Malam makin meninggi , ketika sebuah Jeep hitam berkecepatan tinggi melaju kencang menembus kabut yang semakin menebal.
Seperti tidak mengenal takut, dalam suasana yang temaram , sang pengemudi menjalankan mobilnya dengan gila. Membelah jalanan yang lengang dan sunyi, seolah mengejar sesuatu. Atau lebih tepatnya sedang berusaha menghindari sesuatu. Seorang pemuda berusia tiga puluhan, menatap jalanan dengan nyalang. Matanya nampak waspada melewati tiap titian jalan yang berkelok. Seolah sedang menapaki ular besar yang setiap saat bisa saja melahapnya, andai dia tidak hati - hati. Dia mengemudi dengan skill Dewa. Tangannya sangat cekatan di belakang kemudi. Memutar setir dengan lihai, tanpa keraguan. Kakinya menginjak pedal gas dengan keras. Hampir tidak menurunkan kecepatannya sama sekali. Sesekali matanya menatap spion. Melihat ke belakang. Berharap tidak ada siapapun yang mengejarnya. Welly, sang pengemudi nekad ini sedang mengejar waktu. Memburu peruntungan dirinya yang masih tersisa di depan sana. Berusaha menghindari takdir buruk yang setiap saat bisa menimpanya. Ketika sebuah keputusan telah diambil. Sebuah perjudian terbesar yang pernah dibuat seumur hidupnya. Menentukan nasib hidup dan matinya saat ini. Nuri, dialah sang dadu yang telah digulirkan oleh pemuda ini. Dengan segala konsekwensi yang siap ditanggung oleh nya. Antara kalah atau menang. Antara Hidup atau mati. Dan sekarang dadu itu berada di tangannya. Tergolek dengan lemah di jok belakang mobilnya. Dengan kondisi yang cukup mengenaskan. Ya , Welly telah menculik Nuri sekitar dua jam yang lalu. Mengambilnya secara paksa dari tempat seseorang bernama Zacko yang dengan sengaja menyekapnya.Entah karena keberuntungan sedang memihak kepadanya, atau memang takdirnya sedang baik, Welly sang Perwira Muda ini telah berhasil mengambil Sang Gadis dari tempat penyekapan Zacko yang tidak lain adalah atasan nya sendiri! Ketika tadi dirinya sengaja membuntuti atasannya yang tengah bersuka cita membawa gadis ini, lalu dengan sabar menunggu di tempat persembunyian sambil berharap-harap cemas, Welly melihat Zacko pergi dengan marah-marah meninggalkan hotel.Hingga akhirnya dia memutuskan untuk menggunakan kesempatan yang ada dengan menjalankan misinya. Melakukan aksi nekad yang tidak semua orang mampu dan mau melakukannya. Welly memutuskan untuk menyelamatkan Nuri, gadis cantik yang di bawa dan di sekap oleh Kapten Zacko.Walau Dia harus mengambil resiko tingkat tinggi dan berbahaya, menerobos masuk dengan melumpuhkan beberapa bawahan Kapten Zacko, yang tidak lain adalah kawan-kawannya sendiri. Dan inilah permainan berbahaya yang sudah dia mainkan. Rolet Rusia sudah dia putar. Pelatuk senapan sudah dia tarik. Tinggal menunggu ditembakan. Dengan dua pilihan yang nyata dan jelas. Pertama, diburu oleh sang Komandan dan siap menghadapi hukuman yang sangat berat, bahkan dengan konsekwensi di bunuh Kapten Zacko. Kedua, melarikan diri sejauh mungkin hingga ke ujung dunia bila perlu dan tidak pernah lagi menunjukan batang hidungnya di depan sang Komandan. Sekian lama berselang, akhirnya dia sampai di ujung kota. Batas antara kota bernama Stolen Hart City, dan kota lainnya. Sebuah kawasan hutan pinus yang mengapit di kiri-kanan jalan, selayaknya para Raksasa jahat yang sedang berbaris dengan gagah dan sombong. Melambai-lambai memanggil siapa saja untuk masuk kedalamnya . Masuk dalam cengkraman ilusi mereka. Bahkan ketakutan pun miliki warna. Gelap, dingin, suram dan menyeramkan. Welly melambatkan laju kendraaannya. Matanya dibuka lebar-lebar, berusaha mencari sesuatu. Mengubah arah, membelokan arah Jeep nya ke jalan setapak yang ada di sebelah kanan jalan. Lalu masuk menembus gelapnya hutan. Mobilnya merayap pelan. Menapaki jalan tanah liat yang basah berkabut. Menyisakan pandangan hanya beberapa meter di depannya. Namun Welly masih bisa melihat dengan jelas, walau hawa dingin yang terasa seperti pedang tajam menusuk tulang. Seolah mengoyak kulitnya. Dan jejeran Pinus seperti hantu yang memanggil dirinya. Menghipnotisnya. Dia tidak peduli. Dia ingin segera sampai di tujuan. Sebuah bangunan pondok yang terbuat dari kayu menyambutnya. Berdiri kokoh seperti hewan buas yang sangat besar tengah mendekam menunggu mangsa.Sebuah pondok yang jarang sekali di pakai. Tempat yang sengaja dibuat para avounturir penjelajah hutan. Sebagai base camp. Sesekali juga dipakai sebagai tempat berlatih para prajuritnya. Anak buahnya. Untuk melatih skill mereka. Welly menghentikan Jeep nya. Turun dari mobilnya. Matanya berkeliling menatap sekitar. Tanah lapang yang datar, dan lebatnya hutan Pinus. Setelah dirasa aman, dia langsung membuka pintu belakang Jeep. Melihat 'sang dadu' yang masih belum siuman. Lalu dengan cekatan membopongnya. Membawanya masuk ke dalam pondok. Welly meletakan tubuh Nuri di lantai kayu. menyalakan ponselnya , menyetelnya ke mode light. Menaruhnya dengan posisi terbalik. Cahaya led memancar menerangi seisi ruangan . Menghasilkan cahaya temaram yang redup. Namun cukup untuk menerangi ruangan pondok. "Nuri, bangunlah!" Welly menepuk-nepuk dengan agak keras wajah cantik di depannya. Nuri memang sengaja dia buat pingsan. Karena dia melawan ketika akan dibawa tadi. Dan itu menyulitkannya untuk membawa gadis itu dari sana. "Akh, .. ada dimana aku ... Si.. Siapa kau .." Nuri mengerang. Masih merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Kesadarannya mulai berangsur pulih. "Kamu berada di tempat yang aman bersamaku ..." "We .. Welly, apa yang terjadi disini. Kau, mengapa kau membawaku kemari? Tempat apa ini ?" "Kamu tidak perlu tahu ini dimana, yang jelas, kamu sudah aman dari Kapten Zacko sekarang ..." "Tapi, kau ... Kau juga bagian dari mereka! Dasar pembunuh kejam!" Nuri memekik. Dia mulai mengingat apa yang terjadi. Hari-hari berat yang telah dilewatinya selama ini. Kesadaran yang hampir pulih sepenuhnya, secara spontan membawanya pada ujung kesedihan. "Jangan salah faham , bukankah sudah kubilang, aku hanya menjalankan tugasku sebagai seorang penegak hukum ..." "Penegak hukum apanya? Kamu adalah seorang munafik tercela! Kau manfaatkan aku untuk tujuan mu sendiri! Kamu membunuh saudara-saudaraku, teman-temanku, dan mereka yang kusayangi!" "Gak perlu bahas masalah itu! Kamu seharusnya berterima kasih kepadaku malam ini. Kamu tahu andai aku tidak menyelamatkanmu? Kamu mungkin sudah dihabisi dengan kejam oleh Zacko!" "Siapa yang butuh pertolonganmu? Aku sudah muak melihat penipu seperti dirimu!" "Menipu? Bukankah aku sudah bilang sebelumnya, kalianlah yang seharusnya bertobat! Aku sudah memberi kalian kesempatan untuk kembali ke jalan yang benar. Meninggalkan ide gila kakakmu yang haus kekuasaan itu!" "Apa kau bilang? Kakaku haus kekuasaan? Dasar tukang memutar balikan fakta! Kakaku, dia tidak serendah itu! Dia berjuang untuk kebaikan seluruh rakyat, untuk keadilan dan hak yang selalu kalian rampas, dia berjuang melawan penindasan yang selalu kalian lakukan setiap saat!" "Omong kosong! Kamu percaya kakakmu seperti itu? Kamu benar-benar terlalu naif dan bodoh! Sepertinya doktrin yang ditanamkan Eagle sudah mengakar kuat dalam otakmu! Sudahlah, semua masih belum terlambat. Aku masih memberimu kesempatan, jadilah manusia biasa. Hiduplah dengan normal. Belajar dengan giat. Tidak ada lagi yang harus berlaku aneh-aneh. Tidak ada yang perlu diperjuangkan disini! Semuanya sudah sesuai dengan aturan yang berlaku. Jika ada yang pantas disebut penipu, itu adalah dia, kakakmu sendiri!" "Dasar pecundang! Kamulah yang seharusnya sadar, bahwa kota ini sudah tidak benar. Segala kebobrokan dan ketidak adilan terjadi di depan matamu hampir setiap hari. Apa kamu buta? Apa kamu tuli? Demi kesenanganmu sendiri, kamu malah mendukung mereka! Sebenarnya hatimu terbuat dari apa? Tumpukan sampah dan kotoran? Kenapa kamu tidak sadar sedikitpun? Apa ini tujuan hidupmu sebenarnya?" "Cukup! Semakin lama kata-katamu semakin tidak enak didengar! Kamu telah bicara terlalu jauh. Kamu gak perlu ajari aku tentang tujuan hidupku. Kamu hanyalah gadis kemarin sore yang belum tahu apa-apa. Beruntunglah, karena aku memujamu sejak dulu. Yang harus kamu lakukan sebenarnya adalah membuka mata dan hati kamu lebih lebar. Peka dengan keadaan. Siapa yang sebenarnya memperjuangkanmu sampai saat ini. Itu aku! Welly! Bukan kakakmu yang sok jagoan itu! Dimana dia saat kamu menderita? Dimana Eagle ketika kamu hampir dihabisi Zacko? Aku mengambil resiko ini karena aku peduli dengan mu! Aku melakukan ini karena aku mencintaimu!" "Aku tidak butuh pertolonganmu! Aku tidak butuh dicintai olehmu! Aku lebih baik mati dari pada harus menerima cinta busuk mu!" timpal Nuri keras. Sekeras hatinya yang membatu. "Dasar jalang tidak tahu diuntung! Kau benar-benar sudah menguji batas kesabaranku! Baiklah, aku tidak perlu lagi berlaku baik kepadamu. Aku sudah menahannya sejak tadi, tapi sepertinya kamu memaksaku untuk melakukannya. Kamu mau tahu seperti apa aku sebenarnya? Kamu akan segera mengetahuinya!" Welly menahan napasnya. Senyum buruk dan sinis tergambar di raut wajahnya. Gadis ini terlalu memaksanya. Dia telah menginjak harga dirinya sebagai seorang pria.Apa mau dikata. Kamu meminta, kamu akan segera mendapatkanya! Welly secara tiba-tiba menghempaskan Nuri ke lantai. Diiringi dengan jeritan sang gadis. Dia langsung menindihnya! Welly sudah memutuskan. Dia akan melakukannya disini. Melampiaskan hasratnya disini! "A... Apa yang kau lakukan, lepaskan!" Nuri berteriak. Namun Welly tidak menggubris teriakan Sang Gadis. Badannya yang kekar langsung bergumul dengan tubuh sang gadis, setelah sebelumnya menyingkirkan selimut yang menutupi tubuh gadis itu. Nuri terkejut tiada tara. Tidak menyangka pria di depannya akan berbuat seperti itu. Perbuatan keji yang sangat ditakuti hampir seluruh wanita di muka bumi ini! Ternyata Welly tidak ada bedanya dengan Zacko, sama-sama manusia bejat! Nuri menjerit dan meronta dengan keras, melawan sekuatnya. Semampu yang dia bisa. Berusaha mempertahankan harga diri dan kehormatannya. Sementara Welly mulai menggila. Akal sehatnya telah pergi mengembara entah kemana, membawa nurani manusianya ke tempat terjauh. Diganti dengan hasratnya hewaninya yang mulai mendaki menuju puncak. "Lepaskan aku ... Tolong ..." Nuri masih berteriak dengan sisa suaranya. Air matanya tumpah. Fikriannya terasa gelap. Dia sudah putus asa. Dia membayangkan hal terburuk yang hampir pasti terjadi padanya.Dia serasa ingin mati. Dan dia lebih baik mati. Jika itu adalah pilihan yang tersisa!Itu lebih baik baginya. Tuhan, tolong aku! Aku benar-benar butuh pertolonganmu! Diantara ketakutannya yang meraja, batinnya memohon pertolongan.Dia teringat Tuhannya! "BRRAAAKKK !" *********Keduanya tersentak kaget! Suara itu laksana petir yang menyambar tepat di depan mata. Membuat jantung mereka seperti melompat dari tempatnya. Terlebih Welly, napasnya yang tersengal terdengar memburu. Suara keras tersebut mengejutkannya dengan seketika. Menghancurkan seluruh kesenangannya. Membunuh semua hasratnya yang sejak tadi memuncak. Membuatnya menjadi drop dan anti klimaks. Belum sempat menguasai dirinya, Welly mengaduh, ketika Nuri menendangnya dengan cukup keras. Membuat tubuhnya terjengkang ke belakang. Nuri sendiri langsung memanfaatkan kesempatan yang sempit itu dengan mengambil selimut yang terserak di depannya. Melindungi tubuh indahnya yang hampir polos. Lalu beringsut ke pojok ruangan. Bagi Nuri, ini adalah sebuah anugerah yang luar biasa. Ternyata Tuhan telah menjawab doanya. Pertolongannya datang di saat yang tepat! "Halo, apakah aku mengganggu kesenangan kalian?" spontan mata keduanya menoleh ke arah pintu pondok yang sudah hancur di depan mereka.
Beberapa Jam sebelumnya. Malam baru saja datang dengan tergesa. Berlari meninggalkan Matahari yang telah lebih dulu terbenam di peraduannya. Bersama angin dingin yang menusuk tulang, berusaha mengikis debu dan panas siang hari, serta sisa-sisa mesiu dan amis darah yang masih menampar hidung siapapun yang melintasi. Di salah satu sudut kota yang tampak kumuh, diantara deretan gedung-gedung tinggi yang lebih dari setengahnya telah rusak karena terbakar, beberapa mayat nampak bergelimpangan, dengan bau darah yang masih segar, sisa pertempuran tadi siang, lebih tepatnya pembantaian. Yang membawa kepiluan dan kegetiran sesudahnya. Sungguh pemandangan yang mengenaskan. Lebih dari puluhan nyawa telah hilang. Grim Reaper sepertinya berpesta pora hari ini. Mencabut nyawa dengan gembira. Menyisakan keheningan dan suasana suram. "Sudah beres?" tanya seseorang. Berperawakan tegap. Berparas dingin. dengan mata yang dalam. Berusia setengah baya. Wajahnya yang gelap nampak mengerikan dengan
Aaah..." Nuri menjerit. Tidak menduga bahwa pria di depannya akan bergerak begitu cepat, merenggut baju kemeja putih lusuh yang melindungi tubuh mulusnya. "Luar biasa! Aku benar-benar beruntung malam ini ... ! " Kapten Zacko menggila , napasnya semakin memburu. Melihat pemandangan indah , bagian sensitif, payudara milik sang gadis yang terpampang jelas di depannya. Nuri yang ketakutan langsung beringsut ke belakang, dengan sejuta perasaan yang berkecamuk. Antara marah, takut, kecewa dan putus asa. Berusaha menutupi bagian dadanya yang terbuka lebar. Hanya menyisakan pakaian dalamnya yang tidak sempurna menutupi auratnya, Nuri mulai menangis penuh kepiluan, hingga akhirnya menjerit dengan histeris sejadi-jadinya! "Teriaklah sesukamu, itu malah akan membuatku tambah bersemangat!" Kapten Zacko langsung menerkam Nuri dengan ganas! "Ti ... Tidak ! Ja..jangan ...lepaskan ! To..tolong ...aku ..." Nuri menjerit. Meronta. Berusaha melepaskan himpitan pria bejat di depannya. Namun
"Kau memang tidak pernah mengecewakanku Kapten Zacko, aku mengundangmu karena ada beberapa hal yang harus dibahas dan dibereskan hari ini. Menyangkut masa depan Kota ini. Kau tidak marah, aku mengganggu kesenanganmu?" Tuan Mondor tersenyum lebar menyambut kedatangan orang kepercayaannya. "Tentu saja tidak Tuanku Mondor, sudah menjadi kewajiban ku untuk melayanimu dengan baik ..." " Baguslah, ayo ikut aku . Akan kuperkenalkan kau pada tamu-tamu penting yang akan membantu kita nantinya ... " Emanuel Mondor mempersilahkan Zacko masuk dalam Mansion nya yang luas dan Mewah. Bergaya Mediterania.Mansion itu terdiri dari tiga tingkat, berukuran sekitar seribu meter. Dengan garasi yang sangat luas. Hingga mampu menampung lebih dari sepuluh mobil. Berbagai mobil mewah berjajar rapi seperti di showroom. Puluhan penjaga berjas hitam mengisi setiap sudut mansion. Menatap dingin kepada setiap tamu yang datang. Tidak terkecuali Kapten Zacko. Membuatnya merasa jengkel sekaligus gentar. Karena
Apa yang dikatakan Saka tidaklah salah. Dari jauh, sayup-sayup terdengar raungan laksana monster liar yang saling bersahut-sahutan. Makin lama terdengar makin jelas. Merobek malam yang sunyi. Mengganti keheningan dengan suara-suara bising yang bergaung ke seantero tempat. Puluhan kuda besi roda dua nampak bermunculan di sela-sela rimbunan Pinus. Seperti serangan wabah mematikan yang dengan cepat menyebar. Berdatangan dari segala arah dan berkumpul di dataran yang luas, siap menginfeksi sebuah kota. Cahaya lampu saling berpendar satu sama lain. Berlarian dengan liar. Menyoroti kawasan yang gelap dan sunyi tersebut menjadi hingar bingar dan terang benderang. Saka yang melihat dari dalam. langsung menyipitkan matanya. Alisnya berkerut. Puluhan tamu tak diundang ini bermunculan tanpa permisi. Dan dengan segera memenuhi halaman pondok yang luas. Mengepungnya! Sebagian sorot lampu dari kuda-kuda besi tersebut ditembakkan ke arah pondok. Menerangi pondok yang tadinya temaram. Sangat m
"Tentu saja aku memilikinya! Bagaimana? Kau terkejut, pecundang? Kau takut?" Black Panthera berteriak. Suaranya keras menggelegar bagai petir. "Terkejut? Ya. Takut? .... Tentu saja tidak! Kata-kata itu sudah lama hilang dalam kamusku!" "Pecundang sombong! Tidak sadar bahwa sebentar lagi kau akan jadi mayat!? Kuberi tahu kau satu hal sebelum mati, tidak ada satupun musuhku yang pernah menang setelah bertarung denganku. Mereka semua berakhir dengan kalah mengenaskan! Semuanya hancur ditanganku! Dan kau, korban baruku yang kesekian sekarang! Kau pun akan bernasib sama dengan mereka! Berbanggalah kau bisa melihat wujud transformasi ku! Bersiaplah untuk bertemu dengan sang Penciptamu!" "Untuk ukuran seekor kucing dapur, kamu terlalu banyak omong!" "Ghroowwll!! Sialaaannn! Apa kau bilang? Dasar bedebah pecundang! Kau benar - benar ingin mati dengan cepat!? Lihatlah bagaimana aku, Sang Black Panthera menghancurkanmu!" Kisser sang Black Panther tidak bisa mengendalikan dirinya yang dira
Scroll of Power atau Gulungan kekuatan merupakan aset dan sumber daya penting, yang bisa dikatakan sebagai salah satu harta karun yang berharga di muka bumi ini. Seperti layaknya emas dan batu permata, keberadaannya selalu menjadi rebutan dan incaran semua orang . Hampir setiap orang di dunia menginginkannya. Mereka semua cenderung ingin mendapatkannya walaupun dengan segala macam cara. Termasuk mencuri , menipu, merampas, menjarah, dan tidak jarang menghilangkan nyawa orang lain! Sudah tidak terhitung nyawa manusia yang menjadi korban, akibat perebutan dan perburuan Scroll of Power. Karena siapapun yang bisa mendapatkan Scroll Power dan menguasai isi di dalamnya, maka bisa dipastikan dia akan menjadi orang hebat yang akan disegani, ditakuti oleh yang lainnya. Dan otomatis, segala kekuatan, kekuasaan dan materi, bisa di dapatkan dengan mudah! Karena disini, di dunia pada masa ini, selain harta, kekuasaan dan juga teknologi, kekuatan dan teknik bertarung juga menjadi faktor penen
Tiga hari berlalu setelah kejadian itu. Di suatu senja yang cerah. Di salah satu sudut kota. Sebuah pusat komplek pertokoan Elite yang menandai kebanggan Stolen Hart city. Di sebuah coffee shop mahal yang ramai oleh pengunjung. White Roses Coffee. Di meja paling sudut. Duduk seseorang dengan santai. Menikmati coffee nya yang tidak manis. Tanpa gula. Parasnya yang gagah dan tampan dengan rambut perak sebahu yang diikat rapi kebelakang menarik perhatian para pengunjung cafe yang ada disana. Wajah perpaduan ras Arya dan Asia itu terlihat sangat sempurna. Membuat beberapa pasang mata, terutama para gadis dan wanita muda yang kebetulan ada disana tertuju padanya. Sebagian berbisik-bisik sambil tertawa kecil. Entah sedang membicarakan sosoknya atau hal lain. Yang jelas pemuda itu tidak memperdulikannya sama sekali. matanya yang tajam terus mengamati pintu cafe. Seperti menunggu seseorang. Sudah hampir satu jam lebih dia menunggu disini. Dia adalah Saka. Agen Khusus Kerajaan yang sedang
"Maafkan aku Komandan! Seharusnya kau mengikuti apa yang dikatakan Tuan Jaksa Newsteed! Kita berada di alam realistis dan penuh logika, bukan di alam fantasi kepahlawanan yang semu dan memuakkan!" Zacko menyeringai. Dia sudah mengambil keputusan. "Kau akan membelot Zacko? Kau siap berkhianat pada Kerajaan ini?" "Siapa pengkhianat, dan siapa yang bukan belumlah jelas, karena nanti sejarah yang akan bicara. Dan sejarah biasanya ditulis oleh pemenang! Kau faham itu, Sykes!" Zacko sudah bulat. Dia akan menghabisi Jhon Sykes hari ini juga. "Gilmour? Kau juga akan ikut dia?" "A..aku..Sa..saya ...." "Tentu saja, Gilmour akan naik menggantikan aku! Setalah aku menggantikan mu! Maafkan aku Mayor Sykes, kau berseberangan dengan kami, dengan Mondor, bahkan dengan orang-orang hebat di belakang Mondor! Dan kau akan merasakan akibatnya! Terima ini!" Zacko mendorong tangannya dengan cepat. Sebuah bola api kembali meluncur dengan deras di tangannya. Langsung mengarah ke Kepala Sykes! "Tidak
"Barrier Fortress Ashoka! Full Back!" Taksaki berseru keras. Kedua tangannya refleks bergerak bersamaan seperti orang yang sedang mengangkat beban dari bawah ke atas. Saat itulah dinding kaca pipih setebal sepuluh centimeter, berukuran lima kali lima meter muncul dengan tiba-tiba dari dalam tanah menghalangi tiga peluru yang meluncur deras dan membalikan peluru tersebut ke pemiliknya! Trangg! Trangg! Trangg! "Apa? Aargghk!!" Hampir semua yang ada di sana terkejut! Sementara Newsteed sendiri langsung meraung kesakitan sambil bergulingan di tanah, ketika dua dari tiga pelurunya kembali kepadanya. Satu peluru menembus bahu, dan satunya lagi bersarang di pahanya! Masih untung satu peluru yang mengarah ke kepala bisa lolos karena dia keburu jatuh ke tanah! "Napi sialan! Zacko, bunuh dia untukku!" teriak Newsteed. Sambil memegangi paha dan bahunya yang terasa sakit dan mengucurkan darah. "Siap Tuan! Akan kuhabisi dia sekarang juga!" Zacko langsung bergerak. Kedua tangannya dikepalk
Kemampuan indera yang dimiliki oleh Saka diatas rata-rata orang biasa. Begitu pula mengenai prediksi, visi dan feeling yang dimiliknya, hampir bisa dipastikan sembilan puluh persen selalu akurat. Selang beberapa menit kemudian, ratusan petugas berseragam hitam-hitam dengan persenjataan dan altileri lengkap dengan segera memenuhi tanah lapang yang rusak. "Semuanya diam di tempat! Yang berani melawan, akan kami tembak!" seseorang mengancam dengan suara keras dan menggelegar. Aura tenaga dalam yang dipancarkannya cukup mengintimidasi! Para Napi yang terkejut segera berlarian menjauh, sementara untuk napi-napi pemberani, mereka lebih memilih tetap berada di sana. Berkumpul dan berada di kelompok Saka dan kawan-kawan. Dua kelompok besar saling berhadapan di tengah lapangan yang luas tersebut! Kelompok para napi dipimpin oleh Saka, Taksaki,Trujillo, Ulrich dan kawan-kawan. Di seberangnya, ratusan pasukan berseragam militer hitam-hitam, lengkap dengan aksesoriesnya serta sebuah AK-47 ter
Semua orang yang ada disana segera mundur menjauh. Pertarungan besar akan kembali dimulai! Jorge Norum sang Penguasa The Chain alias White Snake berhadapan dengan Saka. "Ssshssshhs... Kau akan merasakan bagaimana rasanya berada di perutku!" "Ya, kau juga akan merasakan bagaimana jika kulitmu kujadikan keset di kamarku!" "Sialan...ssshhhsshh...Aku mengadu jiwa denganmu! 'Anaconda Attack Mode Hybrid'!" Ular itu tiba-tiba mengibaskan tubuhnya, sesaat kemudian asap putih nampak menyelimuti tubuh Anaconda besar tersebut! Semua orang mundur teratur ke tempat yang aman, sambil tetap penasaran menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba Ular Putih besar itu melesat keluar dari kepulan asap dan langsung meluncur deras ke arah Saka, sambil membuka mulutnya yang besar, disertai dengan keempat taringnya yang tajam seperti belati, bersama dengan lidah besarnya yg merah bercabang, siap mencabik dan menelan Saka bulat-bulat saat itu juga! Semua orang terpeki
Gedung empat lantai yang bagian atasnya sudah tidak bersisa itu kembali terkena amukan badai dengan arah putaran terbalik, yang menyusup cepat seperti bor ke bawah, membawa seluruh material puing dan debu yang diterbangkannya! Whuuussh !!! Braaakkk !!! Whuuussh !!! Braaakkk !!! Whuuussh !!! Braaakkk !!! Ujung badai tersebut menerobos lantai gedung dengan kekuatan yang dahsyat! Bersama material yang ikut masuk dalam pusaran badai, menjebol lantai gedung tersebut hingga dua lantai di bawahnya! Semua penghuni yang ada di lantai satu dan dua yang kebanyakan adalah para sipir langsung berlarian dan berhamburan keluar! Mereka yang berada di gedung lantai dua dan tiga dengan nekad melompat keluar jendela. Menghindari amukan badai yang sangat besar itu. Jerit pekik kengerian hanya terdengar dengan samar-samar, tertutup oleh suara gemuruh badai yang berkekuatan mengerikan tersebut! Semua orang yang ada disana merasakan ketakutan yang mencekam. Mereka merasakan adanya bencana besar den
Sementara itu, tidak jauh dari pertarungan Saka, dua kubu kini saling berhadapan. Kubu kebenaran versus kubu kebathilan! Hammet, Taksak , Trujilo dan Ulrich berada di sebelah barat. Sementara Balwan, Tjah Pati, Clayderman dan Borland berada di sebelah timur. Kedua kubu itu sepertinya sudah memilih lawan masing-masing. "Kau yang menjadi lawanku? Baiklah, keluarkan seluruh kemampuanmu, karena akupun tidak akan setengah-setengah untuk melawanmu!" Hammet bersiap dengan kuda-kudanya. "Jiahahaha ... Kamu lumayan juga kelihatannya! Ketua Fraksi terbesar di Penjara ini, seorang mantan Jendral yang tidak jadi, dan akhirnya membusuk disini! Sungguh sial sekali nasibmu, bagaimana kabar anak dan istrimu sekarang? Jiahahaha ...aku lupa kalau keduanya sudah lama berada di neraka! Jangan khawatir, karena kau pun akan segera menyusul mereka! " Balwan tersenyum mengejeknya . Hammet terdiam, sambil mengepalkan tangannya. Berusaha menahan api amarahnya. Dia tahu bahwa musuhnya sengaja memprovokasiny
Baiklah, sepertinya aku bisa meninggalkan mereka untuk kalian! " "Serahkan mereka pada kami! Kau fokus saja hadapi Ular itu!" Hammet maju kedepan. Ketua Fraksi Master of Puppet itu tampak gagah dan tegas. "Si..sialan ... Siapa yang mau menghadapi dia?" bisik Borland, dia merasakan nyalinya ciut. "Yang jelas bukan kita, mungkin kedua orang ini lebih cocok jadi lawan mereka," jawab Clayderman pelan. "Dasar sialan! Kalian semua berani melawanku!? Besar sekali nyali kalian! Matilah kalian semua!" Ular Putih besar itu tiba - tiba menyerang keempat orang yang baru saja datang. Gerakannya yang sangat cepat membuat mereka terkejut! Taksaki segera maju kedepan! "Barrier Fortress Ashoka!" Taksaki membentangkan kedua tangannya , lalu mengayunnya ke atas! Beberapa saat kemudian sebentuk kaca bening tebal berbentuk bujur sangkar berukuran lima meter persegi tercipta di depannya, menghalangi kepala Anaconda yang siap menelan mereka dengan ganas! Duuggg!!Kepala ular besar tersebut berad
Seekor Anaconda putih sebesar pohon kelapa hadir dalam sekejap di hadapan Saka. Sosoknya terlihat sangat ganas dan mengerikan! Sepertiga ruangan itu hampir tertutupi oleh tubuhnya yang besar. Badannya yang putih melingkar di sudut ruangan, dengan kepala berdiri angkuh seperti Ular Kobra besar yang siap mematuk dan menelan bulat - bulan mangsa di depannya! "Tu ..tuan Norum beraksi ...! Mundur semuanya!" teriak seorang sipir yang masih selamat. Semua nya merasakan takut dan kengerian yang luar biasa, melihat sosok Anaconda putih tersebut. "Ya, kita bisa dimakannya hidup - hidup! Sebaiknya segera menjauh dari sini!" Beberapa sipir berlari menjauh. Saka melihat sosok - sosok yang masih ada disana, mereka berdiri tegak disamping Anaconda putih tersebut! Empat orang musuhnya berdiri tak jauh didepannya dan memandangnya dengan tatapan sinis. Mereka seolah sudah mencium aroma kemenangan. Dengan hadirnya sang Ular Putih raksasa disana, mereka yakin akan sangat mudah untuk mengalahkan S
"Aku sudah banyak bertemu dengan orang - orang bodoh di dunia ini, tapi tetap saja tidak ada yang sebodoh kau! Aku sudah menawarkan kehidupan yang lebih baik padamu, dan kau lebih memilih kematian yang menyakitkan!" "Urusan hidup dan mati adalah urusan Tuhan! Karena hanya Dialah yang Maha Menggenggam keduanya! Dan itu, sama sekali bukan urusanmu!" "Hebat! Sungguh bijak! Akan kukirim kau menemui Tuhanmu! Pengawal! Panggil yang lainnya kemari! Aku ingin dia tidak bisa lolos walau satu inchi pun dari tempat ini!" Norum memberi perintah. Ruang kerjanya yang sangat luas sengaja dipilihnya untuk menghabisi Saka hari ini. Dia ingin seluruh anak buahnya mengepungnya dan tidak memberikan ruang untuk bergerak atau meloloskan diri dari sana. Norum sudah mempertimbangkannya, dia telah mengantisipasi andai Saka menolak. Dia menginginkan kematian pemuda itu. Karena jika Saka berhasil lolos, dia bisa menjadi penghalang besar baginya di kemudian hari. Dia akan bisa memobilisasi para napi untuk m