Beberapa Jam sebelumnya.
Malam baru saja datang dengan tergesa. Berlari meninggalkan Matahari yang telah lebih dulu terbenam di peraduannya. Bersama angin dingin yang menusuk tulang, berusaha mengikis debu dan panas siang hari, serta sisa-sisa mesiu dan amis darah yang masih menampar hidung siapapun yang melintasi. Di salah satu sudut kota yang tampak kumuh, diantara deretan gedung-gedung tinggi yang lebih dari setengahnya telah rusak karena terbakar, beberapa mayat nampak bergelimpangan, dengan bau darah yang masih segar, sisa pertempuran tadi siang, lebih tepatnya pembantaian. Yang membawa kepiluan dan kegetiran sesudahnya. Sungguh pemandangan yang mengenaskan. Lebih dari puluhan nyawa telah hilang. Grim Reaper sepertinya berpesta pora hari ini. Mencabut nyawa dengan gembira. Menyisakan keheningan dan suasana suram. "Sudah beres?" tanya seseorang. Berperawakan tegap. Berparas dingin. dengan mata yang dalam. Berusia setengah baya. Wajahnya yang gelap nampak mengerikan dengan luka memanjang dari dahi kiri menuju dagunya. Dia baru saja turun dari Mobil Willys hitam. Beberapa orang berpakaian militer tampak mengawalnya. "Siap, Kapten Zacko. Para pembangkang sudah menerima hukumannya, tidak ada lagi yang akan berani menentang perintah anda untuk kedepannya!" jawab seseorang. Berparas tirus dengan mata kecil. Dia adalah salah satu bawahan sang Kapten. Letnan Welly. "Yakin? Bagaimana dengan sisanya? Adakah yang melarikan diri? Aku tidak mau repot dikemudian hari, ini sudah keberapa kalinya kita melakukan "Purgatory Operation" , aku harap ini adalah yang terakhir, tidak ada lagi cecunguk-cecunguk pengganggu yang sok tahu dan berkhianat dengan hukum yang telah ada! " "Tentu saja kapten, saya sudah perintahkan seluruh pasukan untuk menyisir setiap gedung, setiap lorong perkampungan kumuh yang ada di sini, semuanya sudah kita bersihkan, hanya saja ..." "Hanya? Hanya apa? Ada yang terlewat?" Kapten Zacko bertanya dingin. Sorot matanya tajam menggidikan. "Ha ...hanya ... Ki ..Kita belum berhasil menemukan Eagle , kita sudah geledah seluruh tempat, tapi tampaknya dia sudah .." PLAAKK ! Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Welly, membuatnya jatuh terjengkang. "Si...Siap, salah komandan!" "Aku benci kegagalan, aku ingin keberhasilan tanpa cela, percuma kita membantai puluhan orang setiap hari, kalau dalang dari pemberontakan ini masih berkeliaran bebas, dia adalah virus berbahaya yang bisa mengkontaminasi siapapun yang ditemuinya. Kamu sudah memahami itu kan?" "Siap, komandan. Saya tidak akan tinggal diam untuk terus mencari Eagle dan sisa para pemberontak, saya dan seluruh pasukan tidak akan mengecewakan komandan!" "Hm, dengarkan aku Welly, kamu adalah orang kepercayaanku! Jangan pernah kecewakan aku. Kamu tahu siapa yang paling marah jika Cecunguk itu masih hidup? " "Siap, saya faham komandan!" "Bagus! Cari sampai dapat, gunakan segala cara yang kau miliki, kita harus dapatkan orang ini, hidup atau mati! Dia adalah duri yang menjengkelkan bagi kota ini. Jika dibiarkan, dia akan semakin merajalela dan bisa menjadi bom waktu yang merepotkan kita, aku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang akan diberikan Tuan Mondor!" Kapten Zacko tersenyum buruk. Welly tetap menunduk sambil mengiyakan. Tak berapa lama dua orang prajurit berlari sambil menggusur seseorang yang entah hidup atau sudah mati. Keduanya segera menghampiri Kapten Zacko dan Letnan Welly. "Lapor komandan! Kita dapat tangkapan besar hari ini!" ujar seseorang dengan mata yang hampir menonjol keluar, bersama dengan temannya agak jereng, membawa sesosok tubuh yang diperkirakan seorang wanita muda. Dengan wajah menunduk dan tertutup rambut yang panjang tak beraturan. Napas satu-satu dan erangan lemah masih terdengar dari mulut wanita tersebut. Menandakan dia masih hidup, namun dalam keadaan setengah sadar. "Siapa dia?" mata Kapten Zacko menyipit. Tangannya menjambak rambut gadis itu. Dan agak tercengang dengan paras 'sang korban' yang dibawa oleh kedua anak buahnya tersebut. Walau suasana malam cukup gelap, hampir tidak ada penerangan sama sekali disana. Namun mata Kapten Zacko dengan tajam bisa melihat betapa cantiknya paras wanita yang nampak lusuh tersebut. Raut wajahnya terlihat sangat cantik sempurna! Napas sang Kapten terlihat tak beraturan. Matanya yang dalam nampak membesar, menyiratkan sesuatu yang liar. Hatinya meronta jahat. Senyum buruk tersungging di bibirnya. Senyum Serigala lapar yang menemukan buruan tak berdaya tepat berada di depannya. Anak buahnya sangat faham akan tabiat Komandannya. Seorang maniak dan Predator wanita yang tidak akan segan melakukan apa saja untuk bisa melampiaskan hasrat bejatnya. Welly mengumpat dalam hati, kenapa kedua anak buahnya bisa sebodoh itu dengan membawa wanita cantik ini ke hadapan komandannya! Bukanlah mereka tahu bahwa gadis itu adalah teman dekatnya? Sialan! Apa mereka sudah tidak menghargaiku lagi? Apa mereka tidak mengenalinya? Atau sengaja ingin membuatku marah? Dia adalah Nuri, gadis cantik yang selama ini dekat dengannya, dan juga merupakan adik kesayangan dari sang pimpinan Pemberontak. Eagle! "Bagus sekali! Kalian memang bisa diandalkan, bawa dia ke mobil! Malam ini sepertinya akan menjadi malam yang indah buatku!" "Siap komandan!" seru keduanya. Merasa bangga bisa menyenangkan kapten Zacko. "Tu ..tunggu komandan ..." sela Welly ragu. Komandan Zacko menoleh. "Ada apa? Ada yang belum jelas? Tugasmu sebaiknya cepat kau bereskan, aku ingin kabar secepatnya besok pagi!" "Oh, siap Dan. Tapi ... Saya punya usul Dan ..." "Usul? Usul apa? Apa aku menyuruhmu untuk memberikan saran? Jangan ganggu moodku yang sedang bagus malam ini. Sebaiknya kau dan pasukanmu segera enyah dari sini, lakukan penyisiran dengan medan yang lebih luas, aku ingin mendengar kematian cecunguk itu, secepatnya!" "Siap Dan, tapi saya mohon usul ini dipertimbangkan, Gadis ini ... Dia .. Dia .." "Kenapa? Ada apa dengan dia? Jangan berfikiran kurang ajar dan macam-macam denganku, kamu fikir aku akan membaginya denganmu? Jangan pernah membuatku menurunkan tangan jahat kepadamu, Welly! Karena aku tidak akan segan melakukannya, walaupun kamu adalah anak buah terbaikku, kamu dengar itu!?" ancam Kapten Zacko. "Maaf komandan, sama sekali saya tidak bermaksud begitu, hanya saja ... Alangkah baiknya ini bisa menjadi satu rencana bagus untuk kita ... Karena ... Gadis itu ..." "Sekali lagi kau membicarakan tentang wanita ini , kubunuh sekarang juga! Dasar sial! Cepat bawa dia ke mobil! Aku ingin secepatnya pulang , aku tidak ada urusan dengan rencanamu, yang jelas tugasmu hanya satu, tangkap Eagle, hidup atau mati!" utimatum Kapten Zacko. Welly akhirnya hanya bisa diam dan pasrah. Diamerasa tidak mungkin bisa melawan Komandannya. Dia sangat tahu siapa Kapten Zacko. Sosok kejam dan hampir tidak berprikemanusiaan, apa lagi dalam hal yang mengganggu urusan kesenangan dirinya, termasuk urusan wanita! Ancamannya tadi, bukanlah sekedar intimidasi saja, itu bisa terjadi jika Welly bersikeras melawan sang Kapten. Satu hal yang membuatnya takut dan tak berdaya, selain kekuasaan dan pangkatnya yang lebih tinggi, Zacko adalah seorang ahli bela diri yang hebat! Padaha maksud dan rencana Welly adalah baik, mereka bisa menggunakan gadis tersebut sebagai sandera untuk memancing Eagle sang Pimpinan Pemberontak keluar dari tempat persembunyiannya. Karena siapapun orangnya, sekeras apapun hatinya, pasti tidak akan tahan bila mendengar dan melihat saudaranya sendiri disandera dan menjadi tawanan orang lain. Apapun resikonya, demi Nuri, dia pasti akan datang menolong sang Adik dengan mempertaruhkan segalanya. Bukankah itu adalah hal yang terbaik? "Siap , Dan. Saya berangkat sekarang!" Welly menyerah. Dia langsung balik kanan. Memimpin kembali anak buahnya melakukan pencarian dan penggeledahan di sekitar sudut kota dan pemukiman kumuh tersebut. Dia memilih melupakan tentang rencananya tadi. Biarlah, karena dia tidak mau bersinggungan dengan Kapten Zacko. Walau dalam hatinya terasa sesak. Sakit. Karena dia mengenal gadis itu. Nuri adalah sosok cantik yang membuat dunianya terasa berwarna. Dia menyukai Nuri. Mungkin bahkan mencintainya. Namun karena arah mereka berseberangan. Dia tidak bisa menggapainya. Dan sepertinya Nuri pun tidak pernah menganggapnya sama sekali. Karena bedanya pemahaman mereka, cintanya bertepuk sebelah tangan. "Pastikan tugasmu berhasil! Aku tidak ingin kabar lain, selain kematian Eagle!" teriak Kapten Zacko. "Siap Dan !" *** Ini adalah Stolen Hart City. Sebuah kota kecil dengan populasi kurang lebih sepuluh ribu jiwa. Salah satu kota yang berafiliasi dengan Provinsi utama penopang Kekaisaran. Dengan beberapa raja kecil yang berkuasa di dalamnya. Lebih tepatnya para penjahat dan tirani kecil yang mengklaim diri mereka sebagai raja dan hukum di kota ini. Pemandangan seperti ini adalah hal yang sudah biasa yang terjadi disini. Salah satu sudut kota yang kumuh dan sudah lama tidak terpakai, selalu dijadikan sebagai ladang eksekusi dan pembantaian bagi mereka yang dianggap "bersalah".Sebuah Perfektur terkucilkan yang hanya diisi oleh orang-orang kecil dan kumuh, para imigran gelap, gelandangan, tunawisma dan para pencoleng kecil yang saling berlomba-lomba seperti kawanan hyena lapar, berebut daging buruan. Bertarung dan menindas, berharap bisa naik ke atas dengan menjilat dan menjadi kaki tangan raja-raja kecil di kota ini. Walaupun Kerajaan sudah menetapkan hukum tertulis, tapi merekalah hukum yang sebenarnya. Hukum yang tidak tertulis tapi sangat mendominasi dan wajib dipatuhi disana. Dan malam ini, salah satu dari pilar Hukum itu tengah melaksanakan sesuatu yang dianggapnya benar, dan sejalan dengan keinginannya. Sesuai dengan seleranya. Tepatnya sesuai dengan hasrat hidung belangnya . Sebuah kebiasaan yang sebenarnya hanya dimiliki oleh para penjahat dan pelanggar hukum di sebuah negeri. Menindas dan melanggar hak, serta kehormatan yang lemah. Ironisnya, sifat ini justru dimiliki oleh seorang Kapten Zacko yang adalah seorang Penegak Hukum berpengaruh di kota ini. Hebatnya, dalam fikirannya yang menyimpang, ini dianggap sebagai satu kesenangan yang wajar dan biasa. Entah sudah berapa banyak gadis dan wanita muda yang sudah menjadi korban keganasan perilaku hidung belangnya. Dia tidak peduli dengan jerit dan tangis pilu wanita-wanita itu. Dia tidak pernah merasa iba walau mereka memohon. Walau keluarganya, atau bahkan suami sang korban pelecehan mengetahui. Dia seperti tidak ada urusan dengan itu. Yang penting baginya, hasratnya bejatnya dapat terpenuhi! Jika ada perlawanan, maka dia dengan mudah menghancurkan mereka. Karena dia punya pengaruh, kekuasaan dan kekuatan untuk itu. Dan sekali lagi, Kapten Zacko sangat menikmatinya! Walaupun hanya seorang perwira menengah, namun pengaruh Zacko cukup kuat di Stolen Hart City. Bahkan sejak setahun lalu, ketika Mayor Sykes yang sudah renta sering sakit-sakitan, segala kebijakan mengenai urusan pengamanan dan penegakan hukum secara tidak langsung di limpahkan kepadanya. Tentu saja dia merasa senang. Tindakannya makin sewenang-wenang. Apa lagi dengan janji sang wali kota, Emanuel Mondor , bahwa dia akan segera dijadikan Kepala Eksekutif Pengamanan Kota Stolen Hart yang merupakan salah satu hukum tegas dan memegang kekuasaan penuh disini, menggantikan Mayor Jhon Sykes! Jika saja Mayor Sykes lengser, atau bahkan meninggal karena sakitnya, maka hal itu akan menjadi angin segar dan berita baik untuk mewujudkan ambisinya. Yang otomatis akan menaikan pangkat dan jabatannya menjadi pucuk pimpinan penegak hukum di kota ini. Andai keduanya susah untuk dicapai, Kapten Zacko masih memiliki kartu as, alias satu lagi peluang. Dia hanya harus mendapatkan kepala Eagle si biang Pemberontak dengan segera! Hidup atau mati! "Hehe, kau miliku malam ini ..." dia mulai membelai pipi halus gadis itu. Napasnya terasa memburu. "Bangunlah. Aku tidak suka menindih boneka yang tidak melawan ..." Kapten Zacko menyiramkan segelas anggur yang tinggal setengahnya. Tepat di wajah sang gadis. Beberapa detik kemudian, gadis itu mengerang lirih. Kesadarannya mulai berangsur pulih. Merasakan sakit di seluruh tubuh , perlahan matanya yang indah terbuka. Penglihatannya yang sesaat kabur kemudian menjadi semakin jelas. Dia berada di ranjang bagus, di sebuah kamar luas dan mewah. Berdiri dihadapannya adalah seorang pria setengah baya bertampang dingin dengan senyum buruk tersungging di bibirnya yang belah. Nuri tersentak kaget! Deg! Deg! Deg! Tiba-tiba jantungnya berdetak tak karuan. Dengan kesadaran yang belum pulih seluruhnya. Dia mulai mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Intuisinya menduga bahwa dia berada di suatu tempat yang sangat berbahaya. Hatinya berguncang keras. Rasa takut dan khawatir dengan cepat menggelayutinya. "Si ... Siapa kau? Di ... Dimana aku?" tanya Nuri. Suaranya bergetar. "Hehe, kau berada di Surga sekarang. Tepatnya , surga dunia ..." Kaptan Zacko menyeringai. "A...apa maksudmu? Dimana aku? Se .. Sebaiknya kau lepaskan aku, dan biarkan aku pergi, atau kau akan menyesal .." ancam Nuri. Berusaha menekan rasa takutnya. Nalarnya berusaha berfikir dengan keras. Memikirkan langkah apa yang harus dia lakukan. Yang jelas, dia harus bisa melarikan diri dari tempat ini. "Sayang sekali, itu tidak mungkin ku lakukan. Sebaiknya kau jangan terlalu banyak melawan, karena hari ini .. Kamu miliku ..." kata-katanya dibarengi dengan gerakan tangan yang cepat merenggut pakaian sang gadis. BREETT ! ***Aaah..." Nuri menjerit. Tidak menduga bahwa pria di depannya akan bergerak begitu cepat, merenggut baju kemeja putih lusuh yang melindungi tubuh mulusnya. "Luar biasa! Aku benar-benar beruntung malam ini ... ! " Kapten Zacko menggila , napasnya semakin memburu. Melihat pemandangan indah , bagian sensitif, payudara milik sang gadis yang terpampang jelas di depannya. Nuri yang ketakutan langsung beringsut ke belakang, dengan sejuta perasaan yang berkecamuk. Antara marah, takut, kecewa dan putus asa. Berusaha menutupi bagian dadanya yang terbuka lebar. Hanya menyisakan pakaian dalamnya yang tidak sempurna menutupi auratnya, Nuri mulai menangis penuh kepiluan, hingga akhirnya menjerit dengan histeris sejadi-jadinya! "Teriaklah sesukamu, itu malah akan membuatku tambah bersemangat!" Kapten Zacko langsung menerkam Nuri dengan ganas! "Ti ... Tidak ! Ja..jangan ...lepaskan ! To..tolong ...aku ..." Nuri menjerit. Meronta. Berusaha melepaskan himpitan pria bejat di depannya. Namun
"Kau memang tidak pernah mengecewakanku Kapten Zacko, aku mengundangmu karena ada beberapa hal yang harus dibahas dan dibereskan hari ini. Menyangkut masa depan Kota ini. Kau tidak marah, aku mengganggu kesenanganmu?" Tuan Mondor tersenyum lebar menyambut kedatangan orang kepercayaannya. "Tentu saja tidak Tuanku Mondor, sudah menjadi kewajiban ku untuk melayanimu dengan baik ..." " Baguslah, ayo ikut aku . Akan kuperkenalkan kau pada tamu-tamu penting yang akan membantu kita nantinya ... " Emanuel Mondor mempersilahkan Zacko masuk dalam Mansion nya yang luas dan Mewah. Bergaya Mediterania.Mansion itu terdiri dari tiga tingkat, berukuran sekitar seribu meter. Dengan garasi yang sangat luas. Hingga mampu menampung lebih dari sepuluh mobil. Berbagai mobil mewah berjajar rapi seperti di showroom. Puluhan penjaga berjas hitam mengisi setiap sudut mansion. Menatap dingin kepada setiap tamu yang datang. Tidak terkecuali Kapten Zacko. Membuatnya merasa jengkel sekaligus gentar. Karena
Apa yang dikatakan Saka tidaklah salah. Dari jauh, sayup-sayup terdengar raungan laksana monster liar yang saling bersahut-sahutan. Makin lama terdengar makin jelas. Merobek malam yang sunyi. Mengganti keheningan dengan suara-suara bising yang bergaung ke seantero tempat. Puluhan kuda besi roda dua nampak bermunculan di sela-sela rimbunan Pinus. Seperti serangan wabah mematikan yang dengan cepat menyebar. Berdatangan dari segala arah dan berkumpul di dataran yang luas, siap menginfeksi sebuah kota. Cahaya lampu saling berpendar satu sama lain. Berlarian dengan liar. Menyoroti kawasan yang gelap dan sunyi tersebut menjadi hingar bingar dan terang benderang. Saka yang melihat dari dalam. langsung menyipitkan matanya. Alisnya berkerut. Puluhan tamu tak diundang ini bermunculan tanpa permisi. Dan dengan segera memenuhi halaman pondok yang luas. Mengepungnya! Sebagian sorot lampu dari kuda-kuda besi tersebut ditembakkan ke arah pondok. Menerangi pondok yang tadinya temaram. Sangat m
"Tentu saja aku memilikinya! Bagaimana? Kau terkejut, pecundang? Kau takut?" Black Panthera berteriak. Suaranya keras menggelegar bagai petir. "Terkejut? Ya. Takut? .... Tentu saja tidak! Kata-kata itu sudah lama hilang dalam kamusku!" "Pecundang sombong! Tidak sadar bahwa sebentar lagi kau akan jadi mayat!? Kuberi tahu kau satu hal sebelum mati, tidak ada satupun musuhku yang pernah menang setelah bertarung denganku. Mereka semua berakhir dengan kalah mengenaskan! Semuanya hancur ditanganku! Dan kau, korban baruku yang kesekian sekarang! Kau pun akan bernasib sama dengan mereka! Berbanggalah kau bisa melihat wujud transformasi ku! Bersiaplah untuk bertemu dengan sang Penciptamu!" "Untuk ukuran seekor kucing dapur, kamu terlalu banyak omong!" "Ghroowwll!! Sialaaannn! Apa kau bilang? Dasar bedebah pecundang! Kau benar - benar ingin mati dengan cepat!? Lihatlah bagaimana aku, Sang Black Panthera menghancurkanmu!" Kisser sang Black Panther tidak bisa mengendalikan dirinya yang dira
Scroll of Power atau Gulungan kekuatan merupakan aset dan sumber daya penting, yang bisa dikatakan sebagai salah satu harta karun yang berharga di muka bumi ini. Seperti layaknya emas dan batu permata, keberadaannya selalu menjadi rebutan dan incaran semua orang . Hampir setiap orang di dunia menginginkannya. Mereka semua cenderung ingin mendapatkannya walaupun dengan segala macam cara. Termasuk mencuri , menipu, merampas, menjarah, dan tidak jarang menghilangkan nyawa orang lain! Sudah tidak terhitung nyawa manusia yang menjadi korban, akibat perebutan dan perburuan Scroll of Power. Karena siapapun yang bisa mendapatkan Scroll Power dan menguasai isi di dalamnya, maka bisa dipastikan dia akan menjadi orang hebat yang akan disegani, ditakuti oleh yang lainnya. Dan otomatis, segala kekuatan, kekuasaan dan materi, bisa di dapatkan dengan mudah! Karena disini, di dunia pada masa ini, selain harta, kekuasaan dan juga teknologi, kekuatan dan teknik bertarung juga menjadi faktor penen
Tiga hari berlalu setelah kejadian itu. Di suatu senja yang cerah. Di salah satu sudut kota. Sebuah pusat komplek pertokoan Elite yang menandai kebanggan Stolen Hart city. Di sebuah coffee shop mahal yang ramai oleh pengunjung. White Roses Coffee. Di meja paling sudut. Duduk seseorang dengan santai. Menikmati coffee nya yang tidak manis. Tanpa gula. Parasnya yang gagah dan tampan dengan rambut perak sebahu yang diikat rapi kebelakang menarik perhatian para pengunjung cafe yang ada disana. Wajah perpaduan ras Arya dan Asia itu terlihat sangat sempurna. Membuat beberapa pasang mata, terutama para gadis dan wanita muda yang kebetulan ada disana tertuju padanya. Sebagian berbisik-bisik sambil tertawa kecil. Entah sedang membicarakan sosoknya atau hal lain. Yang jelas pemuda itu tidak memperdulikannya sama sekali. matanya yang tajam terus mengamati pintu cafe. Seperti menunggu seseorang. Sudah hampir satu jam lebih dia menunggu disini. Dia adalah Saka. Agen Khusus Kerajaan yang sedang
Saka mengibaskan kedua tangannya! Bersamaan dengan itu, keempat pemuda tersebut terlempar dengan keras ke belakang. Menghantam pengunjung, meja kursi dan kaca yang ada di Cafe itu. Membuatnya menjadi hancur berantakan. Suasana tiba-tiba berubah menjadi centang perenang! Keempatnya berteriak kesakitan! Mereka tidak menyangka akan dihempaskan dengan cara seperti itu. Para pengunjung tercengang. Ikut berseru keras. Mereka terkejut.Mereka tidak percaya dengan apa yang dilihatnya!.Satu kibasan tangan pemuda asing itu , secara ajaib bisa membuat keempat pemuda angkuh itu terhempas dengan keras! "Wow! Apa yang dia lakukan? Ini sungguh mustahil! Aku baru melihat yang seperti ini!" "Apakah dia seorang manusia? Kekuatannya sungguh luar biasa!" "Orang ini seperti monster! Tenaganya kuat sekali!" "Ini pasti sihir! Orang itu jelas pengguna sihir!" "Hei, ini bukan sedang shooting film kan? Aku tidak melihat kameranya?" "Yes! Aku behasil merekam adegannya! Ini pasti akan jadi viral!"
Jessica Li adalah nama wanita muda itu. Parasnya sangat cantik dengan ras oriental yang menggoda. Sosoknya yang menawan dan seksi, memukau seluruh mata yang memandang, terutama dar hampir keseluruhani para pria yang berada disana. Tubuhnya yang tinggi semampai dengan balutan dress biru muda membuatnya laksana seorang Bidadari yang turun dari khayangan dan menebar keharuman di bumi. Terlihat cantik, elegan dan sempurna! Saka ikut terpana sesaat dengan kecantikan wanita muda ini. Begitu sensual dan sempurna. Namun dengan cepat dia bisa menguasai dirinya sendiri. Saka tidak ikut larut dalam aura menghipnotis yang dipancarkan oleh sosok bidadari di depannya itu. Untunglah dia sudah terbiasa dengan sosok wanita cantik. Jadi dia tidak begitu terkejut dengan kehadiran mereka. Fikirannya mulai menduga-duga, siapa wanita muda cantik jelita ini. "Hei, bukankah itu Jessica Li? Wanita cantik itu adalah pemilik tempat ini!" "Kebetulan sekali! Bukankah dia salah satu Model terkenal di Ibu K
"Maafkan aku Komandan! Seharusnya kau mengikuti apa yang dikatakan Tuan Jaksa Newsteed! Kita berada di alam realistis dan penuh logika, bukan di alam fantasi kepahlawanan yang semu dan memuakkan!" Zacko menyeringai. Dia sudah mengambil keputusan. "Kau akan membelot Zacko? Kau siap berkhianat pada Kerajaan ini?" "Siapa pengkhianat, dan siapa yang bukan belumlah jelas, karena nanti sejarah yang akan bicara. Dan sejarah biasanya ditulis oleh pemenang! Kau faham itu, Sykes!" Zacko sudah bulat. Dia akan menghabisi Jhon Sykes hari ini juga. "Gilmour? Kau juga akan ikut dia?" "A..aku..Sa..saya ...." "Tentu saja, Gilmour akan naik menggantikan aku! Setalah aku menggantikan mu! Maafkan aku Mayor Sykes, kau berseberangan dengan kami, dengan Mondor, bahkan dengan orang-orang hebat di belakang Mondor! Dan kau akan merasakan akibatnya! Terima ini!" Zacko mendorong tangannya dengan cepat. Sebuah bola api kembali meluncur dengan deras di tangannya. Langsung mengarah ke Kepala Sykes! "Tidak
"Barrier Fortress Ashoka! Full Back!" Taksaki berseru keras. Kedua tangannya refleks bergerak bersamaan seperti orang yang sedang mengangkat beban dari bawah ke atas. Saat itulah dinding kaca pipih setebal sepuluh centimeter, berukuran lima kali lima meter muncul dengan tiba-tiba dari dalam tanah menghalangi tiga peluru yang meluncur deras dan membalikan peluru tersebut ke pemiliknya! Trangg! Trangg! Trangg! "Apa? Aargghk!!" Hampir semua yang ada di sana terkejut! Sementara Newsteed sendiri langsung meraung kesakitan sambil bergulingan di tanah, ketika dua dari tiga pelurunya kembali kepadanya. Satu peluru menembus bahu, dan satunya lagi bersarang di pahanya! Masih untung satu peluru yang mengarah ke kepala bisa lolos karena dia keburu jatuh ke tanah! "Napi sialan! Zacko, bunuh dia untukku!" teriak Newsteed. Sambil memegangi paha dan bahunya yang terasa sakit dan mengucurkan darah. "Siap Tuan! Akan kuhabisi dia sekarang juga!" Zacko langsung bergerak. Kedua tangannya dikepalk
Kemampuan indera yang dimiliki oleh Saka diatas rata-rata orang biasa. Begitu pula mengenai prediksi, visi dan feeling yang dimiliknya, hampir bisa dipastikan sembilan puluh persen selalu akurat. Selang beberapa menit kemudian, ratusan petugas berseragam hitam-hitam dengan persenjataan dan altileri lengkap dengan segera memenuhi tanah lapang yang rusak. "Semuanya diam di tempat! Yang berani melawan, akan kami tembak!" seseorang mengancam dengan suara keras dan menggelegar. Aura tenaga dalam yang dipancarkannya cukup mengintimidasi! Para Napi yang terkejut segera berlarian menjauh, sementara untuk napi-napi pemberani, mereka lebih memilih tetap berada di sana. Berkumpul dan berada di kelompok Saka dan kawan-kawan. Dua kelompok besar saling berhadapan di tengah lapangan yang luas tersebut! Kelompok para napi dipimpin oleh Saka, Taksaki,Trujillo, Ulrich dan kawan-kawan. Di seberangnya, ratusan pasukan berseragam militer hitam-hitam, lengkap dengan aksesoriesnya serta sebuah AK-47 ter
Semua orang yang ada disana segera mundur menjauh. Pertarungan besar akan kembali dimulai! Jorge Norum sang Penguasa The Chain alias White Snake berhadapan dengan Saka. "Ssshssshhs... Kau akan merasakan bagaimana rasanya berada di perutku!" "Ya, kau juga akan merasakan bagaimana jika kulitmu kujadikan keset di kamarku!" "Sialan...ssshhhsshh...Aku mengadu jiwa denganmu! 'Anaconda Attack Mode Hybrid'!" Ular itu tiba-tiba mengibaskan tubuhnya, sesaat kemudian asap putih nampak menyelimuti tubuh Anaconda besar tersebut! Semua orang mundur teratur ke tempat yang aman, sambil tetap penasaran menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba Ular Putih besar itu melesat keluar dari kepulan asap dan langsung meluncur deras ke arah Saka, sambil membuka mulutnya yang besar, disertai dengan keempat taringnya yang tajam seperti belati, bersama dengan lidah besarnya yg merah bercabang, siap mencabik dan menelan Saka bulat-bulat saat itu juga! Semua orang terpeki
Gedung empat lantai yang bagian atasnya sudah tidak bersisa itu kembali terkena amukan badai dengan arah putaran terbalik, yang menyusup cepat seperti bor ke bawah, membawa seluruh material puing dan debu yang diterbangkannya! Whuuussh !!! Braaakkk !!! Whuuussh !!! Braaakkk !!! Whuuussh !!! Braaakkk !!! Ujung badai tersebut menerobos lantai gedung dengan kekuatan yang dahsyat! Bersama material yang ikut masuk dalam pusaran badai, menjebol lantai gedung tersebut hingga dua lantai di bawahnya! Semua penghuni yang ada di lantai satu dan dua yang kebanyakan adalah para sipir langsung berlarian dan berhamburan keluar! Mereka yang berada di gedung lantai dua dan tiga dengan nekad melompat keluar jendela. Menghindari amukan badai yang sangat besar itu. Jerit pekik kengerian hanya terdengar dengan samar-samar, tertutup oleh suara gemuruh badai yang berkekuatan mengerikan tersebut! Semua orang yang ada disana merasakan ketakutan yang mencekam. Mereka merasakan adanya bencana besar den
Sementara itu, tidak jauh dari pertarungan Saka, dua kubu kini saling berhadapan. Kubu kebenaran versus kubu kebathilan! Hammet, Taksak , Trujilo dan Ulrich berada di sebelah barat. Sementara Balwan, Tjah Pati, Clayderman dan Borland berada di sebelah timur. Kedua kubu itu sepertinya sudah memilih lawan masing-masing. "Kau yang menjadi lawanku? Baiklah, keluarkan seluruh kemampuanmu, karena akupun tidak akan setengah-setengah untuk melawanmu!" Hammet bersiap dengan kuda-kudanya. "Jiahahaha ... Kamu lumayan juga kelihatannya! Ketua Fraksi terbesar di Penjara ini, seorang mantan Jendral yang tidak jadi, dan akhirnya membusuk disini! Sungguh sial sekali nasibmu, bagaimana kabar anak dan istrimu sekarang? Jiahahaha ...aku lupa kalau keduanya sudah lama berada di neraka! Jangan khawatir, karena kau pun akan segera menyusul mereka! " Balwan tersenyum mengejeknya . Hammet terdiam, sambil mengepalkan tangannya. Berusaha menahan api amarahnya. Dia tahu bahwa musuhnya sengaja memprovokasiny
Baiklah, sepertinya aku bisa meninggalkan mereka untuk kalian! " "Serahkan mereka pada kami! Kau fokus saja hadapi Ular itu!" Hammet maju kedepan. Ketua Fraksi Master of Puppet itu tampak gagah dan tegas. "Si..sialan ... Siapa yang mau menghadapi dia?" bisik Borland, dia merasakan nyalinya ciut. "Yang jelas bukan kita, mungkin kedua orang ini lebih cocok jadi lawan mereka," jawab Clayderman pelan. "Dasar sialan! Kalian semua berani melawanku!? Besar sekali nyali kalian! Matilah kalian semua!" Ular Putih besar itu tiba - tiba menyerang keempat orang yang baru saja datang. Gerakannya yang sangat cepat membuat mereka terkejut! Taksaki segera maju kedepan! "Barrier Fortress Ashoka!" Taksaki membentangkan kedua tangannya , lalu mengayunnya ke atas! Beberapa saat kemudian sebentuk kaca bening tebal berbentuk bujur sangkar berukuran lima meter persegi tercipta di depannya, menghalangi kepala Anaconda yang siap menelan mereka dengan ganas! Duuggg!!Kepala ular besar tersebut berad
Seekor Anaconda putih sebesar pohon kelapa hadir dalam sekejap di hadapan Saka. Sosoknya terlihat sangat ganas dan mengerikan! Sepertiga ruangan itu hampir tertutupi oleh tubuhnya yang besar. Badannya yang putih melingkar di sudut ruangan, dengan kepala berdiri angkuh seperti Ular Kobra besar yang siap mematuk dan menelan bulat - bulan mangsa di depannya! "Tu ..tuan Norum beraksi ...! Mundur semuanya!" teriak seorang sipir yang masih selamat. Semua nya merasakan takut dan kengerian yang luar biasa, melihat sosok Anaconda putih tersebut. "Ya, kita bisa dimakannya hidup - hidup! Sebaiknya segera menjauh dari sini!" Beberapa sipir berlari menjauh. Saka melihat sosok - sosok yang masih ada disana, mereka berdiri tegak disamping Anaconda putih tersebut! Empat orang musuhnya berdiri tak jauh didepannya dan memandangnya dengan tatapan sinis. Mereka seolah sudah mencium aroma kemenangan. Dengan hadirnya sang Ular Putih raksasa disana, mereka yakin akan sangat mudah untuk mengalahkan S
"Aku sudah banyak bertemu dengan orang - orang bodoh di dunia ini, tapi tetap saja tidak ada yang sebodoh kau! Aku sudah menawarkan kehidupan yang lebih baik padamu, dan kau lebih memilih kematian yang menyakitkan!" "Urusan hidup dan mati adalah urusan Tuhan! Karena hanya Dialah yang Maha Menggenggam keduanya! Dan itu, sama sekali bukan urusanmu!" "Hebat! Sungguh bijak! Akan kukirim kau menemui Tuhanmu! Pengawal! Panggil yang lainnya kemari! Aku ingin dia tidak bisa lolos walau satu inchi pun dari tempat ini!" Norum memberi perintah. Ruang kerjanya yang sangat luas sengaja dipilihnya untuk menghabisi Saka hari ini. Dia ingin seluruh anak buahnya mengepungnya dan tidak memberikan ruang untuk bergerak atau meloloskan diri dari sana. Norum sudah mempertimbangkannya, dia telah mengantisipasi andai Saka menolak. Dia menginginkan kematian pemuda itu. Karena jika Saka berhasil lolos, dia bisa menjadi penghalang besar baginya di kemudian hari. Dia akan bisa memobilisasi para napi untuk m