Share

Bab 6

Penulis: Helena Ayu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-23 11:04:38
Mendengar suara tersebut, Wiley segera menaikkan sekat partisi mobil.

Henry memandang wanita dalam pelukannya, seakan-akan telah tersihir, dan menundukkan kepalanya untuk mencium bibir wanita itu.

Miana teringat adegan Henry mencium Janice di kamar rawat hari ini, merasa sedikit mual, dan mendorong Henry, dia menutup mulutnya dan muntah kering.

Mendengar suara muntah Miana, raut wajah Henry langsung menggelap.

"Miana, apa maksudmu!"

'Aku menciumnya, tapi dia malah muntah?'

Miana segera mengambil tisu dan menyeka mulutnya. Kemudian, dia mengangkat kepalanya, menatap Henry dengan mata merah dan berseru, "Kita akan bercerai, nggak pantas melakukan hal seperti ini!"

Henry mengangkat dagu Miana, memaksa Miana untuk menatapnya. "Janji yang kamu buat belum terpenuhi, 'kan? Sekarang belum saatnya kita bicara tentang perceraian!"

Miana menatap wajah tampan pria di depannya, tertawa kecil dan berkata, "Aku pasti akan menyelesaikan hal itu sebelum fajar besok!"

Henry begitu ingin segera membersihkan reputasi Janice hanya karena Janice pernah memenangkan penghargaan, telah bersinar di atas panggung.

Dibandingkan dirinya, meskipun merupakan seorang pengacara perceraian terkenal di Kota Jirya, di mata Henry, pekerjaannya ini hanya sekadar untuk mencari nafkah, jadi Henry tidak peduli sama sekali dengan situasinya.

"Semoga kamu bisa menepati janjimu!" Henry tiba-tiba terlihat sedikit marah. 'Wanita ini sungguh keras kepala. Karena dia nggak kembali memohon padaku, kita lihat dia bisa berlagak sampai kapan.'

"Aku tentu akan menepatinya, kalau nggak, apa aku masih bisa hidup dengan damai kalau kamu yang turun tangan?" Sekalipun Miana merasa sedih, senyumannya makin terlihat cerah.

Selama tiga tahun pernikahan, dia telah merawat dan memperhatikan Henry dengan penuh kasih. Dia berpikir bahwa sedingin-dinginnya hati seseorang akan ada saatnya terhangatkan. Namun, tidak dengan Henry, yang sampai sekarang tetap bersikap begitu kejam padanya.

"Bagus kalau kamu tahu! Pokoknya, jangan bermain trik di depanku!" Henry entah mengapa merasa tidak nyaman saat melihat senyuman Miana itu.

"Bagaimana mungkin aku berani bermain trik dengan Pak Henry!" balas Miana sambil tersenyum.

Wajahnya tersenyum, tetapi hatinya berdarah.

Sudah seharusnya dia menyerah.

"Aku tentu tahu kamu nggak berani!" Henry mendengkus. Entah mengapa, dia merasa sikap Miana saat ini membuatnya tidak senang.

Miana menoleh ke samping, terlihat pantulan wajah pria itu di kaca jendela mobil.

Dia harus mengakui bahwa pria itu memang tampan.

Tidak heran begitu banyak wanita di Kota Jirya mengaguminya.

Sayang sekali, para wanita itu tidak ada yang bisa memenangkan hatinya.

Terkadang Miana sungguh mengagumi Janice karena mampu membuat pria seperti Henry hanya memikirkannya.

Suara dering ponsel memecah keheningan.

Henry mengeluarkan ponselnya, Miana pun melihat sekilas nama Janice muncul di layar ponsel itu dengan foto latar belakang Janice yang tersenyum cerah, ini membuat hatinya sedikit tidak nyaman.

"Ada apa?" ​​Henry melembutkan suaranya.

"Henry, bukankah kamu berjanji untuk datang dan makan malam bersamaku? Kenapa kamu belum datang?" Janice selalu bersikap manja di depan Henry.

Dia bisa bersikap seperti itu karena memang dimanjakan.

Volume ponsel Henry sangat keras, jadi Miana dapat mendengarnya dengan jelas. Hatinya saat ini terasa seperti tersumbat kapas, sedikit tidak nyaman, dan dia segera memalingkan wajahnya, melihat pohon-pohon di luar jendela.

Sebelum berumur enam tahun, dia juga dimanjakan oleh orang tuanya dan menjalani kehidupan yang sangat bahagia.

Suatu hari ketika dia berusia enam tahun, adik perempuannya yang berusia lima tahun mengajaknya keluar untuk membeli permen kapas. Namun, entah bagaimana, adiknya tersesat dan menghilang. Keluarganya telah menggunakan semua koneksi yang ada, tetapi tetap tidak berhasil menemukan adiknya.

Sejak hari itu, hari-harinya di rumah bagaikan neraka.

Tidak peduli seberapa bagus nilai ujiannya, berapa banyak piala, medali, atau beasiswa yang dia menangkan, orang tuanya tidak akan pernah memandangnya.

Mereka membencinya karena dia telah membuat putri kesayangan mereka menghilang.

Ketika dia berumur tujuh belas tahun, orang tuanya akhirnya menemukan adik perempuannya.

Dia pikir hidupnya akan menjadi lebih baik.

Namun, untuk menebus rasa bersalah mereka kepada si adik yang tidak mendapatkan kasih sayang, orang tuanya pun sangat memanjakan adiknya. Sementara dirinya, dia menjadi orang yang harus menebus dosa di depan adiknya.

Tiga tahun lalu, setelah menghadiri sebuah pesta, entah bagaimana dia tidur di kasur yang sama dengan Henry.

Kemudian, dia pun menikah dengan Henry.

Pada awalnya, dia punya banyak harapan pada pernikahan ini. Dia berusaha keras untuk belajar bagaimana merawat Henry dengan baik.

Namun, baru sekarang dia sadar bahwa hubungan antara dia dan Henry mirip dengan hubungannya dengan keluarganya.

Tidak peduli seberapa hebat dia, tidak peduli seberapa banyak dia berkorban, mereka tidak akan pernah memperhatikannya, apalagi menyukainya.

"Kakek meneleponku, memintaku pulang untuk makan malam bersama. Kalau kamu ingin ikut, aku akan mengirim seseorang untuk menjemputmu."

"Aku ingin kamu yang menjemputku!" Suara manja Janice terdengar di ujung ponsel.

Miana merasa sedikit sesak di dadanya.

Memang benar mereka yang dimanjakan tidak akan takut apa pun.

"Aku akan mengirim seseorang untuk menjemputmu, dengarkan aku ya!" Nada suara Henry tanpa dia sadari terdengar sedikit penuh kasih.

Miana membuka jendela mobil, suara deru angin yang masuk ke telinganya menutupi suara Henry, ini membuat rasa sakit di hatinya lumayan berkurang.

Henry menutup telepon, mengernyit sambil menatap sisi wajah wanita di sampingnya.

"Miana, apa yang kamu lakukan!"

'Bisa-bisanya buka jendela di cuaca dingin seperti ini.'

'Wajah pun akan mati rasa karena kedinginan.'

Miana menutup jendela mobil, menoleh ke arah Henry dan berkata, "Kakek nggak menyukai Janice, kalau Janice datang, tekanan darah Kakek mungkin akan naik."

Dia tidak berhak mencegah Janice datang, jadi hanya bisa mengingatkan Henry dengan cara ini.

"Kamu yang nggak ingin bertemu Janice, jadi sengaja menggunakan Kakek sebagai alasan! Miana, cemburu ada batasnya!" seru Henry sambil menelepon seseorang.

Miana pun tidak mengatakan apa-apa lagi.

Dia bermaksud baik mengingatkan, tetapi Henry malah mengatainya sedang cemburu.

'Terserah saja,' pikir Miana di dalam hatinya.

Kemudian, sepanjang perjalanan, Henry sibuk melakukan rapat panggilan video.

Miana kehilangan minat untuk memandang Henry, dia pun bersandar di sandaran kursi, menutup matanya untuk beristirahat, dan pada akhirnya tertidur.

Mobil terus melaju menuju rumah lama.

Setelah menutup laptop, Henry mengusap-usap keningnya.

Dia saat ini baru menyadari bahwa Miana tertidur. Melihat ini, dia tanpa sadar mengatup-ngatupkan bibirnya.

Kecantikan Miana memang tidak diragukan. Meskipun sedang tidur, tanpa sepasang mata yang indah itu, Miana tetap saja sangat cantik.

Henry tiba-tiba teringat bahwa selama tiga tahun pernikahan mereka, dia belum pernah melihat wajah Miana yang sedang tidur.

Setiap malam, tidak peduli seberapa larut atau lelahnya , Miana akan mandi, mengoleskan losion badan, merawat kulit wajahnya., dan kadang-kadang pergi ke ruang kerja untuk menyiapkan berkas kasus yang akan dibawa ke pengadilan keesokan harinya.

Pada saat Miana naik ke kasur, Henry sudah tertidur.

Di pagi hari, Miana akan bangun pagi-pagi untuk menyiapkan sarapan, memilih pakaian yang akan Henry kenakan hari itu, menyetrikanya dan meletakkannya di samping kasur. Saat Henry bangun, kasur di sebelahnya sudah dingin.

Henry mengerutkan kening.

Setelah dihitung-hitung, waktu tidur Miana sehari hanya lima jam.

Meskipun begitu melelahkan, dia tetap menolak ketika disuruh berhenti bekerja dan menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya.

Pada saat ini, pintu mobil terbuka dan suara Janice terdengar, "Henry, cepat turun dan masuk bersamaku. Aku khawatir Kakek akan memarahiku!"

Janice mengulurkan tangan untuk menarik Henry keluar.

"Tunggu sebentar." Henry sadar kembali dari lamunannya. Dia melepaskan tangan Janice, melepas mantelnya dan menutupi Miana dengan mantel itu sebelum dia keluar dari mobil.

Melihat tindakan Henry itu, terpancar sekilas rasa kebenciannya.

Wiley menatap kedua orang itu pergi sambil berpikir, 'Selama tiga tahun ini, Pak Henry akan memintaku menyiapkan hadiah untuk istrinya. Aku selalu berpikir bahwa istrinya memiliki tempat istimewa di hatinya!'

'Sekarang aku tiba-tiba ragu dengan penglihatanku sendiri, apa aku perlu memeriksanya ke dokter mata?'

'Pak Henry begitu dingin terhadap istrinya, sama seperti terhadap orang lain, jadi apanya yang istimewa?'

Pada saat ini, kepala pelayan tiba-tiba datang dengan tergesa-gesa dan berteriak, "Nyonya, cepat turun dari mobil, Pak Eddy pingsan!"

Bab terkait

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 7

    Kakak ipar dan adik ipar begitu dekat dan mereka tidak takut dibicarakan orang.Wiley hendak menghentikan kepala pelayan, tetapi mendapati Miana yang duduk di kursi belakang sudah membuka pintu dan keluar dari mobil.Mendengar ucapan kepala pelayan tadi, Miana sudah bisa menebak bahwa pingsannya Kakek disebabkan oleh kemunculan Janice.Miana sudah mengingatkan Henry sebelumnya, tetapi Henry tidak memercayainya.Sekarang Kakek pingsan karena marah, dia pun bertanya-tanya bagaimana perasaan Henry saat ini.Mungkin saja Henry tidak merasakan apa-apa.Lagi pula, Henry tidak peduli pada siapa pun kecuali Janice.Ketika kepala pelayan melihat Miana, dia menjadi sedikit emosional sampai tanpa sadar suaranya meninggi, "Nyonya, cepat ikut saya!"Miana mengikutinya sambil bertanya, "Sudah panggil dokter keluarga?""Sudah, butuh dua puluh menit untuk bisa tiba.""Sudah buka jendelanya untuk ventilasi?""Semua jendela sudah dibuka."Miana mengerutkan bibirnya, lalu mempercepat langkahnya.Saat tib

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 8

    Eddy hampir mati berdiri karena marah mendengar pertanyaan Henry.Henry terkenal di dunia bisnis karena kecerdasannya.Namun, setiap kali berbicara tentang Janice, dia seperti tidak menggunakan otaknya.Miana dengan tenang menyendok semangkuk sup untuk Eddy, lalu meletakkannya di depannya sambil berkata dengan lembut, "Kakek, minumlah sup dulu."Eddy mengambil mangkuk itu dan menyesap sup di dalamnya. Amarahnya mereda. Setelah meletakkan mangkuk itu, dia kembali menatap Henry dengan tajam dan berkata, "Karena kamu menanyakan itu, aku akan beri tahu kamu alasannya.""Mia selalu memasak untukku setiap kali dia datang kemari, dia juga tahu apa yang aku suka makan, kalau ada ikan, dia akan memilah tulang ikan untukku. Mia sangat memperhatikanku!""Sedangkan Janice? Setiap kali dia hanya duduk di sofa, berlagak menjadi nona besar dan membiarkan para pembantu melayaninya. Semua pembantu di rumah harus memprioritaskannya, siapa yang akan menjagaku!"Saat mengatakan itu, raut wajah Eddy sudah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 9

    Suara Miana membuat Henry terangsang dan dia pun memeluk pinggang Miana dengan erat, seakan-akan ingin meremasnya ke dalam tubuhnya."Miana, kamu juga menginginkanku, 'kan? Ayo, panggil aku 'Sayang', aku ingin mendengarnya."Keduanya telah menikah selama tiga tahun, hampir setiap hari mereka melakukan hubungan intim. Bagaimana membuat Miana terangsang, membuat Miana merasa sangat nikmat, Henry paling tahu.Oleh karena itu, dia mampu membuat Miana merasakan sesuatu dalam waktu singkat setiap saat, bahkan tidak sabar untuk mengundangnya.Dia belum melakukannya dengan Miana selama dua hari, jadi dia tentu ingin melakukannya.Sekarang, wanita lembut itu berada dalam pelukannya, dia tentu tidak ingin melepaskannya.Selain itu, dia belum pernah melakukannya di luar, jadi ingin mencobanya.Miana menggigit bibirnya erat-erat, tidak ingin mengeluarkan suara yang memalukan.Henry terlihat dingin dan mulia di luar, tetapi memiliki selera buruk ketika berada di atas kasur, dia suka sengaja menyiks

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 10

    Mendengar itu, Janice marah sekali dan hanya bisa berkata, "Miana memanggilmu, cepat pergilah, jangan khawatirkan aku!""Aku minta sopir mengantarmu ke rumah sakit dulu, aku akan segera menyusul." Henry kemudian menggendong Janice masuk ke mobil dan meminta sopir untuk mengemudi.Janice yang duduk di dalam mobil memperhatikan sosok Henry yang makin menjauh, lalu mengepalkan tangannya erat-erat.'Tua bangka itu!''Suatu hari nanti, aku ingin melihatmu mati di depan mataku!'Henry masuk ke rumah setelah mengantar Janice pergi.Di ruang tamu, Miana sedang duduk di sofa sambil makan buah, berbincang dengan Pak Agam, suasana begitu harmonis.Melihat itu, Henry menghentikan langkahnya.'Hubungan Miana dengan orang-orang di rumah lama begitu baik, tapi kenapa dia selalu ingin berseteru dengan Janice?'Melihat Henry datang, Miana memasukkan buah ke dalam mulutnya sambil menunjuk ke lantai dua dan berkata "Kakek sedang menunggumu di ruang kerja."Miana tidak tahu apa yang ingin dibicarakan Kake

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 11

    Eddy mendengkus dingin dan berkata, "Aku nggak akan bertaruh denganmu! Lagi pula, kalau Mia nggak menginginkanmu lagi, jangan datang mencariku! Malu-maluin!"Setelah mengatakan itu, dia bangkit berdiri dan berjalan ke pintu.'Henry dengan angkuh berpikir kalau Miana nggak akan pernah meninggalkannya. Suatu hari nanti, dia pasti akan menyesalinya!'Henry mengangkat alisnya, mengambil map dokumen dan berjalan keluar.Pada saat ini, Miana sudah turun ke bawah.Melihat raut wajah Miana, Pak Agam sedikit khawatir dan bertanya, "Apa Nyonya nggak enak badan? Kenapa wajah Nyonya terlihat begitu pucat?"Miana menggeleng dan menjawab, "Aku baik-baik saja."Perkataan Henry tadi sangat melukai hatinya."Duduklah sebentar, saya akan ambilkan segelas air," ujar Pak Agam, lalu segera pergi mengambilkan air minum untuknya.Eddy dan Henry turun bersama, mereka melihat Miana sedang duduk di sofa. Eddy pun berkata, "Sudah larut dan di luar dingin, kalian menginap saja di sini untuk semalam. Kamar selalu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 12

    Henry mengernyit dan bertanya dengan suara rendah, "Apa yang terjadi!""Miana membeli tren tagar, mengatakan kalau penghargaan penari yang kudapatkan itu karena ada orang dalam! Juga mengatakan bahwa aku dinafkahi oleh seorang investor dan ayah dari bayi yang aku kandung ini adalah anak investor itu! Sekarang reputasiku hancur, aku nggak akan pernah bisa untuk berdiri di atas panggung lagi! Masa depanku, hidupku, semuanya menjadi gelap! Apa gunanya aku hidup!"Janice berteriak histeris.Ekspresi Henry langsung berubah masam. "Tren tagar? Apa yang terjadi?" tanyanya.Henry sama sekali tidak tahu hal itu."Tanya Miana! Dia yang melakukannya, dia pasti tahu!" teriak Janice, bahkan melalui telepon bisa merasakan kemarahannya."Baiklah, jangan emosi, aku akan tanya padanya." Setelah mengatakan ini, Henry pun menutup telepon.Miana awalnya berencana untuk memejamkan matanya sebentar, beristirahat, tetapi ketika dia mendengar percakapan antara Henry dan Janice, kelopak matanya langsung berked

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 13

    Miana memalingkan wajahnya untuk menghindari tangan pria itu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Aku adalah istri Henry Jirgan, sebelum kamu bertindak, sebaiknya pikirkan baik-baik apakah kamu bisa menanggung konsekuensi menyinggung Henry!"Di situasi genting seperti ini, Miana terpaksa menggunakan nama Henry.Di Kota Jirya, Henry dikenal dan ditakuti sebagai orang yang tidak berperasaan.Ada rumor mengenai Henry merupakan orang yang kejam dan berdarah dingin.Orang-orang ini pasti takut pada Henry dan mungkin akan melepaskannya."Semua orang di Kota Jirya tahu kalau pasangannya Henry adalah Janice, nggak pernah ada yang tahu kalau Henry sudah menikah! Cantik, berhenti membodohi kami, oke?" Pria itu meraih dagu Miana dengan kuat dan mengangkatnya, dia lalu tersenyum jahat dan berkata, "Kamu berlama-lama di sini, apa karena ingin aku yang menggendongmu masuk ke mobil?"Miana mengertakkan gigi dan berseru, "Aku nggak berbohong, aku benar-benar istri Henry! Kalau kalian nggak percaya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 14

    Tepat ketika tangan pria itu hendak merogoh gaunnya, beberapa jeritan terdengar dan membuat tangan pria itu gemetar ketakutan.Melihat kesempatan itu, Miana segera berteriak "Tolong aku!"Detik berikutnya, pria yang sedang menindihnya ditarik dengan kasar dan sebuah jaket pria menutupi tubuh Miana.Aroma kayu yang dingin pun tercium olehnya, membuat Miana yang sebelumnya gugup menjadi tenang."Tutup matamu dan jangan lihat!"Suara lembut seorang pria terdengar olehnya.Miana refleks melirik pria itu."Kak Giyan?"Dia sedikit tidak percaya dengan apa yang dia lihat.Bagaimana bisa kebetulan seperti ini?"Ya, ini aku, tenanglah dan tutup matamu, aku akan menggendongmu ke mobilku." Mata hitam Giyan penuh kelembutan, begitu pula dengan suaranya.Miana menggigit bibirnya, ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak ada kata-kata yang keluar, jadi dia menutup matanya dengan patuh.Suara teriakan kesakitan sewaktu-waktu terdengar olehnya.Miana refleks mengepalkan tangannya dan berkata pelan, "Kak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23

Bab terbaru

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 218

    "Sudahlah, jangan bicara lagi, aku akan membawamu ke UGD!" ujar Henry dengan suara lembut. Saat melihat Miana masih berdiri di sana, raut wajahnya menjadi dingin dan berkata dengan ketus, "Tunggu di luar, jangan coba-coba menghindari tanggung jawabmu!"Ketika Miana mendengar kata "anak kita," hatinya ternyata masih terasa sakit. Dia menarik napas dalam-dalam, menenangkan emosinya dan berkata, "Henry, bukan aku yang mendorongnya! Ada kamera CCTV di sini, kamu bisa mengeceknya!""Nggak perlu itu, aku percaya dengan apa yang kulihat sendiri! Miana, kalau terjadi sesuatu pada bayi di perutnya, aku akan membuatmu mati bersamanya!" bentak Henry sambil menatap tajam Miana.Miana menarik napas panjang, bibirnya bergerak-gerak, tetapi pada akhirnya dia tidak mengatakan apa-apa.Jika terjadi sesuatu pada bayi di perut Janice, dia juga akan merasa bersalah.Bagaimanapun, perkataannya yang telah memprovokasi Janice hingga terjatuh.Dokter dengan cepat datang. Setelah melihat pintu UGD tertutup, Mi

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 217

    Miana tertawa dan terlihat senyuman melengkung di sekitar matanya. "Dia mencintaimu tapi nggak menikahimu, malah membuatmu menjadi pelakor, benar-benar pria berengsek!"Dulu, dia akan bersedih cukup lama ketika Janice mengatakan hal seperti itu di depannya.Kini, dia hanya menganggap Henry sebagai mitra kerja, bukan kekasih seumur hidup. Bisakah dia menuntut seorang mitra kerja untuk setia dan berkomitmen hanya padanya?Tentu saja tidak!Oleh karena itu, dia tidak merasakan apa-apa setelah mendengar Janice mengatakan itu."Kalau bukan kamu nggak tahu malu masuk ke ranjangnya, Henry nggak akan menikahimu!" Tiga tahun lalu, saat dia mendengar Henry akan menikahi Miana, hatinya seperti ditusuk ribuan panah. Bahkan, sekarang masih terasa sakit ketika mengingatnya kembali.Dia berpikir bahwa Henry akan menunggu dan setia padanya seumur hidup.Dia tidak menyangka, tanpa persiapan sedikit pun dia mendapatkan kabar pernikahan Henry.Makanya, dia membenci Miana selama tiga tahun!Berkali-kali i

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 216

    Seketika, pipi Miana terasa panas. Dia mengangkat kepalanya, menatap mata Janice yang penuh dengan kemarahan. Kemudian, dia berdiri sambil mengusap wajahnya.Tingginya lebih dari Janice, saat ini dia menatapnya dari atas, tersenyum dingin, "Hubungan suami istri antara aku dan Henry, apa urusanmu!""Dasar jalang! Nggak tahu malu!" seru Janice, lalu hendak menampar Miana lagi. Namun, pergelangan tangannya ditahan oleh Miana. Sorot mata Miana menjadi dingin, lalu dengan cepat membalas menampar wajah Janice. "Bisa-bisanya kamu mengumpatku jalang, sungguh nggak tahu malu! Janice, jangan lupa Henry masih suami sahku! Apakah kamu sekarang berhalusinasi karena sudah terlalu lama menjadi pelakor?"Biasanya, ketika dia melihat berita tentang Henry dan Janice masuk tren tagar, dia berusaha untuk tidak peduli dan tidak membiarkan dirinya menghabiskan energi, pikiran, dan emosinya sendiri.Bagaimanapun, dia harus menghargai hidupnya sendiri.Tidak layak menyia-nyiakan hidupnya untuk orang yang tida

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 215

    Miana membantu Henry turun dari mobil. Seluruh beban tubuh Henry bertumpu padanya.Ketika masuk ke dalam lift, Miana sudah berkeringat deras.Henry bersandar di dinding lift dan memandangnya.Wajah Miana terlihat begitu merah, seperti baru saja selesai berolahraga.Meskipun demikian, kecantikannya tetap terjaga, membuat suasana hati Henry sedikit lebih baik.Sampai di lantai atas, Henry masuk ke UGD.Sebenarnya ,,,,Dia perlu masuk ke sana.Namun, pihak rumah sakit takut terjadi sesuatu pada Henry.Setelah pintu ruang gawat darurat tertutup, Miana duduk di kursi dan menghela napas panjang.Sepanjang jalan menuju UGD, Henry seperti tidak punya tulang, bersandar padanya dan hampir membuatnya kelelahan.Tepat ketika Miana ingin istirahat sebentar, ponselnya berdering. Dia pun mengeluarkan ponselnya, mendapati panggilan dari Sherry. Dia segera teringat bahwa hari ini dia tidak jadi menginap di rumah sakit, lalu segera mengangkatnya, "Sher, dengarkan aku ....""Mia, kamu memukul Henry sampa

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 214

    "Henry, kamu turun dulu, aku akan parkir mobilnya." Miana berusaha membuat suaranya terdengar alami.Henry mengangkat alisnya dan bertanya, "Kamu yang memukulku, nggak mau bertanggung jawab?"'Dia jelas-jelas nggak ingin menemaniku.''Ingin melarikan diri.''Nggak semudah itu!'"Mana ada!" Miana membantah dengan keras.Dia hanya merasa canggung.Bukan tidak mau bertanggung jawab!"Kalau begitu, aku ikut kamu parkir mobil dulu!" ujar Henry dengan tenang, dia tidak peduli dengan orang-orang yang sedang menunggunya di luar.Miana menggigit bibirnya dan membujuk lagi, "Cepat turunlah, darahmu sudah keluar begitu banyak."'Pria ini benar-benar manja!''Kenapa harus aku temani?'"Miana, jujur saja, kamu nggak mau bertanggung jawab padaku, 'kan?" Makin dilihat ekspresi Miana, dia makin yakin Miana ingin melarikan diri.Dia tentu saja tidak akan membiarkan Miana kabur!"Sudah, jangan bicara lagi, turun mobil sekarang!" Miana mematikan mesin, membuka pintu dan turun dari mobil.Miana berpikir,

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 213

    Sebenarnya, jika Henry sedikit saja lebih memperhatikannya, Henry akan menyadari bahwa bulan lalu dia tidak datang menstruasi."Apakah kamu menyalahkanku karena kurang memperhatikanmu?" Henry menutupi dahinya, tetapi darah terus mengalir. Suasana hatinya sedang buruk.Ingin melakukan hubungan intim dengan istri sahnya, tetapi dahinya malah terluka karena dihantam istrinya. Jika kejadian ini tersebar, dia pasti akan kehilangan muka.Miana melirik dahi Henry sejenak. Dia tidak ingin lagi berdebat dengannya, jadi segera berbalik dan berjalan ke ruang ganti.Tidak lama kemudian, dia keluar mengenakan pakaian kasual. Penampilannya terlihat muda dan imut.Dia berjalan ke arah Henry, mengambil jubah mandi dari tempat tidur dan membantu Henry memakaikannya. "Dahimu berdarah terlalu banyak, nggak perlu ganti baju, pakai ini saja."Henry mengatup-ngatupkan bibirnya sebelum berkata, "Kamu ingin aku keluar tanpa pakaian dalam? Nyonya Jirgan, apa maksudmu?"Miana seketika tersipu malu. Dia segera m

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 212

    Tubuh Miana menegang, "Henry, aku nggak mau!""Aku nggak akan melakukannya, hanya membuatmu nyaman, bagaimana? Nggak suka?""Nggak nyaman, aku ingin tidur!" Suara Miana terdengar cemas, dia berpikir apa yang harus dia lakukan jika Henry memaksanya?"Aku sudah melayanimu seperti ini, kamu masih merasa nggak nyaman. Nyonya Jirgan, kamu sedang berbohong." Jemari Henry memilin daging di tubuh Miana dengan perlahan, lalu dia membisikan kata-kata vulgar di samping telinga Miana.Miana segera mendorong Henry, lalu menggulingkan tubuhnya ke di tempat tidur.Karena khawatir dengan perutnya, dia tidak berani berguling ke lantai.Sekarang, jaraknya dengan Henry sudah sedikit lebih jauh.Henry menyipitkan matanya, menatap Miana dengan emosi yang tidak dapat dijelaskan dengan jelas.'Dia memang menolak berhubungan intim denganku.''Apakah karena Giyan?''Apa yang mereka bicarakan saat dia menemui Giyan tadi?'Miana sedikit panik karena ditatap seperti itu oleh Henry, dia buru-buru bangkit dan henda

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 211

    Ada sedikit tangisan dalam suara Janice, membuat orang lain merasa kasihan padanya.Yosef menebak sendiri apa yang telah terjadi dan dengan yakin menyimpulkan bahwa semuanya karena Miana!Sepertinya, dia harus menemui Miana dan memperingatkannya.Jika tidak berhasil, dia akan mengambil tindakan langsung.Dia mencoba menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik sebelum mengambil tindakan keras."Janice, kalau kamu ada masalah, beri tahu aku, pasti akan kubantu! Aku nggak akan memaksamu kalau kamu nggak mau. Baiklah, kamu istirahatlah, aku pergi dulu," ujar Yosef, lalu berbalik dan pergi.Setelah mendengar pintu kamar tertutup, Janice baru membalikkan badannya. Dia kemudian membuka perban di pergelangan tangannya. Sebenarnya, lukanya tidak dalam dan darah di perban itu dia tambah sendiri.Dia tentu hanya berpura-pura mencoba bunuh diri.Meskipun terluka, lukanya tidak serius dan akan sembuh dengan cepat.Namun, setelah melakukan bunuh diri pun, dia tidak bisa membuat Henry menemaninya lagi

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 210

    Yosef mengernyit, rasa sedihnya kepada Janice makin bertambah. Dia membungkuk dan memeluk Janice lagi, lalu berkata, "Kalau kamu benar-benar nggak punya tempat tinggal, aku punya rumah di Kompleks Raffles, dekat dengan Firma Hukum Astera. Nanti kamu bisa jalan kaki ke tempat kerja, aku juga akan mencari dua pembantu untuk menjagamu. Janice, tenang saja, aku nggak akan membiarkanmu hidup menderita!"Yosef sangat emosional saat mengatakan itu.Dia benar-benar sangat peduli pada Janice.Jika bisa, dia akan memberikan semua yang dimilikinya kepada Janice.Yosef tidak bisa melihat wajah Janice yang sedang dia peluk, dan pada saat ini, sudut bibir Janice sedikit terangkat.Namun, Janice segera berhenti tersenyum, lalu dengan hati-hati berkata, "Hubunganku dengan Miana sangat buruk. Terakhir kali, dia menyewa provokator untuk mencemarkan reputasiku di sosmed. Kamu pasti juga sudah mendengar kejadian ini. Kalau aku tinggal di tempatmu dan dia tahu, dia pasti akan melecehkanku lagi di sosmed. A

DMCA.com Protection Status