Bride For the Matchmaker

Bride For the Matchmaker

last updateLast Updated : 2022-03-25
By:  IztaLorieOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
17 ratings. 17 reviews
33Chapters
3.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Cakra, telah menyatukan banyak pasangan berkat kemampuannya melihat benang merah yang terikat di jari kelingking pasangan.Dikenal sebagai Makcomblang jitu, menjadi beban tersendiri baginya. Sebab faktanya kisah asmara Cakra selalu berakhir dengan kegagalan. Itu karena dia tidak bisa melihat benang merah yang terikat di jari kelingkingnya.Sebuah kutukan membayangi hidupnya. Dia harus mendapatkan pasangan diusia 35 tahun atau selamanya hidup melajang.Saat dia sudah muak dengan kegagalannya, seorang gadis datang dan memberikan tiga warna kehidupan : merah, hitam, dan merah muda. Ketika Cakra mulai terpikat dengan gadis itu, sebuah rahasia terungkap. Dia hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi semata.Akankah Cakra dapat memaafkan gadis itu dan menjadikannya seorang pasangan? Ataukah Cakra akan melajang selamanya?

View More

Chapter 1

Lamaran yang Gagal

"Apa kamu yakin mau melamarnya?" tanya Rahardian saat Cakra menghubunginya melalui panggilan telepon dari parkiran restoran.

Sahabat Cakra itu bahkan tidak berbasa-basi menanyakan kabar padahal mereka sudah lama tidak bersua. Namun, Cakra tak kunjung menjawab pertanyaan itu. Dia malah teringat dengan Rista-sepupu yang meyakinkan untuk tetap melakukan lamaran ini. Padahal Cakra belum sepenuhnya yakin akan perasaannya untuk Yuyun.

Hal lain yang membuatnya ragu adalah tentang pasangan Yuyun. Jari kelingking wanita itu sudah terikat dengan benang merah perjodohan yang terlihat kusut. Ini menandakan kalau Yuyun sudah ada yang punya, entah berada di belahan dunia mana pria yang menjadi jodoh Yuyun.

"Sepertinya layak untuk dicoba. Aku tunggu kedatanganmu untuk menjadi saksi. Sepuluh menit! Jangan terlambat!" ucap Cakra yang akhirnya menjawab dengan nada serius untuk menutupi rasa gugup. 

Cakra segera menutup telepon itu sebelum ucapan lain dari Rahardian menggoyahkan keyakinannya. Kali ini, dia memastikan akan mendapatkan pasangan. Sesekali egois dan tidak memikirkan pasangan lain itu memang diperlukan dalam kondisi yang mendesak. Apalagi ini menyangkut kebahagiaannya sendiri.

Sewaktu masih muda, Cakra memilih pacar yang tidak terikat dengan benang merah. Itu membuat resiko memotong jodoh orang menjadi lebih kecil. Namun, ketika usianya sudah hampir menginjak 34 tahun, Cakra semakin merasa putus asa. Hidupnya selalu dibayangi dengan ramalan jodohnya. Kalau sampai di usia 35 tahun belum mendapatkan pasangan, maka dia akan melajang selamanya. 

Memilih Yuyun adalah tindakan gegabah karena berpotensi membuat orang lain jadi kehilangan jodoh. Kalau saja di dunia ini ada gunting yang bisa dipakai untuk memotong benang jodoh, Cakra pasti akan memutus lalu mengikatkan ujung benang Yuyun ke jari kelingkingnya sendiri. 

Cakra hanya berharap kalau jodoh Yuyun tidak akan muncul selamanya. Toh, sampai sekarang memang tidak terlihat keberadaan pasangan Yuyun.

Sudah lima menit Cakra berdiam diri di dalam mobil yang terparkir. Sekarang saatnya dia keluar dan menghadapi keraguan tentang lamaran yang masih menggantung. Setelah menyugar rambut, Cakra keluar dari mobil.

Langkahnya terasa berat ketika melangkah di jalan setapak menuju pintu masuk restoran. Restoran ini bergaya Belanda dengan jendela tinggi yang hampir mencapai langit-langit.

Pelayan berseragam hem warna maroon, membawanya masuk ke ruangan pribadi yang berada di bagian paling belakang. Terlihat balon berbentuk love yang tersebar di sekitar lampu gantung antik. Tak lupa untaian lampu hias yang berbentuk tulisan "Marry Me" yang akan dinyalakan ketika Cakra memberi kode kepada pelayan.

"Semoga Yuyun menyukainya," gumam Cakra saat melihat semua persiapan itu.

Decak kagum keluar dari bibir Cakra ketika melihat Yuyun memasuki ruangan tempatnya menunggu. Dress selutut warna delima membuat kaki Yuyun terlihat semakin jenjang.

Cakra berlutut dengan satu kaki, tepat ketika Yuyun berhenti di hadapannya. Cowok itu bahkan melupakan Rahardian yang sudah didaulat menjadi saksi.

Tanpa pikir panjang, diambilnya sebuah kotak beludru dari saku jas. Sebuah cincin berkilau ketika tutupnya dibuka.

"Maukah kamu menikah denganku?" tanya Cakra yang perlahan-lahan mendongak untuk melihat reaksi Yuyun.

Mata wanita itu berbinar cerah, kedua tangannya berada di depan mulut. Tadinya, ini memang reaksi yang Cakra harapkan. Namun seberkas kilau lain dari tangan cewek itu membuatnya terbelalak. Benang merah yang terikat di jari kelingking Yuyun terlihat mengencang. Seolah-olah ada yang menarik benang panjang yang tadinya tergerak pasrah di lantai.

Cakra menutup mata sejenak. Ketika membuka mata lagi, dia bisa melihat ujung benang merah menunjukkan siapa pasangan dari Yuyun. Dengan cepat Cakra menutup kotak perhiasan dan berdiri tegak.

"Lupakan saja soal lamaranku tadi," ucap Cakra yang membuat Yuyun mengerjap.

"Apa ini lelucon? Baru saja kamu melamarku, tapi sudah membatalkannya dalam sekejap mata. Aku bahkan sudah hampir mengatakan iya!" protes Yuyun yang wajahnya mulai memerah.

Suara tepuk tangan membuat keduanya menoleh. Cakra memperhatikan sosok sahabatnya yang terlihat sinis ketika memasuki ruangan itu.

"Aku tidak menyangka kalau harus mengalami kejadian ini denganmu. Berulang kali aku mendengar tentangmu yang selalu menjaga jodoh orang lain. Namun, aku tidak membayangkan kalau kamu juga menjaga pacarku selama aku kerja diluar pulau."

"Bukankah aku teman yang baik?" tanya Cakra yang dibarengi dengan seringai miris.

"Baik? Lebih tepatnya berengsek! Dan kamu!" tuding Rahardian pada Yuyun yang bergerak-gerak gelisah.

"Kamu mau jawab iya untuk lamaran Cakra? Apa kamu sudah tidak waras? Kamu anggap apa hubungan kita selama ini?"

"Aku bisa jelaskan ini," ucap Yuyun yang menoleh pada Cakra dan Rahardian secara bergantian.

"Jangan salah paham. Aku hanya sedang membantu Cakra untuk berlatih melamar pacarnya. Tentu saja bukan aku yang dilamar," ucap Yuyun dengan tertawa kecil.

Namun, itu membuat dahi Rahardian berkerut. Bibirnya terkatup rapat-rapat seolah kehabisan bahan pembicaraan.

"Lebih baik kalian selesaikan masalah ini. Kalau kamu sudah selesai, silakan temui aku. Kita selesaikan masalah kita," sela Cakra.

"Dan aku kembalikan jodohmu. Urus dia dengan baik hingga tidak ada laki-laki lain yang menjaganya," lanjut Cakra sambil menyisipkan kotak cincin ke tangan Rahardian.

Setelah keluar dari restoran, Cakra mengubah arah langkahnya. Bukannya kembali ke mobil, dia malah masuk ke mall yang berada tepat di samping restoran tadi. Niatnya adalah untuk mendinginkan kepala sebelum menghadapi Rahardian.

Pertama-tama, dia harus memberi mereka berdua kesempatan untuk berbicara terlebih dahulu. Setelah suasana tenang, Cakra pasti akan meminta maaf pada Rahardian. Kejadian ini memang diluar dugaan karena dia tahu kalau sahabatnya punya pacar, tapi tidak benar-benar memperhatikan siapa namanya. 

Rupanya benang merah Yuyun yang kusut dan panjang itu disebabkan karena pasangannya begitu jauh. Namun, Cakra tidak menyangka kalau jodoh yang hampir ditikung adalah milik temannya sendiri.

Suasana hati yang kacau membuat konsentrasinya terganggu. Segera saja benang-benang merah bermunculan ketika dia melangkahkan kaki masuk ke dalam Mall. Ini adalah keistimewaan yang dimilikinya sebagai keturunan keluarga Gilmore. Dia dapat melihat benang merah yang terikat di jari kelingking orang-orang yang terikat dengan pasangannya.

Namun kelebihan itu diikuti dengan sebuah kutukan. Sampai sekarang, Cakra tidak bisa melihat benang merah yang melingkar di jari kelingkingnya. 

Beberapa kali dia mencoba menjalin hubungan dengan wanita yang menarik, tapi selalu saja berakhir dengan kegagalan. Dia malah dengan ikhlas menyerahkan wanita-wanita itu ke pasangan sejatinya.

Sampai-sampai karyawannya memberi julukan sad boy, karena nasibnya sama seperti second lead di drama-drama Korea. Berakhir menjadi cowok yang menjaga jodohnya first lead.

Dering gawai membuat dahinya berkerut. Pasalnya, orang yang gencar menyuruh untuk mengajukan lamaran sekarang menunggu panggilan itu diangkat.

"Gimana? Pasti sukses besar?" tanya suara dari seberang dengan nada girang.

"Sukses untuk Rahardian. Bukan untukku. Apa kamu benar-benar mendapatkan penglihatan tentang aku yang bersama dengan Yuyun dalam pernikahan? Hari ini aku baru tahu kalau Yuyun dan Rahardian berjodoh. Mereka juga sudah lama berpacaran. Kali ini kamu sudah salah besar, Sist," keluh Cakra yang memilih duduk karena tiba-tiba merasa lelah. 

"Memangnya aku bilang kalau kamu akan menikah dengan Yuyun? Aku cuma bilang lakukan lamaran di depan Rahardian. Jodoh Yuyun akan ditemukan. Coba kamu ingat-ingat lagi?" kilah Rista yang terkekeh. 

"Seharusnya aku bisa menduganya. Dasar penyihir!" 

Suara kekehan itu semakin kencang. Ini adalah umpatan favorit Cakra untuk sepupunya tersayang yang suka ikut campur urusan orang lain.

"Tenang saja, Bro. Kamu pasti dapat jodoh. Masa iya makcomblang nggak bisa dapat jodoh untuk diri sendiri?" sela Danar yang rupanya ikut mendengarkan. 

"Kalian memang suka menggodaku. Apa sikap seperti itu bisa dibilang sepupu yang baik?" ucap Cakra menahan geli. 

Kedua sepupunya memang lebih muda, tapi terkadang lebih bijak dari dirinya yang sudah kepala tiga. Terlebih lagi Rista, yang mempunyai kemampuan meramal.

"Kra, hati-hati dengan penggoda cilik. Dia akan membuat hidupmu tidak cuma merah, tapi hitam dan merah muda juga," pesan Rista sebelum menutup panggilan. 

Cakra memikirkan ucapan terakhir Rista. Apa ini sebuah ramalan atau sebuah nasihat?

Cowok itu bangkit berdiri, memasukkan gawai ke saku kemudian kembali melangkah. Mungkin dia harus mengelilingi semua lantai mall agar lebih tenang. Baru juga menjalani sepuluh langkah, dia sudah kembali berhenti. 

Sebuah gulungan benang rajut warna merah menggelinding ke arahnya. Cakra menunduk untuk meraih gulungan yang sebesar bola sepak itu. Sebuah seringai menghiasi bibir, benda ini terlihat seperti benang merah takdir yang sering dilihatnya. 

Cakra menoleh ke arah kanan, tempat asal gulungan itu. Rupanya berasal dari toko alat jahit yang bersebelahan dengan toko alat olah raga langganan Cakra. Seorang wanita dengan tinggi rata-rata menghampirinya. Tangan cewek itu dipenuhi dengan benang yang kusut.

"Seharusnya kamu tidak menarik benang ini terlalu kencang. Itu akan menyebabkan gulungan ini berlari menjauhimu," ucap Cakra ketika mengembalikan benda yang dipungutnya tadi. 

Dahi Cakra berkerut ketika melihat cewek malah menatapnya dengan mulut terbuka lebar. Pandangan Cakra menyapu tangan kurus cewek itu untuk mencari-cari keberadaan benang takdir. 

Namun, benang itu tidaklah terlihat. Mungkin karena dirinya yang sedang susah berkonsentrasi atau karena benang rajut yang melingkari tangan cewek itu, pandangannya jadi kacau. 

"Sebagai ucapan terima kasih, bisakah aku mendapatkan nomor teleponmu?"

Pertanyaan tidak wajar dari cewek itu membuat ujung bibir Cakra naik. Apa cewek ini tertarik dengannya? Bagaimana mungkin dia berurusan dengan cewek yang terlihat begitu muda. Jangan-jangan ini yang dimaksudkan dalam ramalan Rista?

Sebelum Cakra sempat bereaksi. Cewek itu terlihat mengangkat panggilan yang mendesak. "Apa kamu bisa tunggu di sini dulu? Aku segera kembali. Jangan kemana-mana."

Cakra memperhatikan ketika cewek itu berlari menjauh tanpa mengatakan alasan kenapa harus menunggu. Namun, suara nada dering dari gawainya mengusik pengamatan Cakra. 

"Halo, Bos. Anda harus ke kantor secepatnya. Beberapa wanita menerobos masuk dan mengubrak-abrik kantor."

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Lilyana Caroline
Mungkin kalau beneran ada orang kaya cakra. sekarang jodoh saya udah ketemu ...
2022-02-16 21:57:57
1
user avatar
Papi Badar
Tadinya bingung dengan benang merah. Cerita yang menarik ......
2022-02-07 18:02:38
1
user avatar
malapalas
BACA novel berjudul :FREL. Banyak kejutan di dalamnya. Selain tentang cinta segitiga yang bikin baper, gemes dibumbui humor dan mengharubirukan, kalian akan disuguhi dg persahabatan, keluarga, luka dan rahasia di masa lalu orangtua yang akan membuat cerita lebih seru dan menjungkirbalikkan perasaan.
2022-01-30 16:30:33
0
user avatar
A. JOEZAH
Omoshiroi! Lanjutkan!
2022-01-23 12:51:25
1
user avatar
Haji Samsuri
Cerita yg unik kak, keren!
2022-01-23 12:49:49
1
user avatar
Jasmine
Selalu suka sama kisah fantasi. Menarik kk!
2022-01-23 00:03:41
1
user avatar
Riez Kitt
keren thor nunggu bab baru aku donk
2021-09-16 21:20:17
1
user avatar
IztaLorie
Update cerita "Bride For the Matchmaker" akan update bergantian dengan cerita "Bos Aneh dan Nyebelin"
2021-09-15 20:03:24
0
user avatar
CahyaGumilar79
Ceritanya bagus dan menarik. Tulisannya rapi dan enak dibaca .........️...️...️...️.........️
2021-09-14 10:19:14
1
user avatar
Wall
Oppa Prabu vs Akang Prabu. Aura ucul deh yang manggil. Aku kan jadi bingung bayangin Prabu itu seperti apa. Lebih penasaran lagi dengan aksi Cakra pas jadi makcomblang.
2021-08-30 20:31:24
2
user avatar
Aline
seru ih itu ilmu dari mana bisa liat jodoh orang? ajarin dong hehe
2021-08-29 11:26:46
2
user avatar
Wildha Dwi Nur Ramadhani
aq pengguna baru...baru bca kisah ini n lngsung tertarik ama kisah cakra...
2021-08-23 20:06:57
3
user avatar
Azeela Danastri
six sense dengan empati skil, teruskan
2021-08-17 11:11:58
2
user avatar
Esi Apresia
wahhhh bisa melihat jodoh asikkk bangettt lanjutt
2021-08-12 12:12:57
2
user avatar
Amih Lilis
yuhhuuuu .... akhirnya cakra masuk sini😍😍 baik-baik ya, cak. buat emak bangga terus😘
2021-07-03 14:28:16
2
  • 1
  • 2
33 Chapters
Lamaran yang Gagal
"Apa kamu yakin mau melamarnya?" tanya Rahardian saat Cakra menghubunginya melalui panggilan telepon dari parkiran restoran.Sahabat Cakra itu bahkan tidak berbasa-basi menanyakan kabar padahal mereka sudah lama tidak bersua. Namun, Cakra tak kunjung menjawab pertanyaan itu. Dia malah teringat dengan Rista-sepupu yang meyakinkan untuk tetap melakukan lamaran ini. Padahal Cakra belum sepenuhnya yakin akan perasaannya untuk Yuyun.Hal lain yang membuatnya ragu adalah tentang pasangan Yuyun. Jari kelingking wanita itu sudah terikat dengan benang merah perjodohan yang terlihat kusut. Ini menandakan kalau Yuyun sudah ada yang punya, entah berada di belahan dunia mana pria yang menjadi jodoh Yuyun."Sepertinya layak untuk dicoba. Aku tunggu kedatanganmu untuk menjadi saksi. Sepuluh menit! Jangan terlambat!" ucap Cakra yang akhirnya menjawab dengan nada serius untuk menutupi rasa gugup. Cakra segera menutup telepon itu sebelum ucapan lain dari Rahardian me
last updateLast Updated : 2021-06-13
Read more
Awal Kehancuran
Kantor diubrak-abrik? Cakra berharap kalau pendengarannya salah, tapi Shopie sampai mengulangi informasi itu agar semakin jelas. Jadinya, dia harus bergegas ke kantor walaupun hari ini sedang cuti. "Saya akan segera ke sana." Panggilan ditutup dari pihak Cakra.  Alis Cakra naik ketika seorang wanita dengan seragam toko alat jahit membentangkan tangan untuk menghadang. Wajah pegawai itu terlihat mengeras hingga membuat Cakra mengurungkan niat untuk menerobos pertahanannya. "Apa Anda juga akan kabur seperti pacar Anda setelah mencuri segulung benang dari toko kami?" Cakra memalingkan wajah sejenak, merasa ini lucu. Apa-apaan wanita ini? Kenapa dia asal menyimpulkan seperti itu? "Tapi, saya bukan pacar gadis tadi. Kami bahkan tidak saling kenal," elak Cakra dengan kedua bahu yang diangkat bersamaan. "Saya terpaksa memanggil keamanan kalau Anda bersikeras untuk melarikan diri!" Sekarang wanita itu bertolak pinggang dengan berani.
last updateLast Updated : 2021-06-15
Read more
Asisten Pribadi
Cakra bangkit berdiri, menepuk-nepuk celana agar bebas dari rumput dan debu. Sekilas menoleh ke arah taman kaca, sebelum akhirnya mengikuti ayahnya yang bernama Cahyo. Mereka menuju ke ruang kerja yang sebenarnya bisa masuk lewat pintu samping, tapi ayahnya memang lebih suka masuk ke dalam rumah terlebih dahulu."Den," panggil Mbok Minah yang dijawab dengan sentuhan jari telunjuk ke bibir Cakra. Asisten rumah tangga yang sudah berumur itu pun terdiam, membiarkan Cakra melewatinya untuk menuju ke ruang kerja. Cakra bahkan tidak sadar kalau ada orang lain yang mengawasinya. Dia hanya fokus pada langkah kaki yang membawanya menuju ceramah tanpa henti. "Tutup pintunya!" seru Cahyo ketika melihat Cakra berdiri ragu-ragu di ambang pintu.Lagi-lagi Cakr
last updateLast Updated : 2021-06-25
Read more
Observasi Asisten Baru
"Yang sopan sama Aden!" tegur Mbok Minah yang menarik tangan gadis itu. "Maaf, Den. Apa Aden yang sudah bayar benang rajut saya?" Mata gadis itu membesar, penasaran. Tidak memperhatikan teguran Mbok Minah. "Sudah ingat sekarang?" tanya Cakra dengan wajah sok serius."Jadi gaji yang dipotong lima puluh ribu itu buat ganti benang ya, Den? Sebenarnya saya juga sudah balik ke toko itu untuk membayar, tapi katanya sudah dibayari sama pria tinggi yang cakep." Gadis itu kembali memperhatikan wajah Cakra. "Tapi kenapa wajah Aden babak belur seperti ini? Jadi pangling saya," lanjut gadis itu. "Jadi kamu nggak berniat mencuri benang itu? Lalu kenapa lari? Gara-gara kamu, saya dituduh komplotan pencuri!" Cakra me
last updateLast Updated : 2021-07-01
Read more
Negosiasi
Cakra menoleh demi mendengarkan penolakan asisten barunya. Jari Cakra menunjuk ke arah Aura. "Kamu yakin melamar kerja padaku? Bukan pada ayahku?" Wajah Cakra mengeras ketika menekankan pertanyaan terakhir. Pria itu tidak mau melepaskan tatapan tajam. Bahkan saat wajah Aura seputih kapas dan mulai terlihat gelisah. "Tentu saja saya bekerja untuk Aden." "Maka, lakukan permintaan saya. Atur jadwal dengan klien pertama. Besok, jam sepuluh pagi!" ucap Cakra sebelum mengibaskan tangan untuk mengusir.Cakra memiringkan kepala ketika mengamati Aura yang bergeming. "Ada masalah?" "Saya belum paham dengan kerjaan Aden. Ini klien apa ya, Den?" Aura angkat bahu
last updateLast Updated : 2021-07-04
Read more
Keberanian Aura
"Aaaaa…" Suara teriakan nyaring yang memekakkan telinga membuat Cakra mengerjap. Namun, saat kesadarannya belum sepenuhnya pulih, sebuah tendangan keras membuat tubuhnya terguling. Dia melompat bangun ketika hampir menyentuh lantai. Berdiri dalam posisi kuda-kuda, Cakra meletakkan tangan kanan di atas cincin bermata merah yang terpasang di jari tengah tangan kiri. Dia sudah bersiap-siap untuk mengeluarkan tongkat sihir."Aden kenapa bisa tidur di ranjang saya? Jangan-jangan Aden mengambil kesempatan dalam kesempitan? Aden ngapain saya semalam?"Guling bermotif polkadot biru menghantam wajah Cakra, menyadarkannya akan sesuatu. Dia menarik tangan kanan kemudian berdiri tegak. Untungnya belum sampai mengatakan mantra untuk mengeluarkan tongkat sihir. Kalau itu sampai terjadi, pasti gadis itu akan makin his
last updateLast Updated : 2021-07-20
Read more
Wanita Sesuai Kriteria
Lewat pandangan Aura, Cakra melihat permohonan dan harapan yang tampak jelas. Tidak mungkin dia akan salah mengartikan tatapan itu. Namun, ketika Cakra menunduk agar kepala mereka sejajar, terdengar nada dering dari gawainya. Sontak Aura mundur dengan tubuh kaku. Cakra sempat melihat warna merah muda yang menjalar di pipi gadis itu, sesaat sebelum membungkuk untuk memungut kemeja Cakra."Sebaiknya Aden angkat dulu panggilan itu. Mungkin itu panggilan penting. Saya akan cuci kemeja ini sampai bersih." Tangan Aura bergerak menggulung kemeja yang malah membuat pakaian itu terlihat seperti gumpalan kain kotor."Sebaiknya kamu segera bersiap-siap. Urusan kemeja, serahkan saja sama Mbok Minah," teriak Cakra karena Aura berjalan mundur dengan cepat, hingga akhirnya berlari keluar setelah sampai di pintu kamar.
last updateLast Updated : 2021-07-31
Read more
Asisten Koplak
"Saya pamit!" Suara Hans sama sekali tidak ramah ketika hendak meninggalkan ruangan itu.Aura mengulurkan tangan hendak menghentikan Hans, tapi Cakra yang terlihat cuek membuatnya bimbang. Hingga akhirnya gadis itu membiarkan Hans meninggalkan ruang kerja."Den! Aden kok gitu sih sama klien. Kalau dia kabur karena tersinggung gimana? Aden rugi dong?" keluh Aura saat Cakra malah berjongkok, untuk memungut serpihan smartwatch."Nggak bakal rugi. Sedari awal klien sudah diberi peringatan tentang cara kerja kita. Mereka juga diwajibkan membayar dimuka sebelum menggunakan jasa biro jodoh Sepasang. Kalau sampai klien merasa tidak puas dan berniat membatalkan kerja sama, maka uang itu tidak bisa ditarik lagi. Seharusnya dia membaca petunjuk dengan lebih teliti." Dengan santai, Cakra menginjak tempat sampah hingga terbuka,
last updateLast Updated : 2021-08-06
Read more
Menyusun Rencana Pendekatan
Cakra yang masih berdiri di antara kamar dan selasar, menatap selama lima detik penuh sebelum berkata, "Saya punya tugas untukmu.""Bentar, bentar, Den." Aura malah berlari kecil menghampiri Mbok Minah.Gadis itu membisikkan sesuatu yang membuat mata wanita itu berbinar cerah, yang lalu dibalas dengan anggukan kepala penuh semangat. Cakra bahkan khawatir kalau Mbok Minah akan mengalami sakit leher setelahnya."Ayo, Den. Kita joget," ulang Aura yang menarik Cakra keluar kamar.Namun, Cakra balas menarik hingga terjadi tarik menarik, dengan musik Twice-Whats it love yang menjadi latar adegan mereka.Aura melepaskan Cakra dan mulai bersiap untuk melakukan gerakan yang sudah amat populer itu. Namun, tanpa disangka-sangka, Cakra m
last updateLast Updated : 2021-08-08
Read more
Oppa Prabu
Mulut Cakra tak henti-hentinya mengucapkan mantra untuk berpindah tempat. "Mingser mrono, mingser mrono, mingser mrono!"Dalam sekejap mata, tubuh Cakra sudah menghilang, untuk kemudian muncul di sudut sepi supermarket. Cakra menjulurkan leher saat mencari tahu keberadaan Aura. Ternyata Aura berada tak jauh dari tempat kemunculannya.Jadi, Cakra mulai berlari melewati rak-rak tinggi berisi bahan makanan. Ketika sudah semakin mendekati Aura, tangan Cakra mencoba menggapai gadis itu. "Lepasin, Ra!" Teriakan tegas itu membuat Aura tersadar dan segera melepaskan pegangan pada troli.Sepasang tangan kekar menyambar tubuh mungil Aura. Hingga gadis itu tidak jatuh tersungkur. Suara benturan troli dengan tembok membuat be
last updateLast Updated : 2021-08-13
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status