Beranda / Thriller / WHO? / Weekend

Share

Weekend

Penulis: Sirius Star
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-20 20:20:05

Setelah kejadian di toko buku dua hari yang lalu, Aera dan Gabriel pun memilih untuk pergi berlibur bersama Aaron dan teman-temannya untuk sedikit menghilangkan stress dan ketakutan akibat terror yang diterima selama beberapa hari terakhir.

Aera kini tengah membantu mama nya menyiapkan makanan yang akan ia bawa ke pantai bersama teman-temannya. Saat sedang membuat kimbab, tiba-tiba bel rumah Aera pun berbunyi. “Sayang, coba cek siapa yang datang”, pinta sang mama ke Aera untuk melihat tamu yang datang.

“Paling si Gabriel udah sampe ma, aku bukain pintu dulu”, jelas Aera.

“Oh gitu, yaudah sana.. ini biar mama yang ngelanjutin”, jawab sang mama.

“Oke ma” Aera pun pergi keruang tamu untuk membukakan pintu, dan benar saja Gabriel yang datang untuk membantunya menyiapkan makanan yang akan dibawa ke pantai hari ini.

“Sorry ya Ra baru dateng, gue nyiapin barang yang mau gue bawa dulu karna semalem abis telponan sama Dimas, kelar telponan malah ketiduran.” Jelas Gabriel ke Aera.

“Iya gak papa, gue sama mama juga masih bikin beberapa makanan kok. Btw, penginapan selama di pantai udah lo urus kan?” Tanya Aera

“Aman itu mah, gue udah minta tolong kok sama Dimas buat bookingin salah satu penginapan disana untuk kita tempatin dari semalem pas gue telponan sama dia” jawab Gabriel menjelaskan.

“Oke sip kalo gitu, yaudah yok bantuin gue sama mama di dapur biar cepet kelar. Sisa dua jam lagi nih buat kita prepare sebelum dijemput anak-anak”. Ajak Aera ke Gabriel.

“Yaudah yuk” jawab Gabriel.

Mereka pun ke dapur untuk membantu mama Aera mempersiapkan makanan yang akan mereka bawa.

“Pagi tante, maaf Gabriel telat.” Sapa Gabriel ke mama Aera.

“Halo sayang, iya gak papa… ini juga udah mau selesai kok, gak repot-repot banget.” Jelas sang mama Aera sambil menyambut Gabriel dengan pelukan dan cipika-cipiki.

“Kimbab udah selesai, ttokbokki juga udah selesai, spicy chicken juga udah selesai, salad udah, cake udah.” Mama pun mengabsen makanan yang sudah selesai dibuat. “ada lagi yang mau dibuat? Kalian mau buat minuman gak?” Tanya sang mama ke Aera dan Gabriel.

“Kayanya cukup deh ya Briel? Iya gak sih? Minuman mah kita beli aja di supermarket untuk stok disana” Tanya Aera memastikan ke Gabriel.

“iya betul, kayanya ini aja udah cukup deh, eh… tapi buah-buahan nya belum Ra, mah” kata Gabriel mengingatkan.

“Oh iya buah… Ra, kamu ambil buahnya di kulkas sayang. Udah mama siapin buah-buahannya tinggal dipotong-potong.” Kata sang mama yang  teringat oleh buah-buahan yang sudah ia siapkan di dalam kulkas.

“Siap ma” Aera pun mengambil buah-buahan yang ada didalam kulkas untuk dipotong-potong. Saat sudah diambil dan siap untuk dipotong, Gabriel mencegah Aera untuk memotong buah-buahan itu.

“Ra stop jangan dipotong buahnya!” kata Gabriel.

“Ngape uy, elah ngagetin orang aja” Tanya Aera

“loh, kenapa jangan dipotong briel?” Tanya sang mama

“Kita kan perjalanan agak jauh, kalo dipotong gak fresh buahnya, iya gak sih? Mending kita bawa pisau aja deh buat sekalian potong disana sama masak-masak disana aja. Biar seger.” Jelas Gabriel ke Aera dan mama Aera.

“Iya juga, tumben otak lo bener hahaha” jawab Aera dengan nada meledek Gabriel. “Yaudah ma, pisau ini aku bawa ya.. gak papa kan? Masih ada stok pisau kan dirumah? Hahaha” Tanya Aera ke sang mama.

“Iya tenang aja masih banyak stok pisau dirumah mah, kamu bawa aja itu.. hati-hati bawa nya, ambil penutup pisaunya di laci sebelah kompor itu ya.. biar gak ngelukain orang”. Jelas sang mama.

“Oke ma siap!” jawab Aera. Aera dan Gabriel pun menyiapkan barang-barang yang akan dibawa dan berbagai makanan yang sudah disiapkan ke ruang tamu agar saat Aaron dan rombongan datang tinggal di masukkan ke dalam mobil.

Sambil menunggu jemputan, Aera pun bergegas siap-siap mandi dan berganti pakaian dikamar nya, sedangkan Gabriel bermain handphone di kasur Aera sambil mendengarkan lagu.

Saat sedang mendengarkan lagu di handphone nya, tiba-tiba ada panggilan masuk dari Dimas di hp Gabriel.

“Hallo” sapa Gabriel ke orang diseberang telfon.

“Hallo Briel, lo dimana?” Tanya Dimas to the point.

“Udah dirumah Aera nih, kalian dimana?” jawab Gabriel.

“Ini udah mau otw kok, tungguin ya..” jawab Dimas dari seberang telfon.

“Oke, siapa aja yang bareng sama lo?” Tanya Gabriel lagi.

“Gue jemput James dulu, nanti lo sama gue dan James. Biar Aaron sama Imeld berdua.. ntar barang nya kita bagi dua aja bawanya” jelas Dimas ke Gabriel.

“Oh gitu, gak satu  mobil aja nih? Biar rame seru-seruan dijalan” Tanya Gabriel.

“Gak muat dong sayangku mobilnya, gimana seh” jawab Dimas

“Make mobil van dong elaahh susah amat” jawab Gabriel tak mau kalah

“Mobilnya yang gak ada, udah deh jangan banyak nego kaya dipasar.. gue cium juga entar lu biar gak rewel” jawab Dimas sambil menggoda Gabriel.

“Eeehh berani lu yah haha yaudah ih sana jalan biar cepet sampe” perintah Gabriel ke Dimas.

“Siap 86!” jawab Dimas. Telfon pun putus bertepatan dengan Aera yang keluar dari kamar mandi.

“Siapa?” Tanya Aera yang baru keluar dari kamar mandi, karena selama ia mandi ia mendengar Gabriel berbicara dengan seseorang di telfon.

“Dimas, mereka udah mau otw. Dimas jemput James dulu baru kesini.. nanti gue sama Dimas dan James, lo sama Aaron. Jadi kita pisah mobil, entar barang dibagi dua bawanya.” Jelas Gabriel ke Aera.

“Oh gitu, yaudah oke” jawab Aera. Selesai memilih pakaian pantai yang sekiranya cocok untuk dipakai hari ini, Aera pun mengecek handphone nya yang belum ia sentuh dari ia bangun tidur pagi ini. Dan saat mengecek notif yang masuk, ada notif chat masuk dari kekasihnya mengabarkan bahwa ia sudah ada diperjalanan menuju rumahnya. Aera yang membaca pesan singkatnya dan langsung bergegas merias wajahnya agar tidak telat.

Tidak lama kemudian mobil Dimas dan Aaron memasuki pekarangan rumah mewah Aera, Aera dan Gabriel yang sudah menunggu dari tadipun menyambut mereka dengan antusias dan mengeluarkan berbebagai barang yang sudah mereka siapkan dari tadi pagi. Para pria pun turut membantu Aera dan Gabriel memindahkan barang ke dalam mobil Dimas dan Aaron.

Selesai memindahkan semua barang ke mobil, mereka bergegas pamitan kepada mama Aera dan berangkat ke pantai.

“Kalian hati-hati ya disana, nikmatin liburannya tapi tetep jaga diri” pesan mama ke semua teman-teman Aera.

“Oke tante” jawab mereka berlima serempak.

“Aaron, tante titip anak tante ya.. dijaga baik-baik looh. Tante titip Gabriel juga yah, Dimas, James” pinta mama ke Aaron, Dimas dan James.

“Siap tante Aaron bakal jaga baik-baik putri cantik tante” jawab Aaron.

“Iya te, tenang aja serahin semua ke kami” jawab Dimas sambil merangkul leher Gabriel.

“Mereka bakal aman kok te sama kami, kan kami juga mau liburan jadi bakal seneng-seneng selama disana” jawab James menimpali.

“Syukurlah kalo gitu, yaudah sana berangkat! Hati-hati dijalan” perintah sang mama ke anak-anaknya itu.

Akhirnya mereka pun berangkat ke pantai yang sudah mereka sewa penginapannya. Mereka berencana menginap selama tiga hari di penginapan yang berada di depan pantai untuk refreshing dan seru-seruan bersama setelah mereka jarang kumpul karena harus menyelesaikan tugas akhir di semester pertama perkuliahan mereka.

Sesampainya mereka dipantai, Aera dan Gabriel langsung berlari ke pinggiran pantai untuk merasakan ombak yang menyapu kaki mereka. Mereka pun meninggalkan para laki-laki begitu saja dan membiarkan mereka yang memindahkan semua barang ke penginapan.

“wooy kalian gak mau bantuin ngangkutin barang-barang ke penginapan dulu?” teriak James dan Dimas dari arah mobil saat melihat Gabriel dan Aera yang kabur begitu saja meninggalkan mereka dengan setumpuk barang yang harus dipindahkan ke penginapan.

“Kalian aja! Kami tadi udah capek bikin makanannya hahaha… semangat pria-pria tampankuu!” jawab Gabriel dengan enteng nya.

“Ck! Mereka ini dasar wanita-wanita licik” protes Dimas, James dan Aaron hanya tertawa mendengar nya.

“Biarin aja mereka nikmatin air pantai dulu, udah dari subuh mereka itu prepare makanan buat kita” jelas Aaron ke Dimas.

Akhirnya para lelaki pun memindahkan barang-barang ke penginapan yang sudah Dimas booking dari semalam untuk mereka tempati selama tiga hari kedepan.

Saat para lelaki tengah repot memindahkan barang, Aera dan Gabriel pun tengah duduk santai di pinggiran pantai sambil memainkan air ombak yang menyapu kaki mereka.

“Ra, lo ada niatan bahas soal terror yang selama ini lo terima gak ke mereka?” Tanya Gabriel tiba-tiba memecah keheningan.

“Ada kok, bagaimanapun gue butuh kalian buat nguatin gue disaat kaya gini. Cuma nanti rada maleman, selesai makan-makan maybe” jawab Aera.

“Yaudah bagus deh, gue juga khawatir lama-lama kalo lo diem aja takut kenapa-kenapa pada gak ada yang tau kan bahaya Ra.” Jelas Gabriel.

“Iya tenang aja… pasti gue bilang kok ke mereka. Yaudah yuk ah maen airnya, bantuin mereka dulu kasian noh kerepotan wkwkwk” ajak Aera ke Gabriel yang massih ingin duduk di pinggir pantai.

“Nanti aja sih Ra, biar mereka dulu yang kerja. Capek nih aah elah” rengek Gabriel ke Aera layaknya anak kecil yang baru pertama kali main ke pantai.

“Yaudah kalo lo gak mau, biar gue aja.” Jawab Aera tak memperdulikan sahabatnya itu lalu bergegas pergi menyusul untuk membantu Aaron dan yang lain.

Setelah ditinggalkan Aera begitu saja, Gabriel pun bangun dengan malas dan bergegas menyusul teman-temannya untuk membantu membereskan penginapan dan menyiapkan makan siang mereka.  

Bab terkait

  • WHO?   A Message

    Hari sudah semakin sore, matahari sudah mulai tenggelam dan langit sudah berubah warna menjadi senja. Sekumpulan anak muda yang kini tengah sibuk menyiapkan barbeque party didepan penginapan terlihat sangat bahagia dan tertawa lepas.“Kita mau mulai bakar-bakar jam berapa guys?” Tanya Dimas ke teman-temannya yang tengah asik berbincang hingga para wanita sedang asik tertawa lepas entah menertawakan apa.“Nanti aja jam tujuh malem, biar gak kesorean dan kemaleman. Masih agak kenyang juga gue abis makan siang tadi” jawab Aaron“Iya sama gue juga masih kenyang” lanjut Gabriel menimpali“Yaudah gue mah ngikut” kata James dan diangguki oleh Aera juga.“Yaudah abis ini kelar beresin bahan yang mau dibakar, kita ngopi-ngopi aja dulu kali ya” balas Dimas memberikan masukan ke teman-temannya itu.“Nah setuju gue!” jawab Aera dengan sangat antusias.“Hmmm kamu kalo ud

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • WHO?   Terror

    Menikmati pagi yang disambut dengan suara ombak serta matahari yang mulai menampakkan sinarnya membuat Aera tenggelam dalam imajinasinya di depan penginapan mereka. Pagi ini Aera bangun lebih cepat dari pada yang lain untuk menghirup udara pantai yang sejuk dan segar sambil menikmati segelas susu coklat hangat yang ia buat.Berbeda dengan Aera yang sudah bersantai didepan penginapan sambil meminum susu coklat hangat, teman-temannya yang lain masih asik tertidur pulas dibalik selimut karna kelelahan akibat perjalanan panjang yang harus mereka tempuh kemarin.Aera sangat bersyukur karena selama tinggal di Indonesia ia mendapat teman-teman yang begitu peduli dan asik, sehingga ia tidak terlalu begitu merindukan teman-teman masa sekolahnya yang ada di Korea.Saat sedang melamun, Aera dikagetkan dengan kedatangan Aaron yang tiba-tiba memeluknya dari belakang. “Kamu udah bangun dari tadi hmm?” Tanya Aaron saat baru tiba.“Eh kamu, ngagetin aja

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • WHO?   Telephone

    Karena insiden sore kemarin di penginapan tempat mereka berlibur, Aera dan teman-temannya memutuskan kembali ke Jakarta pukul 06.00 pagi hari agar tidak terjebak macet selama diperjalanan. Sejak saat itu pula, Aera jatuh sakit karna shock menerima paket bangkai hewan disaat mereka sedang berlibur.“Siapakah dia? Apa yang dia inginkan? Kenapa dia mengincar Aera?”, Pertanyaan itu terus menguasai pikiran Aaron yang tengah mengemudi saat ini. Pikirannya terbagi fokus antara harus tetap mengemudi sama memikirkan keadaan Aera yang sudah tidak baik-baik saja. Karena fikirannya yang semakin kalut, ditambah Aera yang tertidur di kursi samping kemudi dengan keringat yang bercucuran, Aaron memutuskan untuk memberhentikan mobilnya dan diikuti mobil Dimas dibelakangnya.“Kenapa berenti Aaron?” Tanya Gabriel khawatir.“James gantiin gue nyetir dong bro, pikiran gue kalut. Ditambah Aera makin gak baik-baik aja, gue mau mindahin dia ke kursi belaka

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • WHO?   Aaron Beldiq

    Aron POVSejak kejadian saat liburan kemarin, gue berfikir keras siapa yang mendalangi semua ini. Pesan, terror, telfon, dan paket. Hal ini gak bisa gue diemin karena menyangkut keselamatan pacar yang gue sayang. Tapi suara di telfon kemarin… rasanya tidak asing, siapa dia?“Aaarrrgghhhh” gue pun mengerang frustasi di dalam kamar karena memikirkan masalah ini.“Gue harus minta bantuan” yah itu yang ada difikiran gue saat ini, akhirnya gue memutuskan untuk meminta bantuan sama temen gue yang ada di Amrik untuk cari tau dalang dibalik semua ini. Tidak menunggu waktu lagi, guepun mendial nomor telfon temen gue yang ahli soal masalah ini.Tuuutt… tuuuttt… tuuuttt…“Hallo, Aaron .. tumben lo nelfon” sapa orang diseberang telfon.“Hai Lex, im sorry about that. But, I really need your help” jawab gue to the point ke Alex. Yah,

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • WHO?   Speculation

    Ini hari pertama Alex tinggal di rumah gue, setelah tadi siang gue dan Alex menjemput Aera di rumah sakit untuk mengantarnya pulang, gue langsung memfokuskan pikiran gue untuk masalah ini. Rencananya gue dan Alex mau bahas soal ini dirumah aja, karna ini masalah yang bukan main-main, jadi Alex bilang harus meminimalisirkan orang lain tau kalau gue lagi nyelidikin ini diem-diem. Alex masih beristirahat karna perjalanan panjang nya hari ini. Jadi, sambil nunggu Alex istirahat, gue memutuskan untuk nelfon pacar kesayangan gue dulu. Tuuut tuuut tuuut deringan keempat Aera pun akhirnya mengangkat telfon gue. “Hallo Aaron” sapa nya dengan suara yang masih sedikit serak. “Hallo sayang, gimana keadaannya sekarang?” Tanya gue ke Aera. “Hmmm udah baikan, kamu sekarang dimana?” Tanya nya balik. “Syukur deh kalo udah baikan, aku dirumah ini lagi nyantai aja dikamar.” Jawab gue “Kamu udah munim obat? Jangan sampe telat loh!” lanjut gue lagi menging

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-21
  • WHO?   Misi 1

    “Jadi, kita mau kemana dulu?” Tanya gue ke Alex saat kami tengah sarapan pagi di ruang makan.“Toko perhiasan aja.” Jawab Alex singkat sambil fokus mengoles rotinya dengan selai coklat kesukaannya sejak dulu.“Cuma toko perhiasan?” Tanya gue lagi.“Iya.” Jawabnya singkat lalu langsung melahap roti yang sudah selesai ia oleskan dengan selai coklat tadi.“Oke deh” gue pun kembali fokus ke roti dan segelas susu yang udah ada didepan mata gue. Oh iya gue tinggal di rumah yang terpisah sama orang tua gue. Karena orang tua gue ada di Jogja dan gue di Jakarta.Selesai sarapan gue langsung manasin mobil dan bersiap untuk berangkat ke salah satu mall besar di Jakarta. Sesampainya di toko perhiasan, Alex langsung memilih kalung yang ada berlian kecil yang ada ditengahnya.“Mba saya minta yang ini ya… langsung bungkus aja” pinta Alex ke penjaga toko.“Kok lo yan

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-21
  • WHO?   Aera Gone!

    Aera POVHari ini gue seneng banget karena Aaron ngasih gue kalung dan cincin didepan temen kecilnya si Alex. Aaahhh beruntungnya gue punya pacar kaya Aaron yang perhatian nya sama kaya bokap gue perhatian ke nyokap. Bisa dibilang, Aaron adalah duplikat laki-laki yang mirip kaya bokap. Laki-laki idaman semua wanita pokoknya.Setelah mereka pulang tadi sore, gue gak berhenti tersenyum sambil megangin kalung yang dia pakein ke gue. Sangking bahagianya, gue sampe guling-guling di kasur kamar karna gak tau harus kaya gimana. Akhirnya ditengah rasa bahagia itu gue memutuskan untuk nelfon Gabriel dan menceritakan soal hari ini.Tuuuttt tuuutttt tuuuuttt… “Kok lama banget sih ni bocah ngangkatnya.” Gerutu gue karena sudah deringan ketiga Gabriel belum mengangkat telfon gue.Sampai di dering ke lima, “Hallo Ra, ada ape?” sapa orang diseberang telfon dengan suara serak khas bangun tidur

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-21
  • WHO?   Aera Gone! (2)

    Aaron POVSaat Aera pamit ke toilet selesai makan, gue pun menunggu sambil memainkan handphone gue dan membuka applikasi instagram untuk sekedar mencari berita terbaru dan membalas beberapa pesan via DM yang masuk ke instagram gue.Gak kerasa udah lebih dari lima belas menit Aera pamit ke toilet, tapi gak kunjung balik ke kursi kami. Gue pun mencoba menelfon handphone nya, dan ternyata handphonennya ia tinggal di meja. Karena udah terlalu lama gue pun mulai bingung dan panik, gue berusaha nyamperin toilet wanita di cafe ini tapi hasilnya nihil gak ada orang sama sekali. Gue masih berusaha buat tetap tenang dan menanyakan keberadaan Aera ke beberapa pegawai wanita di cafe yang barangkali sempet ngeliat Aera masuk ke toilet.“Mba permisi, liat pacar saya gak yang duduk sama saya dimeja situ tadi masuk ke toilet ini?” Tanya gue dengan sopan ke pegawai cafe.“Oh pacar mas nya yang itu? Sa

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-21

Bab terbaru

  • WHO?   This is The End

    Semua orang terkejut saat mendengar suara peluru yang keluar dari pistol detektif Doni.Dimas terjatuh, ia mengembangkan senyumnya, “hahaha kau payah,”Mendengar celotehan Dimas, semuanya langsung ternganga tak percaya dengan apa yang mereka dengar.Mr. Charlos pun langsung memberikan instruksi kepada anak buahnya untuk memborgol Dimas,“Anda ditangkap karna telah melakukan pembunuhan berantai dan berencana kepada warga Negara Indonesia dan warga Negara Amerika. Anda berhak didampingi pengacara dan berhak diam saat sesi Interogasi nanti.”Kaki Dimas mengucur darah yang cukup banyak, Dizka pun mengikatkan kaki Dimas yang terkena tembakan dengan kain.“Aaahh,” Dimas meringis menahan sakit saat Dizka mengikat kakinya dengan kencang.“Akhirnya kau tertangkap wahai psikopat. Selamat menikmati tidur malam mu beralaskan lantai dingin di dalam sel.” Ucap Dizka dengan penuh nada mengejek setelah

  • WHO?   Terkepung

    01.00 AMSemua tim tengah menyiapkan peralatan yang akan mereka gunakan, mulai dari pakaian serba hitam, anti peluru, pistol, granat asap, dan lain-lain.“Semua sudah ready?” tanya Reynald.Semuanya mengangguk serempak,“Oke, let’s go!”Mereka memasuki mobil yang sudah disiapkan tim FBI dan tim Alex untuk menuju ke hutan pinus tempat lokasi persembunyian Dimas.Butuh waktu satu setengah jam dari tempat penginapan mereka untuk sampai ke lokasi.Anak buah Alex pun sudah siaga di lokasi dan menginfokan kalau Dimas dan anak buahnya tengah beristirahat karna tidak ada pergerakan dari mereka di dalam rumah.“Kita akan sampai jam berapa disana?” tanya Dizka,Reynald melihat jamnya, “Sekarang pukul 01.30, berarti kita akan sampai disana pukul tiga tepat.”Dizka pun mengangguk paham dan kembali terdiam. Ia melihat keluar jendela, matanya d

  • WHO?   Chicago

    O’HARE, BANDAR UDARA INTERNASIONAL CHICAGO, ILLINOISRombongan detektif Doni, Alex, Aaron, Renald, dan Jolie kini telah sampai di Bandar Udara Internasional O’Haro, Chicago pada malam hari.Mereka dijemput langsung oleh anak buah Alex yang memang sudah menunggu mereka tiba.“Welcome, Sir.” Sapa Aaron, anak buah Alex.“Hei, Aaron. Semua sudah siap?”“Yes, Sir. We are ready.”“Good. Antarkan para tim kepolisian Indonesia untuk menemui pihak polisi Amerika. Kita sudah membuat janji untuk itu bukan? mereka juga sudah mengurus perizinan disini.”“Yes, Sir.”“Follow me, Mr…?”“Doni,” ucap Doni memperkenalkan diri.Aaron pun menerima uluran tangannya dengan ramah. Lalu ia mengantarkan detektif Doni untuk menemui pihak kepolisian Amerika Serikat sebelum mereka bertemu pihak FBI.Bebe

  • WHO?   Ketemu

    Dua hari sudah berlalu, tidak hanya detektif Doni yang sangat menginginkan Dimas tertangkap. Melainkan, Alex pun sangat ingin menangkap Dimas dan menghabisinya.Alex dan Reynald masih terus berupaya untuk menemukan lokasi persembunyian Dimas.Entah bersembunyi dibelahan dunia mana Dimas kini berada, yang jelas, jejaknya tidak ditemukan sama sekali.Sampai pada akhirnya, Reynald menemukan petunjuk tentang Dimas yang melakukan perjalanan Luar Negrinya.“Sir, saya menemukan petunjuk Dimas berada dimana,” ucap Reynald kepada Sirnya yang kini tengah memeriksa beberapa dokumen.Alex menghentikan kegiatannya dan membenarkan posisi duduknya, “Where is him?”“Chicago, Illinois. Tiket keberangkatan satu bulan yang lalu.” Ucap Reynald sambil menyodorkan print out bukti tiket pesawat yang ber-atas namakan Dimas.Alex mengambil kertas yang Reynald sodorkan, ia pun langsung memeriksanya dengan detail.&ldq

  • WHO?   Sebuah Bom

    TAMAN MAKAM PAHLAWAN KALIBATA JAKARTA Pagi ini, di Taman Makam Pahlawan tengah dilangsungkannya pemakaman detektif Aldi secara khidmat.Istri dan anak detektif Aldi tampak menahan tangisnya karna menghormati jasa suaminya yang selalu berjuang membela kebenaran dan menangkap para kriminal-kriminal yang selalu membayangkan nyawanya.Para pasukan polisi tengah bersiap melakukan penghormatan senjata sebagai tanda simbolis penurunan peti jenazah detektif Aldi.Sang Bendera Merah Putih pun masih setia menutupi atas peti jenazah detektif Aldi.Komandan upacara pun siap memberikan instruksi hormat senjata kepada para pasukan,“Kepada, arwah almarhum, hormat senjata…… gerak!”Door!!Suara tembakan melayang ke udara, suara terompet langsung mengalun serempak mengiringi penurunan peti jenazah kedalam liang lahat.Istri dan anak detekti Aldi tidak bisa menahan tangisnya lagi,

  • WHO?   The Last Night

    Hari sudah semakin malam. Siang tadi, kasus Adam sudah sampai ke tahap sidang pertama. Sedangkan anak buah Dimas yang lain masih menunggu giliran karna detektif Aldi masih berusaha untuk membuat mereka buka suara.Sudah lebih dari tiga bulan detektif Aldi dan tim nya mengerjakan kasus Aera, tapi masih belum menemukan titik terang dimana Dimas berada.Selama detektif Aldi mengerjakan kasus ini, ia dan timnya jadi jarang pulang kerumah mereka masing-masing. Sehingga, ia memutuskan untuk pulang kerumah nya dan beristirahat dirumah.Entah kenapa, sudah dua hari detektif Aldi merasa tidak fit. Mungkin karena kelelahan.“Saya malam ini ingin tidur dirumah dulu, kalian tetap disini dan terus pantau area apartemen Dimas!”“Baik, Pak.”“Pak, apa kau sedang tidak enak badan?” tanya Dizka.“Kayanya iya deh, gak enak aja rasanya badan saya dari kemaren. Makanya mau istirahat dirumah dulu.&rdqu

  • WHO?   Keinginan Terakhir

    Boem Jin kembali ke kamarnya dengan perasaan yang campur aduk, pikirannya melayang memikirkan keadaan sahabatnya yang makin tertekan karna masalah tak kunjung usai.Ia tahu, kalau Aera berusaha tegar selama ini karna Aera tidak mau membuat orang-orang yang dia sayang merasa kasihan dan terbebani sama keadaannya.Boem Jin tahu betul akan hal itu, karna ia sangat tahu bagaimana watak dan kepribadian sahabat cantiknya itu.Saat sedang memikirkan keadaan Aera, suara dering ponsel yang Boem Jin letakkan asal di atas kasurnya membuyarkan fikirannya.Nama, Aaron muncul didalam layar ponsel Boem Jin. Dengan cepat, Boem Jin pun mengangkat panggilan masuk dari kekasih sahabatnya itu.“Annyeong,” sapa Boem Jin lemas.“Halo, Boem Jin… kamu udah ngasih tau Aera soal kejadian Zafran?” tanya Aaron.“Hmm, aku barusan dari kamarnya dan memberitahunya.”“Dan dia…?”“Seper

  • WHO?   Terguncang, Lagi

    Selama perjalanan menuju kantor polisi, detektif Aldi merasa seperti ada yang mengikuti.Ia mencoba melihat kaca spion di kiri dan kanan nya, tapi tidak menemukan kendaraan yang mencurigakan.“Perasaan gue aja kali ya?” gumam detektif Aldi pada dirinya sendiri.Ia pun mencoba mengabaikan firasat gak enaknya dan menambah laju kecepatan mobil yang ia bawa.Sesampainya di kantor polisi, detektif Aldi langsung menghampiri ruang atasannya untuk mengkonfirmasi hasil pemeriksaan yang diberikan oleh Keanu.“Selamat malam, Pak.” Sapa detektif Aldi sambil memberi hormat kepada Jendral Arif.“Malam, Aldi.”“Bagaimana?” tanya Jendral.“Hasil pemeriksaan atas insiden kematian Zafran di gudang sudah keluar, Pak.” Ucap detektif Aldi sambil menyerahkan berkas dokumennya.Jendral Arif langsung membuka map yang berisi laporan dari tim forensik, ia pun membaca lebih dulu sebelum m

  • WHO?   Hasil Pemeriksaan

    Aaron keluar dari kamar dengan berlari menuju ke kamar Alex, ia pun membuka pintu kamar Alex tanpa mengetuk lagi lebih dulu.Dengan ngos-ngosan, Aaron mencoba menenangkan dirinya yang masih berdiri didepan pintu.Sedangkan Alex, ia sedikit kaget karna aksi heboh sahabat gilanya itu, “Ada apaan sih, ngagetin aja dah lu.” Ucap Alex kesal.“Inih… detektif Aldi… nelfon gueh…,” ucap Aaron dengan terbata-bata.“Iya, terus masalahnya apa sampe lo kaya begitu?” Alex yang tadinya sedang rebahan, kini ia membenarkan posisinya untuk duduk dan siap mendengarkan apa yang akan sahabatnya itu beritahukan.Perasaan Alex juga merasa tidak enak, feelingnya merasakan bahwa hal yang buruk yang akan Aaron sampaikan saat ini padanya.“Salah satu anak buah Dimas yang kemarin kita ciduk dan kita bawa ke kantor polisi, pagi ini ditemukan tewan dengan kondisi mengenaskan…,”“Lehe

DMCA.com Protection Status