Share

40. Ask Mom

Leyna memasuki sebuah butik yang menampilkan beberapa manekin di depan kaca bening untuk menarik perhatian pengunjung. Saat membuka pintu masuk toko, wanita itu diberikan sebuah kesejukan dari pendingin yang dipasang di dalam serta sebuah sapaan hangat dari seorang wanita yang berdiri di belakang meja resepsionis.

“Selamat datang, Nona Muda.”

Wanita itu tersenyum sebagai tanggapan sapaan dari resepsionis, “Nyonya ada di dalam?”

“Nyonya berada di lantai atas, dia sedang menyortir bahan yang baru masuk, Nona. Mari saya antar,” kata wanita dengan tag name Anastacia Marie menjabat sebagai resepsionis di Sky Blue Boutique.

“Tidak perlu. Saya akan ke sana sendirian. Anda bisa kembali sibuk dengan pekerjaan Anda. Kalau begitu, saya duluan,” balas Leyna yang duluan menjauhi meja dan melewati koridor cukup muat tiga orang dalam sekali jalan di samping bagian customer service.

Sebelah kiri dan kanannya terpajang beberapa foto pasangan maupun sendirian dalam model pakaian yang dirancang oleh butik ini sendiri, selain itu sebagai pemanis memberikan pajangan di sana. Tidak tinggal diam, diberikan juga sebuah tangga di sudut untuk naik ke lantai dua, dimana Aubrey berada di sana.

Di sekitar tangga yang menyatu dengan dinding, diberikan aksesoris berupa bunga. Leyna tahu itu adalah bunga asli dan jelas bisa layu cepat ataupun lambat serta diganti dengan yang baru. Wanita itu tidak tahu banyak, tetapi mendengar penuturan ibunya, mereka adalah Baby Breath, White Rose, Yellow Rose. Ibunya adalah pecinta bunga omong-omong.

Kemudian, di ujung atas tangga ada arah untuk ke kiri dan ke kanan, kiri sebagai jalan untuk pelanggan mencobai beragam jenis pakaian yang telah jadi. Sedangkan, pintu di sebelah kanan adalah tempat dimana ibunya berada sekarang.

“Bahan yang ini bisa digunakan untuk model yang dirancang Bella. Sepertinya, menjadi layer yang kedua cocok. Coba kamu lihat.”

“Baik, Nyonya.”

Senyumnya kembali mengembang saat mendengar suara ibunya setelah membuka kecil pintu bercat pink pastel tersebut dengan pelan. Tidak salah memang menjadikan Aubrey sebagai role modelnya selama ini. Pasalnya, wanita itu berperan sebagai banyak bidang dan tetap bersikap professional. Saat menjadi pasangan Chayton, wanita itu bisa bersikap layaknya wanita yang berwawasan luas dan tidak sembarang bicara. Sedangkan, saat menjadi pemilik dari butik yang ternama, dia mampu bersikap tegas dan disegani oleh bawahannya. Belum lagi, saat dia menjadi ibu dari tiga anak dan seorang suami.

Satu hal yang Leyna ketahui dan itu adalah fakta, tidak mudah bersikap dengan sempurna saat menjalani satu profesi.

“Mommy,” panggilku saat melihatnya sedang menarik sebuah gulungan kain yang terkapar di sebuah kardus besar.

“Ya, honey?”

Leyna menutup rapat pintu dan melihat ruangan itu sangat berantakan, dengan kain perca yang tersebar di mana-mana, banyak gulungan kain yang diletakkan di beberapa sudut. Dia menghadap Aubrey dan ikut menelusuri kain yang digenggam oleh ibunya.

“Daddy sudah mengatakan aku akan ke Sundgridge?” tanyanya langsung. Tidak ingin menarik ulur lebih lama.

“Heum, sudah. Dia mengatakan untuk membawamu ke sana dua hari lagi,” jawab Aubrey yang membuat sepasang bahu gadis itu melorot ke bawah. Sang wanita yang lebih tua menyerahkan gulungan kain ini kepada bawahannya, “Letakkan ini di gudang rak kedua baris DC. Lalu, kembalilah sibuk dengan sibuk pada pekerjaanmu. Kalau Vanessa Gyna telah datang, tolong hubungi aku.”

“Baik, Nyonya.”

Leyna tersenyum sejenak untuk membalas senyuman bawahan ibunya.

Aubrey meletakkan tangannya di bahu anak keduanya, “Tidak perlu lemas seperti itu, sayang. Daddy hanya berencana membawamu ke sana selama dua hari untuk menyortir tempat. Lalu, kamu akan kembali ke sini. Setelah itu-“

“After that, I will go to Burk’s Falls and Sudgridge back and forth.” Selanya yang tanpa sadar melemah. Tidak menyangka kalau akan secepat ini.

“Kamu benar, sayang. Ada kendala, Leyna?” tanya Aubrey kepada anaknya.

“Tidak ada selain dari persiapan mental untuk ke sana. Mungkin, aku juga perlu belajar beberapa hal kecil lainnya,” kata wanita muda itu yang mencium pelipis wanita yang telah melahirkannya susah payah.

Wanita itu tersenyum dan menyambungkan perkataannya, “Aku akan membantu mereka di bawah. Mommy boleh istirahat sebentar, ini sudah sampai di akhir jam makan siang.”

Istri dari pemimpin Burk’s Falls itu mengangguk, “Baiklah. Jangan nakal dengan mereka, ya.”

“Tentu, aku sudah besar, Mom.”

_The Stranger’s Lust_

To Be Continue

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status