Share

BAB 196. Mereka mental.

Aku dan Mas Danu melongo. Ya Allah, tidak menyangka sama sekalili kalau rumah bapak beneran dijual aku pikir kemarin itu hanya menggertak saja.

“Jadi mana uang hasil penjualan rumah itu? Apa tidak tersisa sama sekali?” tanya bapak Lagi. Suaranya serak sekali aku yakin bapak menahan tangis.

“Kami sudah bilang kan, sudah kami bagi empat, Pak,” jawab Wira ketakutan.

Bapak langsung jatuh pingsan. Kami sibuk membaringkan bapak di sofa dan menyadarkannya.

“Pergi kalian dari sini, pergi!” Ibu mendorong-dorong tubuh Wira. Aku gegas ikut mengusir mereka dibantu mamah Atik dan ibu mertua langsung menyeret koper mereka keluar. Sementara Mas Danu berusaha membangunkan bapak.

Drama pengusiran ini mirip seperti adegan di film-film. Kami terlihat seperti penjahat apalagi keponakanku semua menangis.

“Jangan pernah kalian datang ke sini lagi. Ingat, kalian bukan hanya menyakitiku saja, tapi menyaki ke dua orang tua kita.”

“Maafkan aku, Ta. Aku rela di sini jadi pembantu asal kami punya tempat tinggal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status