Home / Thriller / WHO? / Terror

Share

Terror

Author: Sirius Star
last update Last Updated: 2021-10-20 20:24:43

Menikmati pagi yang disambut dengan suara ombak serta matahari yang mulai menampakkan sinarnya membuat Aera tenggelam dalam imajinasinya di depan penginapan mereka. Pagi ini Aera bangun lebih cepat dari pada yang lain untuk menghirup udara pantai yang sejuk dan segar sambil menikmati segelas susu coklat hangat yang ia buat.

Berbeda dengan Aera yang sudah bersantai didepan penginapan sambil meminum susu coklat hangat, teman-temannya yang lain masih asik tertidur pulas dibalik selimut karna kelelahan akibat perjalanan panjang yang harus mereka tempuh kemarin.

Aera sangat bersyukur karena selama tinggal di Indonesia ia mendapat teman-teman yang begitu peduli dan asik, sehingga ia tidak terlalu begitu merindukan teman-teman masa sekolahnya yang ada di Korea.

Saat sedang melamun, Aera dikagetkan dengan kedatangan Aaron yang tiba-tiba memeluknya dari belakang. “Kamu udah bangun dari tadi hmm?” Tanya Aaron saat baru tiba.

“Eh kamu, ngagetin aja ih… aku udah dari jam 06.00 tadi bangunnya”, jelas Aera sambil membalas rangkulan kekasihnya itu. Aaron pun mengubah posisinya menjadi duduk disamping Aera dan membiarkan Aera bersandar dipundaknya sambil menikmati pagi dengan suara desiran ombak didepan penginapan. Aera yang merasa sangat nyaman dengan kehadiran Aaron makin merapatkan dirinya ke badan Aaron untuk memeluk erat lelakinya itu sambil menghirup aroma tubuh kekasihnya yang sangat menenangkan bagi Aera.

“Terimakasih.” Ucap Aera tiba-tiba di dalam pelukannya.

“Untuk apa sayang?” balas Aaron yang tidak paham akan ucapan kekasihnya itu.

“Terimakasih karna udah always stay disaat aku butuh, terimakasih udah mau jadi sandaran aku setelah papa dan mama aku, terimakasih udah mau hadir di hidup aku dan ngebuat hari-hari aku selama di Indo jadi semakin berwarna. I love you Aaron, so much.” Jelas Aera panjang sambil menatap mata kekasihnya itu.

“I love you more mel, apapun situasi dan kondisinya aku gak bakal ninggalin kamu. Kamu tau kan gimana besarnya rasa sayang dan cinta aku ke kamu? Kamu gak ada kabar sehari aja aku bisa kelimpungan, jadi gak mungkin aku pergi ninggalin kamu. So, I will stay with you.” Aaron pun membalas ucapan manis kekasihnya itu sambil mencium kening Aera dan mengusap-usap lengan Aera untuk menenangkan. Aaron tau Aera sedang merasa tertekan dan ketakutan akibat terror yang sedang ia terima akhir-akhir ini. Hal itu sangat membuat Aaron cemas dan ingin mencari tau siapa dalang dibalik semua ini.

“Are you oke?” tiba-tiba Aaron menanyakan keadaan kekasihnya itu untuk memastikan apakah Aera baik-baik saja dalam segi mental atau tidak.

“Hmm, aku sedikit takut sebenernya. Cuma untuk saat ini, aku cuma mau nikmatin liburan aku sama kamu dan anak-anak. Aku bisa ngatasin ini kok, it’s oke.” Jawab Aera dengan senyuman meyakinkannya.

“Inget yah, sekarang harus bilang langsung ke aku kalo ada apa-apa. Jangan ditahan sendirian. Kalo kamu gak bilang apa-apa ke aku malah buat aku makin khawatir.” Aaron pun memperingati kekasihnya yang sedikit keras kepala itu.

“Iya siap komandan.” Jawab Aera tersenyum.

Saat sedang asik berbincang, Gabriel yang baru bangun dari tidurnya itupun menghampiri dua sejoli yang sedang bermesra-mesraan di depan penginapan. “Udah bangun aja kalian,” sapa Gabriel ke Aera dan Aaron.

“Eeeh baru bangun lu? Sayang banget baru bangun tadi cantik banget sunset nya tau..” jelas Aera.

“Bangun jam berapa lo Ra? Tumben-tumbenan udah bangun, biasanya aja dirumah lo masih tidur.” Ejek Gabriel ke Aera.

“Jam setengah 6, terus cuci muka, sikat gigi, buat susu, ngaso deh di depan dari jam 06.00 sampe sekarang. Sayang tau kalo liburan ke tempat begini cuma dipake tidur doang, kalo dirumah kan beda suasana hahaha” Jelas Aera santai.

“Yang lain belum bangun Briel?” Tanya Aaron ke Gabriel menanyakan James dan Dimas yang belum keluar dari penginapan mereka.

“Masih selimutan mereka tadi gue cek ke kamar, masih pada ngedengkur noh” jawab Gabriel.

“Eh gue laper, bikin sarapan yuk Ra.” Gabriel pun mengajak Aera untuk buat sarapan karna perutnya yang sudah bunyi dari awal ia bangun tidur. Akhirnya Aera pun mengiyakan dan mereka pergi ke dapur untuk masak sarapan pagi ini.

Aaron yang ditinggalkan untuk memasak oleh dua wanita cantik itu akhirnya memilih mandi dan bersiap untuk pergi diving yang sudah dijadwalkan jam 09.00 pagi ini, ia pun pergi ke kamarnya yang sekamar dengan James dan Dimas lalu membangunkan dua temannya itu untuk ikut bersiap-siap.

Selesai Aaron mandi, James dan Dimas pun akhirnya menyusul Aaron mandi dan selesainya mereka pergi ke dapur untuk makan sarapan yang sudah dibuatkan oleh Aera dan Gabriel.

“Wiihh wanginya, masak apa nona-nona cantik?” sapa Dimas ke Aera dan Gabriel saat sampai di dapur.

“Nasi goreng seafood dong, karna kita mau diving jadi gue sama Aera milih masak nasi biar kenyang terus kita bisa diving sepuasnya tanpa kelaperan wkwkwk” jawab Gabriel semangat.

James yang baru datang akhirnya langsung ikut nimbrung dalam obrolan teman-temannya itu, “Emang jadi diving?” Tanya nya polos ke teman-temannya.

“Jadi lah, masa gak jadi.” Jawab Gabriel dengan nada yang naik satu oktaf.

“Ih ya biasa aja bu, jangan ngegas elah marah-marah mulu masih pagi juga.” Dimas pun menimpali respon Gabriel yang selalu naik satu oktaf dari kemarin siang.

“Yaudah gue telpon dulu orang kapalnya ya.. buat jemput kita disini.” Tawar James ke teman-temannya. Karena James yang kenal dengan pemilik kapal yang akan mereka sewa pagi ini.

“Oke” jawab yang lain serempak.

----

Selesai sarapan, mereka pun tengah bersiap berganti baju renang dan kamera untuk dipakai saat diving nanti. Tak lama kemudian jemputan kapal pun datang ke penginapan mereka dan mereka berangkat ke sebrang pulau yang akan mereka jadikan tempat diving kali ini.

“Sudah siap semua den?” Tanya pak Amin si pemilik kapal kepada James.

James pun langsung mengecek semua perlengkapan dan teman-temannya yang akan berangkat diving pagi ini. Setelah semuanya pas, James pun menjawab pak Amin bahwa mereka sudah siap berangkat. “Sudah pak, yuk berangkat” Jawab James singkat.

“Yeeeyy berangkaaattt!!” jawab Aera dan Gabriel sangat antusias.

Mereka akhirnya menaiki kapal dan berangkat menuju pulau karang, karna konon katanya dipulang ini dijadikan tempat para wisatawan untuk melakukan diving karna banyaknya terumbu karang dan ikan-ikan yang cantik. Pulau karang juga sangat bersih dan tak ada sampah sama sekali karna wisatawan yang datang sangat menjaga kebersihan di pulau ini agar bisa dinikmati dengan nyaman.

Sesampainya di pulau karang, mereka pun ke titik tempat diving bisa dilakukan. Dan itu berada 200 meter dari pulau karang. Aera dan Gabriel yang sangat antusias akhirnya menyelam lebih dulu dan disusul oleh Aaron, James dan Dimas. Sedangkan pak Amin stand by di atas kapal. Selama menyelam, Dimas tidak pernah berhenti mengabadikan kehidupan di bawah laut dengan merekam dan memfoto karang-karang serta ikan-ikan kecil yang sangat cantik.

Hampir dua jam mereka menyelam, dan selesai sudah acara diving hari ini. Mereka  akhirnya kembali ke penginapan saat sore hari. Saat sampai penginapan, para laki-laki langsung membereskan alat diving yang habis mereka pakai ke dalam mobil Dimas agar tidak tertinggal saat pulang besok. Lalu Aera dan Gabriel langsung masuk ke kamar mereka untuk membersihkan badan. Saat baru masuk kamar, Aera melihat ada kotak besar yang diletakkan di atas kasur mereka. Aera yang merasa tidak memiliki kotak itu akhirnya menanyakan ke Gabriel yang menyusul Aera di belakang.

“Briel, lo belanja olshop dikirim kesini?” Tanya Aera to the point.

“Ya kagak lah, eh itu kotak siapa?” jawab Gabriel spontan saat melihat kotak besar yang ada di kasur mereka.

“Punya anak cowok kali ya Ra? Coba kita Tanya mereka.” Gabriel pun menawarkan Aera untuk bertanya ke anak laki apakah mereka memesan paket atau tidak. Karena Gabriel masih berfikir positif bahwa itu paket yang meletakkan di kamar mereka adalah pengurus penginapan pantai ini, bisa saja kan saat mereka diving tadi bapak itu yang menerima paket nya lalu menaruh dikamar dia dan Aera.

Akhirnya Aera pun menyetuji dan membawa kotak besar itu keruang tamu dan memanggil teman-temannya yang lain yang masih merapihkan alat diving ke mobil Dimas di depan.

“Guys, kalian ada yang abis mesen barang online dan dikirim ke alamat sini gak?” Tanya Gabriel dengan berteriak dari teras penginapan.

Aaron yang ternyata muncul dari arah dapur itupun  menanyakan maksud dari ucapan Gabriel barusan. “ada apa Briel?” Tanya Aaron santai. “Ini kotak apaan gede banget, punya kalian?” tanyanya lagi ke Aera dan Gabriel dengan heran.

“Ini bukan punya kamu?” Tanya Aera bingung ke Aaron.

“Ya bukan, emang aku bawa apaan sampe segede itu kotaknya.” Jawab Aaron santai.

Lalu, Dimas, James dan Gabriel pun menyusul dari depan. Gabriel pun langsung to the point menanyakan kotak itu milik James atau Dimas, karena Aaron sudah memberitahu bahwa itu bukan kotak miliknya.

“Ini punya kalian bukan? apa kalian abis belanja olshop dikirim ke alamat sini gitu?” Tanya Gabriel tak sabar.

“Bukan punya gue,” jawab Dimas santai

“Sama, bukan punya gue juga. Lagian ngapain gue belanja kirim ke alamat sini. Besok aja kita udah balik” jelas James menimpali.

“Terus punya siapa dong?” Tanya Aera bingung.

“Emang apa isinya?” Dimas pun menanyakan ke Aera dan Gabriel.

“Kagak tau belum kami buka, kami kira ini punya kalian makanya gak kami buka dulu, kan gak sopan kalo kami buka barang yang bukan milik kami pak Dimas yang terhormat.” Jawab Gabriel santai.

“Yaudah buka aja dulu.” Kini Aaron pun memberi interupsi.

“Iya deh aku buka.” Jawab Aera santai tanpa berfikir yang macam-macam terkait isi kotak itu.

Saat Aera membuka kotak itu, spontan Aera pun menjerit dan melempar tutup kotak yang ia pegang, Aera pun hampir terjatuh karna tidak bisa menjaga keseimbangan badannya kalau saja tidak ditangkap oleh Aaron dari belakang.

Karna reaksi Aera yang terkejut, yang lainpun melihat apa isi kotak itu dan sama terkejutnya. Gabriel yang sudah melihat langsung memeluk Aera dan menenangkan Aera.

“Siapa orang yang berani mengirim ini di saat seperti ini?” gumam Gabriel dengan kesal.

Hadiah untuk mu hari ini my sweat heart. Choi Aera.’ James mengambil kertas yang ada di atas bangkai anjing itu pun membacanya dan menyerahkannya ke Aaron, sontak Dimas dan Gabriel ikut mendekat dan membaca kertas itu.

“Ini udah gak bisa didiemin Aaron, Aera bisa tertekan kalo kaya gini. Gue minta kalian usut siapa dalang dibalik terror ini.” Pinta Gabriel sedikit memohon ke Aaron dan dua teman laki-lakinya itu.

Aaron menatap James dan Dimas dengan tatapan tak terbaca. “Kita harus balik besok subuh. Aera udah gak aman disini.” Perintah Aaron telak ke teman-temannya. Yang lain menyetujui hal itu dan bergegas bersiap-siap agar besok pagi bisa langsung pulang.

“Kamu istirahat ya sekarang, jangan difikirin oke? Kamu aman kok, kan ada kami hmm?” perintah Aaron ke kekasihnya itu.

“Hmm..” Aera hanya bisa merespon dengan mengangguk karna ia sudah sangat lemas karena terkejut dan wajahnya pun sudah pucat pasi. Akhirnya Aaron mencium kening kekasihnya itu sambil memberikan pelukan untuk menenangkan Aera sebelum Aera masuk ke kamarnya.

“Dim, bisa minta tolong buatin bubur buat Aera gak? Mukanya pucet banget apalagi kita kan belum makan abis diving.” Pinta Aaron ke Dimas.

“Aman, gue masak dulu. Lo temenin Aera dulu sana.. sekalian panggilin Gabriel buat bantuin gue ya.” Jawab Dimas.

“Oke,” Aaron akhirnya menyusul Aera ke kamarnya dan memberitahukan Gabriel bahwa ia dipanggil oleh Dimas untuk membantunya membuat bubur. Gabriel yang sudah diberitahu itu langsung menyusul Dimas ke dapur dan membantu Dimas memasak bubur untuk Aera. Sedangkan James sedang membersihkan diri di kamar nya.

Tidak lama kemudian, Gabriel dan Dimas menghampiri kamar Aera untuk membawakan bubur dan memberikan bubur itu ke Aaron, Aera yang sudah tidak ada tenaga lagi akhirnya menurut saja saat Aaron menyodorkan sendok yang berisi bubur buatan Dimas ke mulutnya. Selesai makan, Aaron pun masih setia menemani Aera hingga Aera tertidur lelap, tidak lama kemudian Aaron akhirnya ikut tertidur di samping kekasihnya.  

Related chapters

  • WHO?   Telephone

    Karena insiden sore kemarin di penginapan tempat mereka berlibur, Aera dan teman-temannya memutuskan kembali ke Jakarta pukul 06.00 pagi hari agar tidak terjebak macet selama diperjalanan. Sejak saat itu pula, Aera jatuh sakit karna shock menerima paket bangkai hewan disaat mereka sedang berlibur.“Siapakah dia? Apa yang dia inginkan? Kenapa dia mengincar Aera?”, Pertanyaan itu terus menguasai pikiran Aaron yang tengah mengemudi saat ini. Pikirannya terbagi fokus antara harus tetap mengemudi sama memikirkan keadaan Aera yang sudah tidak baik-baik saja. Karena fikirannya yang semakin kalut, ditambah Aera yang tertidur di kursi samping kemudi dengan keringat yang bercucuran, Aaron memutuskan untuk memberhentikan mobilnya dan diikuti mobil Dimas dibelakangnya.“Kenapa berenti Aaron?” Tanya Gabriel khawatir.“James gantiin gue nyetir dong bro, pikiran gue kalut. Ditambah Aera makin gak baik-baik aja, gue mau mindahin dia ke kursi belaka

    Last Updated : 2021-10-20
  • WHO?   Aaron Beldiq

    Aron POVSejak kejadian saat liburan kemarin, gue berfikir keras siapa yang mendalangi semua ini. Pesan, terror, telfon, dan paket. Hal ini gak bisa gue diemin karena menyangkut keselamatan pacar yang gue sayang. Tapi suara di telfon kemarin… rasanya tidak asing, siapa dia?“Aaarrrgghhhh” gue pun mengerang frustasi di dalam kamar karena memikirkan masalah ini.“Gue harus minta bantuan” yah itu yang ada difikiran gue saat ini, akhirnya gue memutuskan untuk meminta bantuan sama temen gue yang ada di Amrik untuk cari tau dalang dibalik semua ini. Tidak menunggu waktu lagi, guepun mendial nomor telfon temen gue yang ahli soal masalah ini.Tuuutt… tuuuttt… tuuuttt…“Hallo, Aaron .. tumben lo nelfon” sapa orang diseberang telfon.“Hai Lex, im sorry about that. But, I really need your help” jawab gue to the point ke Alex. Yah,

    Last Updated : 2021-10-20
  • WHO?   Speculation

    Ini hari pertama Alex tinggal di rumah gue, setelah tadi siang gue dan Alex menjemput Aera di rumah sakit untuk mengantarnya pulang, gue langsung memfokuskan pikiran gue untuk masalah ini. Rencananya gue dan Alex mau bahas soal ini dirumah aja, karna ini masalah yang bukan main-main, jadi Alex bilang harus meminimalisirkan orang lain tau kalau gue lagi nyelidikin ini diem-diem. Alex masih beristirahat karna perjalanan panjang nya hari ini. Jadi, sambil nunggu Alex istirahat, gue memutuskan untuk nelfon pacar kesayangan gue dulu. Tuuut tuuut tuuut deringan keempat Aera pun akhirnya mengangkat telfon gue. “Hallo Aaron” sapa nya dengan suara yang masih sedikit serak. “Hallo sayang, gimana keadaannya sekarang?” Tanya gue ke Aera. “Hmmm udah baikan, kamu sekarang dimana?” Tanya nya balik. “Syukur deh kalo udah baikan, aku dirumah ini lagi nyantai aja dikamar.” Jawab gue “Kamu udah munim obat? Jangan sampe telat loh!” lanjut gue lagi menging

    Last Updated : 2021-10-21
  • WHO?   Misi 1

    “Jadi, kita mau kemana dulu?” Tanya gue ke Alex saat kami tengah sarapan pagi di ruang makan.“Toko perhiasan aja.” Jawab Alex singkat sambil fokus mengoles rotinya dengan selai coklat kesukaannya sejak dulu.“Cuma toko perhiasan?” Tanya gue lagi.“Iya.” Jawabnya singkat lalu langsung melahap roti yang sudah selesai ia oleskan dengan selai coklat tadi.“Oke deh” gue pun kembali fokus ke roti dan segelas susu yang udah ada didepan mata gue. Oh iya gue tinggal di rumah yang terpisah sama orang tua gue. Karena orang tua gue ada di Jogja dan gue di Jakarta.Selesai sarapan gue langsung manasin mobil dan bersiap untuk berangkat ke salah satu mall besar di Jakarta. Sesampainya di toko perhiasan, Alex langsung memilih kalung yang ada berlian kecil yang ada ditengahnya.“Mba saya minta yang ini ya… langsung bungkus aja” pinta Alex ke penjaga toko.“Kok lo yan

    Last Updated : 2021-10-21
  • WHO?   Aera Gone!

    Aera POVHari ini gue seneng banget karena Aaron ngasih gue kalung dan cincin didepan temen kecilnya si Alex. Aaahhh beruntungnya gue punya pacar kaya Aaron yang perhatian nya sama kaya bokap gue perhatian ke nyokap. Bisa dibilang, Aaron adalah duplikat laki-laki yang mirip kaya bokap. Laki-laki idaman semua wanita pokoknya.Setelah mereka pulang tadi sore, gue gak berhenti tersenyum sambil megangin kalung yang dia pakein ke gue. Sangking bahagianya, gue sampe guling-guling di kasur kamar karna gak tau harus kaya gimana. Akhirnya ditengah rasa bahagia itu gue memutuskan untuk nelfon Gabriel dan menceritakan soal hari ini.Tuuuttt tuuutttt tuuuuttt… “Kok lama banget sih ni bocah ngangkatnya.” Gerutu gue karena sudah deringan ketiga Gabriel belum mengangkat telfon gue.Sampai di dering ke lima, “Hallo Ra, ada ape?” sapa orang diseberang telfon dengan suara serak khas bangun tidur

    Last Updated : 2021-10-21
  • WHO?   Aera Gone! (2)

    Aaron POVSaat Aera pamit ke toilet selesai makan, gue pun menunggu sambil memainkan handphone gue dan membuka applikasi instagram untuk sekedar mencari berita terbaru dan membalas beberapa pesan via DM yang masuk ke instagram gue.Gak kerasa udah lebih dari lima belas menit Aera pamit ke toilet, tapi gak kunjung balik ke kursi kami. Gue pun mencoba menelfon handphone nya, dan ternyata handphonennya ia tinggal di meja. Karena udah terlalu lama gue pun mulai bingung dan panik, gue berusaha nyamperin toilet wanita di cafe ini tapi hasilnya nihil gak ada orang sama sekali. Gue masih berusaha buat tetap tenang dan menanyakan keberadaan Aera ke beberapa pegawai wanita di cafe yang barangkali sempet ngeliat Aera masuk ke toilet.“Mba permisi, liat pacar saya gak yang duduk sama saya dimeja situ tadi masuk ke toilet ini?” Tanya gue dengan sopan ke pegawai cafe.“Oh pacar mas nya yang itu? Sa

    Last Updated : 2021-10-21
  • WHO?   Alaska

    Aera POVAlaska. 08.23 am.Hal pertama yang gue rasakan saat membuka mata adalah rasa sakit yang luar biasa yang menyerang kepala gue, seakan-akan habis di benturkan ke dinding dengan sangat kuat. Gue pun berusaha mengumpulkan kesadaran dan melihat ke sekililing. Silau, itu yang terlihat saat pertama kali membuka mata.Tempat yang sangat luas, lembab serta kotor dan bau anyir memenuhi indra penciuman gue. “Tempat apa ini?” fikir gue dalam hati. Saat gue mengedarkan pandangan ke sekitar, dengan tidak sengaja gua melihat beberapa orang yang tergeletak dengan anggota tubuh yang terbuka dan sangat banyak darah. Apa mereka semua mati?“Mati?” saat gue baru menyadari apakah gue akan bernasib sama dengan mereka yang tergeletak didepan mata gue saat ini? Pikiran gue udah melayang kemana-mana… takut. Rasanya gue ingin berteriak untuk meminta tolong. Tapi tangan,

    Last Updated : 2021-10-21
  • WHO?   Alasan

    “Sir, posisi nona Aera terlacak berada di Ted Stevens Anchorage Airport, Alaska” Jelas Reynald saat ia sudah berhasil melacak titik koordinat yang ada di kalung Aera. “What? Apa kamu yakin Rey?” Tanya Alex memastikan. “Im sure Sir, but..” jawab Reynald lagi. “Tapi kenapa Rey? Katakan!” pinta Alex tegas. “Titik GPS nona Aera tidak ada pergerakan sejak lima jam yang lalu, dan saya rasa, kalung nona Aera terlepas atau sengaja di lepas oleh pelaku. Karena tidak mungkin mereka berada di tempat keramaian hingga lima jam.” Jelas Reynald lagi. “Oh God! Lawan kita sepertinya cukup cerdik Rey.. pantau terus! Kerahkan semua anak buah untuk mencari Aera di Alaska!” perintah Alex telak. “Yes Sir!” jawab Reynald cepat dan telfon pun mati. Setelah menerima informasi dari Reynald, Alex pun menghampiri Aaron dan dua temannya yang sudah datang. Karena tidak mau berbasa-basi lagi, Alex pun langsung memberitahukan informasi yang baru ia terima.

    Last Updated : 2021-10-24

Latest chapter

  • WHO?   This is The End

    Semua orang terkejut saat mendengar suara peluru yang keluar dari pistol detektif Doni.Dimas terjatuh, ia mengembangkan senyumnya, “hahaha kau payah,”Mendengar celotehan Dimas, semuanya langsung ternganga tak percaya dengan apa yang mereka dengar.Mr. Charlos pun langsung memberikan instruksi kepada anak buahnya untuk memborgol Dimas,“Anda ditangkap karna telah melakukan pembunuhan berantai dan berencana kepada warga Negara Indonesia dan warga Negara Amerika. Anda berhak didampingi pengacara dan berhak diam saat sesi Interogasi nanti.”Kaki Dimas mengucur darah yang cukup banyak, Dizka pun mengikatkan kaki Dimas yang terkena tembakan dengan kain.“Aaahh,” Dimas meringis menahan sakit saat Dizka mengikat kakinya dengan kencang.“Akhirnya kau tertangkap wahai psikopat. Selamat menikmati tidur malam mu beralaskan lantai dingin di dalam sel.” Ucap Dizka dengan penuh nada mengejek setelah

  • WHO?   Terkepung

    01.00 AMSemua tim tengah menyiapkan peralatan yang akan mereka gunakan, mulai dari pakaian serba hitam, anti peluru, pistol, granat asap, dan lain-lain.“Semua sudah ready?” tanya Reynald.Semuanya mengangguk serempak,“Oke, let’s go!”Mereka memasuki mobil yang sudah disiapkan tim FBI dan tim Alex untuk menuju ke hutan pinus tempat lokasi persembunyian Dimas.Butuh waktu satu setengah jam dari tempat penginapan mereka untuk sampai ke lokasi.Anak buah Alex pun sudah siaga di lokasi dan menginfokan kalau Dimas dan anak buahnya tengah beristirahat karna tidak ada pergerakan dari mereka di dalam rumah.“Kita akan sampai jam berapa disana?” tanya Dizka,Reynald melihat jamnya, “Sekarang pukul 01.30, berarti kita akan sampai disana pukul tiga tepat.”Dizka pun mengangguk paham dan kembali terdiam. Ia melihat keluar jendela, matanya d

  • WHO?   Chicago

    O’HARE, BANDAR UDARA INTERNASIONAL CHICAGO, ILLINOISRombongan detektif Doni, Alex, Aaron, Renald, dan Jolie kini telah sampai di Bandar Udara Internasional O’Haro, Chicago pada malam hari.Mereka dijemput langsung oleh anak buah Alex yang memang sudah menunggu mereka tiba.“Welcome, Sir.” Sapa Aaron, anak buah Alex.“Hei, Aaron. Semua sudah siap?”“Yes, Sir. We are ready.”“Good. Antarkan para tim kepolisian Indonesia untuk menemui pihak polisi Amerika. Kita sudah membuat janji untuk itu bukan? mereka juga sudah mengurus perizinan disini.”“Yes, Sir.”“Follow me, Mr…?”“Doni,” ucap Doni memperkenalkan diri.Aaron pun menerima uluran tangannya dengan ramah. Lalu ia mengantarkan detektif Doni untuk menemui pihak kepolisian Amerika Serikat sebelum mereka bertemu pihak FBI.Bebe

  • WHO?   Ketemu

    Dua hari sudah berlalu, tidak hanya detektif Doni yang sangat menginginkan Dimas tertangkap. Melainkan, Alex pun sangat ingin menangkap Dimas dan menghabisinya.Alex dan Reynald masih terus berupaya untuk menemukan lokasi persembunyian Dimas.Entah bersembunyi dibelahan dunia mana Dimas kini berada, yang jelas, jejaknya tidak ditemukan sama sekali.Sampai pada akhirnya, Reynald menemukan petunjuk tentang Dimas yang melakukan perjalanan Luar Negrinya.“Sir, saya menemukan petunjuk Dimas berada dimana,” ucap Reynald kepada Sirnya yang kini tengah memeriksa beberapa dokumen.Alex menghentikan kegiatannya dan membenarkan posisi duduknya, “Where is him?”“Chicago, Illinois. Tiket keberangkatan satu bulan yang lalu.” Ucap Reynald sambil menyodorkan print out bukti tiket pesawat yang ber-atas namakan Dimas.Alex mengambil kertas yang Reynald sodorkan, ia pun langsung memeriksanya dengan detail.&ldq

  • WHO?   Sebuah Bom

    TAMAN MAKAM PAHLAWAN KALIBATA JAKARTA Pagi ini, di Taman Makam Pahlawan tengah dilangsungkannya pemakaman detektif Aldi secara khidmat.Istri dan anak detektif Aldi tampak menahan tangisnya karna menghormati jasa suaminya yang selalu berjuang membela kebenaran dan menangkap para kriminal-kriminal yang selalu membayangkan nyawanya.Para pasukan polisi tengah bersiap melakukan penghormatan senjata sebagai tanda simbolis penurunan peti jenazah detektif Aldi.Sang Bendera Merah Putih pun masih setia menutupi atas peti jenazah detektif Aldi.Komandan upacara pun siap memberikan instruksi hormat senjata kepada para pasukan,“Kepada, arwah almarhum, hormat senjata…… gerak!”Door!!Suara tembakan melayang ke udara, suara terompet langsung mengalun serempak mengiringi penurunan peti jenazah kedalam liang lahat.Istri dan anak detekti Aldi tidak bisa menahan tangisnya lagi,

  • WHO?   The Last Night

    Hari sudah semakin malam. Siang tadi, kasus Adam sudah sampai ke tahap sidang pertama. Sedangkan anak buah Dimas yang lain masih menunggu giliran karna detektif Aldi masih berusaha untuk membuat mereka buka suara.Sudah lebih dari tiga bulan detektif Aldi dan tim nya mengerjakan kasus Aera, tapi masih belum menemukan titik terang dimana Dimas berada.Selama detektif Aldi mengerjakan kasus ini, ia dan timnya jadi jarang pulang kerumah mereka masing-masing. Sehingga, ia memutuskan untuk pulang kerumah nya dan beristirahat dirumah.Entah kenapa, sudah dua hari detektif Aldi merasa tidak fit. Mungkin karena kelelahan.“Saya malam ini ingin tidur dirumah dulu, kalian tetap disini dan terus pantau area apartemen Dimas!”“Baik, Pak.”“Pak, apa kau sedang tidak enak badan?” tanya Dizka.“Kayanya iya deh, gak enak aja rasanya badan saya dari kemaren. Makanya mau istirahat dirumah dulu.&rdqu

  • WHO?   Keinginan Terakhir

    Boem Jin kembali ke kamarnya dengan perasaan yang campur aduk, pikirannya melayang memikirkan keadaan sahabatnya yang makin tertekan karna masalah tak kunjung usai.Ia tahu, kalau Aera berusaha tegar selama ini karna Aera tidak mau membuat orang-orang yang dia sayang merasa kasihan dan terbebani sama keadaannya.Boem Jin tahu betul akan hal itu, karna ia sangat tahu bagaimana watak dan kepribadian sahabat cantiknya itu.Saat sedang memikirkan keadaan Aera, suara dering ponsel yang Boem Jin letakkan asal di atas kasurnya membuyarkan fikirannya.Nama, Aaron muncul didalam layar ponsel Boem Jin. Dengan cepat, Boem Jin pun mengangkat panggilan masuk dari kekasih sahabatnya itu.“Annyeong,” sapa Boem Jin lemas.“Halo, Boem Jin… kamu udah ngasih tau Aera soal kejadian Zafran?” tanya Aaron.“Hmm, aku barusan dari kamarnya dan memberitahunya.”“Dan dia…?”“Seper

  • WHO?   Terguncang, Lagi

    Selama perjalanan menuju kantor polisi, detektif Aldi merasa seperti ada yang mengikuti.Ia mencoba melihat kaca spion di kiri dan kanan nya, tapi tidak menemukan kendaraan yang mencurigakan.“Perasaan gue aja kali ya?” gumam detektif Aldi pada dirinya sendiri.Ia pun mencoba mengabaikan firasat gak enaknya dan menambah laju kecepatan mobil yang ia bawa.Sesampainya di kantor polisi, detektif Aldi langsung menghampiri ruang atasannya untuk mengkonfirmasi hasil pemeriksaan yang diberikan oleh Keanu.“Selamat malam, Pak.” Sapa detektif Aldi sambil memberi hormat kepada Jendral Arif.“Malam, Aldi.”“Bagaimana?” tanya Jendral.“Hasil pemeriksaan atas insiden kematian Zafran di gudang sudah keluar, Pak.” Ucap detektif Aldi sambil menyerahkan berkas dokumennya.Jendral Arif langsung membuka map yang berisi laporan dari tim forensik, ia pun membaca lebih dulu sebelum m

  • WHO?   Hasil Pemeriksaan

    Aaron keluar dari kamar dengan berlari menuju ke kamar Alex, ia pun membuka pintu kamar Alex tanpa mengetuk lagi lebih dulu.Dengan ngos-ngosan, Aaron mencoba menenangkan dirinya yang masih berdiri didepan pintu.Sedangkan Alex, ia sedikit kaget karna aksi heboh sahabat gilanya itu, “Ada apaan sih, ngagetin aja dah lu.” Ucap Alex kesal.“Inih… detektif Aldi… nelfon gueh…,” ucap Aaron dengan terbata-bata.“Iya, terus masalahnya apa sampe lo kaya begitu?” Alex yang tadinya sedang rebahan, kini ia membenarkan posisinya untuk duduk dan siap mendengarkan apa yang akan sahabatnya itu beritahukan.Perasaan Alex juga merasa tidak enak, feelingnya merasakan bahwa hal yang buruk yang akan Aaron sampaikan saat ini padanya.“Salah satu anak buah Dimas yang kemarin kita ciduk dan kita bawa ke kantor polisi, pagi ini ditemukan tewan dengan kondisi mengenaskan…,”“Lehe

DMCA.com Protection Status