Beranda / Romansa / The Pool / Chapter 1

Share

The Pool
The Pool
Penulis: Losi

Chapter 1

Penulis: Losi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Byur ...

Untuk kesekian kalinya hampir satu minggu ini di jam yang sama air dalam kolam renang itu akan naik dan mengombak. Dan tersangka utama adalah seorang gadis cantik berambut burgundy sebahu yang kini tengah menikmati segarnya air saat musim panas seperti sekarang ini.

Hup … hup … hup ....

Gadis itu meraup udara dan kembali memasukan kepalanya dalam air. Tangan dan kakinya bergerak seirama menyeimbangkan tubuhnya agar tetap melayang dalam air.

Hup ....

Mencapai tepian kolam kolam, ia berhenti disana. Tubuhnya masih berada dalam air dengan kaki yang masih mengayun pelan. Tangannya menyandar pada tepi kolam dan ia menengadah ke atas. Menikmati udara segar dan segarnya air kolam. Mengabaikan fakta bahwa ini bukan kediamannya.

Sudah seminggu ini ia selalu menghabiskan waktu untuk berenang setelah pulang kuliah. Daripada harus berdesakan dengan banyak orang di kolam renang umum memang lebih baik berenang sendiri di kolam renang tetangga. Tetangga? Ya, tentu saja, daripada kolam renang tetangga 'mubazir' karena penghuni telah pindah, jadi lebih baik ia manfaatkan untuk menyegarkan diri.

Hanya mengenakan celana pendek yang mengekspos paha putih mulusnya dan kaos putih tipis yang  mencetak jelas dua puting yang tak mengenakan bra, gadis itu dengan santai menikmati waktu santainya berenang tanpa mengetahui bahwa ada sepasang mata yang selalu memperhatikannya dari dalam rumah.

Liliana Shakira namanya, gadis berusia 21 tahun yang merupakan mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Jepang. Anak tunggal dari Roberto Darwin dan Samantha Kiehl yang kini keduanya tengah berada di Afrika untuk urusan pekerjaan. Meninggalkan anak semata wayang mereka sendirian di rumah dalam kurun waktu yang tak bisa ditentukan.

Gadis itu keluar dari kolam dan mengambil handuk yang ia bawa dari rumah yang ia taruh pada kursi di pinggir kolam renang. Mengeringkan rambut berwarna burgundy miliknya kemudian berniat kembali ke rumahnya. Ia memanjat tangga yang tersandar pada tembok pagar rumah tersebut kemudian menuruni tangga kembali yang tersandar pada tembok pagar rumahnya. Rumah Shakira dan rumah pemilik kolam renang hanya dibatasi dinding pagar setinggi dua meter. Tak begitu tinggi memang, dan memudahkan Shakira dapat memasuki area rumah itu dengan mudah. Namun tujuannya hanya pada kolam renang, ia tak pernah berniat melihat ke dalam rumah meski sepengetahuannya penghuni rumah telah pindah satu bulan yang lalu dan rumah itu kini kosong.

Shakira menenggak minuman jeruk dari dalam kulkas kemudian menuju kamarnya untuk mandi dan segera memasak makan malam.

Ia sudah terbiasa tinggal di rumah sendirian. Orang tuanya kerap ditugaskan di daerah terpencil sejak SMP dan sejak itu ia mulai mandiri. Namun saat itu ibunya akan secepat mungkin kembali setelah tugasnya selesai berbeda dengan kali ini, orang tuanya sudah berpesan bahwa mereka akan kembali dalam satu atau dua bulan lagi.

"Hah ...." Shakira menghela nafas berat. Meski sudah terbiasa di rumah sendiri tapi tetap saja kadang ia merasa sepi. Bangkit dari dalam bathup ia segera keluar kamar mandi dan membuka lemari pakaian memilih pakaian mana yang akan ia pakai malam ini. Mengabaikan keadaan gorden jendelanya yang belum tertutup. Tanpa sehelai benang pun ia memilah-milah pakaian dalam lemari. Dasar ceroboh!

Kini ia telah mengenakan celana training dan kaos hijau kebesaran lengan panjang dengan model neck V sampai belahan dadanya terlihat. Membuka kulkas dan tak ada apapun selain minuman. Ia berdecak sebal kemudian berjalan keluar rumah berniat membeli bahan makanan ke minimarket yang tak jauh dari rumahnya.

Entah hanya perasaannya saja, ia merasa ada seseorang yang mengikutinya. Tapi saat ia menoleh, sama sekali tak ada siapapun kecuali seseorang dengan topi dan masker juga kacamata hitam yang kini berjalan melewatinya.

Shakira tampak berpikir, kacamata hitam di malam hari? Mungkin orang itu adalah orang gila, batinnya.

Shakira sampai pada tempat tujuannya dan mulai mengambil bahan makanan untuk beberapa hari kedepan. Daging, buah dan sayur juga beberapa snack sudah didapatnya dan saatnya membayar menuju kasir. Saat sampai kasir ia cukup terkejut karena orang yang ia lihat tadi berada disana, membayar kemudian pergi dengan beberapa kantong plastik di tangan. Shakira segera mengalihkan pandangan saat ia merasa orang itu tengah melirik ke arahnya saat hendak keluar minimarket. Mengabaikannya ia segera menuju kasir.

Tidak seperti biasa jalanan tampak sepi, ia memberanikan diri berjalan dengan dua kantong plastik di kedua tangannya melewati jalanan yang hanya berjarak dua ratus meter dari rumahnya.

"Hai cantik .... butuh bantuan?" Suara seorang pria mengejutkan Shakira. Pria itu tiba-tiba datang kemudian disusul dua orang di belakangnya.

"Tidak, terimakasih," ucap Shakira tenang dan melewati ketiga orang itu.

"Hei tunggu dulu, kami dengan senang hati akan membantumu membawa barang-barangmu,” paksa salah satu diantara ketiganya. 

"Tapi kau harus membayar kami,” imbuh seorang lagi kemudian ketiganya tertawa lebar dengan seringai mesum.

"Maaf, tapi tidak perlu." Shakira berusaha menghindar dan pergi dari sana. Biasanya tak pernah seperti ini, baru kali ini ia mengalami ini dan sepertinya orang-orang itu bukan berasal dari lingkungan rumahnya.

"Kalau begitu kami akan memaksamu." Salah seorang pria itu mencengkram tangan Shakira membuat kantong plastik yang ia bawa jatuh ke tanah.

"Lepaskan! Atau aku akan berteriak,” ancam Shakira dengan setengah berteriak.

Namun ketiga pria itu tak peduli. Shakira melupakan bahwa malam ini ada festival di pusat kota dan pasti orang-orang tengah berada di sana sekarang, dan menjadikan jalanan sepi. Shakira mencoba melepaskan diri dengan meronta sampai seseorang datang dan mematahkan lengan pria yang mencengkram tangannya.

"Argh ...." teriak pria itu dengan memegangi tangannya yang patah.

'Orang itu lagi,' batin Shakira. Tanpa mempedulikan Shakira yang terkejut, orang yang Shakira lihat di mini market sebelumnya menghajar ketiga pria itu. Ketiganya tergeletak di jalanan dengan merintih kesakitan. Diambilnya kantong belanjaan Shakira dan memberikannya pada Shakira.

"Te-- terimakasih,” ucap Shakira dengan suara pelan.

"Hn." Hanya itu yang dapat Shakira dengar. Tanpa aba-aba tangan pria itu menarik tangannya dan berjalan melewati ketiga pria yang kini terkapar. Ketiganya dipastikan akan menginap di rumah sakit dalam beberapa minggu kedepan.

"Tu-- tunggu. Terimakasih tapi aku bisa pulang sendiri,” ucap Shakira setelah berada cukup jauh dari tempat kejadian.

"Masuk,” perintah orang itu kemudian pergi meninggalkan Shakira. Bagaimana pria itu tahu ini rumahnya? Kini ia berada tepat di depan gerbang rumahnya. Setelah melihat dan menyadari ia telah berada di depan rumah, Shakira menoleh dan tak lagi melihat pria itu. Dengan segera Shakira memasuki rumah tanpa menyadari pria yang telah menolongnya tengah memperhatikannya dari halaman ruman di sebelahnya.

***

"Jidat!" teriak seorang gadis cantik berambut blonde. Ia terlihat menghampiri Shakira yang tengah menikmati makan siangnya.

"Bisakah kau mengecilkan suaramu Pigy? Aku jengah selalu mendengar suara kerasmu,” dengus Shakira dan mengabaikan gadis yang kini duduk di hadapannya.

"Hihihi ... Maaf." Gadis bak boneka barbie itu tertawa dan menunjukkan dua jarinya pada Shakira membentuk huruf V. "Hei … kau tahu? Ada gosip terpanas di kampus dan ini mengenai mantanmu si boneka manekin itu." Gadis  itu berbisik di telinga Shakira, membuatnya menghentikan sejenak aktivitas makan siangnya.

"Tidak bisakah kau menghilangkan panggilanmu itu?" Shakira kembali melanjutkan makan  makan siangnya yang tinggal separuh, menghabiskannya hingga bersih dan meminum jus strawberry miliknya hingga tandas.

"Kenapa? Ayolah Jidat, buka matamu. Bagaimana bisa kau masih menyukai manekin itu?" Gadis yang dipanggil 'Pigy' itu bersedekap dada menatap Shakira jengah.

"Aku sudah melupakannya, Pigy. Jadi berhenti membicarakannya." Shakira mengambil cermin dari dalam tasnya, mengusap lembut sisa minyak di area bibirnya dan menatap gadis dihadapannya malas.

"Jika kau memang sudah melupakannya, tak masalah bukan jika kita membicarakannya?" kata gadis itu dengan tersenyum meremehkan.

"Hah … Elsa, tidak bisakah kita membahas hal lain? Gosip mengenai si rambut merah, atau bokong besar teman satu kelasmu itu? Aku sepertinya lebih tertarik." Shakira tersenyum manis namun sarat akan kepalsuan.

"A … a … a ... kau harus terbiasa jika memang sudah melupakan manekin boneka merah itu." Ino mendekatkan wajahnya pada Shakira dan bersiap menceritakan gosip panas yang baru ia dengar. "Kau tahu? Si boneka manekin itu sekarang menjalin hubungan dengan Megi."

Diam sejenak kemudian Shakira tersenyum meski dadanya terasa sesak. "Benarkah? Lalu?"

"Shakira, itu artinya si Meong itu memang penyebab hancurnya hubunganmu dengan manekin itu,” papar gadis Barbie itu menjelaskan.

"Meong?" Shakira mengernyitkan alis tak mengerti.

"Tentu saja Megi itu. Aku yakin mereka sebenarnya telah menjalin hubungan saat manekin masih menjadi kekasihmu," ujar Elsa menggebu egitu yakin akan pemikirannya.

"Benarkah seperti itu? Lalu apa yang bisa kulakukan sekarang? Lagipula kami sekarang sudah berpisah." Terdapat kesedihan di setiap kata yang terucap oleh Shakira.

"Maafkan aku Jidat, aku memberitahumu bukan untuk membuatmu bersedih. Aku ingin kau melupakannya dan biarkan saja si Meong itu mendapatkan bekasmu. Kau cantik dan bisa mendapat pria melebihi manekin itu." Elsa memberi semangat untuk Shakira berharap temannya itu bisa membuka hati untuk orang lain dan sadar bahwa si mantan memang telah berselingkuh darinya saat mereka masih bersama.

"Ya kau benar." Shakira tertawa dan disambut pelukan oleh Elsa. Tanpa sengaja pandangan Shakira tertuju pada dua orang yang baru saja mereka bicarakan tengah memasuki kantin. Elsa menyadari perubahan sikap Shakira kemudian menoleh pada objek yang Shakira lihat.

"Pigy aku sudah selesai. Kita pergi dari sini." Shakira bangkit dan beranjak dari kursi yang ia duduki sampai suara yang sangat familiar baginya terdengar.

"Hai Shakira, sedang makan siang?" Suara ini, suara yang sangat familiar dan tak akan pernah Shakira lupakan. Suara yang selalu menemaninya selama kurang lebih satu tahun.

"Aku sudah selesai. Ayo Pigy,” ucap Shakira singkat kemudian pergi meninggalkan pria berambut merah dan pacar barunya.

"Selamat menikmati makan siang anda boneka manekin dan kucing peliharaannya,” ejek Elsa kemudian menyusul Shakira yang telah membayar makan siangnya.

"Hei… apa katamu!" teriak gadis berambut pirang yang terlihat marah.

"Sudahlah, Megi." Pria berambut merah itu menenangkan gadisnya namun menatap ke arah Shakira dengan pandangan sulit diartikan.

"Tapi gadis blonde itu benar-benar tidak sopan, Sayang. Aku akan memberinya pelajaran nanti. Awas saja dia,” ucap gadis bernama Megi itu dengan menggeram marah.

"Biarkan saja, mungkin dia hanya bercanda. Kau ingin makan apa? Aku akan memesankan untukmu." Viky, nama pria itu yang tak lain adalah mantan kekasih Shakira mengacak lembut rambut kekasihnya. Dan berhasil membuat kemarahan gadis itu hilang seketika dan digantikan dengan senyuman manis.

Byur …

Lagi, Shakira menghabiskan waktu sorenya untuk berenang di kolam yang sama setiap harinya. Kejadian tadi siang masih terus terbayang dalam benaknya. Bagaimana pria itu tersenyum pada kekasih barunya, dan bagaimana keduanya terlihat sangat romantis dan serasi membuat sesuatu di dadanya bergemuruh.

Viky Han, pria yang telah mengisi hatinya selama satu tahun ternyata kini telah berpindah kelain hati. Pria yang sekaligus temannya saat sekolah menengah atas ternyata tak seperti yang ia pikir. Padahal Shakira yakin Viky adalah pria baik melihat mereka telah berteman sejak lama dan ia tahu seperti dan bagaimana sifat pria itu. Tapi sikap pria yang satu tahun lebih tua darinya itu berubah sekitar satu bulan lalu dan menjadikan keduanya mengakhiri hubungan mereka.

Menangis? Tentu saja Shakira menangis saat mantan kekasihnya itu dengan mudah mengatakan untuk berpisah dan hanya melalui pesan suara. Pria itu beralasan mereka sudah tidak cocok dan lebih baik berpisah. Dengan semudah itu kenangan yang Shakira simpan selama satu tahun bersama pria itu hancur seketika. Benci memang ia rasakan tapi kebencian itu melebur saat melihat sang mantan kekasihnya itu tersenyum lembut padanya. Dan saat itu juga Shakira merasa ia adalah wanita paling bodoh.

Dengan sebagian tubuh masih berada dalam air dan tubuh bagian atasnya berpangku pada tepi kolam, Shakira tak menyadari seseorang mengamatinya dari dalam air yang tenang. Ia terlalu fokus pada gambar dalam smartphonenya yang menunjukkan banyak kenangan yang ia lewati bersama mantan kekasihnya.

Hup ....

Shakira terkejut saat merasakan seseorang keluar dari dalam air dan menyentuhnya. Satu tangan berada di bagian perut dan satu tangan berada di pipi halusnya. Memberanikan diri ia menoleh, dan setelah itu hanya suara teriakan yang terdengar. Smartphone yang digenggamnya pun terjatuh ke dalam kolam dan dipastikan semua kenangan yang ia simpan hilang dan musnah.

Bab terkait

  • The Pool   Chapter 2

    Lucas Wang, pria berusia 28 tahun yang berprofesi sebagai aktor dan telah mendapat predikat sebagai aktor paling tampan se-Jepang versi majalah YOU kini harus menelan ludah kasar.

  • The Pool   Chapter 3

    "Kyaaa ... lihat itu … itu kan ...." teriakan dari banyak wanita terdengar jelas. Entah apa yang mereka lihat hingga berteriak seperti orang kesetanan. Shakira mendengus kesal dan segera menutup buku di tangannya, suara para wanita itu benar-benar berisik.

  • The Pool   Chapter 4

    Plok … plok … plok ... kyaaa … kyaa ....

  • The Pool   Chapter 5

    "Huaaa ....""Cup … cup … st .... diamlah, Sayang," Orang itu masih mengelus lembut punggung Shahira dan menenangkannya. "Hiks … hiks .... bagaimana ini? Hidupku pasti tak

  • The Pool   Chapter 6. Menikah?

    "Sejak kapan aku menikah denganmu, hah!" teriak Shakira tepat di depan wajah tampan Lucas Wang. Wajahnya sudah sangat merah menahan amarah. Bagaimana tidak? Pagi ini Shakira baru saja menonton acara infotainment dan betapa terkejutnya ia melihat foto dirinya dan Lucas bersebelahan di sebuah buku nikah."Kau lupa? Kau baru saja menandatangani surat pernikahan kita, Sayang." Dengan enteng dan seenak rambut emonya Lucas berucap dengan santai.

  • The Pool   Chapter 7. Kampus

    Saat ini Lucas tengah menjalani syuting film terbarunya. Berbeda dengan film bertema action seperti sebelumnya, kini ia berperan sebagai anak kuliahan yang tengah dimabuk asmara. Meski sudah hampir kepala tiga, pesona ketampanannya masih mampu bersaing dengan pria yang berusia hampir sepuluh tahun di bawahnya. Wajah yang bersih tanpa setitik noda, hidung mancung, bibirnya yang membuat siapapun ingin memagutnya, ditambah sorot mata tajam dan rahang yang tegas sangat mampu membuat para wanita menjerit. Dan jangan lupa dengan bentuk tubuhnya yang atletis. Bahkan jika bukan seorang aktor pun, dipastikan banyak wanita dengan senang hati membuka kaki lebar untuknya.

  • The Pool   Chapter 8. Mantan dan Kekasihnya

    Lucas terkejut, saat ia keluar ruangan, Shakira berdiri tepat di hadapannya dan menatapnya tajam namun dengan mata berkaca-kaca.Plak!Satu tamparan keras kembali mendarat di pipi halusnya. Untu

  • The Pool   Chapter 9. Ciuman

    "Kau masih menyukai boneka manekin tadi?" tanya Lucas saat keduanya telah jauh dari Viky dan Megi. Saat ini keduanya berjalan bersama dengan Lucas yang kembali memakai masker dan menutupi kepalanya dengan hoodie."Dia bukan boneka! Namanya Viky!” bentak Shakira tak terima mantan kekasihnya disebut boneka manekin.

Bab terbaru

  • The Pool   27. Keluarga Baru

    Lepaskan aku, Lucas.""Tidak akan.""Kau ingin membunuhku? Uhuk … uhuk ...." Shakira pura-pura batuk berharap dengan begitu Lucas segera melepas pelukannya.Saat ini keduanya masih berada diatas ranjang. Sinar matahari yang terik yang menembus lewat jendela kamar rumahnya yang tertutup tak membuat keduanya ingin beranjak dan beraktifitas."Sekarang kau adalah istriku dan aku berhak melakukan apapun." Lucas menelusupkan kepalanya pada ceruk leher Shakira. Menghirup aroma very yang seakan selalu menguar dari tubuh istrinya.Wajah Shakira merona merah mendengar kata 'istri'. Merasa malu dan akhirnya gilirannya menyembunyikan wajahnya dalam dada bi

  • The Pool   26. Shakira Wang

    "Shakira ....""Eh? Ada apa bu?" Shakira mengalihkan atensinya dari Lucas saat pandangannya mengarah pada sang ibu yang memasuki kamar dan kini berjalan ke arahnya."Sebenarnya apa yang tidak ibu ketahui tentang putri ibu, hm?" Ibu Shakira menyeret kursi dan meletakkannya di sebelah kursi yang Shakira duduki. Wanita itu melihat anak semata wayangnya kemudian pria yang kini masih terbaring diam di atas tempat tidur layaknya orang mati.Shakira tersenyum kecut dan menunduk. "Maafkan, Shaki, Bu."Tap!Tangan sang ibu menggenggam tangan Shakira dan mengusapnya lembut. "Kau mencintainya?" tanyanya."Aku

  • The Pool   25. Kematian Lucas

    "Apa semua yang dikatakannya benar, Shakira?" Meski terlihat tenang namun tampak sekali raut keterkejutan dan kekecewaan di wajah pria paruh baya itu."Semua salahku dan aku ingin bertanggung jawab."

  • The Pool   24. Kolam Renang

    Shakira tak pernah merasa bebas seperti ini sebelumnya. Beberapa hari lalu Lucas mengirim pesan bahwa pria itu ada syuting terakhir di luar kota. Dan sampai saat ini pria itu masih belum kembali. Shakira merasa ia sangat bebas meski ada sedikit perasaannya yang merasa ada sesuatu yang hilang. Terlebih setelah apa yang mereka alami waktu itu. Dimana Lucas mengajaknya ke rumah Lucas yang dulu dan ia yang gila telah berani memeluk Lucas. Tiba-tiba ia teringat kegiatannya bersama Lucas sebelum semakin dekat seperti sekarang. Biasanya pria itu akan membangunkannya dengan memberinya kecupan kecil, mereka akan bertengkar saat sarapan dan pria itu akan seenak rambut memasuki rumah bahkan kamarnya.

  • The Pool   23. Kau Mencintaiku

    "Kukira kau terlalu asik menggauli istrimu dan lupa untuk datang kesini," ucap Laohan saat Lucas baru saja sampai."Sialan kau! Jaga mulut sialanmu, ikan lohan." Lucas melotot pada Laohan dan hanya dibalas cengiran olehnya.

  • The Pool   22. Pria Dilihat Dari Masa Depannya, dan Wanita Dilihat Dari Masa Lalunya

    "Apa kau yakin?" Pria itu berdiri dari kursi yang ia duduki dan mendekati Lucas yang kini berdiri menatap keluar jendela besar ruangan itu."Kita sudah membicarakan ini sebelumnya bukan?" ucap Lucas dengan melirik pria yang kini berdiri tak jauh darinya.

  • The Pool   21. Jumpa Pers

    "Ya Tuhan, Shakira ... aku tidak tahu jika akan seperti ini." Elsa mencoba menenangkan sahabatnya itu. Kini Shakira telah berada di rumah Elsa. Ia memaksa pulang dari rumah sakit, karena memang tak ada luka serius maka ia diperbolehkan pulang."Lalu, menurutmu aku harus bagaimana?"

  • The Pool   20. Enyah Dari Kehidupanku!

    "Kau terlalu bodoh." Lucas menyeringai jahat pada wanita di hadapannya."A-- apa maksudmu? Ja-- jadi selama ini kau hanya menipuku? Memanfaatkan aku?" Air mata sudah mengalir membasahi pipi wanita itu.

  • The Pool   19. Bercinta Di Pantai

    "Bukankah ini hebath." Lucas terengah dengan menyapu keringat dari keningnya. Bahkan rambutnya juga basah oleh keringat. Ini hebat, ini kali pertama ia bercinta seperti di film, yakni di pantai yang ditutupi karang dan bebatuan besar. Rasa takut ketahuan juga rasa nikmat bersatu membuat adrenalin tersendiri untuknya."Hah … hah … hah …. Kau gila!" teriak Shakira yang terengah dan berusaha menaikkan celananya.

DMCA.com Protection Status