Choi Aera adalah seorang mahasiswi yang popular di Universitas Garuda, ia sangat cantik dan ia memiliki darah keturunan Korea. Aera juga ramah dan humble kepada teman-temannya. Karena kecantikan dan keramahannya, banyak mahasiswa di Universitas Garuda yang menyukai Aera. Namun hatinya sudah di kunci oleh Aaron saat itu, Aaron Beldiq, mahasiswa terpintar di kampusnya ini pun menembaknya dan menjadikan dirinya seorang kekasih. Sejak menjalin hubungan pacaran dengan Aaron, Aera sedikit terlihat aneh, dan ketika mereka kencan di malam minggu di sebuah restoran ternama di pusat kota, Aera merasa kalau dirinya sedang diawasi oleh seorang laki-laki yang tidak tahu itu siapa. Karena laki-laki itu memakai topeng, Aera pun merasa penasaran, akhirnya Aera pamit kepada Aaron untuk pergi ke toilet. Semenjak kepergian Aera ke toilet, Aera tidak kembali ke meja makan mereka. Aaron pun khawatir dan pergi mencari Aera.
Lihat lebih banyak05.30 WIB gedung A Universitas Garuda
"Ayok ayoookkk buat seluruh MaBa yang masih berada di parkiran segera merapat ke lapangan!!"
"Wooiii cepetan napa, kalian bisa cepet gak sih? Lama banget jadi mahasiswa!!"
"Itungan ke sepuluh, kalau ada yang masih diparkiran silahkan merangkak dari parkiran sampe lapangan!!"
Begitulah suara para senior yang saling bersautan memenuhi penjuru mata angin menggunakan speaker dan toak menyuruh kami untuk segera merapat ke lapangan tempat upacara pembukaan ospek hari ini.
Oh iya, perkenalkan gue Choi Aera, keturunan Korea-Indo. Gue lahir di Indonesia dan hidup di sini sampai gue kelas 3 SD. Lalu bokap gue ngajak gue dan keluarga pindah ke Korea untuk urusan pekerjaan. Dan sekarang gue balik lagi ke Indonesia untuk lanjut kuliah di negeri kelahiran.
Hari ini gue di anter bokap ke kampus untuk ospek, karena gue udah yakin bakalan macet jadi gue antisipasi untuk gak bawa kendaraan. Saat gue udah sampe di gedung A, ada cewe yang nyamperin gue dan ngajak gue bareng ke lapangan upacara.
"Hey, Lo Maba kan?"
"Iya, Lo juga Maba?"
"Yoi, kenalin nama gue Gabriela Ananski. Panggil aja Gabriel"
"Gue Kim Aera, panggil aja Aera"
"Kim? Lo ada darah Korea apa begimane?"
"Korea-Indo"
"Oohhh i see, oke lah lumayan dapet temen pertama keturunan Korea hahaha semoga kita jadi temen deket yaa"
"Aamiin. Btw, Lo jurusan apa?"
"Psikologi, Lo?"
"Sama, gue juga psikologi"
"Siip lah kita sejurusan juga. Yaudah lah kuy merapat ke rombongan psikologi itu"
"Yuk.."
Gue dan Gabriel pun menghampiri rombongan psikologi yang sedari tadi kami cari-cari. Sesi upacara pembukaan ospek ini tidak terlalu lama karna hanya sambutan dari para pimpinan kampus dan arahan untuk peserta dalam kegiatan ospek selama tiga hari kedepan.
Selesai upacara kami di arahkan ke GSG kampus untuk materi pertama, yaitu materi dari kepolisian dan psikolog sebagai materi pembuka. Kami pun duduk dengan tertib dan tenang memperhatikan pemateri berbicara di panggung.
Saat gue sedang asik mencatat poin-poin materi yang disampaikan, Gabriel menyikut lengan gue sambil ngasih kode buat liat rombongan sebelah jurusan gue.
"Apaan sih Briel" protes gue ke Gabriel karena gue ngerasa keganggu sama tingkah dia
"Itu, liat rombongan sebelah geh" kata Gabriel sambil bisik-bisik agar tidak menggangu peserta yang lain
"Liat apaan" gue pun celingak celinguk ke arah yang dimaksud tapi gak nemuin apa-apa
"Sebaris dengan bangku kita, Lo liat cowo rombongan anak kimia. Gilaa tiga cowo tampan duduk bejejer dong bikin mata gue seger" jelas Gabriel dengan sangat antusias.
Gue pun melihat ke arah yang di jelaskan oleh Gabriel, dan saat gue nengok ke mereka, satu dari tiga cowo itu ngeliat gue juga. Seketika gue langsung lepas kontak mata cowo itu dan langsung ngeliat ke arah panggung lagi.
"Gimana, bener kan cakep abis tiga cowo itu" Gabriel yang sadar gue udah fokus lagi ke pemateri pun segera menanyakan respon gue terhadap tampang tiga cowo itu.
"He.em... udah deh lu mending diem, lagi fokus nyatet nih gue. Ntar kalo senior nanya materi yang disampein disini apa terus gak bisa jawab mau apa lu?" Protes gue spontan karna gue degdegan dong diliatin cowo itu.
"Iihh iya Bu siap, nyatet yang bener yaa" Gabriel pun akhirnya kembali fokus ke pemateri.
-----
Ospek pun selesai dan gue nunggu bokap ngejemput di tempat tadi pagi bokap nganter. Saat sedang menunggu Gabriel pun lewat dan menawarkan tumpangan untuk pulang bareng, karena gue udah telfon bokap untuk jemput, akhirnya Gabriel pun pulang duluan.
Tidak lama dari Gabriel pulang, cowok yang tadi gue lihat di GSG lewat di depan gue dan ngeliat gue dengan sekilas. Tatapan mata kami bertemu sebentar dan diapun tersenyum ramah ke arah gue yang lagi berdiri di pinggir jalan. Cowok itu nggak sendirian, dia bawa mobil dan sebelahnya ada anak cowok yang tadi duduk di sebelah dia pas di GSG. Cowok yang di sebelah nya lebih terkesan dingin dan misterius sedangkan cowok yang bertatapan dengan gue terlihat ramah karena dia sempat senyum ke arah gue.
Nggak lama dari mobil cowok itu berlalu, mobil bokap gue pun datang dan gue langsung masuk ke dalam mobil lalu berjalan pulang ke rumah. Sesampainya di rumah gue pun disambut dengan wangi makanan favorit gue, refleks guepun lari masuk kedalam dan manggilin mama kesayangan.
"Mamaaahhh aku pulang" teriak gue manggilin mama sambil lari ke arah dapur.
Dan bener tebakan gue, mama lagi asik masak makanan kesukaan gue. Sesampainya di dapur gue pun langsung memeluk mama yang sedang membuat japchae.
"Eh anak mama pulang, sekarang buka mulutnya aaaaa" ucap mama yang langsung menyuapi gue dengan japchae yang masih di olah.
"Gimana? Enak?"
"Eeemmmm gak enak mah"
"Ah masa sih? Kurang apaan ya... Kayanya udah pas semua deh" mamapun penasaran dan ikut mencicip japchae yang sedang dibuatnya. Seketika guepun tertawa karna berhasil goda mama.
"Gak enak mah, karna mama nyuapinnya sedikit hahahahaha"
"Ih kamu yaaa... Yaudah mandi dulu sana terus ganti baju turun ke bawah, kita makan malam"
"Siap maa"
Saat gue mau ke kamar, papa pun lewat untuk nyamperin mama yang sedang masak.
"Itu si Aera kenapa ma mukanya seneng banget kaya gitu" tanya papa yang penasaran sama muka gue yang happy banget kaya abis menang lotre
"Ya jelas, liat aja aku lagi buat apa" mamapun menunjuk japchae yang sedang dibuatnya. Seketika papa pun paham kenapa putrinya sangat senang setelah seharian lelah karna ospek. Ternyata mamanya sedang membuat makanan kesukaan nya.
"Ooh pantesan dia hebring hahaha"
Selesai mandi, Aera bergegas menuju dapur untuk mengisi perut nya. Karena seharian sudah menghabiskan banyak tenaga, akhirnya Aera pun makan dengan sangat lahap. Disela-sela makan malam keluarga Aera, mamanya menanyakan kegiatannya hari ini dan menu bekal yang ingin di bawa Aera besok.
"Gimana ospek nya hari ini?" Tanya papa dan mama nya
"Seru kok pa, ma.. hari ini cuma materi doang dari kepolisian, psikolog, kakak-kakak senior, pimpinan kampus, dan lain-lain".
"Besok mau dibawain bekal apa sayang?" Kali ini mama yang nanya
"Kimbab sama juz enak kali ya maa, cuaca panas banget soalnya.. tadi aja AC ruangan sampe gak kerasa"
"Yasudah mama buatin besok yaa"
"Mama Aera emang yang paling the best" puji gue sambil memberi dua jempol ke arah mama
Selesai makan malam, gue balik ke kamar dan main ponsel sejenak. Saat sedang buka-buka beranda I*******m, ada notif chat wa masuk ke hp gue.
"Aeraaa ini gue Gabriel, save yak!!"
"Oke, otw"
Setelah membalas pesan Gabriel, gue pun tertidur karna merasa sangat lelah setelah seharian ospek dikampus hari ini.
------
Hari kedua ospek, hari ini kegiatannya adalah pengenalan area kampus ke seluruh mahasiswa baru Universitas Garuda. Gue dan Gabriel pun mengikuti kakak senior mereka yang mengarahkan seluruh peserta Maba psikologi ke setiap gedung dan ruang-ruang psikologi.
Saat selesai berkeliling gedung, peserta Maba pun diberikan waktu istirahat makan siang. Gue yang memang udah dibawain bekal sama mama akhirnya mengajak Gabriel mencari tempat yang sejuk untuk kami makan siang. Tibalah pilihan kami di bawah pohon yang sangat besar dan rindang di depan gedung B, gue dan Gabriel akhirnya makan siang hasil bawaan nyokap kami masing-masing. Saat makan dan sambil ngegosipin beberapa hal, gue kaya ngerasa kayak ada yang lagi ngeliatin gue sama Gabriel makan. Karena gue penasaran guepun celingak celinguk ke sekitar tempat kami duduk dan mendapati cowo kemaren lagi makan siang bersama dua teman cowonya dan dia lagi ngeliat ke arah gue dan Gabriel. Gue pun ngeliat cowo itu agak lama sampe dia senyum ke arah gue, saat itu baru gue lepas kontak mata gue dengan dia dan ngelanjutin makan siang gue.
Jam istirahat telah selesai, gue dan Gabriel akhirnya balik lagi ke titik kumpul yang udah di instruksikan oleh kakak senior. Sambil berjalan menuju titik kumpul, akhirnya guepun memutuskan untuk cerita ke Gabriel soal tadi pas makan siang.
"Briel, Lo tadi pas kita lagi makan ngerasa kaya lagi ada yang ngeliatin kita gak sih?" Tanya gue dengan penasaran, karna si Gabriel keliatan tenang aja gitu.
"Kagak, gue fokus ke makanan bawaan nyokap Lo, asli enak Ra hahaha" Gabriel pun merasa gak ada yang aneh.
"Tadi tuh ya, cowo yang kemaren Lo kasih tau gue... Salah satu dari mereka ngeliatin kita makan tau" jelas gue ke Gabriel.
"Hah, demi Lo? Gak lagi ngibul kan lu?" Gabriel pun terlihat senang dan antusias.
"Serius gue, makanya gue nanya ke lu ada yang aneh apa enggak. Tapi Lo asik fokus ke makanan bawaan nyokap gue, hadeehh"
"Hahaha ya maap, suruh siapa kimbab buatan nyokap Lo enak banget.. ya fokus lah gue makannya hihi.. eh btw, kira-kira kenapa ya dia ngeliatin ke arah kita terus? Apa jangan-jangan dia suka sama gue?" Gabriel pun menghayal sambil memasang wajah sok imut dan pipi nya yang merona.
"Gak usah kepedean, dia pasti suka sama gue hahahaha" sambil menoyor kepala Gabriel supaya dia sadar dari kehaluannya.
Kegiatan ospek hari ini selesai, dan kami hanya berkeliling setiap gedung. Karena bokap gue gak bisa jemput akhirnya gue berencana buat balik naek ojol. Tapi saat gue lagi buka hp dan mau pesen ojol, ada mobil berhenti di depan gue dan menurunkan kaca pintu mobil. Ternyata saat gue liat siapa yang ada di dalam mobil, gue pun ngerasa heran kenapa dia berenti disini.
"Butuh tumpangan?" Kata cowo itu
"Emm gak usah makasih, gue baru mau pesen ojol kok" jelas gue rada heran kenapa dia nyamperin gue
"Rumah Lo dimana?" Tanya nya lagi
"Di perumahan griya indah"
"Kita searah kok, naek aja gakpapa" dia pun berusaha meyakinkan gue supaya ikut tumpangan dia.
Karena gue penasaran sama anak ini akhirnya gue balik bareng dia.
"Oke, gue ikut.. makasih yaa" gue pun masuk ke kursi penumpang di sebelah dia, saat gue selesai pake sealtbealt mobil pun melaju.
Sekitar sepuluh menit suasana masih hening, dan jalanan yang kami lewati sedang macet. Maklum lah Jakarta, selalu ramai dan padat di jam-jam pulang kerja.
Karena gue gak tahan sama suasana canggung ini, gue pun ngeluarin ponsel gue dan buka-buka I*******m untuk liat notif dan beranda. Saat sedang asik main I*******m, dia akhirnya buka obrolan ke gue.
"Nama gue Aaron Beldiq, jurusan kimia. Nama Lo?" Dia memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan gue. Karena mobil kami masih berenti dan belum bisa bergerak karena macet, gue pun menyambut tangan dia dan memperkenalkan diri gue.
"Kim Aera, jurusan psikologi" jawab gue sambil tersenyum ke arah dia dan ngelepas jabatan tangan kami.
"Kim, dari Korea?" Tanya nya lagi
"Iya, baru pindah dari Korea bulan kemaren" jelas gue singkat.
"Tapi bahasa Indonesia Lo udah fasih ya..." Dengan sedikit heran dia pun mulai menanyakan bahasa Indonesia gue yang terlalu fasih untuk orang Korea.
"Iya gue emang lahir di Indo, besar di Indo sampe kelas 3 SD. Terus karena bokap ada urusan kerjaan di Soul, akhirnya gue dan keluarga pindah kesana dan gue lanjut sekolah di sana sampe lulus SMA"
"Oohh gitu, pantesan lancar banget ngomong Indo nya. Padahal muka Lo Korea banget" dia pun sambil ngangguk-ngangguk faham sama apa yang gue jelasin.
Sesampainya di depan rumah, guepun melepas sealtbealt dan mengucapkan terimakasih karna telah di beri tumpangan. Dan saat gue mau turun dia nahan tangan gue, spontan gue nengok ke dia.
"Emmm btw, boleh minta kontak hp Lo?" Tanya nya sedikit ragu-ragu
"Hah... Eh.. iya boleh" dalam hati gue merutuki diri gue yang kenapa jadi deg-degan gini sih ah elaaahh..
Diapun memberikan hp nya ke gue, dan gue masukan nomor hp gue. Lalu dia mencoba menelpon nomor yang gue kasih, saat itu juga hp gue berdering dan gue tunjukin ke dia kalau nomor dia pun udah masuk dan akan gue simpen. Akhirnya gue turun dan menunggu mobilnya berlalu, baru gue masuk ke dalam rumah.
-----
Hari terakhir ospek di kampus gue ada acara pemilihan Maba favorit pria dan wanita, seluruh peserta bisa memasukkan nama Maba yang menjadi favorit mereka masing-masing. Ini kegiatan yang unik, karena baru gue temuin disini. Setelah dari pagi-siang banyak peserta yang masih memasukkan nama yang mereka tunjuk sebagai Maba favorit.. gue dan Gabriel pun memilih bersantai di bawah pohon rindang depan gebung B sambil minum sebotol juz.
"Lo milih siapa Ra cowo favoritnya?" Tiba-tiba Gabriel menanyakan siapa yang gue pilih untuk jadi Maba favorit tahun ini.
"Cowo nya Aaron Beldiq, anak kimia yang kemaren kita liat itu. Cewe nya elu" jelas gue singkat lalu menenggak juz gue yang udah sisa setengah
"Hah cius? Kok Lo bisa kenal cowo itu, sampe tau namanya lagi... Waahh keduluan start nih gue hahaha terus kenapa lagi yang cewe nya harus nama gue" tanya nya penasaran
"Kemaren gue ditebengin balik sama dia, jadi kenalan lah... Karena dia good boy yaudah gue pilih dia aja, kalo ceweknya kenapa elu karena gue kasian sama elu takut gak ada yang milih kan hahahahah" seketika tawa gue pun pecah, Gabriel yang gak terima akhirnya masang muka masam dan mencubit lengan tangan gue. Ekspresinya yang lucu buat gue makin semangat ngetawain dia.
Gak kerasa udah jam 15.00, ini waktunya kami di kumpulkan untuk pengumuman hasil pemenang Maba pria dan wanita favorit di angkatan tahun ini. Saat di umumkan hasilnya ternyata Maba pria favorit adalah Aaron Beldiq.. banyak juga yang fans sama dia fikir gue dalam hati, Gabriel pun langsung ikut tepuk tangan meriah saat Aaron maju ke atas panggung untuk terima mahkota Maba pria favorit. Disaat bersamaan rombongan anak cewe sebelah gue pun membicaran Aaron yang sangat stylish, keren, cakep, dan ternyata Aaron sudah terkenal di kota ini karna sering memenangkan kejuaraan olimpiade kimia saat masa bangku sekolah di tingkat Provinsi dan Nasional. Ditambah Aaron adalah anak konglomerat pengusaha properti yang usaha nya sudah bercabang sampai ke Luar Negeri. Gue yang mendengar pembicaraan mereka pun akhirnya paham kenapa dia menjadi pemenang, ternyata selain ramah dia juga pintar dan kaya.
Kini giliran Maba wanita favorit...
"Baiklah untuk pasangan Maba wanita favorit di tahun ini, berdasarkan hasil yang di dapat jatuh kepada...... Dari jurusan psikologi.. Chooii Aeraaa" teriak sang MC di atas panggung. Gue yang kaget pun hanya bisa bengong di tempat sambil menyadarkan pendengaran gue kali aja salah denger kan hahaha
Saat gue masih bengong, Gabriel pun mukul badan gue dan menyadarkan gue kalo gue harus naik ke atas panggung. Karena gue masih sedikit nervous akhirnya gue jalan ke atas panggung dan banyak yang memberikan siulan dan tepuk tangan yang sangat meriah sambil memanggilkan nama gue. Waaahhh segini terkenalnya kah gue di kampus ini, perasaan gue biasa aja deh... Pikiran gue kemana-mana karena masih kaget sama hasil pemilihan kali ini.
"Oke, selamat untuk dua Maba favorit kita yang baru, Aaron Beldiq dan Choi Aera... Beri tepuk tangan yang meriah guys!!" MC pun memasangkan mahkota ratu ke kepala gue sebagai bentuk dinobatkannya gue sebagai Maba wanita favorit di angkatan tahun ini.
Ternyata banyak yang menyukai gue karena muka gue yang korea banget, tapi gue tetep ramah dan sangat aktif saat kegiatan ospek selama tiga hari ini, ditambah lagi bahasa Indonesia gue yang sangat lancar sehingga gue mudah berkomunikasi dengan mereka. Gue gak nyangka banyak yang memperhatikan gue sampai gue bisa jadi Maba favorit kaya sekarang. Seneng banget sii cuma masih shock aja ye kan wkwkwk
Selesai upacara penutup, akhirnya kami pun pulang. Hari ini gue pulang bareng Gabriel dan janjian untuk mampir ke cafe untuk merayakan peresmian status mahasiswa kami.
Semua orang terkejut saat mendengar suara peluru yang keluar dari pistol detektif Doni.Dimas terjatuh, ia mengembangkan senyumnya, “hahaha kau payah,”Mendengar celotehan Dimas, semuanya langsung ternganga tak percaya dengan apa yang mereka dengar.Mr. Charlos pun langsung memberikan instruksi kepada anak buahnya untuk memborgol Dimas,“Anda ditangkap karna telah melakukan pembunuhan berantai dan berencana kepada warga Negara Indonesia dan warga Negara Amerika. Anda berhak didampingi pengacara dan berhak diam saat sesi Interogasi nanti.”Kaki Dimas mengucur darah yang cukup banyak, Dizka pun mengikatkan kaki Dimas yang terkena tembakan dengan kain.“Aaahh,” Dimas meringis menahan sakit saat Dizka mengikat kakinya dengan kencang.“Akhirnya kau tertangkap wahai psikopat. Selamat menikmati tidur malam mu beralaskan lantai dingin di dalam sel.” Ucap Dizka dengan penuh nada mengejek setelah
01.00 AMSemua tim tengah menyiapkan peralatan yang akan mereka gunakan, mulai dari pakaian serba hitam, anti peluru, pistol, granat asap, dan lain-lain.“Semua sudah ready?” tanya Reynald.Semuanya mengangguk serempak,“Oke, let’s go!”Mereka memasuki mobil yang sudah disiapkan tim FBI dan tim Alex untuk menuju ke hutan pinus tempat lokasi persembunyian Dimas.Butuh waktu satu setengah jam dari tempat penginapan mereka untuk sampai ke lokasi.Anak buah Alex pun sudah siaga di lokasi dan menginfokan kalau Dimas dan anak buahnya tengah beristirahat karna tidak ada pergerakan dari mereka di dalam rumah.“Kita akan sampai jam berapa disana?” tanya Dizka,Reynald melihat jamnya, “Sekarang pukul 01.30, berarti kita akan sampai disana pukul tiga tepat.”Dizka pun mengangguk paham dan kembali terdiam. Ia melihat keluar jendela, matanya d
O’HARE, BANDAR UDARA INTERNASIONAL CHICAGO, ILLINOISRombongan detektif Doni, Alex, Aaron, Renald, dan Jolie kini telah sampai di Bandar Udara Internasional O’Haro, Chicago pada malam hari.Mereka dijemput langsung oleh anak buah Alex yang memang sudah menunggu mereka tiba.“Welcome, Sir.” Sapa Aaron, anak buah Alex.“Hei, Aaron. Semua sudah siap?”“Yes, Sir. We are ready.”“Good. Antarkan para tim kepolisian Indonesia untuk menemui pihak polisi Amerika. Kita sudah membuat janji untuk itu bukan? mereka juga sudah mengurus perizinan disini.”“Yes, Sir.”“Follow me, Mr…?”“Doni,” ucap Doni memperkenalkan diri.Aaron pun menerima uluran tangannya dengan ramah. Lalu ia mengantarkan detektif Doni untuk menemui pihak kepolisian Amerika Serikat sebelum mereka bertemu pihak FBI.Bebe
Dua hari sudah berlalu, tidak hanya detektif Doni yang sangat menginginkan Dimas tertangkap. Melainkan, Alex pun sangat ingin menangkap Dimas dan menghabisinya.Alex dan Reynald masih terus berupaya untuk menemukan lokasi persembunyian Dimas.Entah bersembunyi dibelahan dunia mana Dimas kini berada, yang jelas, jejaknya tidak ditemukan sama sekali.Sampai pada akhirnya, Reynald menemukan petunjuk tentang Dimas yang melakukan perjalanan Luar Negrinya.“Sir, saya menemukan petunjuk Dimas berada dimana,” ucap Reynald kepada Sirnya yang kini tengah memeriksa beberapa dokumen.Alex menghentikan kegiatannya dan membenarkan posisi duduknya, “Where is him?”“Chicago, Illinois. Tiket keberangkatan satu bulan yang lalu.” Ucap Reynald sambil menyodorkan print out bukti tiket pesawat yang ber-atas namakan Dimas.Alex mengambil kertas yang Reynald sodorkan, ia pun langsung memeriksanya dengan detail.&ldq
TAMAN MAKAM PAHLAWAN KALIBATA JAKARTA Pagi ini, di Taman Makam Pahlawan tengah dilangsungkannya pemakaman detektif Aldi secara khidmat.Istri dan anak detektif Aldi tampak menahan tangisnya karna menghormati jasa suaminya yang selalu berjuang membela kebenaran dan menangkap para kriminal-kriminal yang selalu membayangkan nyawanya.Para pasukan polisi tengah bersiap melakukan penghormatan senjata sebagai tanda simbolis penurunan peti jenazah detektif Aldi.Sang Bendera Merah Putih pun masih setia menutupi atas peti jenazah detektif Aldi.Komandan upacara pun siap memberikan instruksi hormat senjata kepada para pasukan,“Kepada, arwah almarhum, hormat senjata…… gerak!”Door!!Suara tembakan melayang ke udara, suara terompet langsung mengalun serempak mengiringi penurunan peti jenazah kedalam liang lahat.Istri dan anak detekti Aldi tidak bisa menahan tangisnya lagi,
Hari sudah semakin malam. Siang tadi, kasus Adam sudah sampai ke tahap sidang pertama. Sedangkan anak buah Dimas yang lain masih menunggu giliran karna detektif Aldi masih berusaha untuk membuat mereka buka suara.Sudah lebih dari tiga bulan detektif Aldi dan tim nya mengerjakan kasus Aera, tapi masih belum menemukan titik terang dimana Dimas berada.Selama detektif Aldi mengerjakan kasus ini, ia dan timnya jadi jarang pulang kerumah mereka masing-masing. Sehingga, ia memutuskan untuk pulang kerumah nya dan beristirahat dirumah.Entah kenapa, sudah dua hari detektif Aldi merasa tidak fit. Mungkin karena kelelahan.“Saya malam ini ingin tidur dirumah dulu, kalian tetap disini dan terus pantau area apartemen Dimas!”“Baik, Pak.”“Pak, apa kau sedang tidak enak badan?” tanya Dizka.“Kayanya iya deh, gak enak aja rasanya badan saya dari kemaren. Makanya mau istirahat dirumah dulu.&rdqu
Boem Jin kembali ke kamarnya dengan perasaan yang campur aduk, pikirannya melayang memikirkan keadaan sahabatnya yang makin tertekan karna masalah tak kunjung usai.Ia tahu, kalau Aera berusaha tegar selama ini karna Aera tidak mau membuat orang-orang yang dia sayang merasa kasihan dan terbebani sama keadaannya.Boem Jin tahu betul akan hal itu, karna ia sangat tahu bagaimana watak dan kepribadian sahabat cantiknya itu.Saat sedang memikirkan keadaan Aera, suara dering ponsel yang Boem Jin letakkan asal di atas kasurnya membuyarkan fikirannya.Nama, Aaron muncul didalam layar ponsel Boem Jin. Dengan cepat, Boem Jin pun mengangkat panggilan masuk dari kekasih sahabatnya itu.“Annyeong,” sapa Boem Jin lemas.“Halo, Boem Jin… kamu udah ngasih tau Aera soal kejadian Zafran?” tanya Aaron.“Hmm, aku barusan dari kamarnya dan memberitahunya.”“Dan dia…?”“Seper
Selama perjalanan menuju kantor polisi, detektif Aldi merasa seperti ada yang mengikuti.Ia mencoba melihat kaca spion di kiri dan kanan nya, tapi tidak menemukan kendaraan yang mencurigakan.“Perasaan gue aja kali ya?” gumam detektif Aldi pada dirinya sendiri.Ia pun mencoba mengabaikan firasat gak enaknya dan menambah laju kecepatan mobil yang ia bawa.Sesampainya di kantor polisi, detektif Aldi langsung menghampiri ruang atasannya untuk mengkonfirmasi hasil pemeriksaan yang diberikan oleh Keanu.“Selamat malam, Pak.” Sapa detektif Aldi sambil memberi hormat kepada Jendral Arif.“Malam, Aldi.”“Bagaimana?” tanya Jendral.“Hasil pemeriksaan atas insiden kematian Zafran di gudang sudah keluar, Pak.” Ucap detektif Aldi sambil menyerahkan berkas dokumennya.Jendral Arif langsung membuka map yang berisi laporan dari tim forensik, ia pun membaca lebih dulu sebelum m
Aaron keluar dari kamar dengan berlari menuju ke kamar Alex, ia pun membuka pintu kamar Alex tanpa mengetuk lagi lebih dulu.Dengan ngos-ngosan, Aaron mencoba menenangkan dirinya yang masih berdiri didepan pintu.Sedangkan Alex, ia sedikit kaget karna aksi heboh sahabat gilanya itu, “Ada apaan sih, ngagetin aja dah lu.” Ucap Alex kesal.“Inih… detektif Aldi… nelfon gueh…,” ucap Aaron dengan terbata-bata.“Iya, terus masalahnya apa sampe lo kaya begitu?” Alex yang tadinya sedang rebahan, kini ia membenarkan posisinya untuk duduk dan siap mendengarkan apa yang akan sahabatnya itu beritahukan.Perasaan Alex juga merasa tidak enak, feelingnya merasakan bahwa hal yang buruk yang akan Aaron sampaikan saat ini padanya.“Salah satu anak buah Dimas yang kemarin kita ciduk dan kita bawa ke kantor polisi, pagi ini ditemukan tewan dengan kondisi mengenaskan…,”“Lehe
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen