Share

Bab 5

Miana menatap mata Henry untuk waktu yang lama sebelum berkata sambil tersenyum, "Jangan pernah berpikir untuk mengorbankan diriku demi dirinya! Selain itu, Henry, yang ingin kubicarakan adalah keputusanku untuk bercerai denganmu sudah buat, kapan kamu punya waktu untuk pergi ke kantor catatan sipil untuk mengurus surat cerai kita? Ini nggak akan memakan banyak waktu!"

Meskipun senyuman di wajah terlihat begitu cerah, tetapi hatinya terasa sangat sakit.

Dia selalu tahu bahwa Henry memihak pada Janice, tetapi dia tidak menyangka akan sampai sejauh ini.

Mustahil dia membiarkan dirinya menjadi batu pijakan untuk Janice naik ke atas!

"Selesaikan dulu masalah tren tagar Janice itu dan aku baru akan memenuhi keinginanmu! Kalau sampai aku yang turun tangan duluan, yang akan kamu hadapi nggak akan sesederhana mengklarifikasi saja!" seru Henry dengan marah tanpa berpikir panjang.

Menurutnya, permintaan perceraian Miana hanyalah baru untuk menarik perhatiannya.

Dia tidak percaya Miana benar-benar ingin bercerai dengannya.

Lagi pula, Miana yang telah menggunakan berbagai cara untuk bisa menikah dengannya.

Selain itu, selama tiga tahun pernikahan ini, Miana selalu bersikap rendah diri di hadapannya dan menjaganya dengan baik.

Semua alasan itu membuat Henry berpikir bagaimana mungkin orang yang sudah terbiasa memperlakukannya dengan baik tiba-tiba ingin meninggalkannya.

Miana tiba-tiba menyerah dan mengangguk setuju, "Oke! Aku setuju! Ingat apa yang barusan kamu katakan! Selain itu, urusan Eri juga selesai!"

Dia merasa pada akhirnya hasilnya akan sama saja terlepas dari apakah dia setuju atau tidak, jadi dia mengambil inisiatif sendiri untuk menangani masalah ini.

Setidaknya dia bisa menemukan cara untuk meminimalkan kerugian pada dirinya sendiri.

Henry menatap mata Miana yang terlihat dingin dan tenang, merasa panik tanpa alasan untuk sesaat, tetapi dia segera kembali tenang.

Dia berpikir Miana sekarang hanya sedang keras kepala.

Dia yakin, tidak perlu waktu yang lama, Miana akan kembali mencarinya dan memohon padanya.

"Aku tunggu kabar darimu." Selesai mengatakan ini, Henry kembali masuk ke kamar rawat.

Suasana yang penuh dengan tekanan akhirnya menghilang. Miana langsung merasa sekujur tubuhnya lemas, kedua tangannya menopang dinding, dia menarik napas dalam-dalam.

Henry sudah setuju untuk bercerai, dia seharusnya senang, tetapi hatinya malah terasa sangat sakit.

Setelah menenangkan diri, Miana merapikan pakaiannya. Saat beranjak pergi, pandangannya tanpa sengaja melewati celah pintu, dia melihat pria di dalam ruangan itu membungkuk untuk mencium wanita di ranjang.

Adegan yang sangat romantis.

Sepasang mata Miana langsung memerah dan berkaca-kaca dan dia mengepalkan tangannya erat-erat.

Bagaimanapun, dia telah mencintai pria itu selama sembilan tahun. Sekalipun dia yang mengajukan cerai, cintanya pada pria itu tidak mungkin hilang dalam sekejap.

Pada saat ini, ponselnya tiba-tiba berdering.

Miana menenangkan pikirannya, mengeluarkan ponselnya, panggilan dari asistennya, Amanda Liman, lalu mengangkatnya.

"Kak Miana, ada sidang perceraian pada pukul sepuluh pagi ini, aku hanya ingin mengingatkanmu."

"Aku akan segera ke kantor."

Setelah menutup telepon, Miana pergi tanpa menoleh.

Di kamar rawat, Janice baru selesai diperiksa. Melihat ekspresi masam Henry, dia pun menebak bahwa Henry dan Miana pasti bertengkar tadi.

Begitu dokter pergi, dia langsung bertanya, "Henry, kamu kenapa?"

Henry mengatup-ngatupkan bibirnya sebelum berkata dengan tenang, "Sekalipun kamu ingin memberi pelajaran pada Sherry, kamu nggak boleh memukul dirimu sendiri!"

Janice yang tertangkap basah seketika merasa panik di dalam hatinya, ekspresinya juga berubah beberapa kali dan dia menjelaskan dengan tergagap-gagap, "Saat itu dia mengataiku wanita jalang, mengataiku sebagai pelakor, merebut suami Miana, jadi aku sangat marah, lalu ...."

'Apa yang sudah dikatakan Miana wanita jalang itu pada Henry!'

'Kenapa Henry tiba-tiba membicarakan hal ini!'

Henry tidak ingin mendengarnya dan langsung menyela Janice, "Masalah ini, berakhir di sini!"

Janice mengangguk patuh, "Oke, aku mengerti."

Dia tentu saja tidak akan membiarkan masalah ini berakhir begitu saja.

Jika tidak, tamparan yang dia lakukan akan menjadi sia-sia.

"Mengenai masalah tren tagar itu, aku sudah meminta Miana untuk bertanggung jawab. Ke depannya, kamu jangan memprovokasi Miana." Henry hanya tidak ingin Miana membuat keributan.

Dia juga tidak pernah berpikir untuk bercerai dengan Miana terlepas dari apakah dirinya mencintai Miana atau tidak.

Di lingkaran social sepertinya, kebanyakan pria memiliki wanita simpanan, tetapi dia hanya ingin tidur dengan Miana.

Mungkin karena selain Miana memiliki paras cantik, dia juga memilik tubuh yang sangat lembut.

Mereka sangat harmonis dalam hal itu, setiap kali melakukannya, Henry merasa sangat puas dan senang.

Dia tidak pernah berpikir untuk mengganti wanita.

Mata Janice langsung memerah dan dia berkata dengan sedih, "Aku nggak pernah memprovokasi Miana!"

'Sebenarnya apa yang sudah dikatakan Miana wanita jalang itu pada Henry!'

Henry mengerutkan keningnya dan tetap diam.

Janice tidak tahu apakah Henry percaya atau tidak padanya, ini membuat hatinya menjadi gelisah.

....

Miana sibuk sepanjang hari di firma hukum.

Sore hari mendekati jam pulang, Eddy Jirgan, kakeknya Henry meneleponnya.

Miana pun menghentikan pekerjaannya dan menjawab telepon.

"Mia, hari ini pulanglah untuk makan malam bersama, aku sudah meminta pembantu untuk menyiapkan makanan kesukaanmu." Suara Eddy yang penuh semangat terdengar, membuat hati Miana terasa sedikit hangat.

Di seluruh keluarga Jirgan, hanya Eddy benar-benar baik padanya, memperlakukannya sebagai bagian dari keluarga dan sangat menyayanginya.

Dia tahu bahwa dia tidak akan pernah memiliki kesempatan lagi untuk mendapatkan kasih sayang itu jika bercerai dengan Henry.

"Kek, aku malam ini harus lembur menyiapkan materi untuk sidang besok, jadi aku nggak bisa pergi ke sana untuk makan malam." Dia dan Henry akan bercerai, jadi dia juga harus mulai menjaga jarak dengan Eddy.

"Aku akan mengirim sopir untuk menjemputmu! Pokoknya kamu harus datang!" seru Eddy yang berpura-pura marah. "Kamu merasa Kakek sudah tua, jadi nggak ingin makan bersamaku lagi?" lanjutnya.

Miana buru-buru menjawab, "Aku akan beres-beres dulu, lalu ke sana."

Miana tahu, Eddy yang sudah tua dan selalu makan sendirian. Meskipun ada banyak pembantu di sekitarnya, Eddy tetap saja merasa kesepian.

Sebelumnya, Miana sering menyempatkan diri untuk makan bersama dan mengobrol dengan Eddy. Meskipun dia akan bercerai dengan Henry, dia tidak tega menolak permintaan Eddy.

"Kalau begitu aku akan kirim sopir untuk jemput kamu! Temani aku minum malam ini." Setelah mengatakan ini, Eddy menutup teleponnya dengan gembira.

Miana mengusap alisnya, lalu melanjutkan pekerjaannya.

Karena ada sopir yang akan datang menjemput, dia pun tidak buru-buru turun ke bawah.

Setengah jam kemudian, Eddy meneleponnya lagi.

"Kakek."

"Mia, cepat turun, sopirnya sudah tiba!"

Setelah menutup telepon, Miana merapikan meja kerjanya, mengambil tasnya dan keluar.

Begitu dia keluar dari pintu firma hukum, dia langsung melihat mobil Bentley milik Henry.

Miana tertegun sejenak.

Mengingat pertengkaran hari ini di rumah sakit dengan Henry, dia tidak ingin semobil dengan Henry.

Saat dia hendak menolak, suara tidak sabar pria itu terdengar, "Kakek memintaku untuk menjemputmu, cepat masuk ke mobil!"

Henry pada dasarnya tidak punya kesabaran untuk Miana, ditambah lagi ini adalah perintah kakeknya untuk menjemput Miana, jadi nada bicaranya pun ketus.

Miana menggigit bibirnya, menekan emosinya, membuka pintu dan masuk ke dalam mobil.

Gerakannya sangat cepat karena takut terlihat orang.

Rekan-rekan sekantornya terlalu suka bergosip, jika mereka melihat dia masuk ke dalam mobil mewah, mereka pasti akan diam-diam membicarakannya.

Dia tidak peduli apa yang akan dibicarakan mereka tentang dirinya, tetapi lebih baik menghindari hal itu terjadi jika bisa dihindari.

Henry menyipitkan matanya, merasa tidak senang tanpa alasan yang jelas.

'Dia begitu takut orang lain mengetahui hubungannya denganku?'

Setelah masuk mobil, Miana dengan sadar duduk di dekat jendela, menjaga jarak dengan Henry.

Alis Henry bergerak-bergerak.

Dia mulai berpikir, wanita ini biasanya selalu ingin menempel padanya setiap kali bertemu, tetapi hari ini mengapa dia begitu menjaga jarak?

Miana sedang termenung, jadi tentu tidak menyadari perubahan suasana hati Henry.

Tiba-tiba, mobil berbelok tajam.

Miana tidak siap, tubuhnya langsung jatuh ke arah Henry.

Tubuh halus wanita itu ada di pelukan Henry. Aroma memikat dari tubuh wanita itu menggelitik hidungnya. Hampir seketika, tubuh Henry bereaksi dan dia spontan mendengkus.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status