Aaah..." Nuri menjerit. Tidak menduga bahwa pria di depannya akan bergerak begitu cepat, merenggut baju kemeja putih lusuh yang melindungi tubuh mulusnya.
"Luar biasa! Aku benar-benar beruntung malam ini ... ! " Kapten Zacko menggila , napasnya semakin memburu. Melihat pemandangan indah , bagian sensitif, payudara milik sang gadis yang terpampang jelas di depannya. Nuri yang ketakutan langsung beringsut ke belakang, dengan sejuta perasaan yang berkecamuk. Antara marah, takut, kecewa dan putus asa. Berusaha menutupi bagian dadanya yang terbuka lebar. Hanya menyisakan pakaian dalamnya yang tidak sempurna menutupi auratnya, Nuri mulai menangis penuh kepiluan, hingga akhirnya menjerit dengan histeris sejadi-jadinya! "Teriaklah sesukamu, itu malah akan membuatku tambah bersemangat!" Kapten Zacko langsung menerkam Nuri dengan ganas! "Ti ... Tidak ! Ja..jangan ...lepaskan ! To..tolong ...aku ..." Nuri menjerit. Meronta. Berusaha melepaskan himpitan pria bejat di depannya. Namun Kapten Zacko mendadak tuli. Dia tidak mendengar jeritan memilukan apapun dari sang gadis. Itu memang sudah sifatnya. Semakin gadis itu menjerit, maka hasratnya hidung belangnya semakin memuncak. Nafsu hewaninya terasa menggelegak hebat. Bagaikan Serigala lapar, Zako terus bergumul dengan tubuh sang gadis, sementara Nuri terus meronta dan bertahan sebisanya, mempertahankan harga diri dan selembar kehormatannya sebagai seorang Wanita.Sebagai seorang gadis yang belum pernah disentuh pria sebelumnya! Nuri terus meronta, melawan dengan sekuat tenaga. Sementara Zacki tertawa hebat dan semakin menggila. Dia ingin segera menuntaskan seluruh hasratnya malam ini, tanpa tersisa! Saat itulah, suara itu terdengar dengan jelas. Mengejutkan keduanya. KRIIING ! KRIIING ! KRIIING! *** Sialan! Siapa yang berani mengganggu kesenanganku!? Benar-benar sudah bosan hidup!" Kapten Zacko memaki. Suara itu sangat mengganggunya. Cukup keras, dan tidak mau berhenti. Menghancurkan kesenangannya. "Kenapa aku sampai lupa matikan ponsel? Awas saja, kalau ini panggilan tidak penting, aku pasti akan mematahkan lehernya!" maki Zacko dalam hati. Beranjak meninggalkan Nuri yang terpojok. Nafasnya terdengar memburu. Menahan hasratnya yang siap meledak. Dengan kekesalan memuncak, Zacko mengambil ponsel yang terus berdering dengan hebat di meja. "Tunggu saja cantik, kita akan lanjutkan nanti ..." ujar Zacko sambil membaca dengan jelas 'nama pengganggu' yang sengaja merusak kesenangannya. "Mondor, sialan! Kenapa sekarang harus dia yang mengganggu kesenanganku!?" Zacko memencet tombol jawab. Suara bariton menjengkelkan terdengar di ujung sana. Suara sang Raja. Emanuel Mondor. "Halo, Kapten Zacko. Maaf mengganggu waktumu, bisakah kamu datang ke Mansion ku malam ini?" "Sekarang Tuan? Tapi saya sedang ada urusan urgent yang harus diselesaikan malam ini juga!" "Ini penting Kapten, sebaiknya kamu segera kemari," "Apa tidak sebaiknya via telepon saja Tuan, soalnya saya ..." "Sejak kapan kau menolak perintahku Kapten Zacko!?Apa kau sudah bosan dengan pekerjaanmu sekarang?" "Siap, tidak tuan. Maaf tuan Mondor, saya tidak bermaksud begitu, hanya saja bisakah menunggu satu jam saja? Biar saya bereskan urusan saya dulu!" Zacko berusaha menghindar. Dia ingin menyelesaikan apa yang menjadi kesenangannya terlebih dahulu. Walau hanya satu jam, itu sudah lebih dari cukup. "Satu jam? Memangnya apa yang sedang kau lakukan? Aku tidak berfikir kau sedang melakukan hal yang aneh-aneh. Walau aku sangat tahu siapa kamu! Karena ini menyangkut masa depanmu, Kapten Zacko, maka kau harus menunda kesenanganmu sampai besok hari. Malam ini aku tunggu dalam lima belas menit!" ultimatum Mondor.Zacko terhenyak.Menghela napasnya.Sungguh sial! Umpatnya panjang pendek. Walaupun dia merasa marah dan kesal dengan sang pemanggil barusan, namun baginya, perintah Mondor adalah perintah Tuhan yang harus dia patuhi. Mau tidak mau dia harus menahan segala hasratnya untuk malam ini. "Siap tuanku Mondor, saya akan tiba dalam lima belas menit!" Zacko mengalah. Menekan egonya. Menekan hasratnya. Dia harus sabar untuk saat ini. "Cantik, bersabarlah, kamu tinggalah disini, dan jangan kemana-mana! Kita tunda kesenangannya untuk esok hari,..." Kapten Zacko segera mengenakan pakaiannya. Meninggalkan Nuri sendiri. Yang masih meringkuk di sudut ranjang. Menatapnya nanar. Penuh kebencian. *** Nuri secara terbata-bata menceritakan apa yang dialaminya hari ini. Hari yang teramat panjang dan melelahkan baginya. Ketika dia melihat langsung kejadian yang sangat tragis dan memilukan itu di depan matanya.Teman-teman satu kelompok pergerakannya tiba-tiba diseret dan ditembaki di kota tua. Mereka dibunuh dan dibantai di salah satu sudut terpencil di Stolen Hart city. Tindakan brutal dan biadab tersebut dilakukan oleh para penegak hukum Stolen Hart City. Membuatnya ketakutan setengah mati. Menyisakan trauma dan phobia yang dalam untuknya.Dan semuanya berawal dari kakaknya sendiri. Eagle, sang pemimpin kelompok pergerakan. Dia dan teman-teman seperjuangannya secara terang-terangan memimpin perlawanan, beroposisi melawan pemerintahan yang sah di kotanya. Berdemo dengan agenda memperjuangkan hak-hak masyarakat bawah yang tertindas, mengkritisi hukum yang carut-marut , mengoreksi keadilan yang menurutnya sangat berat sebelah, dan menuntut Walikota untuk mundur! Nuri yang berstatus sebagai adik Eagle, mau tidak mau ikut terkena imbasnya. Dia turut terseret dalam pusaran badai yang secara kencang dan masiv dibuat oleh kakaknya sendiri. Puncaknya adalah beberapa hari kemarin, dan hari ini. Mereka semua, diburu, di tangkap, dipersekusi, bahkan ditembaki dan di bantai secara brutal dan kejam oleh para penegak hukum di Stolen Hart City. Hingga akhirnya dia yang secara tidak sengaja tertangkap oleh para oknum pasukan tersebut, dan diserahkan pada seorang pemimpin pasukan yang bejat. Lalu diculik dan dibawa kabur oleh anak buahnya yang sama-sama bejat pula. Dan akhirnya bisa terselamatkan dengan pertolongan Saka. Pemuda misterius yang baru saja dilihatnya dikota ini. "Lalu kemana kakakmu sekarang? Kenapa dia meninggalkanmu sendirian?" "Kakakku harus pergi menyelamatkan diri, karena menjadi buronan yang paling dicari di senatero kota. Dia sudah memaksaku berkali-kali untuk mengikutinya. Aku selalu menolak, karena saat itu aku sedang dalam masa-masa penting dikampusku..." "Orang tuamu?" "Kami anak yatim piatu sejak kecil. Eagle adalah ayah sekaligus ibu bagiku. Dialah yang merawat dan menjagaku dari kecil hingga saat ini. Dia yang selalu membela dan melindungi ku. Bagiku dia adalah Malaikat. Tanpa dia, aku mungkin sudah mati dari dulu ..." Nuri menerangkan. Wajahnya yang cantik nampak berbinar ketika menyebut nama Eagle. Saka melirik gadis cantik di sebelahnya. "Yatim piatu, ..." gumam Saka lirih. Wajahnya meredup. Dia menunduk. Memejamkan matanya. Ingatan kasar tentang masa lalu berdatangan silih berganti di ingatannya.Sebenarnya , Saka telah mengawasinya selama beberapa hari ini. Mengawasi dan memantau semua pergerakan kelompoknya termasuk Nuri, semua agenda kegiatannya, apa saja yang dilakukannya, kemanapun dia pergi. Termasuk ketika dia diculik Kapten Zacko dan disekap di hotel. Hingga saat dibawa kemari oleh Welly.Semuanya tidak luput dari pengamatannya.Secara informasi yang dia ketahui, Saka telah mengetahui siapa jati diri gadis belia nan cantik ini sebelumnya. Nuri adalah kunci utama untuk bisa menemukan Sang Pemimpin Pergerakan Pemberontak alias Eagle!Dia merupakan salah satu tokoh yang telah lama dipantau oleh Kerajaan secara langsung karena sepak terjangnya. Masuk dalam daftar hitam orang-orang yang paling di cari di Negeri ini. "Kau tahu dimana kakakmu sekarang?" pancing Saka. Nuri menoleh. Mata indahnya nampak menerawang. Sejenak mengerutkan alisnya. Berpikir. Lalu akhirnya menggelengkan kepalanya. "Eagle sudah pergi lebih dari sebulan yang lalu. Dan sejak hari itu aku hilang komunikasi dengannya. Aku hanya dititipkan pada orang-orang kepercayaannya. Kawan dan sudara seperjuangan kami. Dan hari ini, mereka semuanya mati ... Aku ... Aku ... Hhuuu ..." air mata Nuri mengalir. Membasahi pipinya yang putih.Dia kembali mengingatnya. Peristiwa buruk dan memilukan itu lagi. Ketika pembantaian, darah, orang mati dimana-mana, kembali mengguncang jiwanya. "Bersabarlah, suatu saat Eagle pasti akan datang mencarimu ..." Saka menenangkan. Nuri mengangguk. Tersenyum tipis. Menyeka air mata matanya. "Ya, itu pasti. Karena dia sangat menyayangiku! Dia adalah orang yang akan selalu melindungiku ..." "Baguslah, semoga saja Eagle memang sebaik itu ..." "Ma...Maksudmu?" "Ya, kita memang harus segera menemukan dia secepatnya. Aku ingin sekali bertemu dengannya," "Kamu, kamu kenal kakakku?" Nuri menoleh. Mata cantiknya kembali berbinar. Saka tersenyum tipis. "Aku mengenalnya dari orang-orang, dan dia...Sepertinya aku memang harus menanyakan banyak hal kepadanya," "Apa kamu juga menganggap Eagle sebagai seorang Pimpinan Pemberontak seperti yang lainnya?" tanya Nuri menyelidiki. "Aku tidak berpikir seperti itu. Namun berdasarkan apa yang aku tahu, dari beberapa informasi yang ku peroleh, profil dia memang terdengar seperti itu. Apa kamu tidak mengetahuinya atau kamu pura-pura tidak tahu?" "Aku sangat mengetahui siapa Kakakku, apa yang dia lakukan, apa yang sedang dia usahakan, mimpinya, cita-cita dan obsesimya, aku sangat tahu siapa dia! Eagle tidaklah sejahat seperti yang kamu kira! Maaf, kamu memang orang baik yang telah menyelamatkan hidupku, namun dalam hal ini aku harus membela kakakku! Karena aku sangat faham dan mengerti apa yang dia perjuangkan!" "Apa yang dia perjuangkan?" "Dia sangat membenci ketidak adilan, dia sangat membenci para Tirani yang selama ini selalu menjajah orang-orang yang lemah di Kota kami! Eagle menginginkan persamaan Hak antara si Kaya dan si Miskin dalam hal mendapatkan kesempatan hidup yang lebih baik. Mendapatkan pekerjaan, pendidikan, kesehatan, fasilitas umum, persamaan hukum, tanpa harus membeda-bedakan manusia dalam kasta dan status sosial. Karena yang terjadi di sini, tidaklah seperti itu! Kota ini sangat memihak dan dikuasai para penjahat berkedok Penguasa, serta orang-orang kaya yang sok suci dan arogan, yang menganggap kami para orang miskin dan lemah ini adalah lalat pengganggu yang layak untuk di singkirkan!" "Siapa yang kamu maksud dari para penjahat berkedok Penguasa dan orang-orang kaya tersebut?" "Mereka para Penguasa dan Pejabat di Kota ini! Mereka menerapkan aturan serta kebijakan sekehendak mereka, tanpa sedikitpun memikirkan kepentingan kami! Kamu tahu bahwa Pajak di Kota ini sangat mahal? Bahkan untuk makan, minum dan bernapas pun kami sangat susah!" "Aku pikir kamu terlalu tendensius menuduh mereka, karena kamu dan kelompokmu tidak bisa mendapatkan kesempatan yang sama seperti yang mereka dapat, apa aku salah?" "Kamu pikir kami seperti itu? Aku memutuskan untuk tetap di sini karena study ku, karena aku berkeinginan untuk membawa cita-cita Eagle menjadi kenyataan! Kami tidak menginginkan kekayaan, kami hanya menginginkan Keadilan, Kebijakan yang tidak hanya memihak kepada satu atau segelintir golongan sajja, melainkan merata untuk seluruh masyarakat!" "Luar biasa, sungguh cita-cita yang sangat mulia. Lalu kenapa Eagle harus menghindar kalau memang yang diperjuangkannya adalah kebenaran?" "Kalau dia tidak lari, maka nasibnya akan sama dengan saudara-saudaranya, mati dalam kesia-siaan di ujung senapan para penjahat itu!" Nuri tetap membela Eagle. Saka terdiam, menghela napasnya. "Apakah kamu masih menganggap Eagle seorang penjahat? Pemberontak?" Nuri bertanya dengan datar. "Aku hanya ingin bertemu dengannya, berdiskusi banyak hal dengannya, mungkin saja kita bisa menjadi kawan," Saka tersenyum simpul. "Ya, aku berpikir seperti itu. Eagle adalah sosok dan karakter yang baik, kurasa kalian akan cocok satu sama lain!" Nuri kembali tersenyum manis. "Ya, semoga saja," Saka menggaruk kepalanya. "Aku yakin itu, karena kalian mempunyai tipikal yang sama, kalian adalah..." "Sssttt ...." Saka tiba-tiba memberi isyarat dengan telunjuknya. Nuri terdiam. Suara angin terdengar bergemuruh dan kencang di luar sana. Nuri tidak mendengar apa-apa. Tapi lain halnya dengan Saka. "Bersiaplah, sepertinya kita kedatangan tamu ..." "Apa?" ***"Kau memang tidak pernah mengecewakanku Kapten Zacko, aku mengundangmu karena ada beberapa hal yang harus dibahas dan dibereskan hari ini. Menyangkut masa depan Kota ini. Kau tidak marah, aku mengganggu kesenanganmu?" Tuan Mondor tersenyum lebar menyambut kedatangan orang kepercayaannya. "Tentu saja tidak Tuanku Mondor, sudah menjadi kewajiban ku untuk melayanimu dengan baik ..." " Baguslah, ayo ikut aku . Akan kuperkenalkan kau pada tamu-tamu penting yang akan membantu kita nantinya ... " Emanuel Mondor mempersilahkan Zacko masuk dalam Mansion nya yang luas dan Mewah. Bergaya Mediterania.Mansion itu terdiri dari tiga tingkat, berukuran sekitar seribu meter. Dengan garasi yang sangat luas. Hingga mampu menampung lebih dari sepuluh mobil. Berbagai mobil mewah berjajar rapi seperti di showroom. Puluhan penjaga berjas hitam mengisi setiap sudut mansion. Menatap dingin kepada setiap tamu yang datang. Tidak terkecuali Kapten Zacko. Membuatnya merasa jengkel sekaligus gentar. Karena
Apa yang dikatakan Saka tidaklah salah. Dari jauh, sayup-sayup terdengar raungan laksana monster liar yang saling bersahut-sahutan. Makin lama terdengar makin jelas. Merobek malam yang sunyi. Mengganti keheningan dengan suara-suara bising yang bergaung ke seantero tempat. Puluhan kuda besi roda dua nampak bermunculan di sela-sela rimbunan Pinus. Seperti serangan wabah mematikan yang dengan cepat menyebar. Berdatangan dari segala arah dan berkumpul di dataran yang luas, siap menginfeksi sebuah kota. Cahaya lampu saling berpendar satu sama lain. Berlarian dengan liar. Menyoroti kawasan yang gelap dan sunyi tersebut menjadi hingar bingar dan terang benderang. Saka yang melihat dari dalam. langsung menyipitkan matanya. Alisnya berkerut. Puluhan tamu tak diundang ini bermunculan tanpa permisi. Dan dengan segera memenuhi halaman pondok yang luas. Mengepungnya! Sebagian sorot lampu dari kuda-kuda besi tersebut ditembakkan ke arah pondok. Menerangi pondok yang tadinya temaram. Sangat m
"Tentu saja aku memilikinya! Bagaimana? Kau terkejut, pecundang? Kau takut?" Black Panthera berteriak. Suaranya keras menggelegar bagai petir. "Terkejut? Ya. Takut? .... Tentu saja tidak! Kata-kata itu sudah lama hilang dalam kamusku!" "Pecundang sombong! Tidak sadar bahwa sebentar lagi kau akan jadi mayat!? Kuberi tahu kau satu hal sebelum mati, tidak ada satupun musuhku yang pernah menang setelah bertarung denganku. Mereka semua berakhir dengan kalah mengenaskan! Semuanya hancur ditanganku! Dan kau, korban baruku yang kesekian sekarang! Kau pun akan bernasib sama dengan mereka! Berbanggalah kau bisa melihat wujud transformasi ku! Bersiaplah untuk bertemu dengan sang Penciptamu!" "Untuk ukuran seekor kucing dapur, kamu terlalu banyak omong!" "Ghroowwll!! Sialaaannn! Apa kau bilang? Dasar bedebah pecundang! Kau benar - benar ingin mati dengan cepat!? Lihatlah bagaimana aku, Sang Black Panthera menghancurkanmu!" Kisser sang Black Panther tidak bisa mengendalikan dirinya yang dira
Scroll of Power atau Gulungan kekuatan merupakan aset dan sumber daya penting, yang bisa dikatakan sebagai salah satu harta karun yang berharga di muka bumi ini. Seperti layaknya emas dan batu permata, keberadaannya selalu menjadi rebutan dan incaran semua orang . Hampir setiap orang di dunia menginginkannya. Mereka semua cenderung ingin mendapatkannya walaupun dengan segala macam cara. Termasuk mencuri , menipu, merampas, menjarah, dan tidak jarang menghilangkan nyawa orang lain! Sudah tidak terhitung nyawa manusia yang menjadi korban, akibat perebutan dan perburuan Scroll of Power. Karena siapapun yang bisa mendapatkan Scroll Power dan menguasai isi di dalamnya, maka bisa dipastikan dia akan menjadi orang hebat yang akan disegani, ditakuti oleh yang lainnya. Dan otomatis, segala kekuatan, kekuasaan dan materi, bisa di dapatkan dengan mudah! Karena disini, di dunia pada masa ini, selain harta, kekuasaan dan juga teknologi, kekuatan dan teknik bertarung juga menjadi faktor penen
Tiga hari berlalu setelah kejadian itu. Di suatu senja yang cerah. Di salah satu sudut kota. Sebuah pusat komplek pertokoan Elite yang menandai kebanggan Stolen Hart city. Di sebuah coffee shop mahal yang ramai oleh pengunjung. White Roses Coffee. Di meja paling sudut. Duduk seseorang dengan santai. Menikmati coffee nya yang tidak manis. Tanpa gula. Parasnya yang gagah dan tampan dengan rambut perak sebahu yang diikat rapi kebelakang menarik perhatian para pengunjung cafe yang ada disana. Wajah perpaduan ras Arya dan Asia itu terlihat sangat sempurna. Membuat beberapa pasang mata, terutama para gadis dan wanita muda yang kebetulan ada disana tertuju padanya. Sebagian berbisik-bisik sambil tertawa kecil. Entah sedang membicarakan sosoknya atau hal lain. Yang jelas pemuda itu tidak memperdulikannya sama sekali. matanya yang tajam terus mengamati pintu cafe. Seperti menunggu seseorang. Sudah hampir satu jam lebih dia menunggu disini. Dia adalah Saka. Agen Khusus Kerajaan yang sedang
Saka mengibaskan kedua tangannya! Bersamaan dengan itu, keempat pemuda tersebut terlempar dengan keras ke belakang. Menghantam pengunjung, meja kursi dan kaca yang ada di Cafe itu. Membuatnya menjadi hancur berantakan. Suasana tiba-tiba berubah menjadi centang perenang! Keempatnya berteriak kesakitan! Mereka tidak menyangka akan dihempaskan dengan cara seperti itu. Para pengunjung tercengang. Ikut berseru keras. Mereka terkejut.Mereka tidak percaya dengan apa yang dilihatnya!.Satu kibasan tangan pemuda asing itu , secara ajaib bisa membuat keempat pemuda angkuh itu terhempas dengan keras! "Wow! Apa yang dia lakukan? Ini sungguh mustahil! Aku baru melihat yang seperti ini!" "Apakah dia seorang manusia? Kekuatannya sungguh luar biasa!" "Orang ini seperti monster! Tenaganya kuat sekali!" "Ini pasti sihir! Orang itu jelas pengguna sihir!" "Hei, ini bukan sedang shooting film kan? Aku tidak melihat kameranya?" "Yes! Aku behasil merekam adegannya! Ini pasti akan jadi viral!"
Jessica Li adalah nama wanita muda itu. Parasnya sangat cantik dengan ras oriental yang menggoda. Sosoknya yang menawan dan seksi, memukau seluruh mata yang memandang, terutama dar hampir keseluruhani para pria yang berada disana. Tubuhnya yang tinggi semampai dengan balutan dress biru muda membuatnya laksana seorang Bidadari yang turun dari khayangan dan menebar keharuman di bumi. Terlihat cantik, elegan dan sempurna! Saka ikut terpana sesaat dengan kecantikan wanita muda ini. Begitu sensual dan sempurna. Namun dengan cepat dia bisa menguasai dirinya sendiri. Saka tidak ikut larut dalam aura menghipnotis yang dipancarkan oleh sosok bidadari di depannya itu. Untunglah dia sudah terbiasa dengan sosok wanita cantik. Jadi dia tidak begitu terkejut dengan kehadiran mereka. Fikirannya mulai menduga-duga, siapa wanita muda cantik jelita ini. "Hei, bukankah itu Jessica Li? Wanita cantik itu adalah pemilik tempat ini!" "Kebetulan sekali! Bukankah dia salah satu Model terkenal di Ibu K
Hampir semua orang menoleh ke asal suara. Termasuk Saka, beberapa petugas penegak hukum, dan juga Jessica. "Aku akan menjamin dia, akan kubayar semua kerugian yang sudah dia buat!" Semua mata menyaksikan sosoknya yang cantik. Seorang gadis muda dengan sosok yang nyaris sempurna. Wajah latinnya nampak bersinar , dengan mata bundar berwarna coklat, hidung mancung dan bibir sensual, serasi dengan wajahnya yang oval. Bando cantik bertengger di rambut indahnya yang hitam pekat sebahu. Calista Maiden! "Hei, apa kamu sudah gila!?" Tiffani berbisik dengan panik. Dia tidak menyangka Calista lah yang barusan berbicara. "Kamu gak perlu ikut campur, ini adalah urusanku!" bisik Calista tegas. Lalu melangkah kedepan. Diikuti oleh puluhan pasang mata yang tak berhenti berkedip memandangnya. Ya, siapa yang tidak kenal dengan sosok gadis cantik ini. Dia adalah salah satu gadis sosialita terkenal di Stolen Hary City, salah satu gadis kaya yang populer, dihormati dan menjadi pujaan banyak pemu
"Maafkan aku Komandan! Seharusnya kau mengikuti apa yang dikatakan Tuan Jaksa Newsteed! Kita berada di alam realistis dan penuh logika, bukan di alam fantasi kepahlawanan yang semu dan memuakkan!" Zacko menyeringai. Dia sudah mengambil keputusan. "Kau akan membelot Zacko? Kau siap berkhianat pada Kerajaan ini?" "Siapa pengkhianat, dan siapa yang bukan belumlah jelas, karena nanti sejarah yang akan bicara. Dan sejarah biasanya ditulis oleh pemenang! Kau faham itu, Sykes!" Zacko sudah bulat. Dia akan menghabisi Jhon Sykes hari ini juga. "Gilmour? Kau juga akan ikut dia?" "A..aku..Sa..saya ...." "Tentu saja, Gilmour akan naik menggantikan aku! Setalah aku menggantikan mu! Maafkan aku Mayor Sykes, kau berseberangan dengan kami, dengan Mondor, bahkan dengan orang-orang hebat di belakang Mondor! Dan kau akan merasakan akibatnya! Terima ini!" Zacko mendorong tangannya dengan cepat. Sebuah bola api kembali meluncur dengan deras di tangannya. Langsung mengarah ke Kepala Sykes! "Tidak
"Barrier Fortress Ashoka! Full Back!" Taksaki berseru keras. Kedua tangannya refleks bergerak bersamaan seperti orang yang sedang mengangkat beban dari bawah ke atas. Saat itulah dinding kaca pipih setebal sepuluh centimeter, berukuran lima kali lima meter muncul dengan tiba-tiba dari dalam tanah menghalangi tiga peluru yang meluncur deras dan membalikan peluru tersebut ke pemiliknya! Trangg! Trangg! Trangg! "Apa? Aargghk!!" Hampir semua yang ada di sana terkejut! Sementara Newsteed sendiri langsung meraung kesakitan sambil bergulingan di tanah, ketika dua dari tiga pelurunya kembali kepadanya. Satu peluru menembus bahu, dan satunya lagi bersarang di pahanya! Masih untung satu peluru yang mengarah ke kepala bisa lolos karena dia keburu jatuh ke tanah! "Napi sialan! Zacko, bunuh dia untukku!" teriak Newsteed. Sambil memegangi paha dan bahunya yang terasa sakit dan mengucurkan darah. "Siap Tuan! Akan kuhabisi dia sekarang juga!" Zacko langsung bergerak. Kedua tangannya dikepalk
Kemampuan indera yang dimiliki oleh Saka diatas rata-rata orang biasa. Begitu pula mengenai prediksi, visi dan feeling yang dimiliknya, hampir bisa dipastikan sembilan puluh persen selalu akurat. Selang beberapa menit kemudian, ratusan petugas berseragam hitam-hitam dengan persenjataan dan altileri lengkap dengan segera memenuhi tanah lapang yang rusak. "Semuanya diam di tempat! Yang berani melawan, akan kami tembak!" seseorang mengancam dengan suara keras dan menggelegar. Aura tenaga dalam yang dipancarkannya cukup mengintimidasi! Para Napi yang terkejut segera berlarian menjauh, sementara untuk napi-napi pemberani, mereka lebih memilih tetap berada di sana. Berkumpul dan berada di kelompok Saka dan kawan-kawan. Dua kelompok besar saling berhadapan di tengah lapangan yang luas tersebut! Kelompok para napi dipimpin oleh Saka, Taksaki,Trujillo, Ulrich dan kawan-kawan. Di seberangnya, ratusan pasukan berseragam militer hitam-hitam, lengkap dengan aksesoriesnya serta sebuah AK-47 ter
Semua orang yang ada disana segera mundur menjauh. Pertarungan besar akan kembali dimulai! Jorge Norum sang Penguasa The Chain alias White Snake berhadapan dengan Saka. "Ssshssshhs... Kau akan merasakan bagaimana rasanya berada di perutku!" "Ya, kau juga akan merasakan bagaimana jika kulitmu kujadikan keset di kamarku!" "Sialan...ssshhhsshh...Aku mengadu jiwa denganmu! 'Anaconda Attack Mode Hybrid'!" Ular itu tiba-tiba mengibaskan tubuhnya, sesaat kemudian asap putih nampak menyelimuti tubuh Anaconda besar tersebut! Semua orang mundur teratur ke tempat yang aman, sambil tetap penasaran menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba Ular Putih besar itu melesat keluar dari kepulan asap dan langsung meluncur deras ke arah Saka, sambil membuka mulutnya yang besar, disertai dengan keempat taringnya yang tajam seperti belati, bersama dengan lidah besarnya yg merah bercabang, siap mencabik dan menelan Saka bulat-bulat saat itu juga! Semua orang terpeki
Gedung empat lantai yang bagian atasnya sudah tidak bersisa itu kembali terkena amukan badai dengan arah putaran terbalik, yang menyusup cepat seperti bor ke bawah, membawa seluruh material puing dan debu yang diterbangkannya! Whuuussh !!! Braaakkk !!! Whuuussh !!! Braaakkk !!! Whuuussh !!! Braaakkk !!! Ujung badai tersebut menerobos lantai gedung dengan kekuatan yang dahsyat! Bersama material yang ikut masuk dalam pusaran badai, menjebol lantai gedung tersebut hingga dua lantai di bawahnya! Semua penghuni yang ada di lantai satu dan dua yang kebanyakan adalah para sipir langsung berlarian dan berhamburan keluar! Mereka yang berada di gedung lantai dua dan tiga dengan nekad melompat keluar jendela. Menghindari amukan badai yang sangat besar itu. Jerit pekik kengerian hanya terdengar dengan samar-samar, tertutup oleh suara gemuruh badai yang berkekuatan mengerikan tersebut! Semua orang yang ada disana merasakan ketakutan yang mencekam. Mereka merasakan adanya bencana besar den
Sementara itu, tidak jauh dari pertarungan Saka, dua kubu kini saling berhadapan. Kubu kebenaran versus kubu kebathilan! Hammet, Taksak , Trujilo dan Ulrich berada di sebelah barat. Sementara Balwan, Tjah Pati, Clayderman dan Borland berada di sebelah timur. Kedua kubu itu sepertinya sudah memilih lawan masing-masing. "Kau yang menjadi lawanku? Baiklah, keluarkan seluruh kemampuanmu, karena akupun tidak akan setengah-setengah untuk melawanmu!" Hammet bersiap dengan kuda-kudanya. "Jiahahaha ... Kamu lumayan juga kelihatannya! Ketua Fraksi terbesar di Penjara ini, seorang mantan Jendral yang tidak jadi, dan akhirnya membusuk disini! Sungguh sial sekali nasibmu, bagaimana kabar anak dan istrimu sekarang? Jiahahaha ...aku lupa kalau keduanya sudah lama berada di neraka! Jangan khawatir, karena kau pun akan segera menyusul mereka! " Balwan tersenyum mengejeknya . Hammet terdiam, sambil mengepalkan tangannya. Berusaha menahan api amarahnya. Dia tahu bahwa musuhnya sengaja memprovokasiny
Baiklah, sepertinya aku bisa meninggalkan mereka untuk kalian! " "Serahkan mereka pada kami! Kau fokus saja hadapi Ular itu!" Hammet maju kedepan. Ketua Fraksi Master of Puppet itu tampak gagah dan tegas. "Si..sialan ... Siapa yang mau menghadapi dia?" bisik Borland, dia merasakan nyalinya ciut. "Yang jelas bukan kita, mungkin kedua orang ini lebih cocok jadi lawan mereka," jawab Clayderman pelan. "Dasar sialan! Kalian semua berani melawanku!? Besar sekali nyali kalian! Matilah kalian semua!" Ular Putih besar itu tiba - tiba menyerang keempat orang yang baru saja datang. Gerakannya yang sangat cepat membuat mereka terkejut! Taksaki segera maju kedepan! "Barrier Fortress Ashoka!" Taksaki membentangkan kedua tangannya , lalu mengayunnya ke atas! Beberapa saat kemudian sebentuk kaca bening tebal berbentuk bujur sangkar berukuran lima meter persegi tercipta di depannya, menghalangi kepala Anaconda yang siap menelan mereka dengan ganas! Duuggg!!Kepala ular besar tersebut berad
Seekor Anaconda putih sebesar pohon kelapa hadir dalam sekejap di hadapan Saka. Sosoknya terlihat sangat ganas dan mengerikan! Sepertiga ruangan itu hampir tertutupi oleh tubuhnya yang besar. Badannya yang putih melingkar di sudut ruangan, dengan kepala berdiri angkuh seperti Ular Kobra besar yang siap mematuk dan menelan bulat - bulan mangsa di depannya! "Tu ..tuan Norum beraksi ...! Mundur semuanya!" teriak seorang sipir yang masih selamat. Semua nya merasakan takut dan kengerian yang luar biasa, melihat sosok Anaconda putih tersebut. "Ya, kita bisa dimakannya hidup - hidup! Sebaiknya segera menjauh dari sini!" Beberapa sipir berlari menjauh. Saka melihat sosok - sosok yang masih ada disana, mereka berdiri tegak disamping Anaconda putih tersebut! Empat orang musuhnya berdiri tak jauh didepannya dan memandangnya dengan tatapan sinis. Mereka seolah sudah mencium aroma kemenangan. Dengan hadirnya sang Ular Putih raksasa disana, mereka yakin akan sangat mudah untuk mengalahkan S
"Aku sudah banyak bertemu dengan orang - orang bodoh di dunia ini, tapi tetap saja tidak ada yang sebodoh kau! Aku sudah menawarkan kehidupan yang lebih baik padamu, dan kau lebih memilih kematian yang menyakitkan!" "Urusan hidup dan mati adalah urusan Tuhan! Karena hanya Dialah yang Maha Menggenggam keduanya! Dan itu, sama sekali bukan urusanmu!" "Hebat! Sungguh bijak! Akan kukirim kau menemui Tuhanmu! Pengawal! Panggil yang lainnya kemari! Aku ingin dia tidak bisa lolos walau satu inchi pun dari tempat ini!" Norum memberi perintah. Ruang kerjanya yang sangat luas sengaja dipilihnya untuk menghabisi Saka hari ini. Dia ingin seluruh anak buahnya mengepungnya dan tidak memberikan ruang untuk bergerak atau meloloskan diri dari sana. Norum sudah mempertimbangkannya, dia telah mengantisipasi andai Saka menolak. Dia menginginkan kematian pemuda itu. Karena jika Saka berhasil lolos, dia bisa menjadi penghalang besar baginya di kemudian hari. Dia akan bisa memobilisasi para napi untuk m