Home / Romansa / Obsesi Cinta Sang Mafia / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Obsesi Cinta Sang Mafia: Chapter 1 - Chapter 10

13 Chapters

DI JODOHKAN

Alexander Antonio laki-laki berusia 35 tahun sang pemimpin Ghost Devil, geng mafia yang paling ditakuti hampir di seluruh dunia. Laki-laki tampan memiliki karismatik yang begitu menggoda, memiliki mata yang tajam dan sifatnya yang sangat cocok dengan dirinya. Alex anak semata wayang dari pasangan Antonio Stevanus dengan Miriam Stevanus, ia di besarkan di kota Jakarta, namun sejak usia 7 tahun, ia harus tinggal bersama paman dan juga bibinya di negara Jepang. Karena pada saat itu, sang mama pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya, sementara sang ayah sibuk mengurusi perusahaannya yang pada saat itu hampir mengalami kebangkrutan. Pada saat usia Alex menginjak 27 tahun, ia kembali ke tempat kelahirannya dan menjadi CEO muda di perusahaan milik sang ayah yang nantinya akan di wariskan kepada dirinya. Hanya tiga tahun Alex berada di Jakarta, ia harus kembali ke negara Jepang untuk menyelesaikan urusannya bersama para anak buahnya. Namun hingga lima tahun berlalu Alex tidak pernah lag
Read more

Terbaring tak berdaya

Alex menggeram menahan amarahnya, jika bukan di Indonesia, mungkin saja ia sudah menghabisi kelompok sampah itu sampai tak tersisa, ia juga merasa sangat bersalah terhadap gadis remaja itu, bagaimanapun juga, Alex bukanlah orang yang akan membunuh manusia yang tidak bersalah, andai saja dia menyadari keberadaan gadis itu, mungkin saja gadis itu tidak akan terluka. "Sialan," Dengus Alex sambil mengepalkan kedua tangannya." An cari tahu dalang di balik kejadian hari ini." Perintah Alex dengan nada dinginnya. "Laksanakan bos, tanpa anda suruh saya pasti akan mencari tahunya." "Bagaimana keadaan gadis itu saat ini?" Batin Alex sambil mengingat wajah pucat gadis cantik tadi." Apakah dia akan baik-baik saja." Alex kembali membatin dengan rasa bersalahnya, sungguh ia merasa cemas dan juga merasa bersalah terhadap gadis cantik itu. "Coba kau cari tau tentang gadis tadi." Ucap Alex dengan tiba-tiba, Anton yang mendengarnyapun merasa terkejut, namun ia tetap be
Read more

Bertemu tanpa sengaja

Dua hari kemudian, keadaan Amara jauh lebih baik dari sebelumnya, ia kini tengah memakan sepotong buah apel yang sudah di kupas oleh sang mama, meskipun perutnya sedikit masih sakit akibat tembakan dua hari yang lalu, namun Amara tetap tersenyum ke arah sang mama. "Mah kapan aku boleh pulang?" Tanya Amara dengan lembut. Mama Angel menghentikan kegiatan tangannya yang sedang mengupas buah apel, kemudian ia menatap anak kesayangannya dengan dalam." Tunggu sampai kamu benar-benar sembuh sayang," Ucap Angel kembali mengupas buah apelnya. Amara menghela nafasnya dengan pelan, ia sungguh sudah merasa bosan berada di rumah sakit." Mah aku sudah tidak apa-apa kok, lukaku juga sudah sembuh." "Sayang kamu habis melakukan operasi, bagaimana mungkin lukamu sembuh secepat ini? sudahlah sayang, kamu jangan keras kepala lagi, tetaplah disini sampai lukamu benar-benar sembuh. Mengerti." "Tapi mah, aku bosen .." "Amara jangan keras kepala, kamu tau bet
Read more

Tidak menyukainya

Ketika mereka sedang asik bercengkrama, tiba-tiba saja terdengar suara begitu nyaring dari arah depan, suara itu membuat semua yang tengah berada di ruang tamu melirik ke arahnya. Di setiap ada kamu mengapa jantungku berdetak Berdetak lebih cepat seperti ... Nyanyian itu terhenti ketika ia mendapati beberapa orang yang menatapnya dengan penuh selidik, apalagi ketika merasakan tatapan mata yang menusuk dari seseorang yang entah siapa, ia sendiripun tidak mengenalnya. "Eh eh.. Ada tamu ya." Amara berucap dengan tingkah seperti anak kecil yang kepergok mencuri sesuatu." Astaga kenapa Tante sama om tidak bilang sih kalau lagi ada tamu." Amara membatin dengan perasaan malunya. "Perempuan ini? bukankah dia yang perempuan yang waktu itu." Alex membatin sambil menatap lekat wajah cantik Amara, ia sungguh tidak menyangka bahwa dirinya bisa menemukan gadis itu, setelah Anton mencarinya kemana-mana. "Ekhmm .. Amara kenalin ini om Stevanus dan ini
Read more

Om sangat menyebalkan

  Hari ini Amara terlihat sangat tidak bersemangat, bagaimana tidak, seharusnya hari ini ia pergi bersama kekasihnya Vino, namun sang kakak sepupu Kirana memaksanya untuk ikut, alhasil Amara harus membatalkan kencan pertamanya dengan Vino. "Kak Kirana aneh banget sih, padahal kak Kirana mau pergi berkencan sama si om, tapi malah ngajak aku." Gerutu Amara dengan kesal karena kakak sepupunya itu sudah menggagalkan kencannya. "Ini permintaan Alex Ra, dia bilang ingin lebih dekat dengan calon adik sepupunya, makannya kakak ajak kamu biar kalian cepet akrab." Sahut Kirana sambil fokus dengan make upnya. "Dih ngapain sih tuh si om-om pengen dekat denganku segala, dasar om-om aneh." "Ya wajarlah Ra kan sebentar lagikan Alex akan menjadi suami kakak, sekaligus sepupu kamu juga, jadi kamu juga harus dekat dengan dia." "Terserahlah." "Permisi nona, tuan Alex sudah datang." Sang pelayan menghampiri Kirana dengan sopan. "Oh ok
Read more

Membuatku gemas

Setelah selesai makan, mereka bertiga keluar dari restauran tersebut, mereka berjalan menuju parkiran mobil." Kak kita mau kemana lagi?" tanya Amara kesal karena Vino tidak jadi datang. Bukan tidak jadi, melainkan Alex tidak memperbolehkan Vino datang ke restauran tersebut. Sungguh membuat Amara kesal setengah mati.  "Kita pulang saja, soalnya kakak ada pemotretan jam 5 sore." Kirana menjawab sambil memainkan ponselnya." Sayang anterin aku ke tempat pemotretan ya." Kirana mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya, ia menatap Alex dengan tatapan memohonnya. "Kapan?" Tanya Alex sambil membuka pintu mobilnya. "Habis mengantar Amara pulang ke rumah, baru kita berangkat ke tempat pemotretanku." Balas Kirana  setelah masuk ke dalam mobilnya. "Yasudah kalau gitu, aku antarkan kamu dulu, baru aku antar Amara pulang ke rumah." "Sayang ini baru jam 3 .." "Memangnya kenapa?" "Aku tidak mungkin menunggu sampai jam 5 kan?"
Read more

Sangat Menginginkannya

  Amara tak menggubris, ia terus berjalan untuk mencari taxi, Alex yang sudah hilang kesabarannya pun langsung menarik tangan Amara dengan kasar, sehingga membuat Amara terjatuh ke dalam pelukannya. "Om apa-apaan sih, aku mau pulang, lepaskan." Amara memberontak berusaha untuk melepaskan tangan Alex yang kini sudah mencengkram pinggang rampingnya. "Dasar kucing nakal, kamu senang sekali memprovokasiku hmmm." Alex berbisik dengan sensualnya." Jalan sendiri atau aku gendong baby." Alex kembali berbisik di telinga Amara, dan itu mampu membuat Amara merinding. "Gak mau ...." Sebelum Amara menyelesaikan ucapannya, Alex sudah menggendong Amara terlebih dahulu, ia berjalan dengan cepat menuju mobilnya. "Om turunkan aku, aku bisa jalan sendiri." Pinta Amara sambil berusaha untuk turun dari gendongan Alex. "Diamlah atau aku akan melemparmu ke jalanan." Ucap Alex tanpa menghentikan langkah kakinya. "Dasar om sialan." Dengus Amara pe
Read more

Kekesalan Alex

Setelah kepergian Anton, Alex kembali memikirkan Amara gadis yang sudah menarik perhatiannya itu. Ia tersenyum ketika dirinya mengingat Amara yang menurutnya sangat menggemaskan."Amara, tunggu sebentar lagi kau akan menjadi milikku."Ucapnya pelan di iringi dengan seringai devilnya yang mengerikan. Alex mengusap wajahnya frustasi, bayang_bayang wajah cantik Amara tidak dapat ia lupakan barang sedtikpun."Sial, aku harus fokus dengan kerjaanku dulu, baru setelah pekerjaanku selesai, aku akan pergi ke kediaman Dewantara untuk menemui calon istriku(Amara?"Ucapnya kembali sambil berusaha untuk melenyapkan bayang_bayang wajah cantik Amara dalam kepalanya. Alex mulai menyalakan komputernya, ia mulai memeriksa email_email yang masuk dari rekan bisnisnya yang berada di luar negeri. Alex mulai fokus memeriksa email_email tersebut meskipun bayangan wajah cantik Amara masih setia berada di kepalanya, namun Alex tetap berusaha untuk
Read more

Amarah Alex

Waktu menunjukkan pukul 16.15 sore, Alex sudah berada di kediaman Dewantara, ia di sambut hangat oleh keluarga Dewantara, terutama Kirana calon istrinya. "Sayang, kamu ke sini kok gak bilang_bilang sih."Sapa Kirana sambil memeluk lengan calon suaminya itu. "Hmm, aku hanya sekedar mampir saja."Balas Alex datar."Dimana kucing nakal itu? Kenapa tidak kelihatan?"Tanyanya dalam hati. "Nak Alex silahkan duduk."Pak Dimas mempersilahkan Alex untuk duduk di atas ruang tamu. Alex hanya mengangguk, kemudian ia duduk, namun matanya melirik ke sana kemari mencari keberadaan Amara. "Sayang, kamu cari siapa sih?"Tanya Kirana lembut. "Amara tidak ada?" Kirana mendengus kesal, namun masih tetap memperlihatkan senyuman di wajah cantiknya."Amara sedang pergi bersama kekasihnya."Ucap Kirana membuat amarah dalam diri Alex seketika bangkit. "Sialan. Ternyata dia tidak ad
Read more

Sangat Geram

Setelah memberikan skripsinya kepada dosen, Amara langsung meluncur ke butik tempat dimana  Kirana berada, ia di antar oleh kekasihnya Vino menggunakan mobil sportnya yang mewah. "Sayang." Panggil Vino dengan lembut. "Apa yang?"Sahut Amara sambil menatap sang kekasih dari samping. "Kamu sangat cantik hari ini." Ucap Vino dengan senyuman di wajah tampannya. "Hah? Aku ini memang sudah cantik dari orok yang, kamu aja baru menyadarinya hmm." Vino terkekeh dengan pelan, ia mengacak rambut sang kekasih dengan gemas." Aku tau baby, tapi hari ini kamu sangat-sangat cantik."Ucapnya membuat semu merah di kedua pipi Amara. "Sejak kapan kamu jadi pintar menggombal seperti itu?" "Fakta sayang, bukan gombalan semata." "Terserah deh, yang penting kamu seneng aja." "Kamu tuh ya bukannya seneng, malah cemberut begitu. Jelek b
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status