Home / Thriller / WHO? / Teror Paket

Share

Teror Paket

Author: Sirius Star
last update Last Updated: 2021-09-29 20:46:31

Di dalam taxi, dia mengamati sepasang kekasih yang baru saja jadian di depan gerbang rumah sang wanita. Terlihat pancaran aura kebahagiaan dari pasangan baru tersebut. Setiap aktivitas di depan rumah besar itu tak luput dari pengamatannya. Sedangkan seorang laki-laki yang memakai hodie serba hitam, kacamata, topi dan masker yang kini sedang mengamati mereka dari dalam taxi hanya bisa menyunggingkan senyumannya dibalik masker yang ia pakai.

Setelah mobil Aaron pergi meninggalkan halaman rumah Aera, dia masih tetap setia mengamati gadis keturunan Korea itu. Sampai saat Aera sadar bahwa sedang ada yang mengawasi dia dari dalam mobil, ia baru menyuruh taxi untuk menjalankan mobilnya.

"Jalan pak" kata pria itu

"Baik tuan" jawab sang supir

Mobil taxi itu pun melaju ke pekarangan apartemen mewah di daerah Jakarta pusat.

---------

Pagi ini sangat cerah, secerah suasana hati pasangan baru jadian tadi malam. Aaron yang ada kelas pagi ini segera bersiap-siap dan menghubungi kekasihnya untuk mengajaknya berangkat bersama. Yah karna hari ini Aera pun ada kelas pagi hingga siang, karna jam nya bersamaan dengan Aaron jadi kesempatan bagus untuk Aaron menjemput Aera di rumah.

Tuuuuttt.... Tuuuttt.... Tuuttttt...

"Hallo" sapa Aera di seberang telfon.

"Good morning sweet heart, kamu ada jam pagi kan hari ini? Berangkat bareng mau?" Sapa Aaron to the point

"Oh iya, boleh.. aku masih siap-siap sebentar lagi selesai" jawab Aera

"Oke, aku otw sekarang yaa... See you" balas Aaron

"Oke, see you" jawab Aera

15 menit kemudian Aera telah siap dengan ootd nya hari ini, bertepatan dengan mobil Aaron yang baru sampai di halaman rumahnya.

Aaron yang baru sampai pun membunyikan bel rumah Aera dan dibukakan oleh mama Aera.

"Pagi Tante, Aera nya ada?" Sapa Aaron ke mama Aera

"Oh iya nak sebentar ya Tante panggilkan Aera dulu, mari masuk" sapa mama Aera kepada Aaron

"Baik te, terimakasih" balas Aaron sopan.

Sembari menunggu mama Aera memanggil kekasihnya itu, Aaron pun menunggu di ruang tamu. Ia melihat-lihat betapa bahagianya keluarga Aera karna banyak moment-moment yang di abadikan dalam foto di lokasi yang berbeda-beda.

Saat sedang asik mengamati foto-foto keluarga kekasihnya, Aera tiba di ruang tamu dan mengajak Aaron untuk bergegas berangkat.

"Kalian gak sarapan dulu?" Tanya mama Aera ke Aaron dan anaknya

"Kesiangan mah, makan di kampus aja deh nanti selesai jam pertama" jawab Aera

"Eehh gak usah, mama udah siapin sarapan buat kalian. Di bungkus saja ya untuk bekal di jalan" jelas sang mama.

"Hem boleh juga tuh mah, yaudah ayok aku bantu mah" jawab Aera "kamu tunggu sini sebentar ya.. aku bantu mama nyiapin sarapan dulu untuk kita bawa" pinta Aera ke Aaron

Aaron pun mengangguk dan duduk menunggu sambil memainkan hp nya.

Saat tiba di dapur, mama pun menanyakan tentang Aaron ke Aera

"Dia siapa sayang? Anaknya ganteng, ramah dan sepertinya dia baik" tanya sang mama yang sudah penasaran.

"Pacar Aera mah hehe... Aera boleh kan mah pacaran sama dia?" Mohon Aera malu-malu kepada sang mama

"Wah ya boleh dong, kamu kan sudah besar.. asal inget ya harus jaga diri" perintah sang mama

"Siap ma, eh tapi ma jangan kasih tau papa dulu ya" mohon Aera

"Iya gak akan mama kasih tau, nanti kita undang dia untuk makan malam bersama ya.. nah disitu baru kamu kasih tau papamu" jelas sang mama

"Siap mama ku sayang. Makasih yaa bekal dan restunya, yaudah aku mau berangkat dulu" Aera pun senang karna mama nya tak melarang ia berpacaran dengan Aaron.

Saat di ruang tamu...

"Aaron ayok berangkat" ajak Aera

"Sudah selesai?" Tanya aaron

Aera pun mengangkat wadah bekal yang sudah siap dan mengangguk, karna sudah selesai Aaron dan Aera pun pamit ke mama Aera untuk berangkat ke kampus. Tak lupa juga ritual Aera setiap ingin berangkat kuliah pasti cium pipi kanan dan kiri mama nya baru berangkat.

"Aera berangkaaatt... Dada maaa" teriak Aera dari jendela mobil

Diperjalanan Aaron menanyakan bekal apa yang di siapkan kekasihnya dan calon mertuanya itu. Aera pun membuka wadah bekalnya dan menunjukkan bahwa mama nya menyiapkan kimbab khas Korea untuk menu sarapannya kali ini. Dan sebotol susu sebagai pelengkap. Akhirnya mereka pun menghabiskan sarapannya di perjalanan dengan Aaron yang tetap makan disuapi Aera karna ia harus tetap menyetir agar menghemat waktu karna mereka harus bergegas masuk kelas pagi ini.

Sesampainya dikampus, Aaron mengantarkan Aera ke gedung kelas nya. Gak lupa Aaron memberikan ciuman hangat di kening Aera. Aera yang habis di cium kening nya itu merona karna menahan malu, lalu turun dari mobil dan bergegas masuk ke dalam gedung. Gabriel yang sudah menunggu dari tadi pun terheran-heran menanyakan sahabatnya itu yang turun dari mobil Aaron pagi ini.

"Lo berangkat sama Aaron?" Selidik Gabriela

"Hehehe" Aera hanya nyengir menunjukkan deretan giginya yang rapih

"Elaahhh ditanya malah nyengir lu" Gabriel pun mulai merajuk bak anak kecil

"Iya Gabriela sayangkuu, Lo mau tau gak.. tadi malem balik dari cafe gue di tembak sama Aaron. Akhirnya kami kencan deh" jelas Aera

Gabriel yang sedang minum jus itu pun langsung tersedak saat mendengar penjelasan Aera.

"Uhuk uhukk uwaaahh serius? Gak lagi ngehalu kan Lo?" Selidik Gabriel karna terkejut dengan berita mendadak ini.

"Dua rius hahaha, yaudah yuk ah masuk" jawab Aera antusias lalu langsung berlalu meninggalkan Gabriel yang masih terbengong di tempatnya.

"Wooii tunggu ooii makan makan dong kalo gitu" Gabriel pun berlari mengejar Aera yang meninggalkan nya karna ia merasa kaget atas berita ini.

"Hahaha siap nanti siang kita makan-makan di kantin, bayar sendiri-sendiri tapi ya" ejek Aera

"Pelit ih" Gabriel pun mulai berakting merajuk, lalu keduanya tertawa saat sudah masuk ke dalam kelas.

Kelas hari ini pun telah selesai. Aera dan Gabriel bersiap untuk pergi ke cafe dekat kampus untuk makan siang, saat ingin keluar kelas hp Aera pun berbunyi dan ternyata Aaron menelpon nya.

"Hallo sayang, udah selesai kelasnya?" Tanya Aaron di sebrang sana

"Udah nih, baru mau ke cafe deket kampus buat makan siang sama Gabriel. Kenapa Aaron?" Jelas Aera

"Aku masih ada kelas, jadi gak bisa jemput kamu sekarang.. kira-kira satu jam lagi lah baru keluar kelas, kamu nunggu aku gak papa?" Tanya Aaron

"Oh iya gak papa, lagian aku juga kan mau makan siang dulu sekalian mau bahas tugas sama Gabriel. Nanti kamu ke cafe biasa aja ya.. aku tunggu situ" jelas Aera

"Siap ratu ku" jawab Aaron

Setelah telfon mati, Gabriel dan Aera pun ke cafe tempat biasa mereka singgahi disaat jam makan siang. Sengaja mereka makan di cafe, karena di kantin kampus mereka selalu ramai di saat jam makan siang seperti ini dan itu membuat pelayanan nya makin lama. Jadi mereka lebih senang makan di luar kampus agar lebih cepat.

Setelah makan siang, Aera dan Gabriel pun lanjut membahas tugas yang diberikan oleh dosennya tentang mata kuliah psikologi transpersonal, mereka satu kelompok untuk membuat vidio terapi relaksasi pernafasan. Jadi saat ini Gabriel dan Aera sedang berunding mau dimana mereka akan take vidio nya itu.

Saat sedang asik membahas lokasi take vidio tugas mereka, Aera tidak sengaja melihat ke arah luar jendela sebrang jalan cafe yang sekarang mereka tempati dan melihat pria berpakaian serba hitam serta wajah yang ditutupi topeng, semakin Aera amati pria tersebut semakin terasa jelas bahwa pria itu sedang melihat ke arah Aera dan Gabriel berada sekarang. Karna merasa takut, Aera pun membuang muka dan fokus ke pembahasannya dengan Gabriel.

Gabriel yang melihat perubahan wajah Aera akhirnya menanyakan keadaan Aera, karena sejak tadi Aera menatap luar jendela dan tidak fokus mendengarkan apa yang Gabriel sampaikan tentang tugas mereka.

"Ra, Lo sehat? Muka Lo kenapa tiba-tiba pucet gitu?" Tanya Gabriel ke Aera dengan raut cemas

"Ah gue.. gue gak papa kok briel, gimana tadi? Sorry gue gak fokus" jawab Aera

"Jadi nanti mending kita take vidionya di rumah gue aja, di belakang rumah gue kan ada kolam ikan yang ada pancuran nya.. nah suara pancurannya itu bisa jadi mediasi penenang kita juga.. jadi gak perlu pake musik, karna suara gemericik air pancurannya udah ngebantu banget sii... Di audio rekamannya juga pasti bakal kedengeran, tinggal kita atur aja nanti posisi kamera dan mic nya. Gimana?" Jelas Gabriel panjang kali lebar tentang rencana teknik pengambilan vidio, tapi lagi-lagi Aera hanya terdiam dan menatap kosong ke arah Gabriel.

Sampai pada akhirnya Aaron datang menghampiri mereka, tapi Aera masih terbengong dan dibiarkan saja sama Gabriel karna dia sendiri pun bingung ada apa dengan perubahan Aera yang mendadak ini.

"Hey Briel, kalian dari tadi?" Sapa Aaron ke Gabriel

"Eh elo Aaron, yah lumayan... Ini gue sama dia lagi bahas teknis pengambilan vidio buat tugas, tapi liat dia..." Gabriel pun menjelaskan dan menginterupsikan ke Aaron untuk melihat pacarnya itu. "dari abis makan gue jelasin tapi dia tiba-tiba kaya orang bengong gitu ngeliat luar jendela, terus sekarang gitu lagi"

Aaron yang khawatir karna melihat wajah Aera yang sedikit pucat pun langsung menyentuh bahu kekasihnya itu dan menyadarkan pacarnya dari lamunannya.

"Hey sayang, kamu sakit?" Panggil Aaron ke Aera

"Hah eeh... Kamu udah sampe? Dari tadi?" Tanya Aera kebingungan

"Kamu kenapa ngelamun kaya gitu, kata Gabriel dari tadi kamu ngeliat luar jendela terus ngelamun, sekarang ngelamun lagi. Kamu sakit? Muka kamu pucet gitu loh" jelas Aaron

"Ah enggak, aku gak papa.. mungkin kecapean aja" jawab Aera sekenanya, dia gak mungkin bilang soal lelaki misterius yang mengenakan topeng itu ke Aaron dan Gabriel, karena belum tentu laki-laki itu melihat ke arah nya kan. Mungkin ini cuma perasaan dia aja.

"Ya udah, kita pulang aja ya... Kamu istirahat. Gak papa kan briel?" Tanya Aaron ke Gabriel

"Iya gak papa Aaron, gue juga jadi khawatir kalo keadaannya Aera kaya gini. Tugasnya masih bisa lanjut besok kok karena masih minggu depan di kumpulnya, jadi santai" jawab Gabriel

"Oke deh, Lo balik sama siapa?" Tanya Aaron ke Gabriel

"Naek taxi mungkin, atau ojol" jelas Gabriel

"Bareng kita dua aja kalo gitu, ya kan sayang?" Tanya Aaron ke Aera

"Iya briel, Lo bareng gue sama Aaron aja. Biar hemat ongkos ye kan hehe" tawar Aera ke Gabriel

"Oke deh, gue suka yang gratisan hahaha" jawab Gabriel. Seketika tawa mereka bertiga pecah di dalam cafe itu..

Lalu mereka pun bergegas ke parkiran, dan Aaron mengemudikan mobilnya ke arah komplek perumahan Gabriel lebih dulu. Setelah sampai rumah Gabriel, Aaron dan Aera pun pamit pulang dan Aera melambaikan tangannya lewat jendela ke Gabriel. Saat perjalanan ke rumah Aera, Aaron yang masih merasa khawatir pun membuka obrolan dengan Aera

"Sayang, kamu bener gak papa? Gak mau mampir ke dokter dulu buat periksa?" Tanya Aaron dengan cemas

"Ih apaan sih, aku beneran gak papa. Nanti sampe rumah istirahat juga udah baikan lagi" jelas Aera sambil mengusap tangan Aaron untuk menenangkan kekasihnya itu.

Biarlah dia tahan sendiri dulu atas pria bertopeng yang dia liat hari ini, nanti.. dia akan memberitahu Aaron soal hari ini.

Sesampainya di rumah Aera, Aaron pun langsung pamit langsung pulang karna masih harus mengerjakan beberapa tugas kuliah. Aera yang sudah masuk kerumah nya pun di sambut mama nya dan izin masuk ke kamar.

"Eh sayang ada paket tadi untuk kamu, udah mama tarok di kamar yaa" teriak mama dari dapur memberitahu ke Aera.

"Iya maa makasih mama sayang" jawab Aera dari tangga dan melihat ke arah dapur tempat mama nya berada

Saat membuka pintu kamar, Aera melihat kardus berukuran sedang dan di bungkus warna kertas minyak berwarna merah. Karena penasaran apa isinya Aera pun bergegas membuka kardus itu.

"Siapa ya yang ngirim paket, kayanya gak ada yang mau ngirim paket ke gue deh. Apa temen SMA gue yang di korea? Ah gak mungkin.. tapi gue juga gak belanja olshop apa-apa tuh" pikirnya bergumam sendiri sambil memandang kardus yang siap ia buka

Aera pun mengambil cutter lalu membuka tepi kardus agar tidak kesulitan, dan saat dibuka..

"Aaaaaaaaaaa" teriak Aera.

Aera yang melihat isi kardus paket itu pun langsung menjerit dan jatuh pingsan.

Related chapters

  • WHO?    Who?

    Sudah satu jam Aera masih terbaring di kamarnya sejak insiden teror paket yang ia terima. Mama nya yang sedang masak untuk makan malam pun tadi sampai harus berlari dari dapur ke kamar Aera saat mendengar putri satu-satunya itu menjerit histeris dan pingsan di kamar."Bagaimana ini pah.. Aera belum bangun juga" tanya mama ke papa dengan sangat khawatir."Sabar ma, kata dokter kan Aera hanya shock dan pasti akan bangun" papa pun berusaha menenangkan mama yang sudah satu jam tidak berhenti menangis karna khawatir dengan keadaan Aera."Apa kita gak lapor ke polisi aja pah soal paket ini? Mama khawatir ada yang usil dan berniat jahat sama putri kita" saran mama ke papa"Jangan dulu, mungkin ini hanya orang iseng. Nanti kalo Aera dapet teror paket kaya gini lagi baru kita bisa lapor. Kita juga belum tau kenapa Aera dapet paket seperti ini, jadi tunggu Aera sadar dan kita tanyakan dulu ke dia.. oke ma?" Jawab sang papa menjelaskan"Hm baiklah, apapun itu

    Last Updated : 2021-09-29
  • WHO?   The Man in The Mask

    -Sebelum kejadian di toilet wanita toko buku-Sreekk kesrek kesrek kesrek.. suara pisau yang sedang di asah berbunyi nyaring memenuhi seluruh ruangan bawah tanah yang pengap dan gelap ini. Lelaki itu pun dengan wajah bahagia mengasah pisau agar tajam saat digunakan untuk membunuh mangsa nya kali ini.Selesai mengasah pisau, ia berjalan ke ruang yang penuh dengan kucing dan berbagai hewan yang ia pelihara. Lalu ia mengambil salah satu kucing kecil dan membawanya ke ruangan yang penuh dengan alat medis di sebelah ruang penyimpanan hewan itu. Tanpa fikir panjang, lelaki itu menceking kucing itu hingga kucing kehabisan nafas dan tenaga lalu tak berdaya. Saat sudah mati, lelaki itu mencabik-cabik kucing kecil itu dan menadahkan darahnya ke sebuah wadah tertutup lalu kucingnya di kubur di belakang ruang bawah tanah.Dengan senyum yang mengembang dan tawa jahat memenuhi seluruh ruangan bawah tanah itu. "Im coming

    Last Updated : 2021-09-29
  • WHO?   Weekend

    Setelah kejadian di toko buku dua hari yang lalu, Aera dan Gabriel pun memilih untuk pergi berlibur bersama Aaron dan teman-temannya untuk sedikit menghilangkan stress dan ketakutan akibat terror yang diterima selama beberapa hari terakhir.Aera kini tengah membantu mama nya menyiapkan makanan yang akan ia bawa ke pantai bersama teman-temannya. Saat sedang membuat kimbab, tiba-tiba bel rumah Aera pun berbunyi. “Sayang, coba cek siapa yang datang”, pinta sang mama ke Aera untuk melihat tamu yang datang.“Paling si Gabriel udah sampe ma, aku bukain pintu dulu”, jelas Aera.“Oh gitu, yaudah sana.. ini biar mama yang ngelanjutin”, jawab sang mama.“Oke ma” Aera pun pergi keruang tamu untuk membukakan pintu, dan benar saja Gabriel yang datang untuk membantunya menyiapkan makanan yang akan dibawa ke pantai hari ini.“Sorry ya Ra baru dateng, gue nyiapin barang yang mau gue bawa dulu karna semalem abis

    Last Updated : 2021-10-20
  • WHO?   A Message

    Hari sudah semakin sore, matahari sudah mulai tenggelam dan langit sudah berubah warna menjadi senja. Sekumpulan anak muda yang kini tengah sibuk menyiapkan barbeque party didepan penginapan terlihat sangat bahagia dan tertawa lepas.“Kita mau mulai bakar-bakar jam berapa guys?” Tanya Dimas ke teman-temannya yang tengah asik berbincang hingga para wanita sedang asik tertawa lepas entah menertawakan apa.“Nanti aja jam tujuh malem, biar gak kesorean dan kemaleman. Masih agak kenyang juga gue abis makan siang tadi” jawab Aaron“Iya sama gue juga masih kenyang” lanjut Gabriel menimpali“Yaudah gue mah ngikut” kata James dan diangguki oleh Aera juga.“Yaudah abis ini kelar beresin bahan yang mau dibakar, kita ngopi-ngopi aja dulu kali ya” balas Dimas memberikan masukan ke teman-temannya itu.“Nah setuju gue!” jawab Aera dengan sangat antusias.“Hmmm kamu kalo ud

    Last Updated : 2021-10-20
  • WHO?   Terror

    Menikmati pagi yang disambut dengan suara ombak serta matahari yang mulai menampakkan sinarnya membuat Aera tenggelam dalam imajinasinya di depan penginapan mereka. Pagi ini Aera bangun lebih cepat dari pada yang lain untuk menghirup udara pantai yang sejuk dan segar sambil menikmati segelas susu coklat hangat yang ia buat.Berbeda dengan Aera yang sudah bersantai didepan penginapan sambil meminum susu coklat hangat, teman-temannya yang lain masih asik tertidur pulas dibalik selimut karna kelelahan akibat perjalanan panjang yang harus mereka tempuh kemarin.Aera sangat bersyukur karena selama tinggal di Indonesia ia mendapat teman-teman yang begitu peduli dan asik, sehingga ia tidak terlalu begitu merindukan teman-teman masa sekolahnya yang ada di Korea.Saat sedang melamun, Aera dikagetkan dengan kedatangan Aaron yang tiba-tiba memeluknya dari belakang. “Kamu udah bangun dari tadi hmm?” Tanya Aaron saat baru tiba.“Eh kamu, ngagetin aja

    Last Updated : 2021-10-20
  • WHO?   Telephone

    Karena insiden sore kemarin di penginapan tempat mereka berlibur, Aera dan teman-temannya memutuskan kembali ke Jakarta pukul 06.00 pagi hari agar tidak terjebak macet selama diperjalanan. Sejak saat itu pula, Aera jatuh sakit karna shock menerima paket bangkai hewan disaat mereka sedang berlibur.“Siapakah dia? Apa yang dia inginkan? Kenapa dia mengincar Aera?”, Pertanyaan itu terus menguasai pikiran Aaron yang tengah mengemudi saat ini. Pikirannya terbagi fokus antara harus tetap mengemudi sama memikirkan keadaan Aera yang sudah tidak baik-baik saja. Karena fikirannya yang semakin kalut, ditambah Aera yang tertidur di kursi samping kemudi dengan keringat yang bercucuran, Aaron memutuskan untuk memberhentikan mobilnya dan diikuti mobil Dimas dibelakangnya.“Kenapa berenti Aaron?” Tanya Gabriel khawatir.“James gantiin gue nyetir dong bro, pikiran gue kalut. Ditambah Aera makin gak baik-baik aja, gue mau mindahin dia ke kursi belaka

    Last Updated : 2021-10-20
  • WHO?   Aaron Beldiq

    Aron POVSejak kejadian saat liburan kemarin, gue berfikir keras siapa yang mendalangi semua ini. Pesan, terror, telfon, dan paket. Hal ini gak bisa gue diemin karena menyangkut keselamatan pacar yang gue sayang. Tapi suara di telfon kemarin… rasanya tidak asing, siapa dia?“Aaarrrgghhhh” gue pun mengerang frustasi di dalam kamar karena memikirkan masalah ini.“Gue harus minta bantuan” yah itu yang ada difikiran gue saat ini, akhirnya gue memutuskan untuk meminta bantuan sama temen gue yang ada di Amrik untuk cari tau dalang dibalik semua ini. Tidak menunggu waktu lagi, guepun mendial nomor telfon temen gue yang ahli soal masalah ini.Tuuutt… tuuuttt… tuuuttt…“Hallo, Aaron .. tumben lo nelfon” sapa orang diseberang telfon.“Hai Lex, im sorry about that. But, I really need your help” jawab gue to the point ke Alex. Yah,

    Last Updated : 2021-10-20
  • WHO?   Speculation

    Ini hari pertama Alex tinggal di rumah gue, setelah tadi siang gue dan Alex menjemput Aera di rumah sakit untuk mengantarnya pulang, gue langsung memfokuskan pikiran gue untuk masalah ini. Rencananya gue dan Alex mau bahas soal ini dirumah aja, karna ini masalah yang bukan main-main, jadi Alex bilang harus meminimalisirkan orang lain tau kalau gue lagi nyelidikin ini diem-diem. Alex masih beristirahat karna perjalanan panjang nya hari ini. Jadi, sambil nunggu Alex istirahat, gue memutuskan untuk nelfon pacar kesayangan gue dulu. Tuuut tuuut tuuut deringan keempat Aera pun akhirnya mengangkat telfon gue. “Hallo Aaron” sapa nya dengan suara yang masih sedikit serak. “Hallo sayang, gimana keadaannya sekarang?” Tanya gue ke Aera. “Hmmm udah baikan, kamu sekarang dimana?” Tanya nya balik. “Syukur deh kalo udah baikan, aku dirumah ini lagi nyantai aja dikamar.” Jawab gue “Kamu udah munim obat? Jangan sampe telat loh!” lanjut gue lagi menging

    Last Updated : 2021-10-21

Latest chapter

  • WHO?   This is The End

    Semua orang terkejut saat mendengar suara peluru yang keluar dari pistol detektif Doni.Dimas terjatuh, ia mengembangkan senyumnya, “hahaha kau payah,”Mendengar celotehan Dimas, semuanya langsung ternganga tak percaya dengan apa yang mereka dengar.Mr. Charlos pun langsung memberikan instruksi kepada anak buahnya untuk memborgol Dimas,“Anda ditangkap karna telah melakukan pembunuhan berantai dan berencana kepada warga Negara Indonesia dan warga Negara Amerika. Anda berhak didampingi pengacara dan berhak diam saat sesi Interogasi nanti.”Kaki Dimas mengucur darah yang cukup banyak, Dizka pun mengikatkan kaki Dimas yang terkena tembakan dengan kain.“Aaahh,” Dimas meringis menahan sakit saat Dizka mengikat kakinya dengan kencang.“Akhirnya kau tertangkap wahai psikopat. Selamat menikmati tidur malam mu beralaskan lantai dingin di dalam sel.” Ucap Dizka dengan penuh nada mengejek setelah

  • WHO?   Terkepung

    01.00 AMSemua tim tengah menyiapkan peralatan yang akan mereka gunakan, mulai dari pakaian serba hitam, anti peluru, pistol, granat asap, dan lain-lain.“Semua sudah ready?” tanya Reynald.Semuanya mengangguk serempak,“Oke, let’s go!”Mereka memasuki mobil yang sudah disiapkan tim FBI dan tim Alex untuk menuju ke hutan pinus tempat lokasi persembunyian Dimas.Butuh waktu satu setengah jam dari tempat penginapan mereka untuk sampai ke lokasi.Anak buah Alex pun sudah siaga di lokasi dan menginfokan kalau Dimas dan anak buahnya tengah beristirahat karna tidak ada pergerakan dari mereka di dalam rumah.“Kita akan sampai jam berapa disana?” tanya Dizka,Reynald melihat jamnya, “Sekarang pukul 01.30, berarti kita akan sampai disana pukul tiga tepat.”Dizka pun mengangguk paham dan kembali terdiam. Ia melihat keluar jendela, matanya d

  • WHO?   Chicago

    O’HARE, BANDAR UDARA INTERNASIONAL CHICAGO, ILLINOISRombongan detektif Doni, Alex, Aaron, Renald, dan Jolie kini telah sampai di Bandar Udara Internasional O’Haro, Chicago pada malam hari.Mereka dijemput langsung oleh anak buah Alex yang memang sudah menunggu mereka tiba.“Welcome, Sir.” Sapa Aaron, anak buah Alex.“Hei, Aaron. Semua sudah siap?”“Yes, Sir. We are ready.”“Good. Antarkan para tim kepolisian Indonesia untuk menemui pihak polisi Amerika. Kita sudah membuat janji untuk itu bukan? mereka juga sudah mengurus perizinan disini.”“Yes, Sir.”“Follow me, Mr…?”“Doni,” ucap Doni memperkenalkan diri.Aaron pun menerima uluran tangannya dengan ramah. Lalu ia mengantarkan detektif Doni untuk menemui pihak kepolisian Amerika Serikat sebelum mereka bertemu pihak FBI.Bebe

  • WHO?   Ketemu

    Dua hari sudah berlalu, tidak hanya detektif Doni yang sangat menginginkan Dimas tertangkap. Melainkan, Alex pun sangat ingin menangkap Dimas dan menghabisinya.Alex dan Reynald masih terus berupaya untuk menemukan lokasi persembunyian Dimas.Entah bersembunyi dibelahan dunia mana Dimas kini berada, yang jelas, jejaknya tidak ditemukan sama sekali.Sampai pada akhirnya, Reynald menemukan petunjuk tentang Dimas yang melakukan perjalanan Luar Negrinya.“Sir, saya menemukan petunjuk Dimas berada dimana,” ucap Reynald kepada Sirnya yang kini tengah memeriksa beberapa dokumen.Alex menghentikan kegiatannya dan membenarkan posisi duduknya, “Where is him?”“Chicago, Illinois. Tiket keberangkatan satu bulan yang lalu.” Ucap Reynald sambil menyodorkan print out bukti tiket pesawat yang ber-atas namakan Dimas.Alex mengambil kertas yang Reynald sodorkan, ia pun langsung memeriksanya dengan detail.&ldq

  • WHO?   Sebuah Bom

    TAMAN MAKAM PAHLAWAN KALIBATA JAKARTA Pagi ini, di Taman Makam Pahlawan tengah dilangsungkannya pemakaman detektif Aldi secara khidmat.Istri dan anak detektif Aldi tampak menahan tangisnya karna menghormati jasa suaminya yang selalu berjuang membela kebenaran dan menangkap para kriminal-kriminal yang selalu membayangkan nyawanya.Para pasukan polisi tengah bersiap melakukan penghormatan senjata sebagai tanda simbolis penurunan peti jenazah detektif Aldi.Sang Bendera Merah Putih pun masih setia menutupi atas peti jenazah detektif Aldi.Komandan upacara pun siap memberikan instruksi hormat senjata kepada para pasukan,“Kepada, arwah almarhum, hormat senjata…… gerak!”Door!!Suara tembakan melayang ke udara, suara terompet langsung mengalun serempak mengiringi penurunan peti jenazah kedalam liang lahat.Istri dan anak detekti Aldi tidak bisa menahan tangisnya lagi,

  • WHO?   The Last Night

    Hari sudah semakin malam. Siang tadi, kasus Adam sudah sampai ke tahap sidang pertama. Sedangkan anak buah Dimas yang lain masih menunggu giliran karna detektif Aldi masih berusaha untuk membuat mereka buka suara.Sudah lebih dari tiga bulan detektif Aldi dan tim nya mengerjakan kasus Aera, tapi masih belum menemukan titik terang dimana Dimas berada.Selama detektif Aldi mengerjakan kasus ini, ia dan timnya jadi jarang pulang kerumah mereka masing-masing. Sehingga, ia memutuskan untuk pulang kerumah nya dan beristirahat dirumah.Entah kenapa, sudah dua hari detektif Aldi merasa tidak fit. Mungkin karena kelelahan.“Saya malam ini ingin tidur dirumah dulu, kalian tetap disini dan terus pantau area apartemen Dimas!”“Baik, Pak.”“Pak, apa kau sedang tidak enak badan?” tanya Dizka.“Kayanya iya deh, gak enak aja rasanya badan saya dari kemaren. Makanya mau istirahat dirumah dulu.&rdqu

  • WHO?   Keinginan Terakhir

    Boem Jin kembali ke kamarnya dengan perasaan yang campur aduk, pikirannya melayang memikirkan keadaan sahabatnya yang makin tertekan karna masalah tak kunjung usai.Ia tahu, kalau Aera berusaha tegar selama ini karna Aera tidak mau membuat orang-orang yang dia sayang merasa kasihan dan terbebani sama keadaannya.Boem Jin tahu betul akan hal itu, karna ia sangat tahu bagaimana watak dan kepribadian sahabat cantiknya itu.Saat sedang memikirkan keadaan Aera, suara dering ponsel yang Boem Jin letakkan asal di atas kasurnya membuyarkan fikirannya.Nama, Aaron muncul didalam layar ponsel Boem Jin. Dengan cepat, Boem Jin pun mengangkat panggilan masuk dari kekasih sahabatnya itu.“Annyeong,” sapa Boem Jin lemas.“Halo, Boem Jin… kamu udah ngasih tau Aera soal kejadian Zafran?” tanya Aaron.“Hmm, aku barusan dari kamarnya dan memberitahunya.”“Dan dia…?”“Seper

  • WHO?   Terguncang, Lagi

    Selama perjalanan menuju kantor polisi, detektif Aldi merasa seperti ada yang mengikuti.Ia mencoba melihat kaca spion di kiri dan kanan nya, tapi tidak menemukan kendaraan yang mencurigakan.“Perasaan gue aja kali ya?” gumam detektif Aldi pada dirinya sendiri.Ia pun mencoba mengabaikan firasat gak enaknya dan menambah laju kecepatan mobil yang ia bawa.Sesampainya di kantor polisi, detektif Aldi langsung menghampiri ruang atasannya untuk mengkonfirmasi hasil pemeriksaan yang diberikan oleh Keanu.“Selamat malam, Pak.” Sapa detektif Aldi sambil memberi hormat kepada Jendral Arif.“Malam, Aldi.”“Bagaimana?” tanya Jendral.“Hasil pemeriksaan atas insiden kematian Zafran di gudang sudah keluar, Pak.” Ucap detektif Aldi sambil menyerahkan berkas dokumennya.Jendral Arif langsung membuka map yang berisi laporan dari tim forensik, ia pun membaca lebih dulu sebelum m

  • WHO?   Hasil Pemeriksaan

    Aaron keluar dari kamar dengan berlari menuju ke kamar Alex, ia pun membuka pintu kamar Alex tanpa mengetuk lagi lebih dulu.Dengan ngos-ngosan, Aaron mencoba menenangkan dirinya yang masih berdiri didepan pintu.Sedangkan Alex, ia sedikit kaget karna aksi heboh sahabat gilanya itu, “Ada apaan sih, ngagetin aja dah lu.” Ucap Alex kesal.“Inih… detektif Aldi… nelfon gueh…,” ucap Aaron dengan terbata-bata.“Iya, terus masalahnya apa sampe lo kaya begitu?” Alex yang tadinya sedang rebahan, kini ia membenarkan posisinya untuk duduk dan siap mendengarkan apa yang akan sahabatnya itu beritahukan.Perasaan Alex juga merasa tidak enak, feelingnya merasakan bahwa hal yang buruk yang akan Aaron sampaikan saat ini padanya.“Salah satu anak buah Dimas yang kemarin kita ciduk dan kita bawa ke kantor polisi, pagi ini ditemukan tewan dengan kondisi mengenaskan…,”“Lehe

DMCA.com Protection Status