Share

BAB 151. Kubalas Wira.

“Duh, Danu. Sudah kamu ikhlaskan saja. Cuma 2 juta rupiah bagi kamu itu kecil. Hitung-hitung ngasih saudara!” kata ibu lagi.

“Enggak bisa, Bu. Mbak Asih bilangnya pinjam jadi harus dikembalikan. Kecuali Mbak Asih sudah innalilahi waInnailaihiroji’uun baru kami ikhlaskan.” Mendengar jawaban Mas Danu, Mbak Asih naik pitam dia langsung bisa duduk dan memukuli Mas Danu pakai raket nyamu.

“Kurang ajar kamu, Dan! Doakan aku yang jelek-jelek! Pergi kalian!” Usir Mbak Asih.

“Baik Mbak, kami selalu menunggu uang itu,” kataku sebelum pergi meninggalkan kamar Mbak Asih. Aku juga sudah sangat pusing di dalam kamarnya karena bau dupa campur kemenyan yang sangat menyengat.

Sampai di rumah Bu RT masih menunggu dengan gelisah pasti beliau berharap uang yang dipinjam Mbak Asih kembali.

“Maaf Bu, kami tidak berhasil menagihnya. Sampai sana Mbak Asih lagi sakit,” kataku jujur.

“Duh, gimana ya, besok sudah terakhir bayaran sekolah anak. Kalau suami Ibu tahu pasti beliau sangat marah,” ucap Bu RT sedih
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status