Share

37. My Way

[Leyna POV]

"All is eighty dollars, sir."

Tidak perlu susah menebak, jelas aku sedang berada di kasir. Jam istirahat telah dimulai dua menit yang lalu memberikan aku dan para pekerja lainnya untuk bersiap-siap mengumpulkan tenaga ekstra untuk melewati jam sibuk.

Hari ini bisa aku simpulkan kalau lebih ramai dari biasanya. Semua anggota masuk kerja namun masih tidak cukup untuk melayani seluruh pelanggan yang datang. Bahkan, saat aku sempat melirik antrian, masih ada sebelas orang yang berbaris menunggu untuk dilayani.

Tidak bisa berpikir apa-apa lagi selain memfokuskan diri untuk segera menyelesaikan pekerjaan di sini. Daddy sudah ke sekolah Quinza satu jam yang lalu setelah mengurus rapat penting dengan investor restoran tadi pagi. Mommy tentu saja ke butiknya.

Katanya mereka kedatangan tamu VIP untuk mengurus busana pernikahan. Aku tidak tahu spesifiknya bagaimana. Karena, aku lebih sering mengurus restoran Daddy daripada butik tapi, aku bisa pastikan, tamu tersebut berada di kalangan atas dan berduit banyak.

_The Stranger's Lust_

01.30 p.m

Aku melepas apron coklat dari tubuhku dan meminta pegawai yang bersangkutan untuk kembali melayani kasir. Sedangkan, aku kembali ke dalam ruang kerja Daddy dengan memberi nasihat kepada supervisor lapangan untuk mencariku kalau ada masalah yang tidak bisa ditangani mereka.

Tanpa perlu diminta, aku mendaratkan pantat di atas sofa bercorak putih gading, menyandarkan kepalaku ke sana dengan mata terpejam. Jelas sekali tergurat lelah di wajahku ini.

Berbicara tentang investor tadi membuatku sedikit pusing. Aku meminta kepada Daddy memberikanku satu hari lagi memikirkan tentang penawaran cabang baru tersebut. Bukan hal yang berat sebenarnya bagiku, seperti kata Dion, aku juga percaya dengan kemampuanku sendiri.

Namun, ada setitik rasa tidak rela meninggalkan Burk's Falls walaupun bukan untuk selamanya.

Memikirkan kalau tempat arah pulangku menjadi berbeda, tidak bisa lagi menemani Quinza dikala anak itu merasa tertekan dan tidak dalam perasaan baik-baik saja. Tidak bisa lagi mendengar keluh kesah Daddy dan mengurusi restoran di Burk's Falls. 

Lalu, Dion ... kami memang tidak lagi banyak bertatap muka seperti awal kejadian aneh tersebut. Kami sering mengirim pesan dan menurutku itu adalah hal yang bagus.

Mataku mengarah kepada dokumen yang tersimpan di atas meja sofa, proposal pembukaan cabang baru tentunya. Otakku telah menggebu-gebu ingin ke sana dan mengurus cabang baru sekaligus menata hidup yang baru. Hatiku berbanding terbalik.

Walaupun, Burk's Falls dan Sundgridge tidaklah dipisahkan oleh benua. Tetap saja, aku tidak rela.

Aku langsung mengambil ponselku dari dalam tas yang memang sengaja aku simpan di ruang kerja Daddy, menghubungi seseorang yang menjadi orang pertama yang mendengar keputusanku.

Entah kenapa, aku merasa gugup saat mendengar nada sambung sebanyak dua kali sebelum terdengar suara berat dari ujung sana.

"Hallo, Leyna. Ada apa?"

Meneguk ludahku bulat-bulat sekaligus menyakinkan keputusanku. Aku mengangguk kepala dalam sekali ketegasan.

"Kau akan terus mendukung apapun keputusan yang kuambil, kan, Dion?"

"Ya, tentu saja. Apapun keputusanmu."

Aku memejamkan mata sekaligus menghirup napas dalam-dalam. Semoga saja pilihanku benar dan tidak membuat kekacauan bagi orang lain.

_The Stranger's Lust_

09.45 p.m

Burk's Falls

"Letakkan di kamar. Aku harus menemui Daddy terlebih dahulu," ujarku kepada salah satu pelayan yang membawa segelas susu dengan semangkuk buah-buahan segar yang telah dipotong.

"Baik, Nona Muda Olivia," ucapnya yang mengundurkan diri dari hadapanku untuk melaksanakan permintaanku. Sedangkan, aku sendiri kembali berjalan ke taman belakang gedung dengan sweater tebal yang menutupi piyamaku.

"That's great. You made a good decision, Leyna."

Sepintas balasan bagus dari Dion bersemayam di pikiranku saat melihat punggung Daddy yang berdiri dengan kedua tangannya yang terlipat ke belakang. Kuharap, balasan dari beliau juga sama baiknya seperti pria Addison.

"Ada apa, Leyna? Kemarilah."

Bukan lagi hal baru bagiku kalau Daddy duluan mengetahui keberadaanku di sekitarnya. Tanpa ragu, aku berjalan dan mengambil tempat di sebelahnya sembari melihat langit yang kali ini penuh dengan taburan bintang kecil.

"Aku ... aku menerimanya," kataku tanpa basa-basi.

Saat kurasakan Daddy melihat ke arahku, aku juga membalas tatapannya dengan percaya diri. Berbeda dengannya yang masih mempertahankan raut datar. Tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi.

"Aku menerima tawaran untuk menjadi kepala cabang baru itu, Daddy."

Kulihat Daddy tersenyum tipis, lalu membawaku ke dalam pelukannya. Sebuah hal yang jarang kudapatkan darinya. Namun, itu membuat sebuah gerakan sayang kecil tersebut terlihat berharga.

_The Stranger's Lust_

To Be Continue

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status