Share

Bab 3

Author: Helena Ayu
"Bukankah kamu bilang seseorang ingin membunuhmu? Aku hanya memastikan apakah kamu sudah mati." Perkataan Henry penuh dengan sindiran.

Miana refleks menggenggam ponselnya erat-erat dan berkata dengan tegas, "Aku ditakdirkan berumur panjang, jadi nggak akan mati!"

Dia mematikan panggilan itu dan memblokir nomor itu dalam satu gerakan cepat.

....

Pada saat ini, di kamar rawat VIP di rumah sakit milik Grup Eskaria, Janice berbaring di ranjang dengan wajah yang terlihat sangat pucat. Dia terlihat begitu lemah, seakan-akan angin bisa menerbangkannya.

Henry yang tengah menggenggam ponselnya menunjukkan ekspresi masam.

Melihat itu, Janice bertanya dengan hati-hati, "Henry, apa Miana baik-baik saja?"

Henry meletakkan ponselnya dan berseru, "Dia baik-baik saja!"

Janice diam-diam mengutuk Miana di dalam hatinya, tetapi berkata dengan nada lembut kepada Henry, "Kamu sebaiknya kembali menemaninya. Ada dokter dan suster di sini, jadi kamu nggak perlu mengkhawatirkan aku."

Henry berkata dengan tenang, "Tidurlah, aku akan menemanimu malam ini."

Janice merasa senang di dalam hatinya, tetapi tampak serbasalah di luar dan berkata, "Kalau kamu nggak kembali malam ini, Miana pasti akan mengeluh pada Kakek besok. Mengingat kesehatan Kakek sekarang, Kakek nggak boleh marah."

"Jangan bicara lagi, cepat tidurlah."

Janice menggigit bibirnya, menatap Henry dan bertanya, "Kamu benaran akan menemaniku?"

"Ya, jadi tidurlah."

....

Keesokan paginya, Miana membuka matanya dan mendapati Sherry sedang tampak marah. Dia pun bertanya dengan heran, "Kenapa pagi-pagi kamu sudah begitu marah?"

Sherry menyerahkan ponselnya sambil mengomel, "Cih! Janice, wanita nggak tahu malu itu, bisa-bisanya dia membeli tren tagar di sosial media."

Miana melirik layar ponsel itu dan terlihat sebuah tagar dengan topik "Mengejutkan! Penari Terkenal Diduga Hamil dan Tunangannya Muncul!"

Dia mengklik judul tersebut, lalu terlihat gambar hasil USG dan foto Henry mengendong Janice keluar dari Nexia.

Jam tangan Patek Philippe di pergelangan tangan Henry sangat mencolok.

Di seluruh Kota Jirya, hanya Henry yang memiliki jam tangan seperti itu.

Mata Miana tiba-tiba terasa perih dan hatinya seakan-akan dicungkil seseorang dengan pisau tumpul, yang menyebabkan rasa sakitnya begitu menyiksa.

Meskipun telah memutuskan untuk bercerai dengan Henry, dia sudah mencintainya selama sembilan tahun. Oleh karena itu, bagaimana mungkin dia bisa mengakhiri perasaan itu dengan begitu mudah.

Melihat ekspresi sedih Miana, Sherry langsung menampar dirinya sendiri dan berseru, "Maaf, Mia, aku lupa kamu sedang hamil, seharusnya aku nggak memberitahumu hal ini!"

Sebelum Miana dapat berbicara, ponselnya berdering.

Melihat nomor yang tidak dikenal, Miana ingin menolak panggilan tersebut, tetapi dia takut itu adalah panggilan dari klien, jadi dia terpaksa menjawabnya.

Begitu panggilan tersambung, terdengar suara Henry seperti meraung, "Miana, hanya karena aku menemani Janice di rumah sakit semalaman, kamu membeli tren tagar untuk merusak reputasi Janice ya? Tindakanmu ini sudah keterlaluan, 'kan!"

Miana menekan emosinya dan menjawab dengan nada dingin, "Bukan aku!" Dia tidak sudi menggunakan cara rendahan seperti itu untuk menghancurkan Janice.

"Kamu segera klarifikasi, katakan kalau kamu sengaja membeli tren tagar untuk menjelekkan Janice! Setelah kamu mengklarifikasi, aku akan setuju untuk bercerai!" Setiap perkataan Henry sangatlah tidak berperasaan.

Mata Miana memerah karena marah. Dia berusaha keras untuk mengendalikan emosinya dan berkata, "Henry, kamu sudah gila! Kamu menyuruhku mengklarifikasi tanpa bertanya dulu! Kamu ingin menghancurkan hidupku ya!"

Jika dia mengaku membeli tren tagar untuk menyebarkan rumor tentang Janice, dia tidak hanya akan dipecat dari firma hukum tempat dia bekerja, tetapi juga akan menghadapi tuduhan pencemaran nama baik dari Janice.

Jika terjadi seperti itu, hari ini juga dia akan dihujat oleh orang-orang.

Pengacara perceraian terkemuka di Kota Jirya akan menjadi bahan tertawaan!

Henry sungguh kejam!

"Hanya kamu yang tahu tentang kehamilan Janice, dan pagi ini hasil USG-nya sudah tersebar, kalau bukan kamu, siapa lagi!" tanya balik Henry dengan sinis.

Miana menahan sakit di hatinya dan berkata dengan nada dingin, "Berapa banyak orang yang tahu tentang kehamilannya, hanya dia yang tahu. Henry, masalah ini bukan aku yang melakukannya! Jangan berpikir untuk mengambinghitamkan aku!"

Baik kecelakaan mobil semalam maupun tren tagar pagi ini, dia yakin semuanya adalah ulah Janice sendiri.

Menyalahkan semua kejadian itu pada dirinya? Mimpi!

"Miana, sebaiknya kamu lakukan apa yang aku katakan, kalau nggak, studio sahabatmu akan lenyap dalam sekejap dan pengobatan nenekmu akan segera dihentikan!" seru Henry dengan kasar.

Hati Miana terasa ditusuk-tusuk.

Henry seperti sedang membunuhnya secara kejam!

Henry sungguh begitu tidak berperasaan!

"Kuberi waktu sampai siang hari untuk memikirkannya!" Henry menutup teleponnya setelah mengatakan itu.

Tangan Miana yang menggenggam ponsel makin erat dan matanya mulai berkaca-kaca.

Melihat Miana yang pura-pura terlihat tegar, Sherry merasa sangat sedih. Dia segera memeluk Miana, senyumannya lama-lama menjadi tangisan, dan diam-diam membuat keputusan besar di dalam hatinya.

Setelah menenangkan diri, Sherry dengan lembut mendorong Miana menjauh dan berkata dengan serius, "Mia, kamu bangun dan mandi dulu, aku akan pergi ke studio sebentar."

Miana mengangguk. "Oke, pergilah, kalau sibuk, kamu nggak perlu kembali kemari lagi."

Sherry membuka studio desain perhiasan dan baru saja menerima beberapa pesanan, pasti sangat sibuk, jadi Miana tidak ingin mengganggu usaha Sherry.

"Kalau begitu, aku pergi dulu." Sherry memeluk Miana lagi sebelum pergi.

Saat Miana baru menyelesaikan sarapannya, ponselnya berdering. Melihat itu panggilan dari Wiley Stalin, dia tiba-tiba merasa cemas.

Setelah mengambil napas, dia mengangkat panggilan itu dan suara nyaring Sherry langsung terdengar.

"Henry, kamu bajingan tak tahu malu, kalau kamu ingin memberiku pelajaran langsung saja, untuk apa kamu mencari Mia! Semalam, Mia hampir saja ...." Miana panik saat mendengar ini dan buru-buru berkata, "Berikan ponselnya pada Henry!"

"Mohon tunggu sebentar!" Begitu Wiley selesai berbicara, suara dingin pria itu terdengar, "Nyonya Jirgan menghasut sahabatnya untuk menyerang Janice. Aku sudah menelepon polisi, kalau Nyonya Jirgan ingin mengatakan sesuatu, katakan saja pada polisi!"

Mendengar Henry mengatakan sudah memanggil polisi, Miana ketakutan dan makin panik. Dia berusaha menenangkan emosinya sebelum berkata, "Kamu bilang aku yang menyuruhnya, kalau begitu lepaskan Sherry! Aku akan ikut kamu ke kantor polisi."

Miana tahu betul, Henry bisa sangat kejam jika sedang marah.

Oleh karena itu, akan lebih baik dia yang menanggung semua ini agar Sherry bisa terlepas dari masalah ini. Jika tidak, studio kecil Sherry akan dihancurkan oleh Henry dalam hitungan menit.

Studio itu adalah hasil kerja keras Sherry.

Sherry bisa gila jika studio itu lenyap.

Henry tertawa sinis dan berkata, "Baiklah, akan kulakukan seperti yang Nyonya Jirgan bilang!" Setelah itu Henry melemparkan ponsel ke Wiley dan lanjut berkata, "Biarkan wanita ini pergi. Kamu jemput Miana dan antar dia ke kantor polisi!"

Mendengar itu, Sherry seketika panik dan buru-buru berkata, "Mia mengalami kecelakaan mobil semalam dan masih terbaring di rumah sakit, kamu nggak bisa membawanya ke kantor polisi!"

Sherry awalnya ingin memberi tahu Henry tentang kehamilan Mia, tetapi sekarang dia sudah berubah pikiran.

Dia berpikir, pria bajingan seperti Henry mungkin saja akan memaksa Mia menggugurkan anak itu jika mengetahui kehamilan Mia.

Related chapters

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 4

    Kedua bibir Henry saling menekan dan sepasang mata hitam pekatnya tertuju pada Sherry. "Dia mengalami kecelakaan mobil?" tanya Henry.Seketika, Henry teringat panggilan telepon dari Miana tadi malam.'Kalau itu benar ....'Pada saat ini, pintu kamar rawat terbuka dan Miana masuk dengan aura yang dingin.Saat Janice melihat Miana, matanya memancarkan rasa kebenciannya, tetapi dia segera menyembunyikannya dan berkata dengan tergesa-gesa, "Baru saja kudengar kamu mengalami kecelakaan mobil, cepat kemarilah, biar aku lihat apakah kamu terluka parah atau nggak?" Sikapnya ini seolah-olah sangat peduli pada Miana.Pada saat ini, raut wajah Henry mengelap.'Bisa-bisanya Miana bersekongkol dengan sahabatnya untuk membohongiku.'Miana berjalan mendekat, lalu menarik Sherry ke belakangnya dan berkata, "Kamu pergi dulu, biar aku yang tangani masalah ini."Sherry buru-buru berkata, "Aku sungguh nggak melakukan apa pun, dia sendiri yang menampar dirinya!"Miana menyela, "Aku tahu, kamu pergi dulu."

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 5

    Miana menatap mata Henry untuk waktu yang lama sebelum berkata sambil tersenyum, "Jangan pernah berpikir untuk mengorbankan diriku demi dirinya! Selain itu, Henry, yang ingin kubicarakan adalah keputusanku untuk bercerai denganmu sudah buat, kapan kamu punya waktu untuk pergi ke kantor catatan sipil untuk mengurus surat cerai kita? Ini nggak akan memakan banyak waktu!"Meskipun senyuman di wajah terlihat begitu cerah, tetapi hatinya terasa sangat sakit.Dia selalu tahu bahwa Henry memihak pada Janice, tetapi dia tidak menyangka akan sampai sejauh ini.Mustahil dia membiarkan dirinya menjadi batu pijakan untuk Janice naik ke atas!"Selesaikan dulu masalah tren tagar Janice itu dan aku baru akan memenuhi keinginanmu! Kalau sampai aku yang turun tangan duluan, yang akan kamu hadapi nggak akan sesederhana mengklarifikasi saja!" seru Henry dengan marah tanpa berpikir panjang.Menurutnya, permintaan perceraian Miana hanyalah baru untuk menarik perhatiannya.Dia tidak percaya Miana benar-bena

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 6

    Mendengar suara tersebut, Wiley segera menaikkan sekat partisi mobil.Henry memandang wanita dalam pelukannya, seakan-akan telah tersihir, dan menundukkan kepalanya untuk mencium bibir wanita itu.Miana teringat adegan Henry mencium Janice di kamar rawat hari ini, merasa sedikit mual, dan mendorong Henry, dia menutup mulutnya dan muntah kering.Mendengar suara muntah Miana, raut wajah Henry langsung menggelap."Miana, apa maksudmu!"'Aku menciumnya, tapi dia malah muntah?'Miana segera mengambil tisu dan menyeka mulutnya. Kemudian, dia mengangkat kepalanya, menatap Henry dengan mata merah dan berseru, "Kita akan bercerai, nggak pantas melakukan hal seperti ini!"Henry mengangkat dagu Miana, memaksa Miana untuk menatapnya. "Janji yang kamu buat belum terpenuhi, 'kan? Sekarang belum saatnya kita bicara tentang perceraian!"Miana menatap wajah tampan pria di depannya, tertawa kecil dan berkata, "Aku pasti akan menyelesaikan hal itu sebelum fajar besok!"Henry begitu ingin segera membersih

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 7

    Kakak ipar dan adik ipar begitu dekat dan mereka tidak takut dibicarakan orang.Wiley hendak menghentikan kepala pelayan, tetapi mendapati Miana yang duduk di kursi belakang sudah membuka pintu dan keluar dari mobil.Mendengar ucapan kepala pelayan tadi, Miana sudah bisa menebak bahwa pingsannya Kakek disebabkan oleh kemunculan Janice.Miana sudah mengingatkan Henry sebelumnya, tetapi Henry tidak memercayainya.Sekarang Kakek pingsan karena marah, dia pun bertanya-tanya bagaimana perasaan Henry saat ini.Mungkin saja Henry tidak merasakan apa-apa.Lagi pula, Henry tidak peduli pada siapa pun kecuali Janice.Ketika kepala pelayan melihat Miana, dia menjadi sedikit emosional sampai tanpa sadar suaranya meninggi, "Nyonya, cepat ikut saya!"Miana mengikutinya sambil bertanya, "Sudah panggil dokter keluarga?""Sudah, butuh dua puluh menit untuk bisa tiba.""Sudah buka jendelanya untuk ventilasi?""Semua jendela sudah dibuka."Miana mengerutkan bibirnya, lalu mempercepat langkahnya.Saat tib

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 8

    Eddy hampir mati berdiri karena marah mendengar pertanyaan Henry.Henry terkenal di dunia bisnis karena kecerdasannya.Namun, setiap kali berbicara tentang Janice, dia seperti tidak menggunakan otaknya.Miana dengan tenang menyendok semangkuk sup untuk Eddy, lalu meletakkannya di depannya sambil berkata dengan lembut, "Kakek, minumlah sup dulu."Eddy mengambil mangkuk itu dan menyesap sup di dalamnya. Amarahnya mereda. Setelah meletakkan mangkuk itu, dia kembali menatap Henry dengan tajam dan berkata, "Karena kamu menanyakan itu, aku akan beri tahu kamu alasannya.""Mia selalu memasak untukku setiap kali dia datang kemari, dia juga tahu apa yang aku suka makan, kalau ada ikan, dia akan memilah tulang ikan untukku. Mia sangat memperhatikanku!""Sedangkan Janice? Setiap kali dia hanya duduk di sofa, berlagak menjadi nona besar dan membiarkan para pembantu melayaninya. Semua pembantu di rumah harus memprioritaskannya, siapa yang akan menjagaku!"Saat mengatakan itu, raut wajah Eddy sudah

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 9

    Suara Miana membuat Henry terangsang dan dia pun memeluk pinggang Miana dengan erat, seakan-akan ingin meremasnya ke dalam tubuhnya."Miana, kamu juga menginginkanku, 'kan? Ayo, panggil aku 'Sayang', aku ingin mendengarnya."Keduanya telah menikah selama tiga tahun, hampir setiap hari mereka melakukan hubungan intim. Bagaimana membuat Miana terangsang, membuat Miana merasa sangat nikmat, Henry paling tahu.Oleh karena itu, dia mampu membuat Miana merasakan sesuatu dalam waktu singkat setiap saat, bahkan tidak sabar untuk mengundangnya.Dia belum melakukannya dengan Miana selama dua hari, jadi dia tentu ingin melakukannya.Sekarang, wanita lembut itu berada dalam pelukannya, dia tentu tidak ingin melepaskannya.Selain itu, dia belum pernah melakukannya di luar, jadi ingin mencobanya.Miana menggigit bibirnya erat-erat, tidak ingin mengeluarkan suara yang memalukan.Henry terlihat dingin dan mulia di luar, tetapi memiliki selera buruk ketika berada di atas kasur, dia suka sengaja menyiks

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 10

    Mendengar itu, Janice marah sekali dan hanya bisa berkata, "Miana memanggilmu, cepat pergilah, jangan khawatirkan aku!""Aku minta sopir mengantarmu ke rumah sakit dulu, aku akan segera menyusul." Henry kemudian menggendong Janice masuk ke mobil dan meminta sopir untuk mengemudi.Janice yang duduk di dalam mobil memperhatikan sosok Henry yang makin menjauh, lalu mengepalkan tangannya erat-erat.'Tua bangka itu!''Suatu hari nanti, aku ingin melihatmu mati di depan mataku!'Henry masuk ke rumah setelah mengantar Janice pergi.Di ruang tamu, Miana sedang duduk di sofa sambil makan buah, berbincang dengan Pak Agam, suasana begitu harmonis.Melihat itu, Henry menghentikan langkahnya.'Hubungan Miana dengan orang-orang di rumah lama begitu baik, tapi kenapa dia selalu ingin berseteru dengan Janice?'Melihat Henry datang, Miana memasukkan buah ke dalam mulutnya sambil menunjuk ke lantai dua dan berkata "Kakek sedang menunggumu di ruang kerja."Miana tidak tahu apa yang ingin dibicarakan Kake

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 11

    Eddy mendengkus dingin dan berkata, "Aku nggak akan bertaruh denganmu! Lagi pula, kalau Mia nggak menginginkanmu lagi, jangan datang mencariku! Malu-maluin!"Setelah mengatakan itu, dia bangkit berdiri dan berjalan ke pintu.'Henry dengan angkuh berpikir kalau Miana nggak akan pernah meninggalkannya. Suatu hari nanti, dia pasti akan menyesalinya!'Henry mengangkat alisnya, mengambil map dokumen dan berjalan keluar.Pada saat ini, Miana sudah turun ke bawah.Melihat raut wajah Miana, Pak Agam sedikit khawatir dan bertanya, "Apa Nyonya nggak enak badan? Kenapa wajah Nyonya terlihat begitu pucat?"Miana menggeleng dan menjawab, "Aku baik-baik saja."Perkataan Henry tadi sangat melukai hatinya."Duduklah sebentar, saya akan ambilkan segelas air," ujar Pak Agam, lalu segera pergi mengambilkan air minum untuknya.Eddy dan Henry turun bersama, mereka melihat Miana sedang duduk di sofa. Eddy pun berkata, "Sudah larut dan di luar dingin, kalian menginap saja di sini untuk semalam. Kamar selalu

Latest chapter

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 362

    Miana mengedip-ngedipkan matanya.Hanya ada beberapa lampu kuning redup yang menerangi ruang besar dan kosong ini. Barang-barang berserakan di sekeliling, menciptakan bayangan yang berbeda-beda.Pada saat ini, Miana sudah melihat Janice.Janice berdiri di tengah gudang dan sosoknya tampak sangat kesepian dan dingin.Dia membelakangi Miana, dan sedang memainkan pisau tajam di tangannya. Bilah pisau itu berkilau di bawah cahaya redup. Setiap pisau itu bergerak, seolah-olah menandakan bencana akan segera datang.Mendengar suara langkah kaki, Janice membalikkan badannya. Dia tersenyum sinis, dan sorot matanya seakan bisa melihat ketakutan terdalam seseorang."Miana, akhirnya kamu datang." Suaranya penuh dengan ejekan. "Aku pikir mereka menipuku."Miana menekan kepanikan dan kemarahan di hatinya. Dia menatap Janice, dan setiap kata yang diucapkan seperti keluar dari sela-sela giginya, "Apa yang kamu inginkan?"Janice tersenyum dan berkata, "Tentu saja aku ingin mengirimmu menemani nenekmu!

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 361

    "Jangan menakut-nakuti dirimu sendiri! Tunggu aku datang." Suara Kevin terdengar cemas.Miana mengangguk patuk. "Oke!"Dia sebenarnya ingin mengatakan dirinya tidak takut.Namun, dia memang merasa takut!Jika orang di luar bukan gurunya, melainkan orang yang menyamar menjadi gurunya, apa tujuannya?"Jangan tutup telepon. Kalau ada apa-apa, panggil aku!" Kevin mengingatkan."Kak Kevin, kamu jangan mengebut!""Ya, aku tahu!"Miana dapat mendengar suara mesin mobil yang dinyalakan, dan rasa paniknya sudah berkurang sedikit.Kevin khawatir terjadi apa-apa dengan Miana, jadi dia mengemudi sangat cepat di sepanjang jalan.Miana melihat lagi ke layar monitor pintu, dan menemukan bahwa pria itu sudah tidak ada.Seketika itu juga dia merinding.Film-film horor yang pernah ditontonnya, meskipun sudah bertahun-tahun berlalu, sekarang teringat sangat jelas.Miana agak kesal mengapa dia memiliki ingatannya yang begitu baik.Ketika Kevin tiba, dia memeriksa setiap sudut lantai, tetapi tidak menemuka

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 360

    Janice merasa orang-orang ini tampak sangat profesional ....'Apakah mereka juga akan begitu profesional saat membunuhku?'Saat memikirkan itu, tangannya sudah diikat kembali, dan kemudian matanya ditutup dengan kain.Pandangannya seketika menjadi gelap.Kepanikan kembali memenuhi hatinya.'Apakah orang-orang ini akan melakukan sesuatu padaku?'Pada saat ini, dia mendengar salah satu pria berbicara.Pria itu sedang mengingatkan yang lain, "Aku pergi dulu, kalian awasi dia baik-baik, jangan biarkan dia kabur."Janice berpikir bahwa dia tentu tidak akan kabur sebelum Miana datang.Dia ingin melihat Miana mati dengan mata kepalanya sendiri!Setelah itu, dia baru akan merasa tenang!....Setelah menutup telepon dari Janice, Miana pergi ke ruang kerjanya.Saat membuka brankas, dia melihat kotak yang diberikan oleh Kakek waktu itu.Kemudian, dia meletakkan kotak di tangannya ke dalam brankas.Ketika dua kotak itu diletakkan berdampingan, mereka tampak agak mirip.Menyadari hal itu, Miana ter

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 359

    Janice mulai panik karena tidak mendengar jawaban.Dia tidak ingin mati.Dia ingin hidup.Karena itulah dia akan mengorbankan Miana."Kalian, kenapa nggak bicara? Apakah kalian nggak tahu rupanya? Aku punya fotonya di ponselku. Kalau kalian berikan ponselku, aku bisa menunjukkannya pada kalian!" seru Janice dengan suara yang terdengar agak cemas.Ini adalah kesempatan terakhirnya, dia harus memanfaatkannya dengan baik!Jika dia tidak bisa melarikan diri, dia akan menyeret Miana bersamanya.Jika dia bisa melarikan diri, dia akan membuat Miana mati di sini! Satu mayat, dua nyawa menghilang! Memikirkannya saja sudah membuatnya senang!Intinya, selama orang-orang ini bisa membawa Miana ke sini, dia bisa membuat Miana mati!Jika Miana mati, semua masalah yang menghalanginya akan otomatis terselesaikan."Oke! Kami hanya percaya padamu sekali! Lepaskan tangannya!" Mendengar akhirnya ada yang menjawabnya, Janice merasa sangat senang di dalam hatinya.Setelah ikatan di tangannya dilepas, dia me

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 358

    Miana merasa bersyukur dia sudah tidak mencintai Henry. Jika tidak, mendengar kata-kata seperti itu akan sangat menyakitkan hatinya.Kevin melihat Miana melamun, lalu bertanya, "Kamu baik-baik saja?""Aku baik-baik saja, ayo kembali makan!" Miana tersenyum pada Kevin.Kevin mengangguk, dan mereka kembali ke ruang VIP mereka.Setelah mereka duduk kembali, Dina pun bertanya, "Melihatmu seperti ini, apakah ada kabar baik yang ingin kamu sembunyikan dari kami?"Ucapan Dina penuh dengan canda, tetapi membuat hati Miana berdebar. Dia menggelengkan kepalanya dengan tegas, seolah berkata pada dirinya sendiri bahwa dia tidak boleh mengatakan yang sebenarnya sekarang."Nggak ada. Bu Dina sudah salah paham," ujar Miana dengan tegas. Dia tahu bahwa dia akan terjebak dalam banyak masalah jika berita kehamilannya tersebar. Di dunia yang rumit seperti ini, lebih baik berhati-hati agar hidup lebih aman.Melihat sikap Miana, Dina tersenyum dan tidak bertanya lagi. Dia menepuk kursi di selebahnya, mengi

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 357

    "Kamu kembali ke sini, aku akan mencarinya sendiri!" seru Henry dengan penuh ketegasan yang tidak perlu dipertanyakan lagi.Miana dapat mendengar percakapan mereka. Sudut bibirnya langsung terangkat, menunjukkan senyuman yang dingin dan juga sinis.'Janice dalam masalah, dia sendiri yang mencarinya!''Aku dalam masalah, dia pergi menemani Janice!''Memang, orang berbeda diperlakukan berbeda!'Setelah menutup telepon, Henry menyadari senyuman sinis dari Miana. "Apa yang ingin kamu katakan?"'Apa yang membuat wanita ini marah padaku?'Miana mendengus dingin dan berseru, "Cepat lepaskan aku! Pergi cari wanitamu, kalau nggak, kamu akan menyalahkanku lagi kalau terjadi sesuatu padanya!"Dia sudah sering disalahkan sebelumnya.Janice selalu menyalahkannya untuk segala sesuatu.Mendengar itu, wajah Henry menunjukkan sedikit rasa kesalnya. "Aku sudah jelaskan, antara aku dan Janice, nggak ada hubungan yang seperti kamu pikirkan."Senyuman Miana makin lebar. "Ya, kalian nggak ada hubungan apa p

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 356

    Walaupun Kevin bertanya secara langsung, Miana tidak merasa tersinggung.Namun, Miana ragu apakah dia harus mengatakan yang sebenarnya.Untuk sementara waktu, dia tidak ingin terlalu banyak orang tahu tentang kehamilannya.Namun, dia tahu bahwa yang sebenarnya ingin mengetahui hal ini adalah Bu Dina.Miana merasa sangat bimbang.Tepat pada saat ini, ada yang menggenggam pergelangan tangannya. Miana berbalik dan langsung panik ketika pandangannya bertemu dengan tatapan tajam Henry.'Apa yang ingin Henry lakukan?'Henry menarik Miana dengan kuat, lalu mereka masuk ke sebuah ruang VIP kosong.Kevin tertegun sejenak sebelum bergegas menyusul mereka.Pintu ruangan itu sudah tertutup, menghalangi semua suara dan pandangan dari luar.Kevin mengetuk pintu sambil berteriak, "Henry, lepaskan dia!"Pada saat ini, tubuh Miana menempel erat di pintu, tangannya diangkat di atas kepala, ditekan ke pintu.Kekuatan Henry sangat besar, seakan-akan bisa menembus pakaiannya dan langsung ke hati Miana yang

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 355

    Miana tersenyum dingin sebelum berkata, "Kenapa aku harus pergi? Kenapa aku harus membuktikannya padamu? Janice, tindakanmu ini sungguh konyol!"Saat masih berstatus istri Henry, dia takut Henry akan memaksanya melakukan aborsi setelah mengetahui kehamilannya.Namun, sekarang mereka sudah bercerai, jadi tidak ada yang perlu dia takuti!Dia hanya tidak ingin terlibat dengan orang seperti Janice."Kamu nggak berani pergi periksa karena mengandung anak pria lain begitu cepat, nggak enak didengar, kan!" Janice sengaja mengatakan itu untuk memancing emosi Henry.Jika Henry marah, Henry mungkin akan memaksa Miana pergi ke rumah sakit.Jika dia berhasil memanas-manasi situasi, ada kemungkinan Henry akan menggugurkan anak yang dikandung Miana!Tanpa anak di dalam perut Miana, Miana tidak akan lagi menjadi ancaman baginya.Miana menatap wajah Janice dan berkata, "Sudah selesai? Kalau sudah, aku akan mematikan rekaman!"Jika Janice menjebaknya, dia akan langsung menuntut Janice.Sekarang dia tid

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 354

    Miana tersenyum lembut dan berkata, "Kalau aku jadi kamu, sudah pasti aku ketakutan dan bersembunyi. Mana mungkin berani berkeliaran di luar seperti ini! Kasihan sekali kalau sampai dilempari telur busuk dan sayuran oleh orang-orang, kan!"'Henry sungguh baik terhadap Janice. Demi Janice, dia bahkan menggunakan koneksinya agar polisi mundur.'Tapi nggak masalah, dia telah membantuku dengan melakukan itu ....'Ucapan Miana itu membuat senyuman Janice menghilang. Dengan tatapan penuh amarah, dia berseru, "Jadi semua ini ulahmu! Tunggu saja, aku nggak akan membiarkanmu hidup tenang!""Silakan, aku akan menunggu!" balas Miana sambil tersenyum.Melihat sikap acuh tak acuh Miana, Janice merasa sangat iri!Hidupnya sekarang sangat kacau, sementara Miana hidup dengan baik.Dia tidak bisa menerimanya!Dia tidak akan membiarkan Miana hidup tenang!Pada saat ini, ponselnya berdering.Dia mengeluarkan ponsel, menjawab, dengan suara lembut memanggil, "Henry ...."Miana mengangkat alisnya.'Baru seb

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status