Share

BAB 107. Bertengkar.

“Heh, pelakor ngapain kamu manggil-manggil aku!” bentak Mbak Asih.

“Berani sekali perempuan tidak tahu diri itu datang lagi ke sini!” ucap ibu kesal giginya sampai bergemeletuk.

“Sebaiknya hati-hati Mbak, itu mbak Desi bawa gunting,” kataku mengingatkan.

“Halah enggak takut aku! Mau bawa pedang atau bedil sekalian!” Tantang Mbak Asih.

"Iya, Sih, hati-hati dia itu wanita gil4!" umpat ibu.

“Kurang ajar kamu, ya, Sih! Ikut campur masalahku!” teriak Mbak Desi lagi. Dia masih berdiri di tempat.

“Masalah mana? Aku enggak merasa, tuh!” sahut Mbak Asih santai.

“Hah! Kamu sudah merusak rencanaku! Kamu bantu Mas Eko untuk kembali lagi pada istrinya. Kamu kurang ajar!” Mbak Desi seperti kesetanan dia lari menyerang Mbak Asih.

Aku dan ibu teriak histeris dan meminta tolong. Mbak Asih dan Mbak Desi terlibat perkelahian. Aku takut Mbak Desi melukai pakai gunting yang dia bawa.

“Aaaa tolong!”

“Tolong!”

Aku dan ibu terus berteriak minta tolong barang kali ada orang lewat.

Ada Mas Danu, tapi karena ko
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status