Share

BAB 191. Minta warisan.

“A—aku setuju.” Mbak Lili akhirnya bersuara.

“Heh, apa-apaan! Aku tidak setuju! Gimana nasib anak kami!” Mbak Desi mulai emosi dia seketika berdiri berkacak pinggang matanya melotot ke arah Mbak Lili.

“Kamu perempuan selingkuhan Eko? Ya Allah hampir saja aku lupa kalau di situ ada orang, aku kira tadi hantu yang di situ,” sahut Mamah Atik. Mbak Desi kesal. Dia kemudian duduk lagi.

“Kamu tidak ada hak melarang Eko, dia bukan suamimu lagi. Masalah anak kan, ikut denganmu. Eko bisa kirim uang setiap bulan.” Mamah Atik kini duduk di sebelahku.

“Aku sudah bilang berkali-kali begitu, Mah. Tapi, sepertinya Mbak Desi ini memang tidak mau jauh-jauh dari Mas Eko,” sahut Mas Danu.

“Sudah gini saja. Lili kan, sudah mau. Kamu Eko hari ini juga siap-siap pergi dari sini. Ajak Lili honey moon. Setelah itu kalian pindah. Tidak usah pedulikan perempuan ini. Ada ibumu yang pastinya tidak akan lepas tanggung jawab,” tutur Mamah Atik.

Hening, hanya suara Isak tangis Mbak Desi saja yang terdengar. Mas Eko
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
muniro
maaf meluruskan masa iddah untuk yg meninggal adalah 4bulan 10hari itu ada d srh albaqoroh, sedangkan cerai hidup baru 3bln 10hari
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status