Share

35. Dua Garis Merah

“Masuklah, Fi,” kata Laura dengan satu langkah menyingkir, mempersilahkan dan memberi jalan untuk Fidel masuk ke dalam rumah.

Laura menyaksikan gadis dengan dress di atas lutut itu kemudian duduk di sofa.

Ia menyapukan pandang ke seluruh ruangan secara singkat sebelum tatapannya berhenti pada Laura yang berdiri tak jauh darinya.

“Mau minum apa, Fi? Aku bisa—”

“Tidak perlu, Lau,” potongnya. “Aku buru-buru, kamu tidak perlu membuatkan minuman untukku.”

Ia melemparkan senyumnya yang manis pada Laura.

Tak ingin memaksakan kehendaknya karena Fidel dengan terang telah menolaknya, Laura akhirnya memutuskan untuk duduk berseberangan dengannya.

“Apa yang ingin kamu katakan?” tanya Laura.

Gadis itu memiringkan kepalanya sekilas ke kiri, gerakannya terlihat anggun, seolah apapun yang dia lakukan bisa menghipnotis orang lain.

“Aku tahu soal gugatan ceraimu pada Jake,” jawabnya lirih. Ia menunduk sejenak sebelum wajahnya yang cantik kembali ia perlihatkan. “Turut sedih mendenga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Erny Magda
ayo lah laura,.. balas kek si perempuan tu.. greget jd nya, dia cm bisa diam, nangis.....‍......‍... iisshhh...geram.
goodnovel comment avatar
Eva
Muak banget sama si Fidel, sekarang dia merasa dia menang, tapi aku pikir Jake udah nggak ada perasaan apapun sama Fidel. Please laura kenapa? Lagi genting2 nya malah si nenek sihir dateng ngapain sihh... belum juga si Zafran selesai ngomong...
goodnovel comment avatar
Nissya
sangat munafik banget sih si perkedel itu pingin tak obral abrik saja mulut nya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status