Share

Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku
Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku
Penulis: Bun say

Bab 1

Penulis: Bun say
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-16 17:15:32

Brak!

Pintu terbuka sedikit kencang. Disusul suara langkah kaki yang seperti sengaja di hentak-hentakan, membuatku yang sedang sholat dzuhur sedikit terganggu, berkurang rasa khusyu dalam beribadah.

Setelah uluk salam, segera kutemui si pemilik langkah kaki yang ternyata anakku, Adi. Dia duduk selonjoran di sofa dengan pandangan menerawang ke atas.

"Eh, pulang sekolah kok nggak ucap salam?" Kudekati dia dengan duduk di sebelahnya namun tak ada sahutan, bujangku itu hanya diam tak merespon. Bahkan menoleh pun tidak. Sepertinya tengah kesal, tapi karena apa, akupun tak tahu.

"Adi, ditanya kok nggak jawab?" tanyaku penasaran. Pikiranku jadi menerawang, mungkinkah dia ada sedikit masalah di sekolahnya. Atau ada hal yang membuatnya kesal hingga membawa masalahnya hingga ke rumah.

Dia mencebik kesal, sambil menoleh dengan muka marah.

"Bu, kenapa sih ibu nggak cerai aja dengan ayah?" Deg, apa maksudnya? kenapa tiba-tiba dia berkata demikian. Padahal dia baru kelas tiga sekolah dasar dan belum mengerti arti perceraian. Aneh.

"Loh, Di. Maksud kamu apa, kok ngomong gitu sama ibu? Nggak boleh lho, anak kecil bilang begitu. Memang kamu tahu artinya apa," ucapku saat wajahnya terlihat masam.

"Udah, ah. Percuma ngomong sama Ibu." Adi berjingkat pergi menuju kamarnya dan membanting pintu.

Blug!

Ada apa dengan anak itu.

Tok tok tok!

Belum hilang keherananku, tiba-tiba pintu depan ada yang mengetuk. Segera kubuka dengan penasaran.

"indira ... Indira, maaf nih aku ganggu, ya. eh, Indira, kamu sudah dengar kabar suamimu belum?" Dia Bu Dewi, tetangga dekat mertua sekaligus sahabatku yang datang. Dilihat dari deru nafasnya, seperti habis berlari dan dikejar anjing galak. Entah ada apa sebenarnya.

"Tenang dulu, Bu Dewi, sini masuk dulu." Aku mengajaknya masuk dan menyuruhnya duduk, lalu ke dapur untuk mengambil air putih dan kembali lagi ke depan.

Segelas air putih ditandaskan dalam waktu sekejap saja. Setelah kulihat agak tenang, barulah aku mengajaknya bicara.

"Bu Dewi, kenapa? Coba ceritakan apa yang terjadi," pintaku cepat. Wanita paruh baya itu terlihat menarik nafas panjang.

"Eh Indira, kok kamu tenang-tenang saja di rumah, memang kamu belum tahu kabar suamimu sekarang?" tanyanya seperti keheranan.

"Tahu apa, Bu?" Giliranku kini yang penasaran dengan apa yang tengah terjadi dengan suamiku. Kenapa wanita itu tak langsung bicara saja, malah membuatku semakin heran saja.

"Lho, emang kamu nggak tahu kalau sekarang suamimu lagi di rumah ibunya, bawa perempuan muda, cantik, lagi hamil juga kayaknya," tutur Bu Dewi dengan tatapan penuh ke arahku yang langsung melotot.

"Apa!? Yang benar, Bu?" tanyaku tak percaya.

"Iya, beneran. Bahkan Adi juga tadi habis dari rumah neneknya. Emang dia belum cerita sama kamu, Indira?" Bu Dewi bicara penuh penegasan dengan kening bertaut melihatku yang heran. Aku menggeleng cepat. Pantas saja tingkahnya terlihat beda.

"Apa maksud Bu Dewi, jangan bercanda deh, nggak lucu!" ucapku tak percaya.

"Iya, Bener, Indi. Masa aku bohong soal beginian. Bahkan Adi juga terlihat kesal saat pulang dari rumah neneknya." Raut wajah heran itu semakin kentara saat melihatku.

"Sebaiknya kamu datang saja ke sana kalau nggak percaya," tuturnya yang kubalas anggukan.

Entah kenapa tiba-tiba seperti ada yang menonjok dalam dada.

Sakit, sangat sakit. Apakah benar yang dikatakan Bu Dewi ini, entahlah. Namun jika benar Mas Agung membawa perempuan lain ke rumah ibunya, kenapa tak ada satu orang pun kerabat dari mertua yang memberitahuku. Dan kalau itu benar, pantas saja Adi datang ke rumah dengan wajah yang ditekuk tidak seperti biasanya. Bahkan tadi sempat bilang 'cerai' segala.

'Ah rasanya sakit dan sulit dipercaya jika Mas Agung berkhianat.

" Indira, kok kamu malah bengong. Ya udah, Ibu mau pulang dulu takut anak-anak nyariin." Bu Dewi keluar dari rumah setelah mengucap salam yang hanya kujawab dalam hati. Kepalaku jadi pusing membayangkan banyak hal.

aku Indira, menikah dengan Mas Agung suamiku sudah sepuluh tahun yang lalu, dan selama ini tak pernah ada keributan ataupun cekcok masalah rumah tangga. Kami hidup bahagia meski Mas Agung tengah menganggur dan tak punya pekerjaan tetap setelah dipecat dari tempatnya bekerja.

Aku harus pergi untuk memastikan.

Ya Tuhan. Kenapa rasanya sakit sekali, meski itu belum tentu benar.

Segera kusambar pashmina instan yang bergantung di belakang pintu kamar. Aku harus memastikan kabar yang baru saja kudengar, agar jangan sampai ada kesalahpahaman juga agar aku tidak berprasangka buruk, karena belum tentu benar adanya.

Setelah pamit pada Adi yang sama sekali tak menyahut ucapanku, segera kuhidupkan motor matic putih menuju kediaman mertuaku yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumahku yang dibangun masih di tanah mertua. Hanya berjarak lima ratus meter saja.

Sengaja kukendarai motor dengan kecepatan rendah, agar aku bisa menata hati dan tidak bertindak anarkis jika saja hal yang menimpa Mas Agung benar adanya.

Aku tak boleh gegabah dengan melakukan hal yang akan membuatku malu disana nantinya. Kebiasaan emosiku dari dulu memang sulit ditaklukkan.

Aku juga terbiasa bepergian sendiri karena Mas Agung sangat jarang mengantarku. Apalagi beberapa waktu ini, Mas Agung selalu tak ada waktu untukku dan Adi.

Sampai di depan rumah mertua, tampak Yanti, adik Mas Agung tengah memainkan ponselnya di teras. Seakan tahu aku yang datang, segera dia mengangkat satu kakinya dengan menumpangkan ke kaki lainnya. Sombong memang Yanti, tak berubah sikapnya padaku meski Ayah Mertua berulang kali menasehati. Padahal aku tak pernah mengusik atau menyulitkannya.

"Assalamualaikum, Yan. Apa Mas Agung ada di dalam?" tanyaku sopan, namun diabaikan salamku. Gadis itu seakan-akan budeg, bahkan sama sekali dia tak menoleh ke arahku.

Dasar anak ini!

Tak menunggu perintah, aku memasuki rumah. Tak ada siapa-siapa di ruang tamu, hanya ketika berjalan ke arah ruang keluarga, tampak Doni, yang juga adiknya suamiku tengah asyik menonton film kartun. Film yang biasanya ditonton anak kecil itu terlihat begitu dia nikmati. Doni tertawa seakan asik sekali menontonnya.

Aku berdehem pelan.

Doni menoleh sedikit kaget, namun tak lama kemudian dia kembali mengalihkan pandanganya ke layar 63 inci di depannya. Sama seperti Yanti, dia pun seakan tak peduli padaku yang mematung di sebelahnya.

"Eh, Indira, kamu datang, Nak?" Ibu Mertua melangkah keluar dari arah dapur. Mukanya tampak kusut, matanya sedikit memerah seperti bekas menangis. Entah kenapa perasaanku semakin tidak enak.

"Dimana Mas Agung, Bu?" Tanpa basa-basi aku menanyakan keberadaan suamiku. Rasa penasaran serasa membuat darahku naik, apalagi mendapati Doni dan Yanti tadi yang memang sengaja mengacuhkanku.

Menyebalkan sekali kedua orang itu.

"Duduk dulu, Nak," pinta Ibu sambil meraih tanganku, namun segera kulepaskan dengan tangan kiriku dan kugenggam balik dua tangannya.

"Aku kemari bukan untuk duduk, Bu. Tapi mencari Mas Agung yang sudah seminggu ini tidak pulang," ucapku penuh penegasan.

Ibu menatap lirih dan seperti berat untuk menjawab. Namun perhatianku justru tertuju ke pintu kamar tamu yang tertutup rapat, dan terdengar suara wanita cekikikan dari dalam.

Bukankah di rumah ini yang perempuan muda, hanya Yanti? Itu pun sedang duduk di luar sambil memainkan ponselnya.

Lalu suara siapa di sana?

Segera kulangkahkan kaki dan meninggalkan Ibu yang mulai terisak.

"Sabar, Nak, tahan emosimu," lirihnya sambil mencoba menahan langkahku. Namun tak menyurutkan niatku untuk menuju ke sumber suara.

"Lepaskan Indira, Bu. Biarkan Indi tahu semuanya," ucapku pelan tak kuasa sakit.

"Wah, kayaknya akan ada perang dunia nih." Terdengar perkataan Doni dari belakang disusul suara tawanya yang seakan mengejek. Namun aku tak peduli. Semuanya harus segera terungkap.

Dan akan kuhadapi apapun kenyataan yang sebenarnya.

Tunggu saja kalian yang di dalam, aku akan segera mengetahuinya.

Aku Indira, tidak akan diam saja.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
kedua adik ipar tak menghormati mu sedikitpun berarti ada yg salah dg mu
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
menarik nih ceritanya.. pengen follow akun sosmed nya tp ga ketemu :( boleh kasih tau gaa?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 2

    Tak ingin menunda waktu, segera kutarik handle pintu yang rupanya tidak terkunci. Seketika pintu terbuka lebar menampilkan dua sosok insan berlainan Jenis kelamin tengah bercumbu mesra di dalam ruangan berdiameter 4x3 meter tersebut. Mataku terbelalak kaget, begitu pun mereka berdua yang seakan kaget dengan kedatanganku, apalagi dia, orang yang kukenal sebagai suami yang baik selama ini. Tega kamu bermain api di dibelakangku, Mas. Setengah mati kutahan gemuruh dalam dada yang tiba-tiba membuat amarahku langsung naik ke ubun-ubun. Dasar kurang a*ar, lel4ki durj*na. Bahkan di tengah hari bolong keduanya asik berduaan di dalam Kamar tanpa tahu malu orang mendengar. Entah apa hubungan mereka ini, yang jelas tentu saja aku tidak terima begitu saja. Keduanya harus menerima luapan amarahku. "B******n, k****g a**r kalian!" Mati-matian kutahan, amarahku meledak begitu melihat suamiku sendiri tengah bercumbu mesra dengan wanita lain. Dengan langkah cepat, kutarik dan kucengkeram kerah ba

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-16
  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 3

    Aku melangkah gontai paling akhir. Rasanya kakiku gemetar dan sulit sekali untuk melangkah. Ditambah rasa sakit hati dan juga tangan yang terasa kebas, bekas menampar mas Agung dan perempuan itu. Sakit.Mereka semua sudah duduk di ruang tengah. Mas Agung tampak menenangkan perempuan itu yang masih terisak sambil memeluk Mas Agung. Dasar tidak tahu diri.Ibu mertua menatapku dengan rona sedihnya, Ayah Mertua duduk di sofa single seolah sedang berpikir. Sementara Yanti, Doni dan tiga orang lainnya yang kuketahui sebagai tetangga Ibu, tampak berdiri seakan menunggu pembicaraan Kedepannya yang akan diputuskan."Duduklah, Nak." Ibu bergeser memberi tempat di sebelahnya. Kalau saja ada tempat lain, mungkin aku tidak sudi duduk di sebelah Ibu yang menghadap tepat pada Mas Agung dan perempuan sia*a

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-16
  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 4

    Bab 4Aku mengangguk pada Ibu dan kupersilahkan semuanya masuk ke dalam.Semuanya kini duduk di sofa ruang tamu. Mas Agung yang duduk selalu berdekatan dengan Zahra tak memperdulikanku yang terus menatap benci padanya. Setelah hening beberapa saat, Pak Rt yang masih kerabat Ibu memulai pembicaraan."Bagaimana, bisa kita mulai sekarang?" katanya membuka suara. Aku mengangguk begitu juga yang lain."Indi, apa kabar, Nak?" Ayah Mertua menyapa dengan wajah teduhnya. Sepertinya khawatir mungkin, aku tidak tahu. Yang jelas beliau memang selalu baik padaku."Baik, Yah. Alhamdulillah.""Syukurlah …!" Kulihat lelaki itu menarik nafas panjang.

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-19
  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 5

    Bab 5Makanan yang tersaji tidak lagi memberikan selera. Ternyata memang percuma aku menyiapkan makan siang untuk Mas Agung, nyatanya dia sama sekali tidak menghargai usahaku. Sia-sia saja. Padahal aku tengah mencoba berdamai dengan hatiku untuk belajar ikhlas menerima mereka.Daripada mubazir, sayur sebanyak ini sebaiknya kumasukkan dalam mangkuk dan segera kubawa ke samping rumah untuk diberikan ke tetangga."Eh, Bu Indira. Tumben, ada apa nih?" Bu Yeti bertanya setelah mempersilahkanku duduk."Ini, Bu. Saya tadi masak agak banyak jadi sayang karena tidak kemakan," kujawab seraya menyerahkan mangkuk sayur dari tanganku."Oalah … makasih lho, kebetulan saya gak masak. Maklum tanggal tua." Wanita paruh ba

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-19
  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 6

    Bab 6Jam satu siang, Mas Agung dan Adi tiba di rumah. Entah kebetulan atau tidak, mereka datang bersamaan, yang jelas seperti biasa muka Adi terlihat kesal saat bersama ayahnya. Ini bukan kebetulan, Adi seperti tidak menyukai Mas Agung."Kok bisa barengan pulangnya?" Begitu berucap salam, segera kutanya Mas Agung guna menghilangkan keherananku.Adi hanya diam saja, tak menyahuti ucapanku. Anak itu langsung berlalu ke dalam kamarnya tanpa mencium tanganku seperti biasanya. Sejak waktu itu, sikap Adi jadi sedikit berubah. Seperti ada hal yang mengganjal di pikirannya. "Kebetulan ketemu di jalan tadi," ungkap Mas Agung dengan raut wajah datang. Lelaki itu meletakkan jaketnya di bahu sofa sambil duduk."Hanya kebetulan?" Keningku berkerut dalam. "Iya. Nasehatin tuh anakmu, Indi. Tak sopan ke orang tua masa sikapnya dingin seperti itu." Mas Agung menekuk muka lalu selonjoran di sofa depan tv sambil meraih remot. Sedangkan Adi, setelah masuk ke dalam kamar, tidak keluar lagi. Membuatku

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-03
  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 7

    Bab 7"Kenapa kamu memberi pilihan sulit, Indira?" Mas Agung bertanya dengan mimik muka yang terlihat kaget yang justru membuatku sedikit tersenyum. Lelaki itu mengacak rambutnya kasar, sepertinya dia bingung harus memilih.Kamu harus diberi sedikit pelajaran Mas, sebelum aku menyelidiki perbuatan burukmu dibelakangku."Pilihan ada ditanganmu, Mas." Aku mengangkat bahuku seolah tak peduli. Hanya ingin tahu saja, seperti apa pikirannya. Apa lebih memilih Zahra atau keluarganya."Baiklah, jika itu maumu. Aku takkan kemana-mana dan tetap di sampingmu sekarang. Apa kamu puas?!" Mas Agung duduk kembali dan meletakkan gawainya di atas nakas. Sesekali dia mengetuk-ketuk ujung jarinya ke permukaan kasur. Tanda bahwa dia sedang berpikir keras. Hingga beberapa panggilan telepon dia abaikan, entah dari siapa. Tapi sepertinya penting, mengingat tiap kali berdering wajah Mas Agung akan berubah pucat. Dia kemudian terlihat mengacak rambutnya kasar sambil berjalan mondar-mandir seperti orang yang bi

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-03
  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 8

    Bab 8Pagi ini aku sudah bersiap bersama Mas Agung untuk menemui Zahra. Setelah semalam menyuruhnya menunggu sampai esok hari, lelaki itu menurut juga, meski tak dapat disembunyikan jika dia terlihat gelisah dan cemas."Kamu sudah siap, Indi?" Mas Agung memindai penampilanku saat aku baru saja keluar dari kamar lengkap dengan tunik, kerudung dan tas warna senada. Kurasa penampilanku tidak buruk. Usiaku juga belum terlalu tua-tua amat untuk usia tiga puluh dua tahun, Mas Agungnya saja yang kegatelan hingga dia sibuk mencari wanita lain."Iya, Mas." Aku sedikit risih kala dia terus menatap dalam ke arahku hingga beberapa saat."Ayo kita pergi," ajaknya sambil menggenggam tanganku, erat. Perhatian yang sudah beberapa waktu tak kudapatkan darinya.Sepanjang perjalanan yang kami tempuh, Mas Agung tak banyak bicara, hingga kami sampai ke tempat yang dituju. Ternyata bukan rumah ibu yang dituju, melainkan ke sebuah klinik terkenal di kota ini. Entah kenapa lelaki itu membawaku ke tempat sep

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-03
  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 9

    Bab 9Di pinggir jalan, aku berdiri sambil terus berpikir dan mencari ide. Bagaimana caranya agar aku tahu apa saja yang dilakukan oleh Mas Agung di belakangku yang tidak kutahu. Ucapan Bu Dewi dan Bu Yeti waktu itu membuatku penasaran. Apa sebenarnya yang tidak kuketahui tentang Mas Agung, suamiku. Setelah bolak-balik berpikir aku mendapatkan sebuah ide, yang kurasa itu adalah pilihan tepat.Bukankah memang tepat jika aku mengulik kembali dari Bu Dewi saat ini. Ya, penyelidikan akan kumulai dari sana. Semoga saja wanita mau memberikan informasinya padaku. Agar aku tidak seperti orang bodoh yang dikelabui terus-menerus.Tak lama setelah aku memesan ojek online, akhirnya aku sampai di tempat yang kutuju. Rumah Bu Dewi. Aku berjalan dengan cepat agar saat melewati rumah mertua, tidak ketahuan. Bagai pencuri aku berjalan terburu-buru dan memasuki rumah Bu Dewi, tetangga dari ibu mertuaku. Untunglah pintu rumah mertua tertutup, jadi tidak terlalu khawatir."Jadi benar kamu ingin mencar

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-03

Bab terbaru

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 101

    Bab 101Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, keadaanku mulai sedikit membaik. Rasa nyeri di punggung tidak terlalu terasa sekarang. Meskipun masih tidak bisa bergerak bebas. Tapi karena perawatan yang maksimal, aku pun cepat pulih.Yuda juga semakin perhatian padaku. Pria itu setiap waktu selalu datang dan menjalankan kewajibannya. Pagi-pagi Yuda akan pulang ke rumah untuk mengurus anakku, siangnya mengurus pekerjaan hingga sore, dan malamnya dia akan menemani sambil bercerita tentang kesehariannya dalam mengurus bisnis kuliner miliknya, serta mengecek toko kue milikku. Sikapnya yang periang dan suka bercanda mampu membuatku tersenyum tiap waktu. Yuda juga kerap kali menceritakan apa saja kejadian yang lucu. Aku selalu tersenyum saat melihat kebahagiaan terpancar dari matanya. Rasa benci dan sakit hati yang sebelumnya hadir, sirna begitu saja, setelah mendengar pengakuan dan penjelasannya. Pria itu, benar-benar tidak bersalah dan dia sudah mengatakan semuanya. Dan aku per

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 100

    Bab 100Mini POV YudaKutatap layar ponsel yang terus-terusan menyala. Panggilan dan pesan terus masuk beruntun dari orang yang sama. Yanti.Entah harus dengan cara apalagi aku menghindari dan menjauhkan dia dari kehidupan kami. Langkahnya yang bersih tanpa jejak membuat pihak kepolisian kesulitan untuk menangkapnya. Kalaupun dia berhasil ditangkap, entah bagaimana caranya hingga wanita itu bisa berkeliaran dengan bebas di luar sana. Meski kuduga ada pihak dalam yang ikut serta membantunya kepergiannya. Bukan hanya saat di lapas, bahkan saat di rumah sakit saja dia bisa melarikan diri entah bagaimana caranya.Saat itu memang kebodohanku, yang mau saja bicara berdua dengannya. Setelah ayah dan ibunya terus meminta untuk datang ke rumah sakit. "Lepaskan Indira, Yuda. Ayo kita menikah. Aku akan menjadi wanita yang baik, dan akan kupastikan kamu lebih bahagia bersamaku.""Kau sudah gila. Sekian lama aku menunggunya dan sekarang hampir kudapatkan, jadi mana mungkin aku akan melepaskannya

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 99

    Bab 99Aku tertegun di tempatku. Tak menyangka dengan pesan yang kubaca barusan. Apakah Yanti sengaja melakukannya atau dia hanya menakut-nakutiku, karena dia masih belum rela jika Yuda sudah menikah denganku. Tapi jika dipikir-pikir, bukankah beberapa saat lalu pria yang sudah menjadi suamiku itu juga tengah berkirim pesan dengannya. Aneh."Apa yang kamu lihat?" Yuda mendekat dan mengambil alih ponselku. Keningnya langsung berkerut dan terlihat kesal setelah ikut membaca pesan yang masuk dari Yanti. Dari sini saja bisa kulihat jika pria itu ikut marah padanya."Kamu tidak mungkin percaya dengan apa yang dikatakan wanita itu, bukan?" ujarnya dengan wajah sendu. Sepasang manik coklat gelap itu memindai wajahku dengan seksama. Aku memilih duduk menyamping di tempat tidur sambil menunduk."Ayolah, Mbak. Jangan pernah percaya pada kata-kata yang belum jelas kebenarannya!" "Hari ini aku lelah sekali. Bisa tolong matikan lampunya?" ujarku sambil membelakanginya dan menutupi seluruh tubuhk

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 98

    Bab 98Akhirnya resepsi itu selesai juga, ketika waktu menunjukkan hampir tengah malam. Para undangan yang datang paling akhir didominasi oleh rekan satu profesi dan juga teman-teman Yuda. Dan mereka tampak mengobrol lama sekali.Adi, ibu dan keluarga yang lainnya sudah pulang tepat pukul sembilan malam tadi, mengingat putraku itu sudah merasa mengantuk dan tidak mau tinggal, meskipun Yuda mengatakan tidak masalah jika Adi ingin menginap di kamar yang sama dengan kami. Tapi tentu saja ibu dan yang lainnya melarang. Bahkan sebelumnya mereka semua menggodaku, dengan alasan tidak ingin diganggu, padahal itu tidak benar sama sekali. Lagipula pernikahan ini bukan karena mengejar nafsu yang itu.Aku terlebih dahulu masuk ke dalam kamar yang telah disiapkan sebelumnya. Ruangan ini sudah dipenuhi dengan hiasan serta taburan bunga mawar merah di atas tempat tidur juga dua handuk yang dibentuk seperti angsa dengan posisi saling menghadap. Aku menghela nafas berat, membayangkan apa yang terja

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 97

    Bab 97Yuda tampak gagah saat berdiri bersisian di sampingku dengan wajah bahagianya. Sesekali pria itu melirik ke arahku, tapi tetap kuabaikan. Meski aku tersenyum di depan para tamu, nyatanya ketika melihat sosok pria yang sekarang telah menjadi pendamping hidupku ini, hatiku kembali tersayat pedih.Bayangan bibir merahnya beradu dengan bibir Yanti waktu itu, terus membayang di pelupuk mata."Sepertinya kamu masih nggak percaya padaku, Indi." Pria itu berbisik tepat di telinga. Aku mengerjap sadar kala Yuda mengangsurkan air mineral. Kali ini dia tidak memanggil dengan sambutan 'Mbak' lagi. Mungkin karena sekarang aku telah resmi menjadi istri sah-nya.Meski sebenarnya hari ini tidak bisa kubayangkan. Betapa aku telah menikahi dengan seorang pria yang sebelumnya telah melakukan perbuatan yang menurutku sangat menjijikan itu dengan mantan adik iparku sendiri.Aku mengacuhkan perkataannya, saat para tamu undangan kembali mendekat ke arah kami. Memberi doa restu, sekaligus memberi sel

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 96

    Bab 96Akhirnya sampai pada di hari H. Pernikahan itu tetap digelar karena tak mungkin membatalkannya begitu saja. Mengingat undangan sudah dicetak, catering dan gedung serta pakaian khusus sudah dipersiapkan dengan baik. Maka atas permintaan keluarga besar Yuda dan Bu Dewi sendiri, mereka sengaja datang ke rumah untuk membujukku untuk melakukan kesepakatan."Aku setuju, tapi kumohon agar tidak bertemu dengan Yuda sampai hari H. Bahkan aku tak mau melihatnya di sekitar rumah dan tempat kerjaku. Aku perlu waktu untuk menata hatiku, walau bagaimanapun aku tidak siap bahkan untuk mendengar penjelasan serta permintaan maaf darinya," ucapku waktu itu pada mereka. Kulihat perubahan di wajah Bu Dewi yang sedikit terkejut. Mungkin tidak menyangka dengan permintaanku yang di luar nalar itu. Bagaimana mungkin aku akan menikahi pria itu, namun tidak ingin melihatnya sampai waktu yang ditentukan tiba.Bu Dewi mengangguk dan mencoba untuk memahami permintaanku."Aku tahu, mungkin kamu berat untu

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 95

    Bab 95Aku terus berlari melewati lorong demi lorong di rumah sakit yang bertingkat ini. Rasanya terasa sangat jauh sekali bahkan untuk sekedar ingin cepat sampai dan menginjakkan kaki ke lantai bawah. Sengaja aku tidak masuk ke dalam lift karena posisinya tertutup. Pasti akan sangat lama menunggu. Dan aku tak ingin berlama-lama di tempat itu, mengingat Yuda terus menyusul di belakang dengan suaranya yang membuatku tidak tahan.Aku tidak menyesali perbuatannya bersama dengan Yanti. Hanya saja kenapa aku mesti melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Adegan itu terlihat sangat menyakitkan. Bayang-bayang Mas Agung dan Zahra berkelebatan di pelupuk mata, ketika mereka berdua melakukan hal yang sama, persis di depan mataku. Saat aku melihat keburukannya di rumah ibu mertua, waktu pertama kali aku bertemu dengan pasangan selingkuh itu.Ya Tuhan, kenapa aku harus melihat adegan panas mereka berdua sekarang, tepat ketika pernikahanku bersama dengan Yuda sudah di depan mata."Mbak, tunggu Mb

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 94

    Bab 94Masuk ke salah satu rumah sakit terbesar di tempat ini. Aku mengikuti jejak langkah Yuda yang berjalan di depanku, menuju ke sebuah tempat informasi pasien. Setelah mendapat petunjuk, kami langsung melewati lorong dan naik beberapa lantai ke atas."Kamu yakin masih mau ikut?" Aku mengangguk siap. Butuh sedikit usaha tadi, agar Yuda mau membawaku ke tempat ini."Jangan cemburu jika nanti wanita itu mengatakan apa-apa padaku, ya. Karena aku sudah mengingatkanmu.""Sebagai calon istrimu, aku harus menjaga calon suamiku dengan baik. Aku nggak bisa janji. Jika nanti Yanti berbuat macam-macam padamu, tentu saja aku akan membalasnya. Aku tidak akan memperdulikan meskipun dia mantan adik iparku, karena dia pun sudah mencoba menyakitiku berulang kali. Dan kali ini, aku tidak bisa membiarkannya lagi!"Yuda mengusap kepalaku sambil tersenyum simpul. "Kamu harus banyak bersabar dan menahan amarahmu, jika tidak, maka bukannya tenang malah Yanti akan semakin dendam kepadamu.""Dan dia sudah

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 93

    Bab 93[Mbak, kamu harus hati-hati karena Yanti bunuh diri di penjara dengan cara mengiris urat nadinya. Perempuan itu berada di rumah sakit sekarang. Dan bukan tidak mungkin dia akan kabur mengingat dia memiliki seseorang yang selalu mendukung rencana jahatnya.]Kutatap pesan dari Zahra barusan dengan mata mengerjap tak percaya. Wanita sekasar dan seegois Yanti berani melakukan tindakan bunuh diri. Benar-benar tidak dapat kupercaya.Pesan itu langsung aku kirimkan kepada Yuda yang seketika berubah menjadi centang biru, tanda pria itu telah membuka pesanku. Tak lama kemudian, terlihat ketikan di layar paling atas, dan seketika menampilkan pesan balasan darinya.[Kalau begitu kamu harus berhati-hati, Mbak. Jangan bepergian kemanapun tanpa seizinku. Jika pun ada kepentingan mendesak, atau kamu harus pergi ke toko, maka aku sendiri yang akan mengantarmu.] Aku tersenyum tenang. Cukup lega mendengar sarannya. Pria itu memang sangat bertanggung jawab dan sepenuh hati memperhatikanku.Kusim

DMCA.com Protection Status