Share

114. Bisa-bisa Dikutuk

"Ke mana, Baim? Mama suruh ambilkan baju ganti Mama, malah belum datang juga." Mama bolak-balik menatap ke arah pintu menunggu mas Baim yang tak kunjung datang.

"Makanya Mama harusnya gak usah nginep, jadi biar gak ribet. Mama jadi nyaman di rumah. Papa biar ada temennya, Ma. Papa kalau dibiarin sendiri, nanti diambil janda, loh!" aku menggigit bibir agar tidak terbahak. Mama kini sedang menatapku sinis, seolah-olah ingin segera menerkamku.

"Ambil aja, orang udah tinggal sisaan."

Ha ha ha Aku dan Alma terbahak, sedangkan pelawak di ruangan ini sama sekali tanpa ekspresi. Itulah kenapa aku sangat sayang sama mama, meskipun aku tahu, mama bukanlah wanita yang melahirkanku. Mama adalah malaikat berwujud ibu sambung yang dikirimkan Tuhan untukku. Aku menyayangi mama lebih dari apapun, bahkan dari Felisa.

"Ntar Ian bilangin papa, nih!"

"Bilangin aja, paling juga kamu yang kena omel."

"Lagian Mama kenapa malah salah masukin baju, sih? Kenapa malah bawa baju papa he he he... celana dalam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status