Samaran Terakhir

Samaran Terakhir

last updateLast Updated : 2025-04-12
By:  InkRealmOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
27Chapters
13views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Adrian Morello adalah bayangan di dunia kriminal. Dijuluki Phantom, ia adalah dalang di balik berbagai kejahatan besar, tetapi tak pernah ada satu pun jejak yang mengarah padanya. Bagi polisi, ia adalah legenda yang menakutkan. Bagi musuh-musuhnya, ia adalah sosok yang tak tersentuh. Namun, hidupnya berubah ketika ia memutuskan untuk menyamar sebagai seorang penulis misteri di kota kecil demi menghilangkan jejak dari Interpol. Di sana, ia bertemu dengan Elena Rinaldi, seorang detektif wanita yang berdedikasi penuh untuk menangkapnya, meskipun ia tak menyadari bahwa pria yang selama ini dikejarnya ada di depan matanya. Elena adalah sosok yang keras dan setia pada hukum. Ketika ia mulai tertarik pada pria misterius bernama "Daniel" identitas palsu Adrian. Ia tak tahu bahwa ia sedang jatuh cinta pada musuh terbesarnya. Di sisi lain, Adrian yang terbiasa menghindari keterikatan mulai merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya: cinta yang tulus. Ketika penyelidikan Elena mulai mengarah pada dirinya, Adrian dihadapkan pada dilema besar, apakah ia harus terus bermain peran dan menjaga kebohongannya, atau mengorbankan segalanya demi wanita yang mulai mengisi hatinya? Di tengah aksi kejar-kejaran, pengkhianatan, dan perang antara hukum dan kejahatan, Adrian harus memilih: menghilang seperti bayangan atau mempertaruhkan segalanya demi cinta yang dilarang.

View More

Chapter 1

Bayangan dalam Kegelapan

Milan, Italia – Malam Hari

Hujan turun dengan deras, membasahi jalanan kota Milan yang masih dipenuhi kerlap-kerlip lampu. Gang-gang sempit di pusat kota berbau aspal basah, asap rokok, dan aroma samar kopi dari kafe-kafe yang masih buka.  

Di salah satu sudut gelap, seorang pria berdiri tenang, mengamati jalan dari bawah tudung mantel hitamnya. Rokok terselip di antara jarinya yang kokoh, sesekali diangkat ke bibirnya sebelum bara merahnya berpendar di kegelapan.  

Ia tak sekadar berdiri di sana. Ia mengamati.  

Adrian Morello dikenal dengan julukan Phantom bukan kriminal biasa. Ia seperti bayangan, selalu satu langkah lebih maju dari hukum. Setiap kejahatan yang ia rancang dilakukan dengan presisi tinggi: tanpa saksi, tanpa bukti, dan tanpa identitas yang bisa dikenali. Polisi di seluruh Eropa menghabiskan bertahun-tahun memburunya, tetapi yang mereka dapat hanyalah teka-teki tanpa jawaban.  

Namun, malam ini ada yang berbeda.  

Adrian bisa merasakan atmosfer yang tak biasa. Ia telah terlalu lama di dunia kriminal untuk tidak mengenali tanda bahaya. Ia mengamati kerumunan, memperhatikan setiap wajah yang lewat. Matanya menangkap seseorang di kejauhan, seorang pria jas abu-abu, berbicara melalui earpiece kecil.  

"Bos, waktunya pergi," bisik seorang pria bertubuh besar di belakangnya, Luca, salah satu tangan kanannya yang paling loyal.  

Adrian tak menoleh. Ia hanya mengangguk, membuang rokoknya ke tanah, lalu menginjaknya.  

"Kita pergi sekarang."  

Tanpa suara, mereka bergerak menuju mobil hitam yang diparkir di ujung gang. Begitu masuk ke dalam, Adrian menyandarkan kepalanya dan menutup mata sesaat. Dalam hitungan detik, mobil melaju dengan kecepatan sedang, menyusuri jalanan Milan yang licin oleh hujan.  

Dari kejauhan, pria berjas abu-abu itu mengangkat ponselnya.  

"Target sudah bergerak. Dia tahu kita ada di sini."  

Sementara itu, di Markas Besar Polisi Milan, Detektif Elena Rinaldi duduk di depan layar komputer, mengamati berbagai laporan kejahatan yang berkaitan dengan Phantom. Rambut hitamnya diikat ke belakang, dan matanya yang tajam berkilat penuh determinasi.  

"Dia ada di Milan malam ini." katanya pada dirinya sendiri, jari-jarinya mengetuk meja dengan ritme pelan.  

Sejak beberapa tahun terakhir, Adrian Morello adalah kasus yang paling ia prioritaskan. Baginya, menangkap pria itu bukan sekadar tugas, ini adalah obsesi. Adrian bukan sekadar kriminal, tetapi simbol dari betapa lemahnya sistem hukum dalam menangkap seseorang yang cukup pintar untuk bermain di antara celah-celahnya.  

"Elena" suara Marco, rekan kerjanya, membuatnya menoleh. "Ada laporan bahwa Morello terlihat di distrik pusat tadi malam. Tapi seperti biasa, tak ada yang bisa mengonfirmasi."  

Elena mendesah. "Dia selalu seperti itu. Muncul dan menghilang seperti hantu."  

Marco melipat tangan di dadanya. "Kau yakin kita bisa menangkapnya?"  

Elena menatap layar di depannya, di mana foto buram Adrian terpampang. Tak ada yang benar-benar tahu seperti apa wajah aslinya. Gambar yang mereka miliki selalu kabur, entah karena pencahayaan buruk atau kamera yang sengaja diretas.  

"Aku tak tahu" jawabnya jujur. "Tapi aku tidak akan berhenti sampai aku menemukannya."  

Apa pun yang terjadi.  

Dua minggu kemudian... Kota Bellagio, dekat perbatasan Italia-Swiss  

Seorang pria turun dari kapal feri yang baru saja merapat di dermaga. Angin dingin musim gugur menerpa wajahnya, tetapi ia hanya mengancingkan mantel cokelatnya tanpa ekspresi.  

Adrian Morello telah menghilang.  

Yang ada sekarang hanyalah Daniel Ferrara, seorang penulis novel misteri yang baru pindah ke kota kecil Bellagio untuk mencari inspirasi.  

Bellagio adalah tempat yang sempurna untuk bersembunyi jauh dari hiruk-pikuk kota besar, tetapi tetap memiliki akses ke jalur pelarian jika sesuatu terjadi. Ia telah menyiapkan identitas palsu ini dengan baik: paspor, dokumen, latar belakang, bahkan beberapa buku yang diterbitkan dengan nama Daniel Ferrara agar tak ada yang curiga.  

Langkahnya mantap saat ia menyusuri jalan berbatu yang dipenuhi toko-toko kecil dan kafe klasik. Ia harus berbaur, menjadi bagian dari kota ini, dan memastikan tak ada yang mempertanyakan keberadaannya.  

Namun, saat ia melangkah masuk ke salah satu kafe, ia berhenti sejenak.  

Di sana, duduk di sudut dengan secangkir kopi di tangannya, adalah Elena Rinaldi.  

Jantungnya berdetak lebih cepat, tetapi wajahnya tetap tanpa ekspresi.  

Apa yang dilakukan seorang detektif Milan di kota sekecil ini?  

Apakah ini kebetulan? Atau ia mulai mencurigai sesuatu?  

Daniel atau Adrian memutuskan untuk bermain dengan tenang. Ia berjalan ke meja kosong, duduk, dan memesan kopi. Namun, saat pelayan berlalu, tanpa ia sadari, mata Elena telah tertuju padanya.  

Dan dalam sepersekian detik, mata mereka bertemu.  

Elena menatapnya dengan rasa ingin tahu. Ia belum menyadari siapa pria ini, belum.  

Tapi Adrian tahu, ini hanya masalah waktu.  

Dan permainan telah dimulai.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
27 Chapters
Bayangan dalam Kegelapan
Milan, Italia – Malam HariHujan turun dengan deras, membasahi jalanan kota Milan yang masih dipenuhi kerlap-kerlip lampu. Gang-gang sempit di pusat kota berbau aspal basah, asap rokok, dan aroma samar kopi dari kafe-kafe yang masih buka. Di salah satu sudut gelap, seorang pria berdiri tenang, mengamati jalan dari bawah tudung mantel hitamnya. Rokok terselip di antara jarinya yang kokoh, sesekali diangkat ke bibirnya sebelum bara merahnya berpendar di kegelapan. Ia tak sekadar berdiri di sana. Ia mengamati. Adrian Morello dikenal dengan julukan Phantom bukan kriminal biasa. Ia seperti bayangan, selalu satu langkah lebih maju dari hukum. Setiap kejahatan yang ia rancang dilakukan dengan presisi tinggi: tanpa saksi, tanpa bukti, dan tanpa identitas yang bisa dikenali. Polisi di seluruh Eropa menghabiskan bertahun-tahun memburunya, tetapi yang mereka dapat hanyalah teka-teki tanpa jawaban. Namun, malam ini ada yang berbeda. Adrian bisa merasakan atmosfer yang tak biasa. Ia tela
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more
Permainan yang Dimulai
Udara dingin Bellagio terasa lebih menusuk pagi ini. Kabut tipis menggantung di atas Danau Como, menciptakan suasana yang seolah membekukan waktu. Kota kecil ini sunyi, hanya terdengar suara ombak kecil yang memecah kesunyian. Di sebuah kafe kecil di pusat kota, Daniel Ferrara atau lebih tepatnya Adrian Morello duduk dengan tenang, menyesap kopi hitamnya. Ia sudah berada di kota ini selama hampir dua minggu, dan sejauh ini, penyamarannya berjalan sempurna. Sampai tadi malam. Tatapan mata Elena Rinaldi masih terbayang di benaknya. Adrian tak tahu apakah itu hanya kebetulan atau insting tajam wanita itu mulai bekerja. Namun, ia tak akan mengambil risiko. Jika Elena ada di sini, itu berarti ia harus lebih berhati-hati. Namun, apa yang membuatnya tetap duduk di sini, bukannya segera menghilang? Ia tahu jawabannya. Karena, untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia ingin mengambil risiko. Elena menatap pria di seberang ruangan dengan penuh selidik. Ada sesuatu tentangnya yang
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more
Jejak yang Terlupakan
Malam di Bellagio begitu sunyi. Kota kecil ini tertidur lebih awal dibanding Milan, membuat jalanan terasa seperti dunia lain yang sepi, hanya diterangi lampu-lampu kuning temaram. Di dalam apartemennya, Elena menatap papan di dinding tempat ia mencatat berbagai informasi yang ia kumpulkan selama bertahun-tahun tentang Adrian Morello. Kini, ia menambahkan satu nama baru: Daniel Ferrara. Instingnya mengatakan ada sesuatu yang tidak biasa tentang pria itu. Namun, ia tahu bahwa tanpa bukti, hanya mengandalkan firasat bisa berbahaya. Ia memutuskan untuk berpikir seperti seorang pemburu. Apa yang harus ia lakukan jika Adrian benar-benar ada di sini? 1. Cari bukti keberadaannya sebelum Bellagio. Jika ia adalah seseorang yang menyamar, pasti ada celah di identitasnya. 2. Perhatikan kebiasaannya. Seorang penulis misteri seharusnya memiliki pola tertentu, tetapi Daniel terasa terlalu misterius untuk seorang penulis biasa. 3. Pancing dia keluar dari zona nyamannya. Jika dia bena
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more
Langkah di Antara Bayangan
Bellagio yang biasanya damai kini terasa berbeda. Perampokan toko perhiasan dua hari lalu masih menjadi perbincangan. Namun, yang lebih mengkhawatirkan bagi Elena bukanlah perampokan itu sendiri melainkan simbol Phantom yang ditinggalkan di TKP. Simbol itu bukan sembarang tanda. Itu adalah pesan. Tapi untuk siapa? Elena berdiri di depan papan investigasinya, menatap dua nama yang kini menjadi pusat dugaannya: Adrian Morello dan Daniel Ferrara. Jika Adrian benar-benar ada di Bellagio, mengapa ia meninggalkan jejak yang begitu mencolok? Dan jika bukan dia, lalu siapa? Ia harus mencari tahu. Dan untuk itu, ia perlu menguji seseorang. Malam itu, Adrian duduk di balkon rumahnya, menyesap anggur merah sambil memikirkan langkah berikutnya. Ia tahu Elena semakin curiga. Tapi yang lebih mengkhawatirkan adalah fakta bahwa seseorang telah menggunakan tanda Phantom. Siapa pun itu, mereka ingin menarik perhatiannya. Dan Adrian tidak suka dipancing keluar dari bayangannya.
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more
Bayangan di Balik Kebenaran 
Elena duduk di kantornya, menatap laporan sidik jari yang masih terbuka di laptopnya. Marco Santoro. Lima tahun lalu, dunia kriminal percaya bahwa pria ini telah mati dalam sebuah penyergapan besar di Roma. Tapi kini, sidik jarinya muncul di tempat perampokan di Bellagio. Ini tidak masuk akal. Jika Santoro masih hidup, maka ada dua kemungkinan: 1. Adrian Morello tahu dan merahasiakannya. 2. Ada pihak lain yang mencoba menggunakan nama Phantom untuk sesuatu yang lebih besar. Elena menarik napas dalam. Jika Adrian benar-benar Phantom, maka ia pasti memiliki jawaban atas ini. Dan hanya ada satu cara untuk mengetahuinya yaitu membuatnya berbicara. Malam itu, Elena menunggu Adrian di tepi Danau Como, di tempat mereka biasa bertemu. Ketika pria itu akhirnya datang, ia memperhatikan sesuatu yang berbeda. Ada ketegangan di wajahnya, seolah pikirannya terbebani sesuatu yang besar. Elena memutuskan untuk langsung ke intinya. "Kau dengar tentang sidik jari yang ditemuk
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more
Jejak yang Terlupakan
Elena tidak pernah merasa lebih dekat dengan kebenaran seperti sekarang. Ancaman yang ia terima membuktikan satu hal seseorang di kepolisian tidak ingin ia menggali lebih dalam. Tapi ia tidak akan berhenti. Di depannya, berkas-berkas laporan lama berserakan di meja. Ia menghubungkan benang merah dari semua kasus terkait Phantom dan Marco Santoro. Dan kini, ada satu nama yang menarik perhatiannya. Letnan Federico Rossi.Salah satu petugas yang menangani penyergapan Marco lima tahun lalu. Dan sekarang, ia adalah kepala unit investigasi khusus di kepolisian Milan. Hanya ada satu cara untuk mengetahuinya menemui Rossi secara langsung. Adrian duduk di balkon apartemennya, memperhatikan langit malam yang gelap. Ia tahu waktu semakin sempit. Jika benar ada pengkhianat di kepolisian, maka satu-satunya yang bisa ia percayai hanyalah Elena. Ironis. Wanita yang paling ingin menangkapnya, kini adalah sekutu terbaiknya. Ponselnya bergetar. Pesan dari nomor tak dikenal.
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more
PENYUSUP DI DALAM BAYANGAN 
Adrian berdiri di atap gedung tua, memandang ke arah pabrik terbengkalai di seberang jalan. Ia sudah memastikan lokasi dari jejak digital yang ditinggalkan si penculik. Di dalam sana, Elena mungkin sedang dikelilingi oleh orang-orang yang menginginkan nyawanya. Ini bukan pertama kalinya ia harus menyusup ke sarang musuh. Tapi kali ini berbeda. Bukan hanya nyawanya yang dipertaruhkan tapi juga wanita yang tanpa sadar telah mengubah dunianya. Adrian menyelipkan pistol di balik jasnya. Lalu ia melompat turun. Waktunya bertindak. Elena membuka matanya perlahan. Kepalanya pening. Tangan dan kakinya terikat erat di kursi kayu yang sudah lapuk. Ruangan ini gelap, hanya diterangi satu lampu redup yang berayun di langit-langit. Ia mencoba mengingat bagaimana ia sampai di sini. Penyusup. Serangan mendadak. Dan sekarang… ia dalam bahaya. Langkah kaki terdengar mendekat. Elena menahan napas, bersiap menghadapi siapapun yang masuk. Pintu terbuka. Seorang pria
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more
BAYANGAN TERAKHIR
Rossi duduk di kursi interogasi dengan ekspresi datar. Di hadapannya, Elena menyilangkan tangan. "Dengan semua bukti yang kita miliki, kau tak akan bisa lolos" katanya dingin. Rossi tersenyum tipis. "Kau pikir aku peduli?" Elena menekan kedua tangannya ke meja. "Kalau begitu, beri tahu aku satu hal di mana Marco Santoro?" Rossi menatapnya lama, lalu mendekat sedikit. "Kau sudah terlalu dekat dengan sesuatu yang seharusnya tetap tersembunyi." Elena menahan napas. "Dan itu akan membunuhmu." Tiba-tiba, lampu di ruang interogasi berkedip. Suara ledakan kecil terdengar dari luar. Alarm berbunyi. Elena langsung menarik pistolnya. Tapi Rossi hanya tersenyum lebih lebar. "Kau pikir mereka akan membiarkanku berbicara?" Dan sebelum Elena bisa bertindak, sebuah suara menggema di ruangan. DOR! Rossi tersentak. Darah mengalir dari dahinya. Ia terjatuh ke meja. Mati. Elena berbalik cepat, tapi koridor di luar ruangan sudah kosong. Pembunuhnya menghilang da
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more
PERANG BAYANGAN
Pelabuhan larut malam terasa sunyi. Tapi Adrian dan Elena tahu itu hanya ilusi. Bahaya mengintai di setiap sudut. Mereka sudah ketahuan. Dan Marco pasti telah mengirim anak buahnya untuk menghabisi mereka. Adrian menghela napas, lalu menatap Elena. "Kita tidak bisa lari sekarang," katanya pelan. Elena menggenggam pistolnya erat. "Aku tidak pernah berencana untuk lari." Adrian tersenyum miring. "Bagus. Kita buat mereka menyesal telah mengejar kita." Mereka berpisah, bergerak di antara kontainer besar di pelabuhan. Elena merayap ke arah salah satu gudang tua, mengamati sekitar dengan hati-hati. Lalu ia melihatnya dua pria bersenjata patroli di dekat pintu masuk. Mereka sedang berbicara melalui radio. "Mereka masih di sekitar sini. Perintah dari Marco: tembak untuk membunuh." Elena menahan napas. Jika mereka berhasil menghubungi Marco, dia bisa membawa lebih banyak orang. Ia harus bertindak cepat. Dalam satu gerakan cepat, ia keluar dari bayangan, menemb
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more
BAYANGAN BARU  
Adrian duduk di tepi dermaga, menatap matahari pagi yang perlahan muncul dari balik cakrawala. Angin laut menerpa wajahnya, membawa aroma asin yang menenangkan. Elena berdiri di belakangnya, menyandarkan tubuhnya pada pagar besi. "Kau yakin ini sudah berakhir?" tanyanya pelan. Adrian tidak langsung menjawab. Ia masih merasakan darah di tangannya, meski secara fisik sudah bersih. Kematian Marco Santoro seharusnya mengakhiri segalanya. Tapi dunia kriminal tidak sesederhana itu. "Aku ingin percaya begitu," jawabnya akhirnya. Elena duduk di sampingnya. "Tapi?" "Tapi Marco benar. Dunia ini tidak akan berhenti hanya karena dia mati." Elena menggenggam tangannya. "Itu berarti kita harus tetap waspada." Adrian tersenyum tipis. "Kita?" Elena menatapnya dengan tegas. "Aku tidak akan membiarkanmu menghadapi ini sendirian." Adrian menatapnya lama, lalu mengangguk pelan. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia merasa tidak benar-benar sendirian. Tapi kebersamaan mereka akan
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status