Share

BAB 132. Omelan ibu.

Ibu makan lahap sekali. Seperti orang kelaparan.

“Lapar apa doyan?” tegur istri bapak.

“Lapar juga doyan, aku belum makan siang, kebetulan ada kue, rezeki nomplok ini namanya,” jawab ibu sampai beliau tersedak.

“Pelan-pelan, Yem. Ini diminum?” Bapak memberikan teh hangat pada ibu. Aneh, ibu tersipu malu. Astaghfirullah kenapa pemandangan di depan kami jadi macam sinetron ABG.

“Papah, ih. Ada Mamah saja berani begitu, apalagi kalau enggak ada.” Istri bapak merajuk lagi.

“Cuma kasih minum doang, situ marah? Cemburu ya, takut kalah saing. Aku loh, cantik dan kembang desa pada masanya,” sahut ibu.

Istri bapak berdiri dan hendak pergi, tapi dicegah Mas Danu.

“Duduklah Bu, mari makan bersama. Aku juga ingin kenal dengan Ibu sambungku,” ucap Mas Danu. Istri bapak menurut dan berkelendot manja pada bapak.

“Namaku Atik, kami baru menikah dua tahun yang lalu. Kamu boleh panggil Mamah,” jawab Bu Atik.

“Udah tua juga Mamah, Papah. Ingat umur malu sama yang muda,” sahut ibu sewot.

“Enggak apa-apa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status