Share

BAB 195. Saling tuduh.

Bugk!

Mamah Atik menendang kaki suaminya Mbak Ning.

“Kalian mau apa ke sini?” Bapak langsung to the point menanyakan maksud tujuan mereka.

“Em ... anu kami mau itu, Pak?” jawab Wira takut-takut.

“Kamu itu si songong pasti ada niat terselubung ke sini. Dina, kamu itu enggak punya malu, ya? Sudah diusir masih juga datang ke sini!” Mamah Atik menoyor kepala Dina. Ah, biarkan saja itu kan, sepupu Mamah Atik.

“Koper berjejer begini, sudah seperti mau pindahan saja!” sahut ibu mertuaku. Beliau menendang koper kakak-kakakku.

“Anu ... kami me—mang mau pindahan,” jawab Wira. Yang lain tentu saja malu. Mereka semua menunduk tidak berniat melihat wajah bapak.

“Pindah ke mana?” tanya ibu mertuaku.

“Ke sini?” papar Mamah Atik. Wira mengangguk mantap. Ck, dasar tidak tahu malu!

“Apa? Heh, tidak bisa! Ini rumah anakku bukan hotel apalagi tempat pengungsian. Kalian pulang!” Usir mertuaku.

“Enak aja main usir, ini juga rumah adikku Ita! Dasar orang tua sok kuasa!” sahut Mbak Nur.

“Apa kalian ini tida
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status