaan lima. Dan aku bisa lahiran normal.""Loh, katanya beresiko kalau lahiran normal? Mana dokternya biar mas ngomong sama dia.""Dokternya sudah kembali ke kantor. Katanya nggak apa-apa aku lahiran normal. Barusan di cek semua baik-baik saja. Tensiku juga normal. Mas, jangan khawati

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 172 Best Moment 1

    Waktu yang Hilang- Best MomentSaga membantu Melati menyiapkan segala perlengkapan untuk persalinan Minggu depan. Dokter kandungan sudah menyarankan supaya Melati melahirkan secara cesar saja untuk persalinan bayi kembarnya. Melati menolak, tapi Saga memintanya untuk menyetujui. Mengingat dua bulan terakhir ini Melati dua kali opname karena demam tinggi. Minggu depan genap 38 minggu usia kehamilannya. Dokter kandungan sudah menetapkan jadwal operasi untuknya.Kedua janinnya sehat. Masing-masing memiliki plasenta dan air ketuban. Jadi sudah siap dilahirkan di Minggu ke 38."Budhe Tami sampai sini sekitar jam setengah tiga sore, Mas. Tadi siang beliau ngabari," kata Melati sambil melipat baju yang hendak di masukkan ke dalam travel bag."Oke, besok mas akan pulang lebih awal dan langsung jemput budhe ke stasiun."Budhe Tami memang akan menemani Melati pada persalinan nanti. Rencananya wanita itu akan tinggal di Jogja sampai si kembar umur selapan."Mulai besok nggak usah lama-lama di

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 171 Gama dan Perempuan Itu 2

    Melati tersenyum. Jagoan kecilnya sudah tebar pesona. Melihat Shaka, ia jadi teringat masa kecil suaminya. Begitulah Saga waktu kecil. Tapi Shaka memang lebih bersih dan terawat, karena jarang bermain di kebun. Kalau Saga dulu, keluyuran di kebun sampai kulitnya lecet-lecet. Berenang di kali bersama teman-teman, termasuk dirinya juga. Melati paling kecil di antara mereka."Kenapa senyum-senyum?" senggol Saga."Aku ingat masa kecilmu, Mas."Saga hendak menggoda sang istri, tapi mereka dikejutkan oleh suara salam dari pintu depan."Itu Gama datang!" Bu Ariana bangkit dari duduknya dan melangkah ke ruang tamu. Wanita itu tercekat sejenak saat melihat Gama datang bersama seorang wanita tinggi semampai. Memakai celana bahan warna krem dan blouse warna putih. Diakah pacar Saga? Gadis itu tersenyum ramah dan mencium tangan Bu Ariana. "Selamat malam, Tante.""Selamat malam.""Namanya Alita, Bulek." Gama memperkenalkan gadis itu pada sang bulek. Membuat Bu Ariana kaget, tapi tidak menunjukkan

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 170 Gama dan Perempuan Itu 1

    Waktu yang Hilang- Gama dan Perempuan ItuAkbar melongok ke luar jendela. Meninggalkan sejenak laptopnya untuk melihat apa yang tengah dilakukan oleh Moana dan Shaka di luar sana.Tampak dua bocah itu sedang duduk di bawah pohon mangga. Bermain masak-masakan. Moana menuangkan sesuatu dari teko kecil ke dalam cangkir mainan. Shaka lantas pura-pura meminumnya. "Manis?"Shaka mengangguk-angguk. Moana kemudian memberikan piring kecil berisi biji-bijian. "Di makan, ya!"Bocah laki-laki itu mengikuti perintah sang kakak. Pura-pura memakan benda di piring kecil yang sama sekali memang tidak boleh di konsumsi.Pertama kali diajak bermain masak-masakan oleh Moana, Shaka sempat bingung. Dia tidak pernah bermain seperti itu, bahkan melihatnya pun belum pernah, karena mainannya di rumah hanya mobil-mobilan, robot, puzzle, dan buku mewarnai.Akbar tersenyum melihat tingkah mereka. Bahagia karena mereka sangat rukun. Shaka juga penurut. Dia juga kerasan tinggal di Malang. Tapi di Jogja sana, Saga

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 169 Terbongkarnya Rahasia 2

    Sebenarnya Melati berharap kalau Moana yang akan tinggal di Jogja selama liburan. Ternyata Shaka yang justru ingin ikut ke Malang. Baik Saga maupun Melati hanya khawatir kalau anak itu tiba-tiba rewel dan minta pulang. Sebab selama ini jarang sekali berjauhan dari kedua orang tuanya. Paling seharian main ke rumah Bu Ariana dan sorenya sudah di antar pulang."Lasmi kamu suruh ikut?""Ya, Bulek. Mak Lasmi sendiri juga pengen ke Malang.""Uti bakalan kangen sama kamu." Bu Ariana mengusap kepala Shaka."Uti, mau ikut?" Ah, malah ditawari pula."Enggak. Uti nunggu Shaka di sini saja."Bu Ariana mengusap permukaan perut Melati. "Kemarin jadi pergi ke dokter?""Ya.""Cowok apa cewek?""Cowok lagi dua-duanya," jawab Melati sambil tersenyum."MasyaAllah. Moana bakalan cantik sendiri."Melati tersenyum. Akbar yang duduk tidak jauh dari mereka mendengar jelas percakapan itu. Dia juga tidak sabar ingin segera melihat bayi kembar Melati lahir ke dunia. Dalam hati turut juga merasakan kebahagiaan i

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 168 Terbongkarnya Rahasia 1

    Waktu yang Hilang- Terbongkarnya Rahasia "Aku paham bagaimana perasaan Mbak Melati, Mas. Dulu saja dia sempat stres saat berpisah dengan Moana, setelah kalian resmi bercerai." Tini berusaha memberikan pengertian pada Akbar. Sebab dia tahu betul bagaimana sedihnya Melati kala itu."Kamu tahu?""Ya, aku tahu." Tini menarik diri dan duduk tegak menghadap sang suami. "Maafkan aku. Dulu aku diam-diam membalas pesan yang dikirimkan Mbak Melati. Hampir tiap saat aku mengirimkan foto kegiatan Moana."Akbar juga menegakkan duduknya. Serius mendengarkan istrinya bicara. Baru kali ini ia tahu kenyataan yang sudah lewat kurang lebih empat tahun yang lalu."Aku nggak sampe hati melihat Mbak Melati menangis setiap hari dan menderita, Mas. Tiap malam telepon aku dengan suaranya yang serak. Aku bisa merasakan bagaimana sakitnya berpisah dari anak. Aku saja yang hanya pengasuh Moana, selalu terbayang-bayang jika aku izin pulang. "Dia cerita mengalami hal tersulit setelah meninggalkan Wonosari. Data

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 167 Keputusan Saga 2

    "Mas, cepetnya dapat buah ini!" Melati berbinar-binar melihat dua pack nectarin di atas meja makan setelah ia turun dari lantai dua.Saga tersenyum menghampiri. Tubuh laki-laki itu basah berkeringat setelah joging dan push up di teras samping.Melati membuka bungkusnya dan langsung meletakkan di wadah untuk dicuci. Kembali duduk dan menikmati buah yang semalam membuatnya ngiler saat melihat review seorang food vlogger."Sayang, kamu nggak sarapan dulu. Kamu bisa mules nanti.""Habis ini aku langsung sarapan.""Gimana, manis?" tanya Saga yang duduk di depan sang istri dan memerhatikan Melati yang tengah menikmati buah yang diidamkan."Manis, juicy, padet, tapi masih ada sedikit asemnya. Mas, coba saja!" Melati menyodorkan wadah buah ke hadapan sang suami.Saga tersenyum. Lagak istrinya sudah meniru seperti seorang food vlogger yang tengah bikin konten. Diambilnya sebiji dan memperhatikannya sebelum digigit. Donut Nectarine. Memang bentuknya seperti donat, tapi tidak berlubang tengahnya

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 166 Keputusan Saga 1

    Waktu yang Hilang- Keputusan SagaSaga meletakkan ponselnya setelah mengetik balasan untuk pesan dari sang kakak. Laki-laki itu menatakan bantal agar sang istri lekas berbaring.Dibantunya Melati merebahkan diri. Begitu payahnya kehamilan kali ini. Untuk berbaring saja kesulitan. Tiap tidur berulang kali merubah posisi karena terasa engap."Gimana, nyaman begini?" tanya Saga setelah meletakkan satu bantal di belakang punggung Melati dan meletakkan bantal tipis sebagai penyangga perut, karena Melati tidur agak miring."Ya."Saga juga berbaring setelah menarik selimut hingga sebatas perut Melati. Mereka saling berhadapan."Tadi yang ngirim pesan Mas Akbar. Besok keluarga Malang datang ke sini karena Moana sudah mulai libur sekolah." Saga bicara dengan nada lembut, khawatir Melati kaget.Kalau dulu mereka pasti bahagia jika keluarga dari Malang datang berkunjung. Mungkin kali ini berbeda setelah Melati mengetahui keinginan kakak ipar sekaligus mantan suaminya.Tampak ada binar bahagia s

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 165 Twin 2

    Tiga tahun kemudian ....Seorang bocah laki-laki umur tiga tahun setengah tengah asyik bermain mobil balap. Duduk anteng di bangku besi sebelah kanan sang papa. Seorang wanita yang tengah hamil duduk di sebelah kiri dari pria tampan itu.Saga dan Melati memang tengah antri di dokter kandungan. Malam ini jadwal pemeriksaan kehamilannya yang ketiga. Makanya Saga mengusahakan pulang lebih awal, supaya bisa menemani sang istri ke dokter.Kehamilan Melati sudah memasuki usia lima bulan. Namun besar perutnya seperti tengah mengandung usia tujuh bulan. Sejak awal pemeriksaan, dokter sudah memberitahu kalau mereka akan memiliki bayi kembar. Dan pemeriksaan kali ini, mereka sepakat ingin mengetahui jenis kelamin kedua calon anak kembarnya.Bapaknya Melati juga terlahir kembar. Tapi kembarannya meninggal sehari setelah dilahirkan.Ketika diberitahu tengah mengandung janin kembar. Kebahagiaan Saga dan Melati tiada terlukiskan. Rasa syukur tiada tara di ucapkan nyaris setiap waktu. Janin kembar y

DMCA.com Protection Status