Share

BAB 194. Rombongan itu datang.

“Ada apa Dik, sepertinya kamu gelisah sekali?” tanya Mas Danu. Dia memang selalu paham yang aku rasakan.

Jujur aku memang resah. Takut sesuatu terjadi setelah ini padahal lima hari lagi orang tua kami akan berangkat umroh.

Kutunjukkan ponselku pada Mas Danu. Sudah kuduga dia pun kaget.

“Sudah santai saja, Sayang. Kalau mereka macam-macam Mas maju.”

Kulihat lagi status Mbak Ning. Dia foto di taman rumahku.

Pagar di rumah memang belum jadi masih masa pengerjaan. Sekarang hari Ahad jadi tukang yang kerja juga libur.

[Nunggu pembokat lama banget pulangnya. Sabar biar selalu cantik.]

Astaghfirullahaladhiim ... berani sekali dia bilang aku pembantu di rumahku sendiri.

Setelah aku lihat status WA-nya langsung dihapus. Mungkin Mbak Ning mengira kalau kalau nomorku sudah dihapusnya.

Nah, kan, nomorku langsung diblok. Ckckck ... aku heran kenapa mereka jadi seperti ini.

Bu RT meneleponku lagi, tapi sengaja tidak aku jawab. Aku masih mau menikmati pesta ini. Aku bahkan jadi berubah pikiran untu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status