Share

BAB 109. Ke kota.

“Buruan, ih, lelet banget!” bentak Mbak Asih karena Mbak Desi jalannya lama sekali.

Kami semua deg-degan menunggu hasil. Mbak Asih mencelupkan test pack ke dalam air seni Mbak Desi.

Dua menit hasil sudah kelihatan. Mbak Desi terlihat girang.

“Tuh, kan Mas ... aku hamil.” Ucap Mbak Desi senang. Mbak Lili kesal dia lari pulang.

“Kita tetap cerai, Des. Aku tidak mencintaimu apalagi setelah tahu kamu guna-guna aku. Tenang saja aku tetap menafkahi anak itu.” Mas Eko menyusul Mbak Lili sedang Mbak Desi dicuekin.

“Rasain! Makanya jadi perempuan enggak usah kegatelan!” ejek Mbak Asih dan berlalu menyusul Mbak Lili.

“Anak masih bayi sudah hamil lagi, repot sendiri, kan? Gatel sih!” sahut ibu.

Mbak Desi menangis, aku dan Mas Danu bingung mau ngapain. Sebenarnya tidak tega, tapi aku juga tidak boleh gegabah membawa dia masuk ke rumah.

“Mbak, ini ada ongkos untuk pulang, besok kalau sudah pada tenang boleh kembali lagi ke sini,” ucap Mas Danu dia memberikan dua lembar uang merah pada Mbak Desi.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status