Unexpected Marriage

Unexpected Marriage

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-23
Oleh:  riskandria06On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat. 1 Ulasan
21Bab
1.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Berusaha kabur dari perjodohan dengan anak sahabat ibunya, Raline kini malah terjebak dalam kehidupan duda beranak satu bernama Gara. "Kalau urusan nikah, Mas cari saja yang lain! Keputusanku tetap sama. Aku tidak mau menikah dan tidak mau melahirkan anak," tegas Raline sembari menatap tajam laki-laki yang baru saja meminangnya. "Kalau kamu menolak lamaranku, bisa aku pastikan ibumu akan kembali menjodohkanmu dengan Lucas. Memangnya kamu lebih suka menikah dengannya daripada menjadi istriku?" tanya Gara, lelaki yang meminang Raline. Raline menghela napas panjang. Ia benar-benar terjebak. Apa yang Gara katakan benar. Ia hanya memiliki dua pilihan, menikah dengan Lucas - pria yang dijodohkan oleh ibunya, atau Gara - kekasih palsunya.

Lihat lebih banyak

Bab 1

PROLOG

Bagi perempuan pecinta novel romansa dan Drama Korea, wajar bila mereka memiliki kriteria yang tinggi dalam memilih pasangan. Karena biasanya mereka dihadapkan dengan karakter yang sempurna dalam karya fiksi yang ia nikmati. Sama halnya dengan Raline – yang bahkan sadar jika dia hanya gadis biasa-biasa saja, namun ingin memiliki pendamping minimal seperti Song Jong Ki, atau lebih baik tidak sama sekali.

Raline turun dari taksi saat ia sampai di sebuah café semi outdoor yang siang ini cukup ramai. Ia segera memesan makanan dan minuman, sebelum akhirnya naik ke lantai dua yang suasananya lebih sepi. Raline memilih kursi pojok, dekat dengan jendela. Sebagai gadis introvert, hatinya memang selalu tergerak untuk memilih lokasi yang paling sepi dan tidak disorot banyak orang.

Raline melihat layar ponselnya yang menunjukkan notifikasi panggilan masuk dari Lucas. Raline tebak, pasti pria itu sudah sampai di rumahnya sekarang. Raline tersenyum miring, dan seketika teringat dengan sebuah novel romansa yang ia baca beberapa hari lalu.

“Gimana coba cara aku bisa kabur dari perjodohan itu? Nggak mungkin kan selamanya aku harus umpet-umpetan begini sama Lucas? Apalagi Bunda sama Ayah juga di pihak dia. Apa perlu aku cari pacar gadungan buat bikin Lucas mundur? Tapi nyari di mana? Masalahnya tampangku pas-pasan gini, nggak ada yang bakal mau juga kan kalau aku suruh cuma-cuma? Kalau pakai duit, nggak punya juga. Bisa nggak sih dapat satu cowok yang bisa nolongin aku secara gratisan? Om-om juga nggak apa-apa. Kalau perlu duda deh biar lebih meyakinkan, kelihatan kayak mau segera diajak ke jenjang yang lebih serius sekalian,” celoteh Raline.

“Mama!!!”

Samar, Raline mendengar suara teriakan seorang anak perempuan. “Duh, emang dasar ya. Anak umur segitu pasti lagi berisik-berisiknya. Tapi ini kan tempat umum. Lagian ngapain sih emaknya kok anaknya sampai teriak gitu?” gumam Raline yang merasa terganggu.

“Mama! Mama lihat Cinta, Ma! Cinta di sini!”

Raline hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menoleh singkat ke arah anak kecil yang sedang berlari dari arah tangga itu. Masalahnya, kenapa anak itu berlari ke sini?

“Permisi. Ini, Kak pesanannya. Saya- eh!” Seorang pelayan yang membawakan pesanan Raline tanpa sengaja menumpahkan milk shake milik Raline ke baju seorang anak yang tadi menyenggolnya.

“Ahhh! Dingin! Yah, Ma, baju Cinta kotor,” rengek anak itu. Raline menyerit menatap anak mungil yang usianya sekitar lima atau enam tahun itu. Kok dia di sini?

‘Memang Mama nya siapa, sih?’ bingung Raline.

“Mama,” panggil gadis cilik itu sambil menatap Raline dengan tatapan sendu.

“Hah?” Raline melongo. Dia tidak salah dengar? Anak ini memanggilnya Mama?

“Mama marah, ya, karena minuman Mama tumpah?” tanya anak itu. Raline gelagapan. Kenapa tiba-tiba anak itu terlihat seperti akan menangis?

‘Waduh, jangan sampai orang-orang pada salah paham, nih. Lagian di mana sih emaknya? Kenapa malah jadi nempelin aku gini sih nih bocah?’

“Mbak, ini milkshake nya nanti saya ganti ya. Dan soal anaknya. Ini-“

“Eh dia bukan-“ Raline segera menyela ucapan pelayan itu yang mengira anak ini adalah anaknya. Tentu bukan! Raline masih perawan tingting. Jangankan anak. Suami saja dia tidak punya.

“Cinta!”

Sepertinya masalah akan menjadi semakin rumit. Raline menyadarinya saat manusia aneh di sekelilingnya kembali bertambah. Kali ini, seorang pria berkemeja putih yang langsung bersimpuh di hadapan anak kecil bernama Cinta itu. Bisa Raline tebak, dia pasti ayahnya.

“Papa, Cinta nggak sengaja numpahin minuman Mama. Sekarang Mama marah sama Cinta, Pa,” adu anak itu, yang sontak membuat pria itu menatap Raline.

“Eh bukan saya. Saya nggak-“

“Bisa kita bicara setelah ini? Saya harus membersihkan putri saya terlebih dahulu,” potong pria itu dengan nada yang mengintimindasi, sehingga membuat Raline tidak kuasa untuk menolak.

‘Mampus!’ jerit batin Raline.

Ia tidak mungkin akan terkena masalah serius hanya karena kesalahpahaman seperti ini, kan? Di sini ia tidak salah apa-apa, loh. Tapi, mengingat milk shake Raline lah yang mengotori anak itu, bisa jadi ayahnya salah paham dan mengira Raline yang bersalah di sini, kan? Melihat dari pakaian ayah dan anak itu, sepertinya mereka bukan orang sembarangan. Jadi, sebaiknya Raline tidak terlibat masalah dengan mereka. Akan lebih baik kalau ia meluruskan masalah ini, sebelum semuanya menjadi runyam.

“It- itu … boleh saya bantu membersihkannya? S- saya pemilik minuman yang ditum- maksudnya tumpah dan mengenai putri Anda,” ucap Raline.

Pria itu berdiri sambil menggandeng putrinya. “Baik. Kalau begitu, tolong bantu Cinta melepas bajunya di kamar mandi, sementara saya akan mengambilkan baju gantinya di mobil!”

“Eh?” kaget Raline. ‘Kok ngelunjak?’

“Ayo, Ma!” seru anak bernama Cinta itu, sambil berpindah ke sisi Raline dengan senyum cerahnya.

Raline baru saja akan proter saat lagi-lagi dirinya dipanggil ‘Ma’. Namun, tatapan pria di hadapannya membuat Raline buru-buru mengurungkan niatnya.

“Saya akan jelaskan nanti. Sekarang, tolong jaga Cinta dulu selagi saya ke bawah, ya!” pintanya.

“B- baik,” jawab Raline. Setelah itu, pria tersebut beranjak pergi meninggalkan Raline dengan putrinya – Cinta.

“Ma, ayo! Kata Papa kan Cinta harus segera membersihkan ini,” ucap Cinta. Raline menatap gadis cilik itu. Dirinya masih berniat untuk protes dengan panggilan itu. Tapi, melihat keadaan Cinta yang cukup menyedihkan, akhirnya Raline hanya dapat menghela napas pasrah dan menggandeng anak itu menuju ke toilet tanpa banyak bicara.

***

Bersambung...

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Djiwa Moeda
Novelnya keren dengan penulisan super rapi, jadi wajib masuk perpustakaan. Semoga lekas masuk rekomendasi ya biar makin ramai pembacanya ;)
2023-05-13 07:18:10
0
21 Bab
PROLOG
Bagi perempuan pecinta novel romansa dan Drama Korea, wajar bila mereka memiliki kriteria yang tinggi dalam memilih pasangan. Karena biasanya mereka dihadapkan dengan karakter yang sempurna dalam karya fiksi yang ia nikmati. Sama halnya dengan Raline – yang bahkan sadar jika dia hanya gadis biasa-biasa saja, namun ingin memiliki pendamping minimal seperti Song Jong Ki, atau lebih baik tidak sama sekali.Raline turun dari taksi saat ia sampai di sebuah café semi outdoor yang siang ini cukup ramai. Ia segera memesan makanan dan minuman, sebelum akhirnya naik ke lantai dua yang suasananya lebih sepi. Raline memilih kursi pojok, dekat dengan jendela. Sebagai gadis introvert, hatinya memang selalu tergerak untuk memilih lokasi yang paling sepi dan tidak disorot banyak orang.Raline melihat layar ponselnya yang menunjukkan notifikasi panggilan masuk dari Lucas. Raline tebak, pasti pria itu sudah sampai di rumahnya sekarang. Raline tersenyum miring, dan seketika teringat dengan sebuah nove
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-19
Baca selengkapnya
01 - Mama?
Raline tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Namun, saat ini ia sedang bersama anak perempuan yang ia ketahui bernama Cinta – yang telah berganti pakaian itu, dan juga ayah sang anak. Cinta tampak begitu menikmati es krimnya, tanpa mau melirik makan siangnya sama sekali.“Cinta, di makan dulu dong nasinya! Es krimnya nanti lagi, ya!” ucap sang ayah sambil menarik es krim milik cinta. Namun, gadis mungil itu menahannya sambil menggelengkan kepala.“Cinta nggak mau makan nasi, Pa. Cinta mau es krimnya aja.” Setelah mengatakan itu, Cinta beralih menatap Raline yang sejak tadi masih tampak blank akibat kemunculan anak itu yang tiba-tiba memanggilnya Mama.“Mama juga nggak mau makan? Kok dari tadi Mama cuma lihatin Cinta terus? Pasti Mama juga kangen, kan, sama Cinta? Cinta kangen banget sama Mama. Dan sekarang Cinta senang, Mama sudah kembali lagi,” ujar Cinta.Eh, kembali ke mana maksud anak ini?Mendnegar suara deheman dari ayah Cinta, Raline pun segera menatapnya. “Makanlah mak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-19
Baca selengkapnya
02 - Tawaran Raline
Hampir setengah jam Gara menyetir, tetapi ia belum benar-benar tahu ke mana sebenarnya gadis di sebelahnya itu akan membawanya pergi. Pasalnya, setiap kali Gara bertanya arah, Raline seperti ragu-ragu menjawabnya. Tidak mungkin, kan, Raline lupa dengan alamat rumahnya sendiri?“Raline, kamu tidak sedang mempermainkan saya, kan? Di mana sebenarnya rumahmu? Katakan sasja alamatnya, agar saya bisa cari di maps,” ujar Gara mulai lelah, dan kini ia menghentikan mobilnya di pinggir jalan.Seperti biasa, Raline tampak seperti oranag blank. Padahal, bukankah pertanyaan Gara seharusnya sangat mudah untuk ia jawab? Reaksi Raline membuat Gara semakin yakin jika gadis itu sejak tadi memang tidak menunjukkan jalan menuju ke rumahnya dengan benar.Gara menghela napas panjang. “Apa kamu tidak lihat kalau Cinta mulai mengantuk? Cepat katakan alamatmu, Raline!”“Papa jangan marahin Mama! Lagi pula rumah Mama kan sama dengan rumah kita. Ayo kita langsung pulang aja, Pa!” sambung Cinta yang sadar n
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-19
Baca selengkapnya
03 - Kegilaan yang Berlanjut
Raline masih duduk tegang di ruang tamu rumah Gara. Sedangkan laki-laki itu berpamitan untuk mengangkat telepon beberapa saat yang lalu. Setelah sekian menit sendirian, akhirnya Gara kembali, membuat tubuh Raline kian menegang. Ia seakan masih tidak percaya jika laki-laki seperti Gara akan dengan mudah menerima tawarannya. Entah apa yang sebenarnya pria itu pikirkan hingga bisa-bisanya ia setuju dengan rencana gila Raline. Ia jadi sedikit menyesal karena telah berani meminta tolong untuk hal seperti itu pada Gara.“Raline, saya ada urusan mendadak di luar, masalah pekerjaan. Kamu mau tetap di sini, atau saya antar pulang?” tawar Gara.Raline mengejapkan matanya. Menyadari ia belum lama di sini, ia yakin Lucas masih ada di rumahnya. Atau bahkan jika dia sudah pulang pun, ia pasti akan datang kembali jika tahu Raline sudah pulang. Namun, jika ia mau menunggu di sini, ia juga sungkan karena sang tuan rumah yang akan pergi dan Cinta yang masih tidur.“Kalau ikut saja, nggak boleh mema
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-19
Baca selengkapnya
04 - Tamu Tak Diundang
Raline berusaha tak memperdulikan ucapan ibunya siang tadi. Saat ini, ia hanya ingin bersantai dan menikmati sore di kamarnya dengan sebuah drama dan secangkir teh melati. Telinganya ia sumpal dengan headset yang tersambung di laptop. Ia begitu menikmati dramanya, hingga tidak sadar jika dari tadi ada nomor yang terus berusaha menghubunginya.Hari ini sudah terasa terlalu melelahkan bagi Raline. Dan ia hanya ingin menghabiskan sisa waktunya dengan bersantai. Tanpa ia sadari, sebuah bahaya kian mendekat karena ia yang tak kkunjung mengangkat telepon orang itu.“Astaga, Raline! Pantes Bunda panggil dari tadi nggak nyaut,” tegur ibu Raline saat menemukan putrinya masih sibuk menonton Drama Korea.Menyadari kedatangan ibunya, Raline pun segera melepas headset di telinganya. “Ada apa, Bun? Soal rencana aku daftar kerja di dekat kantor Ayah? Berkasnya sudah siap kok. Besok tinggal masukin aja.”Bu Arum – ibu dari Raline menggeleng-gelengkan kepalanya. Meski ia sudah hidup puluhan tahun deng
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-10
Baca selengkapnya
05 - Ajakan Gila!
Raline sudah sangat yakin jika Gara pasti akan langsung mundur. Belum apa-apa saja, kedua orangtuanya sudah terang-teranagan menunjukkan ketidak tertarikan mereka pada Gara, karena sudah ada Lucas yang lebih mereka restui bersama Raline. Walau Raline pun tidak akan menerima Lucas, tetapi setidaknya itu akan membuat Raline bebas dari Gara setelah ini. Soal Lucas, bisa ia pikirkan lagi lain waktu. “Saya tahu kok, Om. Raline juga sudah bercerita pada saya, kalau dia dijodohkan dengan anak sahabat ibunya,” ucap Gara. Raline mengangguk membenarkan. “Dan kamu masih melanjutkan hubungan kalian meski tahu kamu dan Raline tidak akan bisa bersama?” heran Pak Edi. Gara tersenyum penuh arti. “Soalnya saya juga tahu, kalau Raline tidak setuju dengan perjodohan itu. Dan saya pun tidak mau menyerah begitu saja, melihat masih adanya peluang untuk saya dan Raline bisa bersama.” Pak Edi berdehem kaku. Sedangkan Bu Arum mulai menyapukan pandangannya ke segala penjuru ruangan, ke mana saja asal netra
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-10
Baca selengkapnya
06 - Membingungkan
Tawa Raline pecah saat ia teringat kembali ucapan Gara beberapa detik yang lalu. Tentu. Pria itu pasti hanya bercanda, kan? Tidak mungkin ada orang yang bisa memutuskan soal pernikahan secepat itu. “Kamu tertawa?” bingung Gara. “Ya iya lah, Pak. Habisnya bercanda Bapak lucu banget. Saya sampai sudah mau percaya loh, Pak. Untung saya masih waras, jadi-“ “Tapi saya serius, Raline. Saya mau menikahi kamu,” potong Gara, membuat tawa Raline terhenti seketika. “Bapak ini nggak bisa serius sedikit, ya? Saya nggak lagi ngajakin Bapak bercanda loh. Saya jauh-jauh bawa Bapak ke sini buat jelasin ke Bapak kalau nggak seharusnya Bapak bicara seperti itu pada orangtua saya. Gini deh. Pokoknya habis ini, Bapak ngantar saya pulang, lalu habis itu kita nggak usah ketemu lagi! Bapak lupain aja kalau Bapak pernah bertemu orang seperti saya dan saya pun akan melakukan hal yang sama. Lupakan saja permintaan bodoh saya sebelumnya. Saya sudah sadar kok kalau itu salah, dan saya bis acari jalan lain bua
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-10
Baca selengkapnya
07 - Refleks
Raline mengetukkan jarinya berkali-kali di atas meja. Gelas minuman dinginnya sudah mengembun sejak tadi, tapi isinya belum juga berkurang sedikit pun. Tampak sekali jika gadis itu sedang sangat gugup sekarang. Dan pria di hadapannya masih terdiam, membiarkan Raline hingga gadis itu siap untuk bicara. “Anda nggak punya kerjaan apa? Katanya punya jabatan tinggi di perusahaan. Kok mau-maunya aja saya ajak ketemu di sini?” tanya Raline. Gadis itu terlalu bingung untuk mengutarakan maksud kedatangannya, sehingga ia pun tiba-tiba saja mengatakan hal se-random itu. Gara – pria yang ada di hadapan Raline itu berdehem. “Karena saya pikir kamu akan mengatakan sesuatu yang penting. Lagi pula, kebetulan juga sebentar lagi jam pulang Cinta. Saya sekalian mau jemput dia.” Raline mengangguk-anggukkan kepalanya. Baiklah, sekarang ia tidak punya bahan bahasan yang lain lagi. Suasana canggung pun kembali terjadi selama beberapa saat. “Jadi, kamu mau bicara apa? Kalau kamu masih ragu untuk mengatak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-10
Baca selengkapnya
08 - Mulai Nyaman (?)
Raline membalas pelukan erat Cinta yang kini berada di atas pangkuannya. Anak itu tampaknya mulai mengantuk. Intensitas obrolan di antara mereka sudah semakin berkurang, begitu pun gerakan-gerakan kecil pada jemari Cinta. “Cinta, jangan tidur dulu ya, sayang! Kamu kan belum makan siang,” ujar Gara, sambil sesekali melirik ke arah putrinya. “Sudahlah, Pak. Lagian kayaknya Cinta ngantuk banget. Dia pasti juga capek, habis main sama teman-temannya.” Raline menengahi. Cinta segera menegakkan tubuhnya, menatap wajah Raline yang ada di hadapannya. Anak itu tampak memaksakan matanya agar terus terbuka, membuat Raline yang menyadari hal itu menyeritkan alisnya. “Kenapa?” “Nggak. Cinta nggak ngantuk kok, Ma, Pa. Cinta nggak mau ketiduran lagi. Cinta nggak mau kayak waktu itu, saat Cinta bangun, tiba-tiba Mama udah nggak ada. Kali ini Cinta nggak akan tidur lagi, biar Cinta bisa selalu jagain Mama,” terang Cinta, sambil kembali memeluk Raline dengan begitu erat. “Tapi kamu kelihatan ngantu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-10
Baca selengkapnya
09 - Menyelesaikan Masa Lalu
Gara menekan tombol loadspeaker agar percakapannya dengan lawan bicaranya dapat didengar pula oleh Raline. “Saya Gara, calon suaminya Raline,” jawab Gara santai. Sepertinya, orang di seberang sana itu baru saja bertanya siapa Gara. ‘Calon suami? Jangan bercanda! Tolong berikan teleponnya pada Raline! Saya ingin bicara dengannya.’ Raline hendak merebut ponselnya dari Gara. Namun, pria itu segera menjauhkan benda pipih tersebut dari jangkauan Raline. “Saya bukan seorang pelawak, dan saya juga tidak suka bercanda. Bisa kamu katakan saja apa yang ingin kamu sampaikan pada Raline? Kebetulan dia ada di sebelah saya sekarang,” ujar Gara. “Pak, jangan main-main! Siniin teleponnya!” pinta Raline. Namun Gara masih tidak mengindahkannya. ‘Sebenarnya siapa kamu? Kenapa lancang sekali mengaku sebagai calon suami Raline? Apa kamu tidak tahu siapa saya?’ “Apa itu penting?” balas Gara dengan nada meremehkan. “Lucas, kamu matiin aja teleponnya! Nanti kita bicara lagi saat-“ “Katakan saja apa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-10
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status