Share

Bab 5

Penulis: Helena Ayu
Miana menatap mata Henry untuk waktu yang lama sebelum berkata sambil tersenyum, "Jangan pernah berpikir untuk mengorbankan diriku demi dirinya! Selain itu, Henry, yang ingin kubicarakan adalah keputusanku untuk bercerai denganmu sudah buat, kapan kamu punya waktu untuk pergi ke kantor catatan sipil untuk mengurus surat cerai kita? Ini nggak akan memakan banyak waktu!"

Meskipun senyuman di wajah terlihat begitu cerah, tetapi hatinya terasa sangat sakit.

Dia selalu tahu bahwa Henry memihak pada Janice, tetapi dia tidak menyangka akan sampai sejauh ini.

Mustahil dia membiarkan dirinya menjadi batu pijakan untuk Janice naik ke atas!

"Selesaikan dulu masalah tren tagar Janice itu dan aku baru akan memenuhi keinginanmu! Kalau sampai aku yang turun tangan duluan, yang akan kamu hadapi nggak akan sesederhana mengklarifikasi saja!" seru Henry dengan marah tanpa berpikir panjang.

Menurutnya, permintaan perceraian Miana hanyalah baru untuk menarik perhatiannya.

Dia tidak percaya Miana benar-benar ingin bercerai dengannya.

Lagi pula, Miana yang telah menggunakan berbagai cara untuk bisa menikah dengannya.

Selain itu, selama tiga tahun pernikahan ini, Miana selalu bersikap rendah diri di hadapannya dan menjaganya dengan baik.

Semua alasan itu membuat Henry berpikir bagaimana mungkin orang yang sudah terbiasa memperlakukannya dengan baik tiba-tiba ingin meninggalkannya.

Miana tiba-tiba menyerah dan mengangguk setuju, "Oke! Aku setuju! Ingat apa yang barusan kamu katakan! Selain itu, urusan Eri juga selesai!"

Dia merasa pada akhirnya hasilnya akan sama saja terlepas dari apakah dia setuju atau tidak, jadi dia mengambil inisiatif sendiri untuk menangani masalah ini.

Setidaknya dia bisa menemukan cara untuk meminimalkan kerugian pada dirinya sendiri.

Henry menatap mata Miana yang terlihat dingin dan tenang, merasa panik tanpa alasan untuk sesaat, tetapi dia segera kembali tenang.

Dia berpikir Miana sekarang hanya sedang keras kepala.

Dia yakin, tidak perlu waktu yang lama, Miana akan kembali mencarinya dan memohon padanya.

"Aku tunggu kabar darimu." Selesai mengatakan ini, Henry kembali masuk ke kamar rawat.

Suasana yang penuh dengan tekanan akhirnya menghilang. Miana langsung merasa sekujur tubuhnya lemas, kedua tangannya menopang dinding, dia menarik napas dalam-dalam.

Henry sudah setuju untuk bercerai, dia seharusnya senang, tetapi hatinya malah terasa sangat sakit.

Setelah menenangkan diri, Miana merapikan pakaiannya. Saat beranjak pergi, pandangannya tanpa sengaja melewati celah pintu, dia melihat pria di dalam ruangan itu membungkuk untuk mencium wanita di ranjang.

Adegan yang sangat romantis.

Sepasang mata Miana langsung memerah dan berkaca-kaca dan dia mengepalkan tangannya erat-erat.

Bagaimanapun, dia telah mencintai pria itu selama sembilan tahun. Sekalipun dia yang mengajukan cerai, cintanya pada pria itu tidak mungkin hilang dalam sekejap.

Pada saat ini, ponselnya tiba-tiba berdering.

Miana menenangkan pikirannya, mengeluarkan ponselnya, panggilan dari asistennya, Amanda Liman, lalu mengangkatnya.

"Kak Miana, ada sidang perceraian pada pukul sepuluh pagi ini, aku hanya ingin mengingatkanmu."

"Aku akan segera ke kantor."

Setelah menutup telepon, Miana pergi tanpa menoleh.

Di kamar rawat, Janice baru selesai diperiksa. Melihat ekspresi masam Henry, dia pun menebak bahwa Henry dan Miana pasti bertengkar tadi.

Begitu dokter pergi, dia langsung bertanya, "Henry, kamu kenapa?"

Henry mengatup-ngatupkan bibirnya sebelum berkata dengan tenang, "Sekalipun kamu ingin memberi pelajaran pada Sherry, kamu nggak boleh memukul dirimu sendiri!"

Janice yang tertangkap basah seketika merasa panik di dalam hatinya, ekspresinya juga berubah beberapa kali dan dia menjelaskan dengan tergagap-gagap, "Saat itu dia mengataiku wanita jalang, mengataiku sebagai pelakor, merebut suami Miana, jadi aku sangat marah, lalu ...."

'Apa yang sudah dikatakan Miana wanita jalang itu pada Henry!'

'Kenapa Henry tiba-tiba membicarakan hal ini!'

Henry tidak ingin mendengarnya dan langsung menyela Janice, "Masalah ini, berakhir di sini!"

Janice mengangguk patuh, "Oke, aku mengerti."

Dia tentu saja tidak akan membiarkan masalah ini berakhir begitu saja.

Jika tidak, tamparan yang dia lakukan akan menjadi sia-sia.

"Mengenai masalah tren tagar itu, aku sudah meminta Miana untuk bertanggung jawab. Ke depannya, kamu jangan memprovokasi Miana." Henry hanya tidak ingin Miana membuat keributan.

Dia juga tidak pernah berpikir untuk bercerai dengan Miana terlepas dari apakah dirinya mencintai Miana atau tidak.

Di lingkaran social sepertinya, kebanyakan pria memiliki wanita simpanan, tetapi dia hanya ingin tidur dengan Miana.

Mungkin karena selain Miana memiliki paras cantik, dia juga memilik tubuh yang sangat lembut.

Mereka sangat harmonis dalam hal itu, setiap kali melakukannya, Henry merasa sangat puas dan senang.

Dia tidak pernah berpikir untuk mengganti wanita.

Mata Janice langsung memerah dan dia berkata dengan sedih, "Aku nggak pernah memprovokasi Miana!"

'Sebenarnya apa yang sudah dikatakan Miana wanita jalang itu pada Henry!'

Henry mengerutkan keningnya dan tetap diam.

Janice tidak tahu apakah Henry percaya atau tidak padanya, ini membuat hatinya menjadi gelisah.

....

Miana sibuk sepanjang hari di firma hukum.

Sore hari mendekati jam pulang, Eddy Jirgan, kakeknya Henry meneleponnya.

Miana pun menghentikan pekerjaannya dan menjawab telepon.

"Mia, hari ini pulanglah untuk makan malam bersama, aku sudah meminta pembantu untuk menyiapkan makanan kesukaanmu." Suara Eddy yang penuh semangat terdengar, membuat hati Miana terasa sedikit hangat.

Di seluruh keluarga Jirgan, hanya Eddy benar-benar baik padanya, memperlakukannya sebagai bagian dari keluarga dan sangat menyayanginya.

Dia tahu bahwa dia tidak akan pernah memiliki kesempatan lagi untuk mendapatkan kasih sayang itu jika bercerai dengan Henry.

"Kek, aku malam ini harus lembur menyiapkan materi untuk sidang besok, jadi aku nggak bisa pergi ke sana untuk makan malam." Dia dan Henry akan bercerai, jadi dia juga harus mulai menjaga jarak dengan Eddy.

"Aku akan mengirim sopir untuk menjemputmu! Pokoknya kamu harus datang!" seru Eddy yang berpura-pura marah. "Kamu merasa Kakek sudah tua, jadi nggak ingin makan bersamaku lagi?" lanjutnya.

Miana buru-buru menjawab, "Aku akan beres-beres dulu, lalu ke sana."

Miana tahu, Eddy yang sudah tua dan selalu makan sendirian. Meskipun ada banyak pembantu di sekitarnya, Eddy tetap saja merasa kesepian.

Sebelumnya, Miana sering menyempatkan diri untuk makan bersama dan mengobrol dengan Eddy. Meskipun dia akan bercerai dengan Henry, dia tidak tega menolak permintaan Eddy.

"Kalau begitu aku akan kirim sopir untuk jemput kamu! Temani aku minum malam ini." Setelah mengatakan ini, Eddy menutup teleponnya dengan gembira.

Miana mengusap alisnya, lalu melanjutkan pekerjaannya.

Karena ada sopir yang akan datang menjemput, dia pun tidak buru-buru turun ke bawah.

Setengah jam kemudian, Eddy meneleponnya lagi.

"Kakek."

"Mia, cepat turun, sopirnya sudah tiba!"

Setelah menutup telepon, Miana merapikan meja kerjanya, mengambil tasnya dan keluar.

Begitu dia keluar dari pintu firma hukum, dia langsung melihat mobil Bentley milik Henry.

Miana tertegun sejenak.

Mengingat pertengkaran hari ini di rumah sakit dengan Henry, dia tidak ingin semobil dengan Henry.

Saat dia hendak menolak, suara tidak sabar pria itu terdengar, "Kakek memintaku untuk menjemputmu, cepat masuk ke mobil!"

Henry pada dasarnya tidak punya kesabaran untuk Miana, ditambah lagi ini adalah perintah kakeknya untuk menjemput Miana, jadi nada bicaranya pun ketus.

Miana menggigit bibirnya, menekan emosinya, membuka pintu dan masuk ke dalam mobil.

Gerakannya sangat cepat karena takut terlihat orang.

Rekan-rekan sekantornya terlalu suka bergosip, jika mereka melihat dia masuk ke dalam mobil mewah, mereka pasti akan diam-diam membicarakannya.

Dia tidak peduli apa yang akan dibicarakan mereka tentang dirinya, tetapi lebih baik menghindari hal itu terjadi jika bisa dihindari.

Henry menyipitkan matanya, merasa tidak senang tanpa alasan yang jelas.

'Dia begitu takut orang lain mengetahui hubungannya denganku?'

Setelah masuk mobil, Miana dengan sadar duduk di dekat jendela, menjaga jarak dengan Henry.

Alis Henry bergerak-bergerak.

Dia mulai berpikir, wanita ini biasanya selalu ingin menempel padanya setiap kali bertemu, tetapi hari ini mengapa dia begitu menjaga jarak?

Miana sedang termenung, jadi tentu tidak menyadari perubahan suasana hati Henry.

Tiba-tiba, mobil berbelok tajam.

Miana tidak siap, tubuhnya langsung jatuh ke arah Henry.

Tubuh halus wanita itu ada di pelukan Henry. Aroma memikat dari tubuh wanita itu menggelitik hidungnya. Hampir seketika, tubuh Henry bereaksi dan dia spontan mendengkus.

Bab terkait

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 6

    Mendengar suara tersebut, Wiley segera menaikkan sekat partisi mobil.Henry memandang wanita dalam pelukannya, seakan-akan telah tersihir, dan menundukkan kepalanya untuk mencium bibir wanita itu.Miana teringat adegan Henry mencium Janice di kamar rawat hari ini, merasa sedikit mual, dan mendorong Henry, dia menutup mulutnya dan muntah kering.Mendengar suara muntah Miana, raut wajah Henry langsung menggelap."Miana, apa maksudmu!"'Aku menciumnya, tapi dia malah muntah?'Miana segera mengambil tisu dan menyeka mulutnya. Kemudian, dia mengangkat kepalanya, menatap Henry dengan mata merah dan berseru, "Kita akan bercerai, nggak pantas melakukan hal seperti ini!"Henry mengangkat dagu Miana, memaksa Miana untuk menatapnya. "Janji yang kamu buat belum terpenuhi, 'kan? Sekarang belum saatnya kita bicara tentang perceraian!"Miana menatap wajah tampan pria di depannya, tertawa kecil dan berkata, "Aku pasti akan menyelesaikan hal itu sebelum fajar besok!"Henry begitu ingin segera membersih

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 7

    Kakak ipar dan adik ipar begitu dekat dan mereka tidak takut dibicarakan orang.Wiley hendak menghentikan kepala pelayan, tetapi mendapati Miana yang duduk di kursi belakang sudah membuka pintu dan keluar dari mobil.Mendengar ucapan kepala pelayan tadi, Miana sudah bisa menebak bahwa pingsannya Kakek disebabkan oleh kemunculan Janice.Miana sudah mengingatkan Henry sebelumnya, tetapi Henry tidak memercayainya.Sekarang Kakek pingsan karena marah, dia pun bertanya-tanya bagaimana perasaan Henry saat ini.Mungkin saja Henry tidak merasakan apa-apa.Lagi pula, Henry tidak peduli pada siapa pun kecuali Janice.Ketika kepala pelayan melihat Miana, dia menjadi sedikit emosional sampai tanpa sadar suaranya meninggi, "Nyonya, cepat ikut saya!"Miana mengikutinya sambil bertanya, "Sudah panggil dokter keluarga?""Sudah, butuh dua puluh menit untuk bisa tiba.""Sudah buka jendelanya untuk ventilasi?""Semua jendela sudah dibuka."Miana mengerutkan bibirnya, lalu mempercepat langkahnya.Saat tib

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 8

    Eddy hampir mati berdiri karena marah mendengar pertanyaan Henry.Henry terkenal di dunia bisnis karena kecerdasannya.Namun, setiap kali berbicara tentang Janice, dia seperti tidak menggunakan otaknya.Miana dengan tenang menyendok semangkuk sup untuk Eddy, lalu meletakkannya di depannya sambil berkata dengan lembut, "Kakek, minumlah sup dulu."Eddy mengambil mangkuk itu dan menyesap sup di dalamnya. Amarahnya mereda. Setelah meletakkan mangkuk itu, dia kembali menatap Henry dengan tajam dan berkata, "Karena kamu menanyakan itu, aku akan beri tahu kamu alasannya.""Mia selalu memasak untukku setiap kali dia datang kemari, dia juga tahu apa yang aku suka makan, kalau ada ikan, dia akan memilah tulang ikan untukku. Mia sangat memperhatikanku!""Sedangkan Janice? Setiap kali dia hanya duduk di sofa, berlagak menjadi nona besar dan membiarkan para pembantu melayaninya. Semua pembantu di rumah harus memprioritaskannya, siapa yang akan menjagaku!"Saat mengatakan itu, raut wajah Eddy sudah

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 9

    Suara Miana membuat Henry terangsang dan dia pun memeluk pinggang Miana dengan erat, seakan-akan ingin meremasnya ke dalam tubuhnya."Miana, kamu juga menginginkanku, 'kan? Ayo, panggil aku 'Sayang', aku ingin mendengarnya."Keduanya telah menikah selama tiga tahun, hampir setiap hari mereka melakukan hubungan intim. Bagaimana membuat Miana terangsang, membuat Miana merasa sangat nikmat, Henry paling tahu.Oleh karena itu, dia mampu membuat Miana merasakan sesuatu dalam waktu singkat setiap saat, bahkan tidak sabar untuk mengundangnya.Dia belum melakukannya dengan Miana selama dua hari, jadi dia tentu ingin melakukannya.Sekarang, wanita lembut itu berada dalam pelukannya, dia tentu tidak ingin melepaskannya.Selain itu, dia belum pernah melakukannya di luar, jadi ingin mencobanya.Miana menggigit bibirnya erat-erat, tidak ingin mengeluarkan suara yang memalukan.Henry terlihat dingin dan mulia di luar, tetapi memiliki selera buruk ketika berada di atas kasur, dia suka sengaja menyiks

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 10

    Mendengar itu, Janice marah sekali dan hanya bisa berkata, "Miana memanggilmu, cepat pergilah, jangan khawatirkan aku!""Aku minta sopir mengantarmu ke rumah sakit dulu, aku akan segera menyusul." Henry kemudian menggendong Janice masuk ke mobil dan meminta sopir untuk mengemudi.Janice yang duduk di dalam mobil memperhatikan sosok Henry yang makin menjauh, lalu mengepalkan tangannya erat-erat.'Tua bangka itu!''Suatu hari nanti, aku ingin melihatmu mati di depan mataku!'Henry masuk ke rumah setelah mengantar Janice pergi.Di ruang tamu, Miana sedang duduk di sofa sambil makan buah, berbincang dengan Pak Agam, suasana begitu harmonis.Melihat itu, Henry menghentikan langkahnya.'Hubungan Miana dengan orang-orang di rumah lama begitu baik, tapi kenapa dia selalu ingin berseteru dengan Janice?'Melihat Henry datang, Miana memasukkan buah ke dalam mulutnya sambil menunjuk ke lantai dua dan berkata "Kakek sedang menunggumu di ruang kerja."Miana tidak tahu apa yang ingin dibicarakan Kake

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 11

    Eddy mendengkus dingin dan berkata, "Aku nggak akan bertaruh denganmu! Lagi pula, kalau Mia nggak menginginkanmu lagi, jangan datang mencariku! Malu-maluin!"Setelah mengatakan itu, dia bangkit berdiri dan berjalan ke pintu.'Henry dengan angkuh berpikir kalau Miana nggak akan pernah meninggalkannya. Suatu hari nanti, dia pasti akan menyesalinya!'Henry mengangkat alisnya, mengambil map dokumen dan berjalan keluar.Pada saat ini, Miana sudah turun ke bawah.Melihat raut wajah Miana, Pak Agam sedikit khawatir dan bertanya, "Apa Nyonya nggak enak badan? Kenapa wajah Nyonya terlihat begitu pucat?"Miana menggeleng dan menjawab, "Aku baik-baik saja."Perkataan Henry tadi sangat melukai hatinya."Duduklah sebentar, saya akan ambilkan segelas air," ujar Pak Agam, lalu segera pergi mengambilkan air minum untuknya.Eddy dan Henry turun bersama, mereka melihat Miana sedang duduk di sofa. Eddy pun berkata, "Sudah larut dan di luar dingin, kalian menginap saja di sini untuk semalam. Kamar selalu

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 12

    Henry mengernyit dan bertanya dengan suara rendah, "Apa yang terjadi!""Miana membeli tren tagar, mengatakan kalau penghargaan penari yang kudapatkan itu karena ada orang dalam! Juga mengatakan bahwa aku dinafkahi oleh seorang investor dan ayah dari bayi yang aku kandung ini adalah anak investor itu! Sekarang reputasiku hancur, aku nggak akan pernah bisa untuk berdiri di atas panggung lagi! Masa depanku, hidupku, semuanya menjadi gelap! Apa gunanya aku hidup!"Janice berteriak histeris.Ekspresi Henry langsung berubah masam. "Tren tagar? Apa yang terjadi?" tanyanya.Henry sama sekali tidak tahu hal itu."Tanya Miana! Dia yang melakukannya, dia pasti tahu!" teriak Janice, bahkan melalui telepon bisa merasakan kemarahannya."Baiklah, jangan emosi, aku akan tanya padanya." Setelah mengatakan ini, Henry pun menutup telepon.Miana awalnya berencana untuk memejamkan matanya sebentar, beristirahat, tetapi ketika dia mendengar percakapan antara Henry dan Janice, kelopak matanya langsung berked

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 13

    Miana memalingkan wajahnya untuk menghindari tangan pria itu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Aku adalah istri Henry Jirgan, sebelum kamu bertindak, sebaiknya pikirkan baik-baik apakah kamu bisa menanggung konsekuensi menyinggung Henry!"Di situasi genting seperti ini, Miana terpaksa menggunakan nama Henry.Di Kota Jirya, Henry dikenal dan ditakuti sebagai orang yang tidak berperasaan.Ada rumor mengenai Henry merupakan orang yang kejam dan berdarah dingin.Orang-orang ini pasti takut pada Henry dan mungkin akan melepaskannya."Semua orang di Kota Jirya tahu kalau pasangannya Henry adalah Janice, nggak pernah ada yang tahu kalau Henry sudah menikah! Cantik, berhenti membodohi kami, oke?" Pria itu meraih dagu Miana dengan kuat dan mengangkatnya, dia lalu tersenyum jahat dan berkata, "Kamu berlama-lama di sini, apa karena ingin aku yang menggendongmu masuk ke mobil?"Miana mengertakkan gigi dan berseru, "Aku nggak berbohong, aku benar-benar istri Henry! Kalau kalian nggak percaya,

Bab terbaru

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 366

    Jika Henry mendengar semuanya, citra Janice yang lemah lembut dan baik hati akan runtuh!Sebelum Henry bisa berbicara, Giyan sudah lebih dulu berkata, "Pak Henry, sebelum aku mati, aku mohon padamu untuk melindungi Mia seumur hidupmu!"Hidup Miana begitu malang.Miana sudah sangat menderita sejak kecil.Tuhan sungguh tidak adil jika Miana masih harus menderita lagi sekarang."Bruk."Tubuh Giyan jatuh ke lantai.Mendengar suara itu, Miana baru teringat bahwa Giyan terluka.Dia sepertinya sudah kehilangan akal, malah memikirkan masalah Henry dan Janice di situasi seperti ini.Miana menggelengkan kepalanya, menghilangkan berbagai pikiran yang muncul di benaknya, kemudian dia berjongkok di depan Giyan.Melihat darah tidak berhenti mengalir, dia segera melepas dasi Giyan, menggunakannya untuk menghentikan pendarahan sambil berteriak, "Apakah ada orang di luar? Cepat masuk dan tolong kami!"Henry melihat Miana hampir menangis karena cemas, hatinya terasa kurang nyaman.Janice berdiri paling

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 365

    Miana sangat kaget dan ingin menghindar, tetapi sudah terlambat.Tepat pada saat ini, dia merasakan tubuhnya di dorong dengan kuat oleh seseorang.Kekuatan dorongan itu begitu besar hingga membuatnya terjatuh ke lantai."Jleb!"Suara pisau menusuk daging terdengar.Sekejap, udara dipenuhi bau darah yang menyengat.Miana segera mengangkat kepalanya dan melihat Giyan berdiri di sana, dengan pisau tertancap di dadanya. Janice berdiri di depannya dengan wajah penuh kebingungan."Kak ... Kak Giyan!"Saat memanggilnya, suara Miana bergetar hebat."Mia, cepat pergi!" teriak Giyan dengan panik.Janice sudah benar-benar gila, dia pasti tidak akan melepaskan Miana!Saat tersadar kembali, Janice menatap Giyan dengan matanya yang sangat merah. "Kamu tahu dia nggak mencintaimu, tapi kenapa kamu masih menyelamatkan dia? Sepadankah mengorbankan nyawamu sendiri?"Dia mencintai Henry, tetapi jika Henry dalam bahaya, dia pasti akan menolak untuk mengorbankan nyawanya!Baginya, hidup tentu saja lebih pen

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 364

    Miana tercengang.'Kebetulan macam apa yang bisa membuat Zeno terbunuh?'Janice tenggelam dalam ingatan tentang kejadian hari itu, tidak memperhatikan ekspresi Miana, dan melanjutkan ceritanya, "Kecelakaan mobil itu memang kebetulan. Pada saat itu, Zeno sadar dan mencoba merangkak keluar dari mobil. Aku mengambil ornamen yang dipajang di atas dashboard dan memukulnya hingga pingsan. Setelah aku keluar, mobil mulai terbakar. Pada akhirnya, Zeno terbakar hingga menjadi abu, sementara aku selamat! Itulah karma dari kejahatannya!" Janice terlihat sangat puas ketika mengingatnya kembali.Zeno di luar tampak lembut dan murah hati, tetapi di atas ranjang, dia adalah seorang psikopat, menggunakan berbagai alat untuk menyiksanya dan melarangnya menangis.Dia terbebas dari penderitaan itu setelah Zeno mati.Miana menatap wajah kejam Janice dengan tenang, sama sekali tidak bersimpati padanya.Zeno adalah suami yang Janice pilih sendiri. Jika Zeno adalah seorang psikopat, Janice bisa mengajukan pe

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 363

    Mata Miana berkilap sekilas, lalu dia mencibir, "Janice, Henry nggak mencintaimu! Aku mati pun, dia nggak akan melupakanku, apalagi menikahimu! Janice, akui saja, Henry nggak menganggapmu penting! Dia bersikap baik padamu hanya karena kamu seorang janda!"Sebutan "janda" berhasil menyulut kemarahan Janice. Dengan cepat, dia mengarahkan pisau ke arah jantung Miana. Sambil menyeringai gila, dia berkata, "Percaya atau nggak, kalau pisau ini masuk, tahun depan hari ini akan jadi hari peringatan kematianmu! Penyesalan terbesarku adalah berusaha keras selama bertahun-tahun untuk menikah dengan Zeno yang ternyata hanya seorang pengecut!"Pisau itu sangat tajam dan bilahnya terasa dingin, membuat mulai agak ketakutan.Begitu Janice menggila sepenuhnya, nasibnya hanya satu, yaitu mati!Miana menenangkan dirinya dan bertanya, "Kamu sudah berteman dengan Henry sejak kecil, kenapa akhirnya memilih Zeno? Apakah kematian Zeno ada hubungannya denganmu?"Dia mendengar dari Felica bahwa kematian Zeno p

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 362

    Miana mengedip-ngedipkan matanya.Hanya ada beberapa lampu kuning redup yang menerangi ruang besar dan kosong ini. Barang-barang berserakan di sekeliling, menciptakan bayangan yang berbeda-beda.Pada saat ini, Miana sudah melihat Janice.Janice berdiri di tengah gudang dan sosoknya tampak sangat kesepian dan dingin.Dia membelakangi Miana, dan sedang memainkan pisau tajam di tangannya. Bilah pisau itu berkilau di bawah cahaya redup. Setiap pisau itu bergerak, seolah-olah menandakan bencana akan segera datang.Mendengar suara langkah kaki, Janice membalikkan badannya. Dia tersenyum sinis, dan sorot matanya seakan bisa melihat ketakutan terdalam seseorang."Miana, akhirnya kamu datang." Suaranya penuh dengan ejekan. "Aku pikir mereka menipuku."Miana menekan kepanikan dan kemarahan di hatinya. Dia menatap Janice, dan setiap kata yang diucapkan seperti keluar dari sela-sela giginya, "Apa yang kamu inginkan?"Janice tersenyum dan berkata, "Tentu saja aku ingin mengirimmu menemani nenekmu!

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 361

    "Jangan menakut-nakuti dirimu sendiri! Tunggu aku datang." Suara Kevin terdengar cemas.Miana mengangguk patuk. "Oke!"Dia sebenarnya ingin mengatakan dirinya tidak takut.Namun, dia memang merasa takut!Jika orang di luar bukan gurunya, melainkan orang yang menyamar menjadi gurunya, apa tujuannya?"Jangan tutup telepon. Kalau ada apa-apa, panggil aku!" Kevin mengingatkan."Kak Kevin, kamu jangan mengebut!""Ya, aku tahu!"Miana dapat mendengar suara mesin mobil yang dinyalakan, dan rasa paniknya sudah berkurang sedikit.Kevin khawatir terjadi apa-apa dengan Miana, jadi dia mengemudi sangat cepat di sepanjang jalan.Miana melihat lagi ke layar monitor pintu, dan menemukan bahwa pria itu sudah tidak ada.Seketika itu juga dia merinding.Film-film horor yang pernah ditontonnya, meskipun sudah bertahun-tahun berlalu, sekarang teringat sangat jelas.Miana agak kesal mengapa dia memiliki ingatannya yang begitu baik.Ketika Kevin tiba, dia memeriksa setiap sudut lantai, tetapi tidak menemuka

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 360

    Janice merasa orang-orang ini tampak sangat profesional ....'Apakah mereka juga akan begitu profesional saat membunuhku?'Saat memikirkan itu, tangannya sudah diikat kembali, dan kemudian matanya ditutup dengan kain.Pandangannya seketika menjadi gelap.Kepanikan kembali memenuhi hatinya.'Apakah orang-orang ini akan melakukan sesuatu padaku?'Pada saat ini, dia mendengar salah satu pria berbicara.Pria itu sedang mengingatkan yang lain, "Aku pergi dulu, kalian awasi dia baik-baik, jangan biarkan dia kabur."Janice berpikir bahwa dia tentu tidak akan kabur sebelum Miana datang.Dia ingin melihat Miana mati dengan mata kepalanya sendiri!Setelah itu, dia baru akan merasa tenang!....Setelah menutup telepon dari Janice, Miana pergi ke ruang kerjanya.Saat membuka brankas, dia melihat kotak yang diberikan oleh Kakek waktu itu.Kemudian, dia meletakkan kotak di tangannya ke dalam brankas.Ketika dua kotak itu diletakkan berdampingan, mereka tampak agak mirip.Menyadari hal itu, Miana ter

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 359

    Janice mulai panik karena tidak mendengar jawaban.Dia tidak ingin mati.Dia ingin hidup.Karena itulah dia akan mengorbankan Miana."Kalian, kenapa nggak bicara? Apakah kalian nggak tahu rupanya? Aku punya fotonya di ponselku. Kalau kalian berikan ponselku, aku bisa menunjukkannya pada kalian!" seru Janice dengan suara yang terdengar agak cemas.Ini adalah kesempatan terakhirnya, dia harus memanfaatkannya dengan baik!Jika dia tidak bisa melarikan diri, dia akan menyeret Miana bersamanya.Jika dia bisa melarikan diri, dia akan membuat Miana mati di sini! Satu mayat, dua nyawa menghilang! Memikirkannya saja sudah membuatnya senang!Intinya, selama orang-orang ini bisa membawa Miana ke sini, dia bisa membuat Miana mati!Jika Miana mati, semua masalah yang menghalanginya akan otomatis terselesaikan."Oke! Kami hanya percaya padamu sekali! Lepaskan tangannya!" Mendengar akhirnya ada yang menjawabnya, Janice merasa sangat senang di dalam hatinya.Setelah ikatan di tangannya dilepas, dia me

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 358

    Miana merasa bersyukur dia sudah tidak mencintai Henry. Jika tidak, mendengar kata-kata seperti itu akan sangat menyakitkan hatinya.Kevin melihat Miana melamun, lalu bertanya, "Kamu baik-baik saja?""Aku baik-baik saja, ayo kembali makan!" Miana tersenyum pada Kevin.Kevin mengangguk, dan mereka kembali ke ruang VIP mereka.Setelah mereka duduk kembali, Dina pun bertanya, "Melihatmu seperti ini, apakah ada kabar baik yang ingin kamu sembunyikan dari kami?"Ucapan Dina penuh dengan canda, tetapi membuat hati Miana berdebar. Dia menggelengkan kepalanya dengan tegas, seolah berkata pada dirinya sendiri bahwa dia tidak boleh mengatakan yang sebenarnya sekarang."Nggak ada. Bu Dina sudah salah paham," ujar Miana dengan tegas. Dia tahu bahwa dia akan terjebak dalam banyak masalah jika berita kehamilannya tersebar. Di dunia yang rumit seperti ini, lebih baik berhati-hati agar hidup lebih aman.Melihat sikap Miana, Dina tersenyum dan tidak bertanya lagi. Dia menepuk kursi di selebahnya, mengi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status