Share

BAB 103. Keanehan pada Mbak Asih.

Setelah ini kami pergi ke tempat juragan ikan, dia itu yang punya ruko-ruko di pasar induk, kami berniat menyewa di sana.

“Dik, Mas Mandi dulu, kamu siap-siap, ya?” titah Mas Danu.

“Iya, Mas.“

“Eh, kalian mau ke mana? Kok Ibu enggak diajak?” tanya ibu kepo.

“Mau ke pulau cinta, Bu. Kalau Ibu ikut, kami malu dong, dilihatin,” candaku.

“Owalah, dasar bocah edan! Ditanya baik-baik malah jawabannya begitu!”

“Benar kata Ita, Bu,” sahut Mas Danu. Ibu kesal kemudian beliau pulang sambil ngomel-ngomel.

“Mas, kita berangkat sama siapa?”

“Sama Joko dan temannya. Aman insya Allah. Kamu siap-siap, ya, salat duha dulu.”

Aku dan Mas Danu pergi ke sumur belakang. Alhamdulillah suara Mbak Lili sudah tidak terdengar lagi. Aman. Pasti Mbak Desi sudah pergi.

“Eh, Danu baru mau mandi? Sudah enggak usah nimba, biar aku colokin sanyonya,” ucap Mbak Lili.

“Enggak usah Mbak, sudah biasa kami nimba,” jawab Mas Danu.

“Jangan, ih. Nanti kamu enggak sembuh-sembuh. Sudah tuh, airny sudah ngalir sudah sana masuk s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status