Beranda / Romansa / Unexpected Marriage / 08 - Mulai Nyaman (?)

Share

08 - Mulai Nyaman (?)

Penulis: riskandria06
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-10 21:21:40

Raline membalas pelukan erat Cinta yang kini berada di atas pangkuannya. Anak itu tampaknya mulai mengantuk. Intensitas obrolan di antara mereka sudah semakin berkurang, begitu pun gerakan-gerakan kecil pada jemari Cinta.

“Cinta, jangan tidur dulu ya, sayang! Kamu kan belum makan siang,” ujar Gara, sambil sesekali melirik ke arah putrinya.

“Sudahlah, Pak. Lagian kayaknya Cinta ngantuk banget. Dia pasti juga capek, habis main sama teman-temannya.” Raline menengahi.

Cinta segera menegakkan tubuhnya, menatap wajah Raline yang ada di hadapannya. Anak itu tampak memaksakan matanya agar terus terbuka, membuat Raline yang menyadari hal itu menyeritkan alisnya. “Kenapa?”

“Nggak. Cinta nggak ngantuk kok, Ma, Pa. Cinta nggak mau ketiduran lagi. Cinta nggak mau kayak waktu itu, saat Cinta bangun, tiba-tiba Mama udah nggak ada. Kali ini Cinta nggak akan tidur lagi, biar Cinta bisa selalu jagain Mama,” terang Cinta, sambil kembali memeluk Raline dengan begitu erat.

“Tapi kamu kelihatan ngantu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Unexpected Marriage   09 - Menyelesaikan Masa Lalu

    Gara menekan tombol loadspeaker agar percakapannya dengan lawan bicaranya dapat didengar pula oleh Raline. “Saya Gara, calon suaminya Raline,” jawab Gara santai. Sepertinya, orang di seberang sana itu baru saja bertanya siapa Gara. ‘Calon suami? Jangan bercanda! Tolong berikan teleponnya pada Raline! Saya ingin bicara dengannya.’ Raline hendak merebut ponselnya dari Gara. Namun, pria itu segera menjauhkan benda pipih tersebut dari jangkauan Raline. “Saya bukan seorang pelawak, dan saya juga tidak suka bercanda. Bisa kamu katakan saja apa yang ingin kamu sampaikan pada Raline? Kebetulan dia ada di sebelah saya sekarang,” ujar Gara. “Pak, jangan main-main! Siniin teleponnya!” pinta Raline. Namun Gara masih tidak mengindahkannya. ‘Sebenarnya siapa kamu? Kenapa lancang sekali mengaku sebagai calon suami Raline? Apa kamu tidak tahu siapa saya?’ “Apa itu penting?” balas Gara dengan nada meremehkan. “Lucas, kamu matiin aja teleponnya! Nanti kita bicara lagi saat-“ “Katakan saja apa

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-10
  • Unexpected Marriage   10 - Bertemu Calon Mertua

    Raline mencengkram erat seatbelt yang ia kenakan. Mulutnya terkatup rapat bahkan ketika pria di sampingnya sudah keluar dari mobil. Raline sedikit terkejut. Pupil matanya membesar saat mengetahui pintu di sampingnya sudah terbuka dari luar. “Ayo cepat keluar!” ajak orang tersebut – Gara. Raline menggeleng ribut. Ia tidak mau. Ia bahkan sudah menolaknya sejak mereka masih dalam perjalanan tadi. Namun, lihatlah sekarang! Gara tetap keras kepala membawa Raline ke sebuah rumah mewah yang didominasi cat putih dan cokelat, tetapi bukan rumah Gara yang sudah beberapa kali Raline kunjungi. “Cepat, Raline! Mama saya sudah menunggu,” ucap Gara. Raline mendelik sebal. “Bapak udah ngomong ke orangtua Bapak kalau Bapak ngajak saya ke sini?” “Sudah. Kebetulan Papa juga lagi libur ngantor. Maka dari itu saya langsung ajak kamu ke sini. Oh iya, stop panggil saya ‘Bapak’!” tegas Gara. “Lah terus saya manggil apa dong? Kan memang Bapak lebih tua dari saya,” bingung Raline. “’Mas’.” “Hah?” “Kam

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-10
  • Unexpected Marriage   11 - Dilema (Lagi?)

    Usai makan malam, Cinta segera dibawa pergi oleh salah seorang asisten rumah tangga, menyisakan empat orang dewasa yang masih di sana. Hal itu membuat Raline merasa gugup bukan main. Bahkan, ia sempat berpura-pura bodoh dengan menyetujui ajakan Cinta untuk bermain dengan anak itu, sebelum suara Pak Naga menginterupsinya. “Apa rencana kalian ke depanna?” tanya Pak Naga, langsung pada intinya. “Gara mau membawa Raline ke jenjang yang serius. Gara ingin Mama dan Papa melamarkan Raline untuk Gara,” jawab Gara dengan tenang, berbeda dengan Raline yang kini sedang meremat pakaiannya dengan tangan yang sedikit bergetar. “Kamu sudah bicara dengan kedua orangtua Raline? Mereka setuju? Karena Papa rasa, mungkin tidak akan mudah buat kamu meyakinkan mereka, mengingat statusmu yang sudah pernah berumah tangga. Apalagi kamu sudah punya Cinta, sedangkan Raline masih muda,” terang Pak Naga. Raline otomatis membenarkan dengan menganggukkan kepalanya. Karena memang, menurutnya itulah salah satu al

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-10
  • Unexpected Marriage   12 - Keseriusan

    Raline seketika gugup dan kembali bimbang meski kini ia sudah berada di depan sekolah Cinta. Seperti janjinya kemarin, ia ingin menjemput dan mengajak Cinta makan siang berdua dengannya. Hanya saja, ia masih bingung dengan langkah apa yang akan ia ambil setelah ini. Karena biar bagaimana pun juga ucapan kedua orangtuanya semalam memberikan pengaruh yang cukup besar bagi pikirannya.“Mama! Bu Ayu, itu mamanya Cinta!” seru seorang gadis cilik dengan rambut kucir kuda yang sangat lucu.Melihat anak itu berlarian ke arahnya diikuti oleh salah seorang guru, senyum Raline pun otomatis tersungging. Gadis itu bersimpuh dan langsung menerima pelukan erat dari Cinta.“Cinta seneng banget Mama menepati janji Mama buat jemput Cinta. Cinta udah kangen banget sama Mama,” ujar Cinta, yang membuat Raline terkekeh.“Baru juga kemarin kita bertemu,” balasnya.Cinta segera mengurai pelukannya agar ia bisa memandangi wajah Raline sepuas hatinya. “Kalau bisa, Cinta maunya sama Mama terus. Nggak mau pisah

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-10
  • Unexpected Marriage   13 - Rencana Gara

    “Sudah susah-susah saya selalu berusaha meyakinkan kamu, kamu masih saja sering ragu?” ketus Gara, begitu ia mendengar penjelasan dari Raline, tentang kenapa gadis itu kembali bersikap aneh sebelumnya.“Ya maaf. Lagian kan wajar, saya sebagai perempuan yang latar belakangnya terlalu bias aini ragu buat nerusin hubungan sama orang kayak Mas,” balas Raline.“Memang dari yang kamu lihat, baik saya maupun orangtua saya, peduli dengan apa yang kamu takutkan tadi?” Raline menggelengkan kepalanya.“Namanya juga takut, Mas. Dan lagi, masalah utamanya bukan itu sekarang. Tapi Bunda dan Ayah. Gimana cara Mas mau meyakinkan mereka? Saya aja tiap ngobrol sama mereka, pasti saya yang kalah. Pasti saya yang akhirnya jadi bimbang lagi,” terang Raline.“Posisi kamu sesulit itu, tapi kamu masih saja sering menghalang-halangi saya untuk bicara dengan kedua orangtua kamu,” balas Gara yang membuat Raline kembali meminta maaf.“Hhhh … sudahlah. Biar kali ini saya yang pikirkan jalan keluarnya. Kamu hanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-10
  • Unexpected Marriage   14 - Lamaran

    Satu hari setelah kedatangan Gara ke rumah Raline, Raline diizinkan pulang cepat. Pukul tiga sore ia sudah sampai rumah setelah diantar oleh sopir Gara. Gara menugaskan Raline untuk bersiap sebelum Gara menjemputnya dan kedua orangtuanya jam enam petang nanti.Setibanya di rumah, Raline langsung membuka bingkisan yang Gara titipkan melalui sopir. Dan ternyata isinya adalah sebuah gaun yang elegan – yang Raline yakini memiliki harga cukup fantastis.“Loh, ini kan brand-nya Tante Almira,” gumam Raline saat melihat label pada gaun berwarna olive itu.Baru saja Raline akan mencoba gaun itu, suara ketukan pintu mengalihkan perhatiannya. Tanpa bertanya pun ia tahu siapa yang mengetuk pintu kamarnya. Sebab, di rumah ini hanya ada dirinya dan sang bunda.“Masuk aja, Bun!” seru Raline.Tak lama berselang, sosok Bu Arum tampak memasuki kamar putrinya. Tatapan Bu Arum langsung tertuju pada kain berwarna olive di tangan Raline, juga paper bag yang ada di dekat putri tunggalnya itu.“Itu dari Nak

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-10
  • Unexpected Marriage   15 - Suasana Hati yang Buruk

    Raline sering uring-uringan akhir-akhir ini. Sebab, ia tidak menyangka jika keluarganya dan Gara akan merencanakan pernikahan secepat ini. Raline pikir, pernikahan mereka mungkin akan digelar setidaknya enam bulan lagi. Namun, ternyata jauh dari itu – Gara meminta pernikahan mereka dilaksanakan dua bulan lagi, dan gilanya hal itu disetujui oleh semua orang kecuali Raline. Tentu, Raline kalah suara. Akhirnya ia pun hanya bisa pasrah menerima keputusan itu.Tidak banyak yang berubah dengan hubungan Raline dan Gara selama satu setengah bulan terakhir. Gara masih sibuk dengan urusan kantor sekaligus sesekali meluangkan waktunya untuk menyiapkan pernikahannya dengan Raline. Sedangkan Raline masih berusaha menyesuaikan diri dengan kesibukan barunya sebagai ‘pengasuh’ Cinta sekaligus pekerja kantoran.Waktu menunjukkan pukul dua siang. Raline masih setia menunggu Gara di ruang kerjanya. Pria itu belum kembali juga sejak jam makan siang tadi. Yang Raline tahu, Gara pergi bersama sekretarisnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-10
  • Unexpected Marriage   16 - SAH! (Hari Pernikahan)

    16. SAH! (Hari Pernikahan)Raline menghela napas panjang berkali-kali. Ternyata benar. Semakin mendekati hari pernikahan, maka ujian yang datang akan semakin berat. Hari itu telah tiba, dan Raline tak bisa menghindarinya. Pagi ini, ia sudah didandani sedemikian rupa untuk acara pesta pernikahannya. "Mama cantik banget!" seru Cinta yang baru saja datang. Anak itu mengenakan pakaian berwarna pink pastel yang cantik. Cinta sendiri yang memilih model tersebut saat mereka datang ke butik Bu Almira. "Anak Mama juga cantik. Yang ngehias rambutnya siapa, sayang?" tanya Raline melihat rambut anak tirinya yang sudah ditata bak seorang princess negeri dongeng. "Oma," jawab Cinta dengan senyum lebar di bibirnya. Tak lama, Bu Almira muncul. Dia memberitahukan jika pestanya akan segera dimulai sebentar lagi. Maka dari itu, dia datang untuk menjemput Raline dan Cinta. Sebelumnya, Raline sudah berpesan agar pesta pernikahan dilangsungkan secara sederhana saja. Sebab ia bukanlah tipe orang yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-10

Bab terbaru

  • Unexpected Marriage   20 - Serba Salah

    Raline berencana bangun lebih pagi. Saking kepikirannya, ia bahkan sampai tidak bisa benar-benar lelap dalam tidurnya. Tidur Raline mudah terusik. Begitu pun saat ia merasakan gerakan kecil dari sampingnya. Sebuah tangan terasa mendekapnya begitu erat selama beberapa detik, sebelum terlepas dan berganti menyentuh bagian-bagian wajah Raline. Saat Raline membuka matanya, hal pertama yang ia lihat adalah senyum Cinta. Gadis kecil itu masih tampak pucat, meski sudah tidak sepucat kemarin. Namun, ada yang aneh dengan gadis cilik itu. "Mama sudah bangun? Cinta gangguin Mama, ya? Maaf, ya, Ma," ungkap Cinta sambil kembali mendekap Raline. Saat Cinta kembali memeluknya, Raline merasa semakin yakin jika ada yang tidak beres dengan anak sambungnya itu. Raline segera mengurai pelukan Cinta dan memeriksanya. Ia tempelkan punggung tangannya ke kening Cinta. Dan benar saja ... "Cinta, kamu demam?" heboh Raline. Ia langsung menarik dirinya paksa untuk duduk. Ia memastikan sekali lagi suhu keni

  • Unexpected Marriage   19 - Disalahkan

    Untuk mengusir rasa bosan, Raline membantu asisten rumah tangganya menyiapkan makan malam. Ia juga ikut menatanya di atas meja makan. Hingga saat Raline terlalu fokus dengan barang bawaannya, ia nyaris saja bertabrakan dengan seselorang. Raline mendongak lalu mundur satu langkah saat melihat kuah semur yang ia bawa nyaris saja mengenai Gara. Andai itu terjadi, Raline yakin, masalahnya dengan Gara pasti akan menjadi semakin runyam. "Ah iya. Ini makan malamnya sudah siap. Mas tunggu di meja makan saja! Oh iya. Cinta mana?" Gadis itu berusaha bersikap biasa saja. "Cinta di kamar. Aku ke sini cuma mau ambilin makan dan obat buat dia,'' jawab Gara seperlunya. Melihat Raline yang terlalu lama mengambilkan apa yang Gara buruhkan, lelaki itu pun segera mengambil inisiatif untuk mengambil alih makanan yang Raline pegang. "Mas, tunggu! Lebih baik Mas makan saja. Biar makanan dan obat Cinta aku yang urus," Raline dengan begitu tulus. "Tidak perlu. Aku masih bisa mengurusnya sendiri kok,"

  • Unexpected Marriage   18 - Permasalahan Pertama

    Tiga hari berlalu pasca pernikahan Raline dengan Gara. Namun, semua masih terasa sama. Gara masih terkesan dingin pada Raline. Bahkan Raline merasa seolah Gara enggan menganggap keberadaannya. Saat ini, Raline masih mengerjakan tugas-tugas kantornya. Pekerjaannya cukup banyak karena memang kesibukan Gara di kantor sedang meningkat. Namun, waktu menunjukkan pukul setengah empat sore. Yang artinya sudah akan memasuki jam pulang kantor. "Tinggalkan saja pekerjaannya! Prioritas kamu sekarang kan ngurusin Cinta," ucap Gara. "Iya, sebentar lagi ini selesai kok. Lagi bantu merapikan bahan meeting besok soalnya," balas Raline. "Tinggal saja! Nanti Cinta nyariin," Gara memaksa. "Sebentar. Paling lima belas sampai dua puluh menit lagi selesai kok." Dan Raline masih kekeuh ingin menyelesaikan pekerjaannya dulu. Saking fokusnya Raline pada pekerjaannya, gadis itu sampai tidak sadar jika bos sekaligus suaminya itu sudah beberapa kali menghela napas panjang. "Raline, kamu masih ingin bekerj

  • Unexpected Marriage   17 - Terluka di Hari Pertama

    Pukul sembilan malam, Raline, Gara dan Cinta telah sampai di rumah. Beberapa kali Cinta mengucek matanya sambil menguap - menandakan jika anak itu sudah mengantuk. "Mama," panggil Cinta. "Ya, Cinta? Mau Mama yang nemenin kamu gosok gigi sama cuci muka?" tawar Raline. Cinta mengangguk dengan raut wajah yang sangat lucu. "Tapi Cinta juga mau tidur sama Mama, dikelonin Mama," pinta Cinta. Raline refleks menoleh ke arah Gara, seolah meminta persetujuan. Sebenarnya, Raline tidak keberatan tidur di mana saja malam ini. Entah bersama Gara atau pun Cinta, bagi Raline sama saja selagi ia masih bisa tidur untuk mengusir rasa lelahnya. Namun, biar bagaimana pun Gara adalah suaminya. Raline perlu meminta pendapat pria itu walau sekadar hanya untuk formalitas. "Ya udah sana! Cinta boleh tidur sama Mama. Tapi janji, ya, besok pagi jangan susah bangunnya!" pesan Gara. Raline tersenyum mendengarnya. Ia juga sebenarnya lebih senang jika ia tidur bersama Cinta. Karena rasanya pasti sangat cang

  • Unexpected Marriage   16 - SAH! (Hari Pernikahan)

    16. SAH! (Hari Pernikahan)Raline menghela napas panjang berkali-kali. Ternyata benar. Semakin mendekati hari pernikahan, maka ujian yang datang akan semakin berat. Hari itu telah tiba, dan Raline tak bisa menghindarinya. Pagi ini, ia sudah didandani sedemikian rupa untuk acara pesta pernikahannya. "Mama cantik banget!" seru Cinta yang baru saja datang. Anak itu mengenakan pakaian berwarna pink pastel yang cantik. Cinta sendiri yang memilih model tersebut saat mereka datang ke butik Bu Almira. "Anak Mama juga cantik. Yang ngehias rambutnya siapa, sayang?" tanya Raline melihat rambut anak tirinya yang sudah ditata bak seorang princess negeri dongeng. "Oma," jawab Cinta dengan senyum lebar di bibirnya. Tak lama, Bu Almira muncul. Dia memberitahukan jika pestanya akan segera dimulai sebentar lagi. Maka dari itu, dia datang untuk menjemput Raline dan Cinta. Sebelumnya, Raline sudah berpesan agar pesta pernikahan dilangsungkan secara sederhana saja. Sebab ia bukanlah tipe orang yang

  • Unexpected Marriage   15 - Suasana Hati yang Buruk

    Raline sering uring-uringan akhir-akhir ini. Sebab, ia tidak menyangka jika keluarganya dan Gara akan merencanakan pernikahan secepat ini. Raline pikir, pernikahan mereka mungkin akan digelar setidaknya enam bulan lagi. Namun, ternyata jauh dari itu – Gara meminta pernikahan mereka dilaksanakan dua bulan lagi, dan gilanya hal itu disetujui oleh semua orang kecuali Raline. Tentu, Raline kalah suara. Akhirnya ia pun hanya bisa pasrah menerima keputusan itu.Tidak banyak yang berubah dengan hubungan Raline dan Gara selama satu setengah bulan terakhir. Gara masih sibuk dengan urusan kantor sekaligus sesekali meluangkan waktunya untuk menyiapkan pernikahannya dengan Raline. Sedangkan Raline masih berusaha menyesuaikan diri dengan kesibukan barunya sebagai ‘pengasuh’ Cinta sekaligus pekerja kantoran.Waktu menunjukkan pukul dua siang. Raline masih setia menunggu Gara di ruang kerjanya. Pria itu belum kembali juga sejak jam makan siang tadi. Yang Raline tahu, Gara pergi bersama sekretarisnya

  • Unexpected Marriage   14 - Lamaran

    Satu hari setelah kedatangan Gara ke rumah Raline, Raline diizinkan pulang cepat. Pukul tiga sore ia sudah sampai rumah setelah diantar oleh sopir Gara. Gara menugaskan Raline untuk bersiap sebelum Gara menjemputnya dan kedua orangtuanya jam enam petang nanti.Setibanya di rumah, Raline langsung membuka bingkisan yang Gara titipkan melalui sopir. Dan ternyata isinya adalah sebuah gaun yang elegan – yang Raline yakini memiliki harga cukup fantastis.“Loh, ini kan brand-nya Tante Almira,” gumam Raline saat melihat label pada gaun berwarna olive itu.Baru saja Raline akan mencoba gaun itu, suara ketukan pintu mengalihkan perhatiannya. Tanpa bertanya pun ia tahu siapa yang mengetuk pintu kamarnya. Sebab, di rumah ini hanya ada dirinya dan sang bunda.“Masuk aja, Bun!” seru Raline.Tak lama berselang, sosok Bu Arum tampak memasuki kamar putrinya. Tatapan Bu Arum langsung tertuju pada kain berwarna olive di tangan Raline, juga paper bag yang ada di dekat putri tunggalnya itu.“Itu dari Nak

  • Unexpected Marriage   13 - Rencana Gara

    “Sudah susah-susah saya selalu berusaha meyakinkan kamu, kamu masih saja sering ragu?” ketus Gara, begitu ia mendengar penjelasan dari Raline, tentang kenapa gadis itu kembali bersikap aneh sebelumnya.“Ya maaf. Lagian kan wajar, saya sebagai perempuan yang latar belakangnya terlalu bias aini ragu buat nerusin hubungan sama orang kayak Mas,” balas Raline.“Memang dari yang kamu lihat, baik saya maupun orangtua saya, peduli dengan apa yang kamu takutkan tadi?” Raline menggelengkan kepalanya.“Namanya juga takut, Mas. Dan lagi, masalah utamanya bukan itu sekarang. Tapi Bunda dan Ayah. Gimana cara Mas mau meyakinkan mereka? Saya aja tiap ngobrol sama mereka, pasti saya yang kalah. Pasti saya yang akhirnya jadi bimbang lagi,” terang Raline.“Posisi kamu sesulit itu, tapi kamu masih saja sering menghalang-halangi saya untuk bicara dengan kedua orangtua kamu,” balas Gara yang membuat Raline kembali meminta maaf.“Hhhh … sudahlah. Biar kali ini saya yang pikirkan jalan keluarnya. Kamu hanya

  • Unexpected Marriage   12 - Keseriusan

    Raline seketika gugup dan kembali bimbang meski kini ia sudah berada di depan sekolah Cinta. Seperti janjinya kemarin, ia ingin menjemput dan mengajak Cinta makan siang berdua dengannya. Hanya saja, ia masih bingung dengan langkah apa yang akan ia ambil setelah ini. Karena biar bagaimana pun juga ucapan kedua orangtuanya semalam memberikan pengaruh yang cukup besar bagi pikirannya.“Mama! Bu Ayu, itu mamanya Cinta!” seru seorang gadis cilik dengan rambut kucir kuda yang sangat lucu.Melihat anak itu berlarian ke arahnya diikuti oleh salah seorang guru, senyum Raline pun otomatis tersungging. Gadis itu bersimpuh dan langsung menerima pelukan erat dari Cinta.“Cinta seneng banget Mama menepati janji Mama buat jemput Cinta. Cinta udah kangen banget sama Mama,” ujar Cinta, yang membuat Raline terkekeh.“Baru juga kemarin kita bertemu,” balasnya.Cinta segera mengurai pelukannya agar ia bisa memandangi wajah Raline sepuas hatinya. “Kalau bisa, Cinta maunya sama Mama terus. Nggak mau pisah

DMCA.com Protection Status