Warning!!!! Cerita ini mengandung banyak adegan 21++. Harap bijak dalam memilih bacaan. Seorang bos mafia yang berusia 35 tahun, lelaki tampan dan kaya, jatuh cinta kepada gadis berusia 19 tahun, dimana ia di pertemukan di dalam sebuah kecelakaan yang tanpa sengaja membuat laki-laki tersebut terus menerus memikirkan gadis cantik itu. Obsesi dan juga cinta datang bersamaan kepada dirinya, maka apapun caranya ia harus mendapatkannya.
Lihat lebih banyakAmara menatap kakak sepupunya bingung, ia tidak mengerti mengapa Kirana menatapnya dengan tatapan tajam seolah_olah Amara sudah melakukan kesalahan yang besar."Kenapa kak Kirana menatapku seperti itu? Apa aku sudah melakukan kesalahan yang besar terhadap kak Kiran? Tapi kayaknya enggak deh, aku kan cuma minta izin pulang malam doang. Dan tadi kak Kiran juga udah menyetujuinya."Cerocos Amara sambil menatap Kirana meminta jawaban. "Kamu memang sudah melakukan kesalahan besar Amara. Kamu sudah membuat Alex mencintaimu dan berusaha untuk menggagalkan pernikahan ini. Kenapa Alex harus jatuh cinta padamu Amara, kenapa? Kenapa?" Kirana berucap dalam hatinya, tatapannya yang tajam tidak pernah lepas dari wajah cantik Amara. "Hellooo... Kak Kirana, aku lagi bertanya loh. Kenapa kakak diam saja?"Amara kembali mengeluarkan suaranya. Ia semakin penasaran dengan tatapan mata Kirana yang semakin menjam bagaikan pisau belati. Mengerikan.
Dasar nyebelin, masa cuma balas ok doang."Gerutunya pelan, namun masih dapat di dengar oleh Alex. "Siapa?"Tanya Alex tanpa menoleh ke arah Kirana. "Emm itu Amara, dia bilang, dia akan pulang malam, jadi dia minta ..." "Terus kamu izinkan?"Potong Alex dengan tangan yang menggenggam erat setir kemudinya. "Iya, aku izinkan dong sayang, katanya dia mau kumpul sama sahabatnya." "Kenapa kamu izinkan? Kalau terjadi sesuatu sama dia bagaimana?" "Eh tapi dia bilang mau kumpul sama sahabatnya, jadi a..." "Kalau sahabatnya jahat bagaimana?"Potong Alex dingin membuat Kirana seketika diam membeku di tempatnya."Sekarang ini, banyak manusia jahat yang menyerupai sebagai sahabat, kamu sebagai sepupunya, harusnya kami melarang dia Kirana, bukan malah mengizinkannya."Ucapnya kembali dengan nada yang lebih dingin di bandingkan sebelumnya. "Tapi aku sudah kenal kok sama sahabat_sahabatnya Amara sayang, aku yakin mereka bukan or
Vino membawa Amara ke salah satu mall yang ada di kota Jakarta. Sepanjang perjalanan masuk ke dalam mall tersebut, Vino tidak pernah melepaskan genggaman tangannya barang sedetikpun, meskipun Amara mencoba untuk melepaskan genggamannya, namun tangan itu tetap tidak mau lepas dan mau tidak mau, Amara pun membiarkan tangannya di genggam oleh kekasihnya itu "Yang, lepas dulu ih."Pinta Amara ketika dirinya akan mengambil ponsel di dalam tas miliknya. "Gak mau."Jawab Vino membuat Amara memutar kedua bola matanya malas. "Sayang, aku mau ambil ponselku dulu sebentar. Sepertinya ada yang menelpon ku." "Kan ada tangan kamu satunya lagi sayang." "Ish gak bisa yang, udah ah lepas dulu tanganku sebentar sih." "Biar aku ambilkan saja."Ucap Vino tanpa mengindahkan permintaan kekasihnya tersebut. Vino meraih tas kecil miik sang kekasih dengan satu tangannya, ia membuka resleting tas tersebut, kemudian ia mengambil ponse
Setelah memberikan skripsinya kepada dosen, Amara langsung meluncur ke butik tempat dimana Kirana berada, ia di antar oleh kekasihnya Vino menggunakan mobil sportnya yang mewah. "Sayang." Panggil Vino dengan lembut. "Apa yang?"Sahut Amara sambil menatap sang kekasih dari samping. "Kamu sangat cantik hari ini." Ucap Vino dengan senyuman di wajah tampannya. "Hah? Aku ini memang sudah cantik dari orok yang, kamu aja baru menyadarinya hmm." Vino terkekeh dengan pelan, ia mengacak rambut sang kekasih dengan gemas." Aku tau baby, tapi hari ini kamu sangat-sangat cantik."Ucapnya membuat semu merah di kedua pipi Amara. "Sejak kapan kamu jadi pintar menggombal seperti itu?" "Fakta sayang, bukan gombalan semata." "Terserah deh, yang penting kamu seneng aja." "Kamu tuh ya bukannya seneng, malah cemberut begitu. Jelek b
Waktu menunjukkan pukul 16.15 sore, Alex sudah berada di kediaman Dewantara, ia di sambut hangat oleh keluarga Dewantara, terutama Kirana calon istrinya. "Sayang, kamu ke sini kok gak bilang_bilang sih."Sapa Kirana sambil memeluk lengan calon suaminya itu. "Hmm, aku hanya sekedar mampir saja."Balas Alex datar."Dimana kucing nakal itu? Kenapa tidak kelihatan?"Tanyanya dalam hati. "Nak Alex silahkan duduk."Pak Dimas mempersilahkan Alex untuk duduk di atas ruang tamu. Alex hanya mengangguk, kemudian ia duduk, namun matanya melirik ke sana kemari mencari keberadaan Amara. "Sayang, kamu cari siapa sih?"Tanya Kirana lembut. "Amara tidak ada?" Kirana mendengus kesal, namun masih tetap memperlihatkan senyuman di wajah cantiknya."Amara sedang pergi bersama kekasihnya."Ucap Kirana membuat amarah dalam diri Alex seketika bangkit. "Sialan. Ternyata dia tidak ad
Setelah kepergian Anton, Alex kembali memikirkan Amara gadis yang sudah menarik perhatiannya itu. Ia tersenyum ketika dirinya mengingat Amara yang menurutnya sangat menggemaskan."Amara, tunggu sebentar lagi kau akan menjadi milikku."Ucapnya pelan di iringi dengan seringai devilnya yang mengerikan. Alex mengusap wajahnya frustasi, bayang_bayang wajah cantik Amara tidak dapat ia lupakan barang sedtikpun."Sial, aku harus fokus dengan kerjaanku dulu, baru setelah pekerjaanku selesai, aku akan pergi ke kediaman Dewantara untuk menemui calon istriku(Amara?"Ucapnya kembali sambil berusaha untuk melenyapkan bayang_bayang wajah cantik Amara dalam kepalanya. Alex mulai menyalakan komputernya, ia mulai memeriksa email_email yang masuk dari rekan bisnisnya yang berada di luar negeri. Alex mulai fokus memeriksa email_email tersebut meskipun bayangan wajah cantik Amara masih setia berada di kepalanya, namun Alex tetap berusaha untuk
Amara tak menggubris, ia terus berjalan untuk mencari taxi, Alex yang sudah hilang kesabarannya pun langsung menarik tangan Amara dengan kasar, sehingga membuat Amara terjatuh ke dalam pelukannya. "Om apa-apaan sih, aku mau pulang, lepaskan." Amara memberontak berusaha untuk melepaskan tangan Alex yang kini sudah mencengkram pinggang rampingnya. "Dasar kucing nakal, kamu senang sekali memprovokasiku hmmm." Alex berbisik dengan sensualnya." Jalan sendiri atau aku gendong baby." Alex kembali berbisik di telinga Amara, dan itu mampu membuat Amara merinding. "Gak mau ...." Sebelum Amara menyelesaikan ucapannya, Alex sudah menggendong Amara terlebih dahulu, ia berjalan dengan cepat menuju mobilnya. "Om turunkan aku, aku bisa jalan sendiri." Pinta Amara sambil berusaha untuk turun dari gendongan Alex. "Diamlah atau aku akan melemparmu ke jalanan." Ucap Alex tanpa menghentikan langkah kakinya. "Dasar om sialan." Dengus Amara pe
Setelah selesai makan, mereka bertiga keluar dari restauran tersebut, mereka berjalan menuju parkiran mobil." Kak kita mau kemana lagi?" tanya Amara kesal karena Vino tidak jadi datang. Bukan tidak jadi, melainkan Alex tidak memperbolehkan Vino datang ke restauran tersebut. Sungguh membuat Amara kesal setengah mati. "Kita pulang saja, soalnya kakak ada pemotretan jam 5 sore." Kirana menjawab sambil memainkan ponselnya." Sayang anterin aku ke tempat pemotretan ya." Kirana mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya, ia menatap Alex dengan tatapan memohonnya. "Kapan?" Tanya Alex sambil membuka pintu mobilnya. "Habis mengantar Amara pulang ke rumah, baru kita berangkat ke tempat pemotretanku." Balas Kirana setelah masuk ke dalam mobilnya. "Yasudah kalau gitu, aku antarkan kamu dulu, baru aku antar Amara pulang ke rumah." "Sayang ini baru jam 3 .." "Memangnya kenapa?" "Aku tidak mungkin menunggu sampai jam 5 kan?"
Hari ini Amara terlihat sangat tidak bersemangat, bagaimana tidak, seharusnya hari ini ia pergi bersama kekasihnya Vino, namun sang kakak sepupu Kirana memaksanya untuk ikut, alhasil Amara harus membatalkan kencan pertamanya dengan Vino. "Kak Kirana aneh banget sih, padahal kak Kirana mau pergi berkencan sama si om, tapi malah ngajak aku." Gerutu Amara dengan kesal karena kakak sepupunya itu sudah menggagalkan kencannya. "Ini permintaan Alex Ra, dia bilang ingin lebih dekat dengan calon adik sepupunya, makannya kakak ajak kamu biar kalian cepet akrab." Sahut Kirana sambil fokus dengan make upnya. "Dih ngapain sih tuh si om-om pengen dekat denganku segala, dasar om-om aneh." "Ya wajarlah Ra kan sebentar lagikan Alex akan menjadi suami kakak, sekaligus sepupu kamu juga, jadi kamu juga harus dekat dengan dia." "Terserahlah." "Permisi nona, tuan Alex sudah datang." Sang pelayan menghampiri Kirana dengan sopan. "Oh ok
Alexander Antonio laki-laki berusia 35 tahun sang pemimpin Ghost Devil, geng mafia yang paling ditakuti hampir di seluruh dunia. Laki-laki tampan memiliki karismatik yang begitu menggoda, memiliki mata yang tajam dan sifatnya yang sangat cocok dengan dirinya. Alex anak semata wayang dari pasangan Antonio Stevanus dengan Miriam Stevanus, ia di besarkan di kota Jakarta, namun sejak usia 7 tahun, ia harus tinggal bersama paman dan juga bibinya di negara Jepang. Karena pada saat itu, sang mama pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya, sementara sang ayah sibuk mengurusi perusahaannya yang pada saat itu hampir mengalami kebangkrutan. Pada saat usia Alex menginjak 27 tahun, ia kembali ke tempat kelahirannya dan menjadi CEO muda di perusahaan milik sang ayah yang nantinya akan di wariskan kepada dirinya. Hanya tiga tahun Alex berada di Jakarta, ia harus kembali ke negara Jepang untuk menyelesaikan urusannya bersama para anak buahnya. Namun hingga lima tahun berlalu Alex tidak pernah lag
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen