Share

Bab 3

"Bukankah kamu bilang seseorang ingin membunuhmu? Aku hanya memastikan apakah kamu sudah mati." Perkataan Henry penuh dengan sindiran.

Miana refleks menggenggam ponselnya erat-erat dan berkata dengan tegas, "Aku ditakdirkan berumur panjang, jadi nggak akan mati!"

Dia mematikan panggilan itu dan memblokir nomor itu dalam satu gerakan cepat.

....

Pada saat ini, di kamar rawat VIP di rumah sakit milik Grup Eskaria, Janice berbaring di ranjang dengan wajah yang terlihat sangat pucat. Dia terlihat begitu lemah, seakan-akan angin bisa menerbangkannya.

Henry yang tengah menggenggam ponselnya menunjukkan ekspresi masam.

Melihat itu, Janice bertanya dengan hati-hati, "Henry, apa Miana baik-baik saja?"

Henry meletakkan ponselnya dan berseru, "Dia baik-baik saja!"

Janice diam-diam mengutuk Miana di dalam hatinya, tetapi berkata dengan nada lembut kepada Henry, "Kamu sebaiknya kembali menemaninya. Ada dokter dan suster di sini, jadi kamu nggak perlu mengkhawatirkan aku."

Henry berkata dengan tenang, "Tidurlah, aku akan menemanimu malam ini."

Janice merasa senang di dalam hatinya, tetapi tampak serbasalah di luar dan berkata, "Kalau kamu nggak kembali malam ini, Miana pasti akan mengeluh pada Kakek besok. Mengingat kesehatan Kakek sekarang, Kakek nggak boleh marah."

"Jangan bicara lagi, cepat tidurlah."

Janice menggigit bibirnya, menatap Henry dan bertanya, "Kamu benaran akan menemaniku?"

"Ya, jadi tidurlah."

....

Keesokan paginya, Miana membuka matanya dan mendapati Sherry sedang tampak marah. Dia pun bertanya dengan heran, "Kenapa pagi-pagi kamu sudah begitu marah?"

Sherry menyerahkan ponselnya sambil mengomel, "Cih! Janice, wanita nggak tahu malu itu, bisa-bisanya dia membeli tren tagar di sosial media."

Miana melirik layar ponsel itu dan terlihat sebuah tagar dengan topik "Mengejutkan! Penari Terkenal Diduga Hamil dan Tunangannya Muncul!"

Dia mengklik judul tersebut, lalu terlihat gambar hasil USG dan foto Henry mengendong Janice keluar dari Nexia.

Jam tangan Patek Philippe di pergelangan tangan Henry sangat mencolok.

Di seluruh Kota Jirya, hanya Henry yang memiliki jam tangan seperti itu.

Mata Miana tiba-tiba terasa perih dan hatinya seakan-akan dicungkil seseorang dengan pisau tumpul, yang menyebabkan rasa sakitnya begitu menyiksa.

Meskipun telah memutuskan untuk bercerai dengan Henry, dia sudah mencintainya selama sembilan tahun. Oleh karena itu, bagaimana mungkin dia bisa mengakhiri perasaan itu dengan begitu mudah.

Melihat ekspresi sedih Miana, Sherry langsung menampar dirinya sendiri dan berseru, "Maaf, Mia, aku lupa kamu sedang hamil, seharusnya aku nggak memberitahumu hal ini!"

Sebelum Miana dapat berbicara, ponselnya berdering.

Melihat nomor yang tidak dikenal, Miana ingin menolak panggilan tersebut, tetapi dia takut itu adalah panggilan dari klien, jadi dia terpaksa menjawabnya.

Begitu panggilan tersambung, terdengar suara Henry seperti meraung, "Miana, hanya karena aku menemani Janice di rumah sakit semalaman, kamu membeli tren tagar untuk merusak reputasi Janice ya? Tindakanmu ini sudah keterlaluan, 'kan!"

Miana menekan emosinya dan menjawab dengan nada dingin, "Bukan aku!" Dia tidak sudi menggunakan cara rendahan seperti itu untuk menghancurkan Janice.

"Kamu segera klarifikasi, katakan kalau kamu sengaja membeli tren tagar untuk menjelekkan Janice! Setelah kamu mengklarifikasi, aku akan setuju untuk bercerai!" Setiap perkataan Henry sangatlah tidak berperasaan.

Mata Miana memerah karena marah. Dia berusaha keras untuk mengendalikan emosinya dan berkata, "Henry, kamu sudah gila! Kamu menyuruhku mengklarifikasi tanpa bertanya dulu! Kamu ingin menghancurkan hidupku ya!"

Jika dia mengaku membeli tren tagar untuk menyebarkan rumor tentang Janice, dia tidak hanya akan dipecat dari firma hukum tempat dia bekerja, tetapi juga akan menghadapi tuduhan pencemaran nama baik dari Janice.

Jika terjadi seperti itu, hari ini juga dia akan dihujat oleh orang-orang.

Pengacara perceraian terkemuka di Kota Jirya akan menjadi bahan tertawaan!

Henry sungguh kejam!

"Hanya kamu yang tahu tentang kehamilan Janice, dan pagi ini hasil USG-nya sudah tersebar, kalau bukan kamu, siapa lagi!" tanya balik Henry dengan sinis.

Miana menahan sakit di hatinya dan berkata dengan nada dingin, "Berapa banyak orang yang tahu tentang kehamilannya, hanya dia yang tahu. Henry, masalah ini bukan aku yang melakukannya! Jangan berpikir untuk mengambinghitamkan aku!"

Baik kecelakaan mobil semalam maupun tren tagar pagi ini, dia yakin semuanya adalah ulah Janice sendiri.

Menyalahkan semua kejadian itu pada dirinya? Mimpi!

"Miana, sebaiknya kamu lakukan apa yang aku katakan, kalau nggak, studio sahabatmu akan lenyap dalam sekejap dan pengobatan nenekmu akan segera dihentikan!" seru Henry dengan kasar.

Hati Miana terasa ditusuk-tusuk.

Henry seperti sedang membunuhnya secara kejam!

Henry sungguh begitu tidak berperasaan!

"Kuberi waktu sampai siang hari untuk memikirkannya!" Henry menutup teleponnya setelah mengatakan itu.

Tangan Miana yang menggenggam ponsel makin erat dan matanya mulai berkaca-kaca.

Melihat Miana yang pura-pura terlihat tegar, Sherry merasa sangat sedih. Dia segera memeluk Miana, senyumannya lama-lama menjadi tangisan, dan diam-diam membuat keputusan besar di dalam hatinya.

Setelah menenangkan diri, Sherry dengan lembut mendorong Miana menjauh dan berkata dengan serius, "Mia, kamu bangun dan mandi dulu, aku akan pergi ke studio sebentar."

Miana mengangguk. "Oke, pergilah, kalau sibuk, kamu nggak perlu kembali kemari lagi."

Sherry membuka studio desain perhiasan dan baru saja menerima beberapa pesanan, pasti sangat sibuk, jadi Miana tidak ingin mengganggu usaha Sherry.

"Kalau begitu, aku pergi dulu." Sherry memeluk Miana lagi sebelum pergi.

Saat Miana baru menyelesaikan sarapannya, ponselnya berdering. Melihat itu panggilan dari Wiley Stalin, dia tiba-tiba merasa cemas.

Setelah mengambil napas, dia mengangkat panggilan itu dan suara nyaring Sherry langsung terdengar.

"Henry, kamu bajingan tak tahu malu, kalau kamu ingin memberiku pelajaran langsung saja, untuk apa kamu mencari Mia! Semalam, Mia hampir saja ...." Miana panik saat mendengar ini dan buru-buru berkata, "Berikan ponselnya pada Henry!"

"Mohon tunggu sebentar!" Begitu Wiley selesai berbicara, suara dingin pria itu terdengar, "Nyonya Jirgan menghasut sahabatnya untuk menyerang Janice. Aku sudah menelepon polisi, kalau Nyonya Jirgan ingin mengatakan sesuatu, katakan saja pada polisi!"

Mendengar Henry mengatakan sudah memanggil polisi, Miana ketakutan dan makin panik. Dia berusaha menenangkan emosinya sebelum berkata, "Kamu bilang aku yang menyuruhnya, kalau begitu lepaskan Sherry! Aku akan ikut kamu ke kantor polisi."

Miana tahu betul, Henry bisa sangat kejam jika sedang marah.

Oleh karena itu, akan lebih baik dia yang menanggung semua ini agar Sherry bisa terlepas dari masalah ini. Jika tidak, studio kecil Sherry akan dihancurkan oleh Henry dalam hitungan menit.

Studio itu adalah hasil kerja keras Sherry.

Sherry bisa gila jika studio itu lenyap.

Henry tertawa sinis dan berkata, "Baiklah, akan kulakukan seperti yang Nyonya Jirgan bilang!" Setelah itu Henry melemparkan ponsel ke Wiley dan lanjut berkata, "Biarkan wanita ini pergi. Kamu jemput Miana dan antar dia ke kantor polisi!"

Mendengar itu, Sherry seketika panik dan buru-buru berkata, "Mia mengalami kecelakaan mobil semalam dan masih terbaring di rumah sakit, kamu nggak bisa membawanya ke kantor polisi!"

Sherry awalnya ingin memberi tahu Henry tentang kehamilan Mia, tetapi sekarang dia sudah berubah pikiran.

Dia berpikir, pria bajingan seperti Henry mungkin saja akan memaksa Mia menggugurkan anak itu jika mengetahui kehamilan Mia.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status