Home / Romansa / Unspeakable Time / 2. The Ending of the Begining

Share

2. The Ending of the Begining

Author: Erin Jacobs
last update Last Updated: 2021-08-21 20:44:22

“Idiot,” umpat Serish, melanggar etika yang selalu dijunjungnya sebagai putri seoarang duke. Dia merasa terlalu kesal dan marah kepada dirinya sendiri, hingga mulai memukuli kepala dan menjambaki rambutnya. Andai saja melakukan ini bisa mengubah masa lalu dan menghentikan dirinya berbuat bodoh, Serish tidak peduli kalau IQ-nya akan berkurang asalkan dia terbebas dari situasinya sekarang.

Benar, Serish adalah seseorang yang terlahir kembali dengan membawa ingatan masa lalunya. Hal konyol yang akan ditertawakannya dulu tapi secara ironis dialaminya sendiri.

Dunia ini adalah novel.

Ah, mengatakan sesuatu dengan nada seringan itu sangat tidak manusiawi, terutama karena selama sembilan belas tahun dia hidup sebagai Serish Jean Vivaldi. Dia makan, minum, tidur, tertawa dan menangis di dunia novel ini.

Dan menyimpulkan dengan sesederhana itu sungguh membuatnya hampa, karena bagi Serish, dunia ini nyata. Senyata rasa sakit dalam ingatannya ketika dia mati di kehidupan terdahulunya.

Serish memejamkan mata dengan kuat. Kepalanya kembali berdenyut nyeri saat ingatan lain muncul.

Novel itu berjudul Appocalypse Roses.

Berkisah mengenai bagaimana seorang monster tanpa jiwa yang berwujud manusia memimpin negerinya dan perlahan mengubah dirinya menjadi pemimpin penuh kasih dengan bantuan seorang putri tawanan perang dari kerajaan yang ditaklukkan. Dalam prosesnya, darah dan tragedi tidak terhindarkan sehingga di akhir cerita, semua tokoh yang terasa akrab bagi pembaca mati atau menghilang, hanya menyisakan sang kaisar dan wanita yang dicintainya yang kemudian menjadi pasangan hidupnya. Untuk menegaskan cintanya, sang kaisar akan melepas seluruh putri yang ditawan dan menolak menerima tawaran selir.

Kaisar Edward Alen Sczandov, satu-satunya pemegang hak nama negara Sczandov yang tersisa.

Konon keturunan murni Sczandov akan dengan mudah dikenali dari ciri fisik yang sangat menonjol. Rambut hitam kelam dan mata segelap malam—ciri yang general di kehidupan Serish dulu, tapi spesial di tempat ini.

Spektrum warna pada tubuh manusia di tempat ini sangat luas, dengan kombinasi mengejutkan yang bisa ditemui dimana-mana. Rambut hijau dan mata kuning adalah contoh sederhananya. Namun warna-warna tertentu, hitam dan putih, adalah warna langka yang hanya diturunkan pada beberapa orang spesial—orang-orang berinti roh masif dan memiliki energi sihir yang kuat—orang-orang seperti Edward dan leluhurnya misalnya.

Atau seperti putri mahkota dalam novel Apocalypse Roses yang memiliki keahlian sihir putih yang sangat langka.

Sementara Serish, meskipun terlahir dari ayah yang luar biasa dan ibu yang tidak sembarangan, dia hanyalah manusia biasa yang tidak memiliki inti roh. Mungkin inti rohnya ada, tapi defektif sehingga tidak bisa digunakan dan tidak bisa dibangkitkan. Dia adalah seseorang yang tidak berguna dan cocok untuk ‘mati di awal cerita’.

Benar, selain wajah cantiknya, tidak ada hal menonjol yang benar-benar dimiliki Serish.

Dan dia yang seperti itu malah dengan bodoh menawarkan diri menjadi mainan seorang binatang buas seperti Edward.

Pintu kamarnya diketuk perlahan, dan beberapa pelayan wanita masuk sambil membawa nampan berisi air dan obat-obatan. Wajah mereka berisikan ketegangan yang tidak biasa.

Serish terlalu lelah dan haus untuk bertanya memilih untuk meneguk air dan menelan obatnya lalu bersiap untuk tidur lagi ketika Miya, pelayan yang paling lama mendampinginya menahannya dengan tubuh tegang.

“Milady, sebuah surat datang dari istana.”

Keinginan Serish untuk kembali berbaring hilang seketika.

“Dan?”

“Kaisar Edward akan datang melalui portal sihir sore ini.”

Serish menelan ludah. Mulutnya yang tadi basah mengering seketika.

“Sore... sore ini?”

Miya mengangguk. “Anda memiliki satu jam untuk bersiap-siap.”

Serish menghela nafas, kepalanya terasa semakin sakit. Kunjungan kaisar berarti sesuatu, apalagi yang dikunjunginya adalah rumah seorang Duke yang putri tunggalnya adalah tunangan sang kaisar itu sendiri. Dalam situasi normal, kunjungan semacam itu dapat berarti sokongan moril, tapi Edward tidak pernah membuang waktu untuk sesuatu yang normal semacam itu.

Ada alasan yang lebih spesifik, dan Serish takut jika alasan itu adalah dirinya.

“Apakah ayahanda sudah dikabari?”

“Kami mengirimkan pemberitahuan lewat bola sihir, namun Duke Vivaldi dan Tuan Leon membutuhkan waktu 2 jam untuk kembali ke ibukota menggunakan portal sihir.”

Tentu saja, ayah dan kakak lelakinya ada di perbatasan dan tidak akan mudah membuat portal sihir di tempat itu.

“Jadi hanya aku yang bisa mewakili rumah Vivaldi?” Serish merasa ingin menangis, tapi dia tidak memiliki waktu untuk itu. “Buka gerbang dan persiapkan ruang baca di aula taman kiri. Pastikan seluruh pelayan dan pengawal dalam keadaan siaga, terutama mengenai keamanan dan privasi kaisar. Tempatkan bunga dan tanaman berwarna merah di sepanjang taman, tapi jangan berlebihan. Cukup untuk terlihat, tapi tidak sampai menarik perhatian. Juga siapkan teh  dari Sebaz dan kudapan yang tidak terlalu manis untuk kaisar.”

“Lady,” miya terlihat sedikit kaget dan bercampur takjub saat mendengar ucapan Serish yang penuh akal sehat itu. “Saya akan menyampaikan perintah anda kepada kepala pelayan dan kepala keamanan. Tapi, Milady, Kaisar... menyukai wine.”

Pelayannya itu mengingatkan Serish mengenai pengetahuan umum yang diketahui seluruh Sczandov.

Serish memijat kepalanya yang kembali berdenyut.

“Beliau hanya bertamu dan tidak akan lama,” ujar Serish, setengah berharap. “Jangan, jangan membebani paduka dengan wine.” Atau nanti Edward malah mengartikannya sebagai undangan makan malam.

Edward tidak akan suka dan Serish tidak siap.

Kunjungan yang mendadak ini jelas diputuskan di menit terakhir, artinya Serish bukan prioritas. Dan waktu kunjungan yang sore seperti ini menunjukkan kalau Edward tidak berniat berlama-lama karena lelaki itu terkenal tidak pernah menerima undangan makan di rumah bangsawan.

Bukan berarti ada rakyat biasa yang terlalu idiot hingga berani menawarkan undangan makan kepada kaisar.

Serish menatap wajah cekung dan rambut keemasannya yang berantakan, lalu mendesah.

“Lalu lakukan sesuatu padaku agar terlihat layak.” Serish menggigit bibirnya. “Jangan terlalu lama. Waktu kita tidak banyak.”

.

Langkah kakinya terasa tidak nyata saat Serish berusaha berjalan cepat tapi tetap mempertahankan tampilan bermartabat seorang putri bangsawan. Dia tidak mengira kaisar Edward akan sampai secepat ini.

Kurang dari satu jam!

Bahkan Serish yang biasanya sangat perfeksionis akan penampilannya kali itu hanya bisa puas dengan gaun putih bersemburat warna keemasan yang berayun longgar di tubuhnya yang kehilangan cukup banyak berat badan. Rambut keemasannya diikat tinggi dengan dengan pita hitam, bergerak mengikuti gerakan tubuhnya. Dia bahkan tidak sempat untuk sekedar mengepangnya!

Tidak, pikir Serish panik. Kenapa disituasi seperti ini dia masih memikirkan hal sepele seperti itu!

Keberadaan Edward dengan mudah dikenalinya.

Satu-satunya entitas yang seolah diliputi oleh kegelapan, menjadi kontras kuat dengan pilar-pilar putih dan cahaya buatan di aula.

Ini adalah kali kedua Serish bertemu dengan Edward, namun dia tidak dapat menghentikan kekagumannya terhadap kesempurnaan jasmani lelaki itu.

Tiba-tiba Serish tidak merasa terlalu menyesal dengan masa lalunya yang berpikir kalau dia jatuh cinta pada Edward. Lelaki seperti ini... nyaris pasti akan membuat perempuan manapun jatuh cinta pada pandangan pertama.

“Yang Mulia,” Serish berlutut dengan wajah tertunduk. “Semoga seluruh cahaya selalu menyertai paduka.”

.

Related chapters

  • Unspeakable Time   3. Uninvited Guests

    Lelaki itu duduk dengan aura menakutkan. Ada campuran wibawa, keangkuhan dan intimidasi dalam diri lelaki itu, juga sedikit kejijikan yang dengan sempurna membuat Serish merasa tidak nyaman. Di sebelah lelaki itu, seorang pria berambut perak dan jubah hitam berpolet silver berdiri tanpa mencolok. Mata kuningnya menyala bagaikan ngengat dan kulitnya sepucat cahaya bulan. Sesuatu dalam dirinya begitu tipis hingga nyaris terabaikan, tapi Serish tahu siapa lelaki itu. Penyihir agung Sczandov, tangan kanan kaisar, Ravi. Tak ada nama belakang maupun nama keluarga bagi seorang penyihir murni karena para penyihir murni selalu berasal dari orang buangan yang tak memiliki masa lalu. Seorang penyihir murni terlahir dari manusia yang inti rohnya berevolusi dengan memangsa satu persatu kenangan dan harapan, menggantinya dengan ambisi dan kesetiaan kepada tuan yang dipilihnya. Oleh karena itu, penyihir murni adalah seseorang yang begitu kuat namun tidak memiliki tempat di mata ban

    Last Updated : 2021-08-21
  • Unspeakable Time   4. Unfortunate Day

    Serish merasakan tekanan udara yang semakin kuat di sekitarnya. “Saya tidak berani menebak alasan paduka,” dengan mengandalkan kekuatan mental yang pas-pasan, Serish berhasil menjawab tanpa terdengar tersiksa. Jika dia menunjukkan sedikit saja kelemahan, lelaki itu akan memanfaatkan situasi mereka secara habis-habisan. Edward dan ravi tidak boleh tahu kalau sejak awal Serish sudah menyadari penggunaan sihir. Udara di sekitar Serish semakin dingin dan menusuk, terlebih saat Edward mencondongkan wajahnya mendekati Serish. Mata rubinya berkilau mengancam. “Kalau begitu, tebaklah.” Oh tuhan. Pertanyaan itu adalah hal terakhir yang diinginkan Serish di pertemuan ini karena itulah pertanyaan yang diberikan Edward kepada setiap wanita yang datang kepadanya, termasuk sang putri mahkota. Dan dari semua jawaban, tentu saja hanya jawaban putri mahkota-lah yang bisa membekas dan berkesan bagi kaisar. Serish ingat apa jawabannya.

    Last Updated : 2021-08-21
  • Unspeakable Time   5. Gradual Changes

    Gelombang emosi baru muncul di wajah Kroy. Dia tidak pernah mendengar jawaban setenang itu dari Serish. Anak perempuannya selalu terdengar marah dan emosional setiap kali mereka bicara, dan karena itu, hubungan ayah dan anak itu berubah renggang selama bertahun-tahun tanpa diperbaiki.Keengganan, kebencian dan ketakutan yang dibalut oleh sopan santun yang berjarak adalah yang selalu dihadapi Kroy.Tapi kali itu Serish lebih dari sekedar dingin.Dia bagaikan orang asing; vassal yang tunduk di bawah otoritas dukedom yang dipimpinnya. Dan karena itulah, sang duke merasakan ketakutan yang merayapi tulang punggungnya untuk pertama kalinya.Selama ini, Kroy tidak pernah takut kehilangan putrinya meskipun gadis itu selalu menampilkan kedengkiannya. Dia tahu bahwa Serish akan selalu menjadi putrinya melalui emosi dan kemarahan itu. Bagi sang duke, hubungan mereka terjalin melalui sehelai benang yang kasar dan berantakan bernama kekecewaan, dan dengan pos

    Last Updated : 2021-08-22
  • Unspeakable Time   6. Flavorless

    Apapun yang terjadi, waktu selalu berjalan dengan kejam. Ketika pagi selanjutnya tiba, Serish masih berkutat dengan ingatan yang muncul layaknya letupan air mendidih; terasa panas dan chaotic. Lucu. Kenapa dia harus mengingat semuanya seperti ini? Serish menyeka keringat di wajahnya yang berubah pucat hanya dalam semalam. Andai saja dia mengingat kenangan itu tanpa ingatan kesakitannya saat mati, Serish mungkin akan memilih untuk menyerah. Dia adalah ikon seorang putri bangsawan yang anggun, angkuh dan sempurna, tapi siapa yang benar-benar menikmati peran semacam itu? Setiap menitnya Serish harus memasang topeng di wajahnya dan menajamkan lidahnya agar tidak diinjak oleh orang-orang yang senantiasa memasang radar, menunggu setitik kesalahannya. Jika ada sedikit saja kealpaan, tidak bisa dibayangkan apa yang akan dilakukan orang-orang itu. Dan Serish selalu merasa lelah. Dia ingin melarikan diri. Tapi sejauh apa seoran

    Last Updated : 2021-09-12
  • Unspeakable Time   7. The Thing is

    Serish tidak memiliki tujuan.Dia hanya berjalan mengintari taman bunga lavender di dekat kastil, lalu berhenti di sebuah paviliun terbuka yang sering dilewatinya, tapi tak pernah disinggahi perempuan itu.Kesendirian semacam ini membawa perasaan asing yang terasa familiar baginya.Dia adalah seorang putri duke yang selalu memiliki pendamping di sisinya sejak dia lahir, namun dulu sekali, di sebuah dimensi yang berbeda, Serish adalah seorang nerd yang dikucilkan. Dia merasa memiliki keluarga yang sangat dekat dan disayanginya, tapi detailnya seperti apa, Serish tidak ingat. Hanya perasaan sendu yang samar yang sesekali mengelitiknya, layaknya kapas tipis yang menggores ujung hatinya.Rindu.Perasaan asing lainnya yang untuk pertama kali diucapkan Serish sejak lahir di dunia ini.Bahkan Serish tidak pernah merindukan ibunya, yang meninggal secara sepihak karena pemikiran pengkhianatan sang suami. Ibu yang tidak berpikir

    Last Updated : 2021-10-05
  • Unspeakable Time   8. Miss-Conception

    “Anda baik-baik saja, Yang Mulia?”“Tutup mulutmu dan fokus pada tugasmu.” Sambar Serish ketus. “Seorang prajurit tidak boleh ingin tahu urusan majikannya.”“Ah,” Serish mendengar senyuman pada reaksi Rowellyn. “Benar, maafkan saya.”Mereka sampai di Aula Mathilda dalam beberapa menit yang melelahkan. Serish mengubah ekspresi wajahnya menjadi tidak terbaca, lalu masuk ke dalam ruangan dengan langkah bermartabat yang familiar.“Atas dasar apa aku mendapatkan kehormatan ini, hingga kalian kembali datang ketika aku jelas-jelas mengatakan untuk tidak lagi membuang waktu kita dengan pertemuan semacam ini?”Serish tidak dapat menahan mulutnya ketika melihat wajah-wajah memuakkan itu.Dia kagum pada dirinya di masa lalu yang bisa menahan diri dengan arogansi mereka hanya demi sang kaisar.“Kami memberi hormat pada Yang Mulia Tuan Puteri Vivaldi.”Para

    Last Updated : 2021-10-06
  • Unspeakable Time   9. Delirious

    Aula Mathilda merupakan salah satu dari sembilan kebanggaan dukedom vivaldi. Desainnya memadukan konsep privasi dalam ruangan tertutup dengan kebebasan di alam. Oleh karena itu, pencahayaan diatur sealami mungkin dan berbagai jenis bunga ditanam di dalamnya.Serish menunangkan secangkir teh yang sudah dingin untuk dirinya sendiri, mengerenyit oleh rasanya yang tidak enak, lalu meletakkan kembali cangkirnya.Sebuah bayangan muncul dari belakang, menghalangi sumber cahaya dari jendela yang ada di belakang Serish serta menutupi seluruh tubuhnya.“Ganti tehku dengan yang baru.”Serish memeluk tubuhnya sendiri dan menggosok-gosokkan lengannya untuk mendapatkan kehangatan. Keningnya berkerut ketika bayangan itu tidak bergeming.“Mana syalku?” dia menoleh sedikit, merasa tidak sabar. “Aku tidak mau kembali ke kamar, jadi jangan buang waktumu untuk menceramahiku.”Masih tidak ada jawaban.“Miya...!&rd

    Last Updated : 2021-10-12
  • Unspeakable Time   1. The Adjescent

    Pada suatu waktu yang jauh dan tidak terukur, sebuah negara besar berdiri di dimensi yang berbeda dengan yang dikenal saat ini. Negara tersebut dipimpin oleh seorang tiran yang disegani oleh seluruh dunia. Berbagai kerajaan tunduk di bawah kekuasaan sang kaisar yang tidak pernah puas dan senantiasa melakukan invansi ke berbagai penjuru. Layaknya predator yang mengintai mangsanya, satu demi satu negeri ditaklukkan, hingga menjadikan negara tersebut adikuasa. Meski ketakutan, tidak banyak yang berani melawan kekuasaan kaisar terkuat yang dirumorkan menjual jiwanya kepada iblis demi menjadi lebih kuat itu. Demi menjadi tidak terkalahkan. Alih-alih, para raja dan penguasa yang tidak berdaya tersebut justru mencari cara untuk menyenangkan sang tiran. Mereka memberikan persembahan berupa hasil bumi, emas, permata dan banyak pula yang memberikan wanita. Namun tak satupun persembahan itu menguba

    Last Updated : 2021-08-21

Latest chapter

  • Unspeakable Time   9. Delirious

    Aula Mathilda merupakan salah satu dari sembilan kebanggaan dukedom vivaldi. Desainnya memadukan konsep privasi dalam ruangan tertutup dengan kebebasan di alam. Oleh karena itu, pencahayaan diatur sealami mungkin dan berbagai jenis bunga ditanam di dalamnya.Serish menunangkan secangkir teh yang sudah dingin untuk dirinya sendiri, mengerenyit oleh rasanya yang tidak enak, lalu meletakkan kembali cangkirnya.Sebuah bayangan muncul dari belakang, menghalangi sumber cahaya dari jendela yang ada di belakang Serish serta menutupi seluruh tubuhnya.“Ganti tehku dengan yang baru.”Serish memeluk tubuhnya sendiri dan menggosok-gosokkan lengannya untuk mendapatkan kehangatan. Keningnya berkerut ketika bayangan itu tidak bergeming.“Mana syalku?” dia menoleh sedikit, merasa tidak sabar. “Aku tidak mau kembali ke kamar, jadi jangan buang waktumu untuk menceramahiku.”Masih tidak ada jawaban.“Miya...!&rd

  • Unspeakable Time   8. Miss-Conception

    “Anda baik-baik saja, Yang Mulia?”“Tutup mulutmu dan fokus pada tugasmu.” Sambar Serish ketus. “Seorang prajurit tidak boleh ingin tahu urusan majikannya.”“Ah,” Serish mendengar senyuman pada reaksi Rowellyn. “Benar, maafkan saya.”Mereka sampai di Aula Mathilda dalam beberapa menit yang melelahkan. Serish mengubah ekspresi wajahnya menjadi tidak terbaca, lalu masuk ke dalam ruangan dengan langkah bermartabat yang familiar.“Atas dasar apa aku mendapatkan kehormatan ini, hingga kalian kembali datang ketika aku jelas-jelas mengatakan untuk tidak lagi membuang waktu kita dengan pertemuan semacam ini?”Serish tidak dapat menahan mulutnya ketika melihat wajah-wajah memuakkan itu.Dia kagum pada dirinya di masa lalu yang bisa menahan diri dengan arogansi mereka hanya demi sang kaisar.“Kami memberi hormat pada Yang Mulia Tuan Puteri Vivaldi.”Para

  • Unspeakable Time   7. The Thing is

    Serish tidak memiliki tujuan.Dia hanya berjalan mengintari taman bunga lavender di dekat kastil, lalu berhenti di sebuah paviliun terbuka yang sering dilewatinya, tapi tak pernah disinggahi perempuan itu.Kesendirian semacam ini membawa perasaan asing yang terasa familiar baginya.Dia adalah seorang putri duke yang selalu memiliki pendamping di sisinya sejak dia lahir, namun dulu sekali, di sebuah dimensi yang berbeda, Serish adalah seorang nerd yang dikucilkan. Dia merasa memiliki keluarga yang sangat dekat dan disayanginya, tapi detailnya seperti apa, Serish tidak ingat. Hanya perasaan sendu yang samar yang sesekali mengelitiknya, layaknya kapas tipis yang menggores ujung hatinya.Rindu.Perasaan asing lainnya yang untuk pertama kali diucapkan Serish sejak lahir di dunia ini.Bahkan Serish tidak pernah merindukan ibunya, yang meninggal secara sepihak karena pemikiran pengkhianatan sang suami. Ibu yang tidak berpikir

  • Unspeakable Time   6. Flavorless

    Apapun yang terjadi, waktu selalu berjalan dengan kejam. Ketika pagi selanjutnya tiba, Serish masih berkutat dengan ingatan yang muncul layaknya letupan air mendidih; terasa panas dan chaotic. Lucu. Kenapa dia harus mengingat semuanya seperti ini? Serish menyeka keringat di wajahnya yang berubah pucat hanya dalam semalam. Andai saja dia mengingat kenangan itu tanpa ingatan kesakitannya saat mati, Serish mungkin akan memilih untuk menyerah. Dia adalah ikon seorang putri bangsawan yang anggun, angkuh dan sempurna, tapi siapa yang benar-benar menikmati peran semacam itu? Setiap menitnya Serish harus memasang topeng di wajahnya dan menajamkan lidahnya agar tidak diinjak oleh orang-orang yang senantiasa memasang radar, menunggu setitik kesalahannya. Jika ada sedikit saja kealpaan, tidak bisa dibayangkan apa yang akan dilakukan orang-orang itu. Dan Serish selalu merasa lelah. Dia ingin melarikan diri. Tapi sejauh apa seoran

  • Unspeakable Time   5. Gradual Changes

    Gelombang emosi baru muncul di wajah Kroy. Dia tidak pernah mendengar jawaban setenang itu dari Serish. Anak perempuannya selalu terdengar marah dan emosional setiap kali mereka bicara, dan karena itu, hubungan ayah dan anak itu berubah renggang selama bertahun-tahun tanpa diperbaiki.Keengganan, kebencian dan ketakutan yang dibalut oleh sopan santun yang berjarak adalah yang selalu dihadapi Kroy.Tapi kali itu Serish lebih dari sekedar dingin.Dia bagaikan orang asing; vassal yang tunduk di bawah otoritas dukedom yang dipimpinnya. Dan karena itulah, sang duke merasakan ketakutan yang merayapi tulang punggungnya untuk pertama kalinya.Selama ini, Kroy tidak pernah takut kehilangan putrinya meskipun gadis itu selalu menampilkan kedengkiannya. Dia tahu bahwa Serish akan selalu menjadi putrinya melalui emosi dan kemarahan itu. Bagi sang duke, hubungan mereka terjalin melalui sehelai benang yang kasar dan berantakan bernama kekecewaan, dan dengan pos

  • Unspeakable Time   4. Unfortunate Day

    Serish merasakan tekanan udara yang semakin kuat di sekitarnya. “Saya tidak berani menebak alasan paduka,” dengan mengandalkan kekuatan mental yang pas-pasan, Serish berhasil menjawab tanpa terdengar tersiksa. Jika dia menunjukkan sedikit saja kelemahan, lelaki itu akan memanfaatkan situasi mereka secara habis-habisan. Edward dan ravi tidak boleh tahu kalau sejak awal Serish sudah menyadari penggunaan sihir. Udara di sekitar Serish semakin dingin dan menusuk, terlebih saat Edward mencondongkan wajahnya mendekati Serish. Mata rubinya berkilau mengancam. “Kalau begitu, tebaklah.” Oh tuhan. Pertanyaan itu adalah hal terakhir yang diinginkan Serish di pertemuan ini karena itulah pertanyaan yang diberikan Edward kepada setiap wanita yang datang kepadanya, termasuk sang putri mahkota. Dan dari semua jawaban, tentu saja hanya jawaban putri mahkota-lah yang bisa membekas dan berkesan bagi kaisar. Serish ingat apa jawabannya.

  • Unspeakable Time   3. Uninvited Guests

    Lelaki itu duduk dengan aura menakutkan. Ada campuran wibawa, keangkuhan dan intimidasi dalam diri lelaki itu, juga sedikit kejijikan yang dengan sempurna membuat Serish merasa tidak nyaman. Di sebelah lelaki itu, seorang pria berambut perak dan jubah hitam berpolet silver berdiri tanpa mencolok. Mata kuningnya menyala bagaikan ngengat dan kulitnya sepucat cahaya bulan. Sesuatu dalam dirinya begitu tipis hingga nyaris terabaikan, tapi Serish tahu siapa lelaki itu. Penyihir agung Sczandov, tangan kanan kaisar, Ravi. Tak ada nama belakang maupun nama keluarga bagi seorang penyihir murni karena para penyihir murni selalu berasal dari orang buangan yang tak memiliki masa lalu. Seorang penyihir murni terlahir dari manusia yang inti rohnya berevolusi dengan memangsa satu persatu kenangan dan harapan, menggantinya dengan ambisi dan kesetiaan kepada tuan yang dipilihnya. Oleh karena itu, penyihir murni adalah seseorang yang begitu kuat namun tidak memiliki tempat di mata ban

  • Unspeakable Time   2. The Ending of the Begining

    “Idiot,” umpat Serish, melanggar etika yang selalu dijunjungnya sebagai putri seoarang duke. Dia merasa terlalu kesal dan marah kepada dirinya sendiri, hingga mulai memukuli kepala dan menjambaki rambutnya. Andai saja melakukan ini bisa mengubah masa lalu dan menghentikan dirinya berbuat bodoh, Serish tidak peduli kalau IQ-nya akan berkurang asalkan dia terbebas dari situasinya sekarang. Benar, Serish adalah seseorang yang terlahir kembali dengan membawa ingatan masa lalunya. Hal konyol yang akan ditertawakannya dulu tapi secara ironis dialaminya sendiri. Dunia ini adalah novel. Ah, mengatakan sesuatu dengan nada seringan itu sangat tidak manusiawi, terutama karena selama sembilan belas tahun dia hidup sebagai Serish Jean Vivaldi. Dia makan, minum, tidur, tertawa dan menangis di dunia novel ini. Dan menyimpulkan dengan sesederhana itu sungguh membuatnya hampa, karena bagi Serish, dunia ini nyata. Senyata rasa sakit dalam ingatannya k

  • Unspeakable Time   1. The Adjescent

    Pada suatu waktu yang jauh dan tidak terukur, sebuah negara besar berdiri di dimensi yang berbeda dengan yang dikenal saat ini. Negara tersebut dipimpin oleh seorang tiran yang disegani oleh seluruh dunia. Berbagai kerajaan tunduk di bawah kekuasaan sang kaisar yang tidak pernah puas dan senantiasa melakukan invansi ke berbagai penjuru. Layaknya predator yang mengintai mangsanya, satu demi satu negeri ditaklukkan, hingga menjadikan negara tersebut adikuasa. Meski ketakutan, tidak banyak yang berani melawan kekuasaan kaisar terkuat yang dirumorkan menjual jiwanya kepada iblis demi menjadi lebih kuat itu. Demi menjadi tidak terkalahkan. Alih-alih, para raja dan penguasa yang tidak berdaya tersebut justru mencari cara untuk menyenangkan sang tiran. Mereka memberikan persembahan berupa hasil bumi, emas, permata dan banyak pula yang memberikan wanita. Namun tak satupun persembahan itu menguba

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status